Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM

Dosen : Drs.Thobroni A.Ghoni, MA

Disusun oleh :

Kelompok I :
Annisa Intanadhia Saroba (1610714053)
Herdara Hannanti (1610714060)
Lita Fitria(1610714067)
Radhwa Aulia Azzahra(1610714081)
Rafa Amalia Fauzi (1610714059)
Rosiana Dewi (1610714063)
Widya Siestianing Rachma (1610714068)
Sekar Apsari Aditya (1610714064)
Yulia Srirezeki (1610714054)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
‘’VETERAN’’ JAKARTA
2016

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang dan segala puji kami panjatkan rasa syukur atas segala
nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Agama.

Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas pendidikan


mata kuliah Agama Islam. Kami berupaya menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Sehingga, harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Kami sadar, kurangnya pengalaman serta wawasan yang kami


miliki, masih banyak ditemukan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
guna pembelajaran kami kedepan. Akhir kata, kami ucapkan mohon
maaf yang sebesar-besarnya dan terimakasih telah membaca
makalah ini.

Jakarta, 30 Agustus 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................i

DAFTAR ISI........................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................3
B. Tujuan........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama.....................................................3
B. Unsur-Unsur Penting dalam Agama dan
Tiga Persoalan Pokok Agama...................................5
C. Pembagian Agama....................................................6
D. Manusia Membutuhkan Agama...............................8

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kekuasaan Allah SWT ialah telah menciptakan
manusia dengan dua unsur terpenting yang melekat dalam
kehidupan, yaitu jasmani dan rohani. Kedua unsur penting ini
memiliki kebutuhan masing-masing yang harus terpenuhi. Misal,
kebutuhan jasmani dapat terpenuhi melalui ilmu pengetahuan sains
dan teknologi. Sedangkan kebutuhan rohani hanya didapat dari ilmu
pengetahuan agama. Maka dari itu pengetahuan-pengetahuan
agama terus disyiarkan agar kebutuhan rohani terpenuhi. Namun,
banyaknya agama-agama yang sering dijumpai membuat manusia
hanya mengetahui agama yang telah dianut turun-temurun tanpa tau
apa makna agama itu sendiri bagi kehidupan dan bagaimana
pembagian agama itu.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini antara lain
1. Untuk menambah wawasan pembaca tentang agama (seperti
pengertian, unsur-unsur penting, pembagian agama, dan
manusia membutuhkan agama).
2. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Agama
Islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Agama identik dengan gambaran iman. Dalam ilmu pengetahuan
agama, terdapat bentuk iman yang khas. Kata “agama” berasal dari
bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi” atau “A” berarti tidak;
“GAMA” berarti kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau. Dapat
diartikan pula sebagai suatu peraturan untuk mencapai kehidupan
manusia ke arah serta tujuan tertentu. Dilihat sudut pandang
kebudayaan, agama diartikan sebagai hasil dari suatu kebudayaan.
Maksudnya, agama diciptakan oleh manusia dengan akal budinya
serta dengan adanya kemajuan dan perkembangan budaya tersebut
serta peradabannya. Pujian, tarian, mantra, nyanyian dan yang lainya,
itu termasuk unsur kebudayaan dalam penyembahan umat terhadap
Tuhan.
Makna lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare
yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Agama juga identik dengan sebuah peraturan yang mengatur
kehidupan rohani manusia. Manusia memiliki kemampuan terbatas,
kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadikan
keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu
yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan
sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan
bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-
Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang
Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri
kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:
1) Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya
dan yakin berasal dari Tuhan, dan

4
2) Menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dan lain-lain yang
diyakini berasal dari Tuhan.
Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada
Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia,
penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang
mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut
agama.
Lebih luasnya lagi, agama diartikan sebagai jalan hidup. Yakni
bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama
yang dianutnya. Bagaimana cara makan, bergaul, beribadah, dan
sebagainya ditentukan oleh aturan dalam agama.
Adapun beberapa tokoh yang mengemukakan pendapat tentang
pengertian agama. Menurut A.M. saefuddin (1987), menyatakan
bahwa agama merupakan kebutuhan manusia yang paling esensial
yang besifat universal. Karena itu, agama merupakan kesadaran
spiritual yang di dalamnya ada satu kenyataan di luar kenyataan yang
namfak ini, yaitu bahwa manusia selalu mengharap belas kasihan-
Nya, bimbingan-Nya, serta belaian-Nya, yang secara ontologis tidak
bisa diingkari, walaupun oleh manusia yang mengingkari agama
(komunis) sekalipun.
Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1992), agama adalah suatu
system kelakuan dan perhubungan manusia yang pokok pada
perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan kegaiban yang
tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian member arti kepada
hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya.
Menurut Sidi Gazalba (1975), menyatakan bahwa religi (agama)
adalah kecendrungan rohani manusia, yang berhubungan dengan alam
semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, hakekat
dari semuanya itu.

