Anda di halaman 1dari 9

Vol.19 No.

1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

PEMANFAATAN CANGKANG DAN SERABUT SAWIT SEBAGAI BAHAN


BAKAR PADA PLTU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK
MASYARAKAT KABUPATEN BUNGO

Oleh :
Erhaneli* Elsi Alfionita Syawal**
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Padang
erhanelimarzuki@gmail.com

Abstract
Kabupaten Bungo merupakan suatu daerah yang memiliki lahan perkebunan sawit ± 169.111 Ha. Hal ini
berpeluang besar memanfaatkan cangkang dan serabut sawit sebagai bahan bakar pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Bungo.
Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah daya yang dapat dihasilkan dari cangkang dan serabut sawit
yang nantinya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Bungo. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan diperoleh potensi daya yang dihasilkan dari cangkang sawit sebesar
21.397,565 MW/tahun dengan menggunakan cangkang sawit sebanyak 49.214.400 kg, dan potensi daya
yang dihasilkan serabut sawit sebesar 49.214,4 MW/tahun dengan menggunakan serabut sawit sebanyak
127.957.440 kg, daya ini dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sebesar 3.135,911588 MW/tahun di
Kabupaten Bungo. Potensi daya yang bisa digunakan pada PLTU untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat Kabupaten Bungo adalah 8 MW/jam yang bersumber dari cangkang sawit sebesar 2,4 MW
dengan menggunakan cangkang sebanyak 5.520 kg dan serabut sawit sebesar 5,6 MW dengan menggunakan
serabut sebanyak 14.560 kg .Biaya pembangkit yang diperlukan pada PLTU untuk memenuhi kebutuhan
listrik masyarakat Kabupaten Bungo adalah Rp 2.964/kWh dan jumlah air yang dibutuhkan pada PLTU
tersebut adalah 48.481.193,15 kg.

Kata kunci : Cangkang dan Serabut Sawit ,PLTU, Kebutuhan Listrik Muaro Bungo

1. PENDAHULUAN
bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Pada saat ini, krisis energi listrik (PLTU) ialah serabut sawit dan cangkang
terjadi di Indonesia padahal kebutuhan energi sawit.
listrik di Indonesia semakin meningkat Dilihat dari peneliti-peneliti terdahulu
seiring dengan pertumbuhan penduduk. diantaranya Bambang Sunarwan (2013)
Krisis energi listrik yang terjadi dikarenakan dalam penelitiannya “ Pemanfaatan Limbah
semakin menipisnya sumber energi Sawit Untuk Bahan Bakar Energi Baru dan
konvensional dan banyak pembangkit tenaga Terbarukan. Hasil penelitiannya menyatakan
listrik di Indonesia menggunakan bahan bahwa tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
bakar fosil sebagai bahan bakar utamanya. memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan
Sebagai solusinya dapat memanfaatkan bakar nabati (BBN). TKKS bisa diolah
sumber-sumber energi alternatif yang dapat menjadi bioetanol dan bahan bakar
menjadi bahan bakar substitusi yang ramah pembangkit listrik tenaga biomasa (PLT
lingkungan, efektif, efisien, dan dapat diakses Biomassa) dapat membangkitkan listrik
oleh masyarakat luas. Selain itu, sumber sebesat 6,33 MW.
energi alternatif tersebut idealnya berasal dari Harris (2013) telah melakukan kajian
sumber energi yang bisa diperbarui. Salah tentang Studi Pemanfaatan Limbah Padat
satu potensi energi yang dapat diperbarui dari Perkebunan Kelapa Sawit pada PLTU 6
adalah energi biomassa limbah kelapa sawit. MW di Bangka Belitung. Hasil penelitiannya
Bila dikelola dengan baik limbah menyatakan bahwa limbah padat dari
kelapa sawit dapat digunakan sebagai energi perkebunan kelapa sawit berupa cangkang
alternatif pengganti batu bara yang bisa dan serabut dapat dimanfaatkan sebagai
digunakan sebagai bahan bakar pada sumber energi alternatif pada PLTU.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Cangkang memiliki kandungan energi
Limbah sawit yang dapat digunakan sebagai sebesar 4115 kkal/kg dan fibre sebesar 3500

DOI 10.21063/JM.2017.V19.1.10-18
© 2017 ITP Press. All right reserved. 10
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

kkal/kg. Cangkang dan fibre dimanfaatkan Tabel 2.2 Data perkebunan di Kabupaten
sebagai bahan bakar pada PLTU 6 MW. Bungo
Valdo Sihombing (2014) telah
melakukan kajian tentang Analisis
Perhitungan Ekonomi dan Potensi
Penghematan Energi Listrik pada
Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Pabrik
Kelapa Sawit PT. X. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa faktor kebutuhan oleh
generator 1800 KW sebesar 57,3%.
Penghematan pada rugi-rugi boiler dengan
menggunakan economizer dapat
menghasilkan penghematan sebesar
Rp.116.000.000 pertahunnya dengan payback
periode 1,7 tahun. Berdasarkan tabel diatas, dapat diamati
Kabupaten Bungo merupakan suatu bahwa potensi pemanfaatan limbah kelapa
daerah yang berpotensi untuk memanfaatkan sawit ( cangkang dan serabut sawit) di
sumber energi alternatif karena memiliki Kabupaten Bungo sangat besar yang dapat
perkebunan sawit 169.111 Ha. Oleh karena digunakan sebagai bahan bakar pada
itu, daerah Kabupaten Bungo memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
peluang yang besar untuk memanfaatkan Potensi daya yang dihasilkan cangkang sawit
cangkang dan serabut sawit sebagai bahan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑤𝑖𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑇𝐵𝑆
bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑤𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛/𝑘𝑊
(PLTU), dimana PLTU tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik Potensi daya yang dihasilkan serabut sawit
masyarakat Kabupaten Bungo. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ serabut 𝑠𝑎𝑤𝑖𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑇𝐵𝑆
jumlah daya dihasilkan cangkang dan serabut 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ serabut 𝑠𝑎𝑤𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛/𝑘𝑊
sawit, mengetahui jumlah daya yang bisa
digunakan PLTU untuk memenuhi kebutuhan Potensi daya yang digunakan untuk membuat
listrik masyarakat Kabupaten Bungo, suatu PLTU :
= daya yang dihasilkan cangkang + daya
mengetahui jumlah biaya yang diperlukan yang dihasilkan serabut
PLTU untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik Kabupaten Bungo dan mengetahui 3. Sistem Kelistrikan Kabupaten
jumlah air yang dibutuhkan pada PLTU Bungo
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Kabupaten Bungo merupakan salah
Kabupaten Bungo. satu dari 11 Kabupaten/Kota yang ada di
PropinsiJambi. Kabupaten Bungo terdiri dari
2. Potensi Limbah Kelapa Sawit di 17 kecamatan, yaitu : kecamatan Pasar
Kabupaten Bungo Muara Bungo, Bungo Dani, Rimbo Tengah,
Kabupaten Bungo merupakan suatu Batin III, Batin II Babeko, Muko-Muko Batin
daerah di provinsi Jambi dan termasuk VII, Rantau Pandan, Batin III hulu, Pelepat,
daerah yang berpenghasilan sawit yang besar. Pelepat Ilir, Tanah Sepenggal Lintas, Tanah
Kabupaten Bungo memiliki perkebunan Sepenggal, Tanah Tumbuh, Jujuhan, Jujuhan
sawit seluas 169.111 Ha yang terdiri dari 3 Ilir, Pelayang, Limbur Lubuk Mengkuang.
bagian, perkebunanb rakyat, perkebunan Kabupaten Bungo memiliki luas wilayah
besar swasta dan perkebunan inti rakyat sebesar 716.000 Ha, dengan jumlah
transmigran (pir trans). Data Dperkebunan di penduduk sebesar 369.068 jiwa. Pendapatan
Kabupaten Bungo ditunjukkan pad Tabel 2.1 per kapita Kabupaten Bungo adalah Rp
18.000.000,00 per tahun.

11
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

akan diproses untuk menghasilkan steam.


Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan,
sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem
air umpan menyediakan air secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Air umpan
merupakan air yang disuplai ke boiler untuk
diubah menjadi steam. Berbagai valve juga
disediakan untuk perawatan dan perbaikan
dari sistem air umpan, penanganan air umpan
diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan
untuk mencegah terjadi kerusakan pada
sistem steam. Sistem steam mengumpulkan
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Bungo dan mengontrol produksi steam dalam boiler.
(Sumber : bappeda.bungokab.go.id) Metode yang digunakan dalam
perhitungan kapasitas uap boiler pada PLTU
Dari tahun ke tahun jumlah pelanggan adalah metode langsung. Dalam metode
listrik di Kabupaten Bungo terus mengalami langsung, energi yang terkandung dalam
kenaikan seiring dengan bertambahnya steam dibandingkan dengan energi yang
jumlah penduduk yang mengakibatkan terkandung dalam bahan bakar boiler. Dalam
bertambahnya jumlah pelanggan listrik di metode ini, efisiensi dapat dievaluasi dengan
sektor rumah tangga, industri, komersil menggunakan persamaan sebagai berikut :
(bisnis) dan publik. Listrik di Kabupaten
Bungo hampir semuanya bersumber dari PT. 𝑄 𝑥 (ℎ𝑔 − ℎ𝑓)
PLN, yang merupakan interkoneksi dari 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟(ῃ) =
𝑞 𝑥 𝐺𝐶𝑉
PLTU Ombilin Padang dan PLTA
Palembang. Namun, ada beberapa pabrik di Dimana :
Kabupaten Bungo yang menyuplai listrik hg = Entalpi steam jenuh dalam
sendiri dengan menggunakan PLTU yang kkal/kg steam.
dimilikinya. hf = Entalpi air umpan dalam kkal/kg
air
3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap Q = Jumlah steam yang dihasilkan
(PLTU) per jam dalam kg/jam.
PLTU adalah jenis pembangkit listrik q = Jumlah bahan bakar yang
tenaga thermal yang banyak digunakan digunakan per jam dalam kg/jam
karena efisiensinya tinggi sehingga GCV = Nilai panas bahan bakar dalam
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. kkal/kg.
Energi kimia dalam bahan bakar dikonversi
menjadi energi listrik pada PLTU. Jumlah uap yang dibutuhkan/Kw adalah :
Tahapan melalui proses konversi energi pada 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
PLTU adalah : = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
a) Energi kimia dalam bahan bakar diubah
menjadi energi panas dalam bentuk uap Daya yang dihasilkan (P) adalah ∶
bertekanan dan temperatur tinggi.
b) Energi panas (uap) diubah menjadi energi 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
= 𝑄 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔
mekanik dalam bentuk putaran. 𝑘𝑊
c) Energi mekanik diubah menjadi energi
listrik. Dimana :
Q = kapasitas uap / jam (kg uap)
Boiler (Ketel Uap) P = daya yang dihasilkan per jam (kW)
Ketel uap atau yang sering disebut
boiler, yaitu suatu komponen yang berfungsi Jumlah air yang dibutuhkan perKW adalah :
sebagai tempat untuk menghasilkan uap, 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
energi kinetiknya dimanfaatkan untuk 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑗𝑎𝑚
memutar turbin. Air merupakan media utama = 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔
yang diolah di dalam boiler yang selanjutnya 𝑗𝑎𝑚

12
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan/kW menunjukkan Siklus Proses Terjadinya


adalah Bahan Bakar PLTU.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
=
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛

Jumlah Air = Jumlah air yang


dibutuhkan/kW x jumlah
pemakaian energi listrik yang
digunakan/tahun

Biaya Bahan bakar /kW adalah :