B. Unsur-Unsur Penting dalam Agama dan Tiga Persoalan Pokok


Agama
1) Unsur-Unsur Penting dalam Agama
Dalam pengertian agama, terdapat 3 unsur, yaitu manusia,
penghambaan dan Tuhan.
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, Agama terdiri dari dari
beberapa unsur pokok, antara lain:

5
a. Kepercayaan Agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar
tanpa ada keraguan lagi.
b. Simbol Agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
c. Praktik Keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia
dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan
antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama.
d. Pengalaman Keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman
keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut agama
secara pribadi.
e. Umat Beragama, yakni penganut masing-masing
agama/kepercayaan

2) Tiga Persoalan Pokok Agama


a. Credo / Credial (Keyakinan)
Suatu agama memiliki sistem kepercayaan akan adanya Tuhan.
Keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan yang mengatur dan
menciptakan alam semesta. Maksudnya, sebuah agama tentu
tidak akan dinamakan agama jika tidak memiliki Tuhan. Ini
sesuai dengan pengertian agama yang berarti mengikat diri
kembali kepada Tuhan.
b. Ritus (Ritual / Upacara keagamaan)
Sebuah agama memiliki suatu sistem ritual hubungan antara
pemeluk agama dengan Tuhan yang diyakini oleh masing-
masing. Ritus ini pasti ada dan berbeda tiap-tiap agama. Ritus
juga sebagai pengakuan dan ketundukannya kepada Tuhan.
c. Norma.
Sistem norma ini mengatur hubungan-hubungan sosial antara
pemeluk agama dengan pemeluk agama lain. Sistem norma
inilah yang menciptakan kerukunan antarumat beragama.
Sistem norma selalu mengajarkan kebaikan kepada para
pemeluk masing-masing agama.

C. Pembagian Agama
Pembagian agama yang ditulis dalam buku “Asas Agama Islam”
oleh Sidi Gazalba menerangkan bahwa ditinjau dari segi kebudayaan
terbagi dalam dua bagian, yaitu Agama Budaya (Bumi) dan Agama

6
Langit (Wahyu). Dalam pandangan Islam, istilah Agama Langit lebih
dikenal dengan Agama Samawi yang memiliki makna sama yaitu
Wahyu. Begitupula dengan istilah Agama Budaya dikenal dengan
istilah Agama Ardhi atau bermakna Bumi.

1. Agama Samawi
Merupakan agama yang dipercaya oleh para pengikutnya yang
diturunkan berdasarkan wahyu Allah SWT. Beberapa pendapat
yang menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama samawi
jika:
 Mempunyai definisi Tuhan yang jelas.
 Mempunyai Nabi/Rasul.
 Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan
dalam kitab suci.
Adapun agama-agama yang termasuk dalam agama samawi yaitu
Islam, Kristen, dan Yahudi.
Dalam agama samawi terdapat karakteristik tersendiri, yaitu
 Tidak diciptakan oleh manusia lewat renungan atau pikiran.
 Memiliki konsep yang terdiri dari sebuah paket ajaran lengkap
yang turun dari langit atau disebut dengan konsep kenabian.
 Memiliki kitab suci yang turun dari langit.
 Mengajarkan konsep ketauhidan tentang Tuhannya (Mutlak).