= Jumlah bahan bakar yang digunaka Gambar 2.2 Siklus Proses Terjadinya Bahan
x harga bahan bakar dibagi dengan Bakar PLTU
jumlah pemakaian energi listrik
3.3 Proses Produksi PLTU
3.2 Proses Terjadinya Bahan Bakar Bahan baku utama dalam proses
PLTU produksi pembangkit listrik tenaga uap
Buah kelapa sawit dari perkebunan (PLTU) adalah air. Sumber air yang
yang berupa tandan buah segar dibawa digunakan untuk proses pada PLTU berasal
menggunakan truk menuju ke pabrik kelapa dari waduk. Waduk tersebut merupakan
sawit untuk di proses. Proses awal yang sungai milik masyarakat yang dibendung
dilakukan pada pabrik kelapa sawit adalah sebagian, jaraknya tidak terlalu jauh dari
perebusan tandan buah segar dengan lokasi PLTU. Air dari sumber diproses
menggunakan sterilizer yang bertujuan untuk melalui water treatment sehingga
memisahkan brondolan dari janjang kosong. menghasilkan air yang dapat digunakan pada
Pada proses perebusan tidak semua PLTU dengan kadar pH air sebesar 8,0 - 9,5.
brondolan terpisah dari janjang kosong Air dari proses water treatment dipanaskan
sehingga dilakukan pemisahan lagi terlebih dahulu melalui feed tank sehingga
menggunakan thresher. mencapai suhu 900C, kemudian dipanaskan
Janjang kosong yang telah terpisah lagi didalam daerator mencapai suhu 1100C,
dari brondolan dikirim ke penampungan dari daerator air dipompa menuju ke
melalui konveyor yang dapat dimanfaatkan economizer dan dipanaskan lagi sehingga
sebagai pupuk tanaman dan ada juga yang mencapai suhu 2000C - 2200C. Air dari
ditekan menggunakan press manumancer economizer dipompa menuju ke dalam boiler
sehingga menjadi fibre sedangkan brondolan dan dipanaskan lagi dengan menggunakan
dimasukkan ke dalam digester yang bahan bakar cangkang dan serabut sehingga
bertujuan untuk menghasilkan minyak kelapa menghasilkan uap. Uap dari pemanasan air di
sawit yang berupa crued palm oil (CPO), dalam boiler dikeringkan dengan
kulit dari brondolan yang keluar dari digester menggunakan superheater sehingga
menjadi serabut – serabut halus atau disebut menghasilkan temperatur uap sebesar 3000C
fibre. Fibre yang berasal dari janjang kosong dan tekanan uap sebesar 40 bar. Uap tersebut
dan kulit brondolan ini yang di gunakan digunakan untuk memutar turbin uap dengan
sebagai bahan bakar pada PLTU dan nut putaran rata-rata sebesar 5400 rpm.
yang keluar dari digester diproses lagi di Poros dari turbin uap terhubung
dalam polishing drum yang bertujuan untuk dengan rotor generator pada PLTU sehingga
memisahkan fibre yang masih menempel rotor generator berputar dan menghasilkan
pada nut. Kemudian nut dipecah output berupa energi listrik. Energi listrik
menggunakan ripple mill sehingga tersebut digunakan untuk mensuplai proses
menghasilkan cangkang dan kernel. Kernel kerja pabrik sawit dan pabrik karet serta
dijual sehingga menghasilkan minyak kelapa penerangan perumahan. Gambar 2.20
sawit berupa Crued Palm Kernel Oil (CPKO) menunjukkan Siklus Proses Produksi PLTU.
yang diolah olek pabrik lain sedangkan
cangkang digunakan sebagai bahan bakar
boiler pada PLTU. Gambar 2.19

13
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Biaya pembangkit adalah :


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙)