2. Agama Ardhi
Merupakan agama yang berkembang berdasarkan budaya,
daerah, pemikiran seseorang yang kemudian diterima secara
global. Serta tidak memiliki kitab suci dan bukan berlandaskan
wahyu. Sebagai agama yang bukan merupakan wahyu dari Allah
SWT, agama ardhi dicirikan sebagai berikut :
 Diciptakan oleh tokoh agama
 Tidak memiliki kitab suci
 Tidak memiliki nabi sebagai penjelas agama ardhi
 Berasal dari daerah dan kepercayaan masyarakat
 Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan akal
pikiran penganutnya

7
 Konsep ketuhanannya antara lain Panthaisme, dinamisme dan
animisme
Contoh agama-agama yang termasuk dalam agam ardhi ialah
Hindu, Budha, Konghuchu.
Kitab-kitab yang disusun oleh seseorang dalam ajaran tertentu
sangatlah banyak. Diantaranya adalah:

a. Tripitaka adalah kitab umat Buddha. Setiap umat Buddha


berpegang teguh kepada Tripitaka sebagai rujukan utama
karena dalamnya tercatat ucapan dan ajaran sang hyang Buddha
Gautama.
b. Weda merupakan kitab dari agama Hindu, weda adalah kitab
suci umat Hindu yang disusun oleh seorang Maharesu dari
kaum brahma krishna Dwaipayana Wyana bersama-sama
muridnya.
c. Zen avesta adalah kitab suci dari kaum Majusi atau yang
dikenal dengan nama Zoroaster.
d. Sishu Wujing adalah kitab suci penganut konghuchu, Kitab ini
disusun oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM.
Agama Kong Hu Cu ini dianut oleh sebagian masyarakat
Tionghoa (China)

3. Perbedaan Agama Samawi dengan Agama Ardhi


Perbedaan ke dua agama ini dikemukakan oleh Al Masdoosi
dalam Living Religius of the world antara lain sebagai berikut:

Agama Samawi Agama Ardhi


Berpokok pada konsep ke- Tidak berkonsep demikian
Esaan Tuhan
Beriman kepada nabi Tidak beriman kepada nabi
Kitab Suci (wahyu dari Allah Kitab-kitab yang bersumber
SWT) pada pengalaman perjalanan
hidup tokoh
Aspek spiritual dan material Menitik beratkan pada aspek
yang lengkap spiritual saja
Jelas dan tegas Kabur dan elastis

8
D. Manusia Membutuhkan Agama
Manusia merupakan mahluk yang unik dan istimewa. Mempunyai
jiwa dan akal yang dapat membedakan baik dan buruk, benar dan
salah,dan tentunya manusia membutuhkan pedoman untuk
menjalankan hidupnya yaitu dengan agama.
Dibawah ini adalah beberapa alasan mengapa manusia
membutuhkan agama:
1. Agama Sebagai Pedoman Hidup Manusia
Agama adalah pedoman hidup bagi manusia,didalam agama
diajarkan segala sesuatu tentang kebaikan,segala larangan yang
harus kita jauhi,dan apa saja yang wajib kita lakukan supaya segala
perbuatan dan tingkah laku kita bisa di kendalikan tidak semaunya
sendiri, melainkan ada aturan – aturan sehingga hidup jadi lebih
terarah dan terkendali.

2. Kebutuhan Manusia Terhadap Kesehatan Jiwa Dan Kekuatan


Rohani
Keyakinan dan keimanan terhadap agama adalah sumber
kekuatan.Sebab hanya agamalah yang mengajarkan tentang
kepercayaan terhadap takdir, tawakkal, kesabaran, pahala dan
siksa. Dengan kepercayaan terhadap takdir ia bisa dengan
mudah menerima kenyataan. Dengan tawakkal ia tidak akan
terlalu kecewa jika ternyata jerih payahnya tak sesuai dengan
harapan. Dan dengan kepercayaan terhadap pahala dan siksa ia
akan bisa segera bangkit kembali takala di dzalimi orang lain.
Dengan kepercayaan semacam itulah jiwa akan menjadi sehat
dan rohani akan menjadi kuat.

3. Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak


Masyarakat membutuhkan motivasi internal yang kita kenal
dengan hati nurani. Dengan membina hati nurani inilah seorang
manusia akan termotivasi untuk melakukan kebaikan dan
meninggalkan keburukan dengan sukarela walaupun tanpa ada
pengawasan dari manusia dan tekanan dari hukum dan
peraturan. Peran pembinaan terhadap hati nurani inilah yang tak
dapat dilakukan selain oleh agama. Apalagi agama juga
mengajarkan adanya “pengawasan melekat” oleh Tuhan
terhadap seluruh perbuatan manusia. Motivasi hati nurani dan
“pengawasan melekat” seperti inilah yang bisa menjamin

9
suburnya nilai-nilai kebaikan dan akhlak mulia dalam
masyarakat

4. Manusia beragama kesadaran akan fitrah manusia


Fitrah manusia adalah hanif, lurus. Fitrah manusia adalah
kebenaran, dan kebaikan. Tidak ada manusia yang lahir dan
tidak menyukai kebenaran dan kebaikan. Buktinya, seburuk
apapun pemikiran dan perbuatan manusia, dia pasti menghindari
sesuatu yang tidak benar dan tidak baik menimpa dirinya.