4. METODOLOGI PENELITIAN

Langkah-langkah yang dilakukan


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Data sesuai dengan
kebutuhan dalam perhitungan :
a. Data produksi sawit Kabupaten
Bungo.
b. Data pengoperasian PLTU PT.
Megasawindo Perkasa Kab. Bungo.
c. Data pemakaian listrik Muara Bungo
2. Menghitung potensi daya yang dihasilkan
oleh cangkang dan serabut sawit
Gambar 2.3 Siklus Proses Produksi PLTU
3. Menghitung potensi daya yang bisa
(Sumber : ejurnal.its.ac.id)
digunakan untuk membuat PLTU
4. Menghitung biaya pembangkit
3.4 Biaya Pembangkit 5. Menghitung jumlah air yang
Biaya pembangkit ialah biaya pokok
dibutuhkan/Kw
yang diperlukan dalam produksi pembangkit
tenaga listrik. Biaya pembangkit terdiri dari 2
4.1 Deskripsi Data
jenis, yaitu :
Untuk melengkapi data yang
1. Biaya Tetap dibutuhkan dalam analisa dan perhitungan
Biaya tetap adalah biaya yang selalu ada
diambil sesuai dengan aplikasi penelitian
walaupun unit pembangkit tidak dalam
yaitu data pemakaian energi dan produksi
kondisi beroperasi. Biaya ini terdiri dari
energi di Kabupaten Bungo tahun 2015.
biaya bunga,biaya modal, bangunan sipil,
Data-data tersebut adalah sebagai berikut :
alat elektromekanik, biaya unit
1. Data pemakaian energi listrik
pembangkit, biaya administrasi dan biaya
Kabupaten Bungo tahun 2015
pegawai.
yangditunjukkan pada Tabel 4.1
2. Data produksi perkebunan sawit
Biaya bunga = % bunga modal x biaya modal
Kabupaten Bungo tahun 2015 pada
Tabel 4.2
Jumlah Pembangkitan tenaga
3. Data produksi PLTU PT.Megasawindo
listrik/tahun:
= daya terpasang x faktor daya x 8760 Perkasa Januari 2016 pada Tabel 4.3
4. Data biaya PLTU.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang muncul Tabel 4.1 : Pemakaian Energi listrik
ketika unit pembangkit beroperasi. Biaya Kabupaten Bungo
ini terdiri dari biaya bahan bakar dan Tahun 2015
Daya Daya Jumlah
biaya pemeliharaan. No. Bulan Terpasang Mampu Pelanggn
(VA) (Watt)
Jumlah biaya bahan bakar adalah : 1 Januari 297.286.350 252.693.398 235.733

2 Februari 299.059.900 254.200.915 237.526


𝐷𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 3 299.808.100 254.836.885 238.139
𝑗𝑎𝑚 Maret
=
𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘/𝑗𝑎𝑚 4 April 303.662.850 258.113.423 239.464

5 Mei 304.618.750 258.925.938 240.373


306.869.650 260.839.203 242.251
6 Juni
7 Juli 307.932.450 261.742.583 243.023

14
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

8 Agustus 309.193.200 262.814.220 243.820 13% TBS 62.883,6 Kg/hari


9 September 311.042.900 264.386.465 244.884 Total operasi 24 jam
10 Oktober 312.807.800 265.886.630 246.154 boiler
11 November 317.718.100 270.060.385 247.584 Effisiensi ( ῃ ) 73% = 0,73
12 Desember 319.307.700 271.411.545 248.551 Jumlah uap/kW = 31.418,21:2.095,4 = 15
Jumlah
P/Q
3.689.307.750 3.135.911.588 2.907.502
Nilai kalori 4.875 kkal/kg
serabut (GCVs)
Tabel 4.2 : Produksi Perkebunan Sawit
Nilai kalori 5.656 kkal/kg
Kabupaten Bungo Tahun 2015
cangkang (GCVc)
N Jenis Perkebunan Produksi Sawit
o Kabupaten Bungo per tahun (Ton) entalpi uap (hg) 710,9 kkal/kg
1 Perkebunan Rakyat 100.676 entalpi air (hf) 90,03 kkal/kg
2 Perkebunan Inti Swasta 145.396
3 Perkebunan Plasma Dengan menggunakan formula diatas maka
Swasta 246.072 dapat dihitung :
4 Perkebunan Pir Trans 492.144 1. Kebutuhan pembangkit akan cangkang
Jumlah 984.288 sawit (qc) perjam = 2.466,1 kg/jam
2. Kebutuhan pembangkit akan serabut (
Tabel 4.3 : Produksi PLTU PT. sawait (qs) perjam = 2.620,2 kg/jam
Megasawindo Perkasa 19 Januari 2016 3. Kapasitas uap cangkang = 16.399,83
Tanggal Pengoperasian PLTU 19 Januari kg/jam
2016 4. Maka Daya yang dihasilkan cangkang
Total operasi boiler (Jam) 24 (Pc) per jam = 1.093,3 kW/jam
Jumlah uap yang dihasilkan (kg/ 31.418,21 5. Kapasitas uap serabut (Qs) =15.018,38
Jam) kg/jam
Jumlah Air yang digunakan 32.389,90 6. Daya yang dihasilkan serabut (Ps) per jam
(kg/Jam)
adalah = 1.001,23 kW/jam
TBS per hari (ton) 483,72
Daya yang dihasilkan/jam (kW) 2.094,5
Maka Jumlah Daya yang dihasilkan secara
hg (Kkal/kg) 710,9
keseluruhan
hf (Kkal/kg) 90,03 Ptot = PC + PS
Nilai kalori cangkang (Kkal/kg) 5.656 = 1.093,3 + 1.001,23
Nilai kalori serabut (Kkal/kg) 4.875 = 2.094,5 kW/jam
Efisiensi boiler 73% Dan cangkang yang dibutuhkan untuk
menghasilkan daya 1 kW adalah :
4.2 Analisa dan Perhitungan 2.466,1
4.2.1 Menghitung daya yang dihasilkan dari = = 2,3 kg
1.093,3
cangkang dan serabut sawit dari data
produksi PLTU PT. Megasawindo Sedangkan serabut yang dibutuhkan untuk
Perkasa. menghasilkan daya 1 kW :

Perhitungan Produksi PLTU PT. 2.620,2


Megasawindo Perkasa 19 Januari 2016. = = 2,6 kg
1.001,23
Berdasarkan data lapangan seperti
ditunjukkan pada Tabel 4.4 Maka Total kapasitas uap ( QTotal ) adalah:

Tabel 4.4 : Hasil perhitungan QTotal = QC + QS


berdasarkan data = 16.399,83 + 15.018,38
Material Hasil perhitungan = 31.418,21 kg/jam
Tandan Buah 483,72 ton = 48.372
Segar (TBS) Kg/hari Jumlah air yang digunakan untuk
Cangkang sawit = 5% x 48.372 kg = 59.186 menghasilkan daya /kW adalah :
5% TBS Kg/ hari
Serabut sawit = 13% x 48.372 kg = =
32.389,90
= 15,46 𝑘𝑔
2.094,5

15
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Dari hasil perhitungan diatas dapat 49.214,4


disimpulkan bahwa untuk menghasilkan = = 5,6 MW/jam
8760
daya 1 kW jika menggunakan cangkang
sawit maka dibutuhkan cangkang sawit Potensi daya yang bisa digunakan PLTU
sebanyak 2,3 kg , jika menggunakan serabut untuk memenuhi kebutuhan listrik Kabupaten
sawit dibutuhkan sebanyak 2,6 kg serabut Bungo per jam adalah :
sawit. Selanjutnya untuk menghasilkan daya = 2,4 + 5,6 = 8 MW/jam
1 kW dibutuhkan air sebanyak 15,46 kg.
Setelah didapatkan jumlah cangkang dan Jadi potensi daya yang bisa digunakan PLTU
serabut sawit yang dibutuhkan untuk untuk memenuhi kebutuhan listrik
menghasilkan 1 kW energi listrik, maka masyarakat Kabupaten Bungo per jam adalah
selanjutnya dapat dihitung jumlah daya yang 8 MW. Berdasarkan data pemakaian energi
bisa dihasilkan dari hasil produksi listrik Kabupaten Bungo, diperoleh jumlah
perkebunan sawit Kabupaten Bungo. pemakaian energi listrik dalam setahun
adalah 3.135.911.588 Watt = 3.135.911,588
4.2.2 Perhitungan Produksi perkebunan kW = 3.135,911588 MW.
sawit
Hasil produksi perkebunan sawit dalam Untuk memenuhi kebutuhan energi
setahun adalah : listrik di Kabupaten Bungo sebesar
= 984.288 ton = 984.288.000 kg/tahun 3.135.911,588 kW/tahun maka dibutuhkan
cangkang sawit sebagai berikut :
Cangkang sawit = 5% X hasil produksi sawit
= 5% X 984.288.000 Cangkang sawit untuk satu tahun :
= 49.214.400 kg/tahun = 2,3 x 3.135.911,588
= 7.212.596,652 kg/tahun
Serabut sawit = 13% X hasil produksi sawit
= 13% X 984.288.000 Jumlah daya listrik yang digunakan per hari :
= 127.957.440 kg/tahun 3.135.911,588
=
365
4.2.3 Perhitungan potensi daya yang = 8.591,538 kW/ hari
dihasilkan cangkang sawit dan = 357.981 kW/jam
serabut sawit dalam satu tahun
Jumlah cangkang sawit yang digunakan per
Potensi daya yang dihasilkan cangkang sawit hari
dalam setahun adalah : = 2,3 x 8.591,538
49.214.400 = 19.760,537 kg/hari
= = 823,356 kg/jam
2,3
= 21.397.565,22 kW/tahun
= 21.397,565 MW/tahun Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di
Jadi potensi daya yang dihasilkan cangkang Kabupaten Bungo sebesar 3.135.911,588
sawit per jam adalah : kW/tahun maka dibutuhkan serabut sawit
21.397,565 sebagai berikut:
=
8760
= 2,4 MW/jam Serabut sawit yang digunakan untuk
satu tahun adalah :
Potensi daya yang dihasilkan Serabut sawit = 2,6 x 3.135.911,588
dalam setahun adalah : = 8.153.370,129 kg/tahun
127.957.440
= Jumlah serabut sawit yang digunakan/hari
2,6
= 49.214.400 kW/tahun = 2.6 x 8.591,538
= 49.214,4 MW/tahun = 22.337,99 kg/hari
= 930,75 kg/ jam
Jadi potensi daya yang dihasilkan cangkang
sawit per jam adalah : Selain bahan bakar, maka dibutuhkan
air untuk menghasilkan uap yang mampu

16
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

menghasilkan energi listrik. Berdasarkan Alat-alat elektromekanik


perhitungan yang telah dilakukan terhadap 1
produksi PLTU PT. Megasawindo Perkasa = 𝑥 𝑅𝑝 150.000.000,00
25
maka dibutuhkan 15,46 kg air untuk = 𝑅𝑝 60.000.000,00
menghasilkan 1 kW energi listrik. Jadi untuk Unit Pembangkit :
memenuhi kebutuhan energi listrik 1
= 𝑥 𝑅𝑝 140.000.000.000,00
masyarakat Kabupaten Bungo dalam setahun 25
dibutuhkan air sebanyak: = 𝑅𝑝 5.600.000.000,00

Jumlah Air yang dibutuhkan/tahun Biaya Pegawai :


= 15,46 x 3.135.911,588 = Rp 3.000.000.000,00
= 48.481.193,15 kg/tahun
= 5.534,38 kg/jam Biaya Administrasi :
= 250.000.000.,00
Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan, maka diperoleh hasil perhitungan Bunga Modal :
yang dirangkum dalam tabel 4.4 = 13% 𝑥 𝑅𝑝 132.200.000.000,00
= 𝑅𝑝 17.186.000.000,00
Tabel 4.4 : Perbandingan Hasil Perhitungan
Cangkang Sawit dan Serabut Sawit Total Biaya Tetap
N Kategori Cangkang Serabut = Rp 23.291.000.000,00
o. Perhitung sawit Sawit
an 3. Jumlah Produksi dalam satu tahun
1 Potensi = Daya Terpasang x faktor daya x
daya yang 21.397.565 49.214.400 jumlah jam
dihasilkan kg/tahun kg/tahun Dalam setahun
/tahun = 2000 x 0,85 x 8760
2 Potensi = 14.892.000 kWh
daya yang
2,4 MW 5,6 MW 4. Biaya Pembangkit
dihasilkan
/jam Rp 23.291.000.000,00
= + Rp 1.300
3 Kebutuha 7.212.596, 8.153.370, 14.892.000
n bahan 652 129 + Rp 100,00
bakar kg/tahun Kg/tahun = Rp 2.964 / kWh
/tahun
4 Kebutuha Berdasarkan perhitungan yang telah
823,356 930,75 dilakukan, maka diperoleh harga biaya
n bahan
kg/jam kg/jam pembangkit, yaitu
bakar /jam
= Rp 2.964 / kWh
4.2.4 Perhitungan biaya pembangkit per
kWh 5. KESIMPULAN
Perhitungan dimulai dari menghitung biaya
tetap, produksidan biaya variabel. Berdasarkan perhitungan dan analisa
yang telah dilakukan, maka diperoleh
1. Harga bahan bakar per kg adalah Rp beberapa kesimpulan, yaitu
500,00.
Maka harga bahan bakar/kWH : 1. Potensi daya yang dihasilkan cangkang
930,75 𝑥 Rp 500 1300 sawit adalah 21.397,565 MW/tahun
= = Rp dengan menggunakan cangkang sawit
357,98 kWH
sebanyak 49.214.400 kg, sedangkan
2. Biaya Tetap potensi daya yang dihasilkan serabut
Untuk bangunan sipil : sawit adalah 49.214,4 MW/tahun dengan
1 menggunakan serabut sawit sebanyak
= 𝑥 𝑅𝑝 300.000.000,00 127.957.440 kg, potensi ini mampu
25
= 𝑅𝑝 120.000.000,00 memenuhi kebutuhan listrik masyarakat

17
Vol.19 No.1 Februari 2017 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

sebesar 3.135,911588MW/tahun di Tiyono. 2011. Potensi Pembangkit Listrik


Kabupaten Bungo Tenaga Biomassa Sawit PKS Ngabang
Sebesar 110 KW/ Ton Sawit per Jam.
2. Potensi daya yang bisa digunakan pada Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol.4
PLTU untuk memenuhi kebutuhan listrik No.2.
masyarakat Kabupaten Bungo adalah 8 Kamal, Netty. 2012. Karakterisasi dan
MW/jam yang bersumber dari daya yang Potensi Pemanfaatan Limbah Sawit.
dihasilkan cangkang sawit sebesar 2,4 Jurnal Itenas.
MW dengan menggunakan 5.520 kg Kusuma, Indra Permata. 2007. Studi
cangkang dan serabut sawit sebesar 5,6 Pemanfaatan Biomassa Kelapa Sawit
MW dengan menggunakan 14.560 kg Sebagai Bahan Bakar Pembangkit
serabut. Listrik Tenaga Uap Di Kalimantan
3. Biaya pembangkit yang diperlukan pada Selatan. Proceeding Seminar Tugas
PLTU untuk memenuhi kebutuhan listrik Akhir.
masyarakat Kabupaten Bungo adalah Rp Sihombing, Valdo. 2014. Analisis
2.964/kWh. Perhitungan Ekonomi dan Potensi
Penghematan Energi Listrik pada
4. Jumlah air yang dibutuhkan pada PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap di
untuk memenuhi kebutuhan listrik Pabrik Kelapa Sawit PT. X. Jurnal
masyarakat Kabupaten Bungo sebesar Online Institut Teknologi Nasional,
3.135,911588MW adalah 48.481.193,15 Vol.2 No.2.
kg. Sunarwan, Bambang. 2013. Pemanfaatan
Limbah Sawit Untuk Bahan Bakar
5.2 Saran Energi Baru dan Terbarukan. Jurnal
Berdasarkan hasil perhitungan yang Tekno Insentif Kopwil 4, Volume 7,
telah dilakukan, ketersediaan cangkang dan No. 2, ISSN: 1907-4964, hal 1-14.
serabut sawit berdasarkan produksi
perkebunan sawit pada Kabupaten Bungo
mencukupi sebagai bahan bakar pada PLTU
untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat Kabupaten Bungo, sehingga
listrik tidak tergantung pada PLN. Oleh
karena itu, sebaiknya pemerintah Kabupaten
Bungo dapat melakukan pembangunan PLTU
berbahan bakar cangkang dan serabut sawit
untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat Kabupaten Bungo.

DAFTAR PUSTAKA

Djokosetyardjo. 1993. Ketel Uap. Jakarta :


PT. Pradnya Paramita.
Djokosetyardjo. 1999. Pembahasan Lebih
Lanjut Tentang Ketel Uap. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.
Harris. 2013. Studi Pemanfaatan Limbah
Padat dari Perkebunan Kelapa Sawit
pada PLTU 6 MW di Bangka Belitung.
Jurnal Teknik POMITS Vol. 2, No. 1,
ISSN: 2337-3539.
Hazwi, Mulfi. 2012. Optimalisasi Efisiensi
Termis Boiler Menggunakan Serabut
dan Cangkang Sawit Sebagai Bahan
Bakar. Jurnal Dinamis,Volume I,
No.11, ISSN 0216-7492.

18

Anda mungkin juga menyukai