5. Syariat
Syariat menurut arti bahasa adalah tempat mengalirnya air. Lalu
syariat diartikan lebih luas, yaitu untuk segala jalan yang
mengantarkan manusia kepada maksudnya (lihat Tafsir Namuneh
dan Tafsir Mizan dalam menafsirkan surat Al-Jatsiyah ayat 18).
Dengan demikian, Syariat Islamiyah berarti jalan yang
mengantarkan umat manusia kepada tujuan Islami.
Setelah seseorang meyakini keberadaan Allah sebagai Pencipta dan
Pemberi kehidupan sesuai dengan dalil-dalil akal, maka
konsekuensi logisnya (bil mulazamah aqliyyah) dia akan merasa
berkewajiban untuk menaati dan menyembah-Nya. Namun
sebelumnya, tentu dia harus mengetahui cara bertaat dan
menyembah kepada-Nya, agar tidak seperti orang-orang Arab
Jahiliyah yang menyembah Allah, namun melalui patung-patung
(QS. Az-Zumar : 3).

6. Akhlak
Para ulama dalam mengartikan akhlak umumnya
mengatakan, “Akhlak adalah ilmu yang menjelaskan tentang
mana yang baik dan yang buruk, serta apa yang harus
diamalkan.” Mereka membagi ilmu akhlak kepada dua bagian,
yaitu akhlak teoritis dan akhlak praktis. Mempelajari dan
mengamalkan akhlak sangat diperlukan, sebagai proses
mencapai tujuan hidup, yaitu kesempurnaan.

10
BAB III
KESIMPULAN

Bila diteliti dari berbagai pendapat tentang pengertian agama,


dapat ditemukan titik persamaan dari tiap-tiap pendapat pengertian
agama. Dari semua pengertian agama yang diperoleh, semua
meyakini bahwa agama merupakan kebutuhan manusia yang paling
penting; ada kesadaran manusia yang tidak dapat dijangkau
olehnya; kesabaran bahwa ada sesuatu yang dapat mengarahkan,
membimbing, dan menyayangi diluar batas kemampuan manusia.
Selain itu, terdapat unsur-unsur penting dalam agama seperti,
kepercayaan agama, simbol agama, praktik agama, umat agama,
dan unsur lainnya. Dalam pembahasan ini pun, adanya tiga
persoalan pokok dalam agama yaitu tentang keyakinan, ritual, dan
norma.
Adanya keyakinan manusia bahwa agama adalah salah satu
pengarah dan pembimbing terbaik dalam kehidupan, munculah
pembagian-pembagian agama yang telah dikelompokkan menurut
sumber asalnya. Agama samawi yang bersumber dari langit
(wahyu) dan agama ardhi yang bersumber dari bumi (budaya).
Mengingat pentingnya beragama, munculah spekulasi bahwa
manusia membutuhkan agama. Hal ini tentu dibenarkan dengan
alasan yang kuat untuk kehidupan manusia yang lebih baik lagi dari
segi spiritual maupun material.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6883451/Kebutuhan_Manusia_Terhadap_Agama
https://agushidayatwrote.wordpress.com/2012/05/04/mengapa-man/
http://www.aqaed.com/mostabser/guestbook/662/
http://assalaam.or.id/id/kebutuhan-manusia-terhadap-agama/
http://duniabaca.com/mengapa-manusia-membutuhkan-agama.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama
http://inueds.blogspot.co.id/2013/02/hukum-hukum-allah-dan-pembagian-
agama.html?m=1
http://jurnalapapun.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-definisi-agama-
menurut.html
kaazima.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-jenis-dan-unsur-agama.html?m=1
http://kebutuhanmanusiaterhadapagama1.blogspot.co.id/
http://lurahkmd2012.blogspot.co.id/2011/08/makalah-pengertian-agama-dan-
latar.html
http://riaarafah.blogspot.co.id/2012/01/latar-belakang-manusia-memerlukan-
agama.html
http://tamfan-seporete.blogspot.co.id/2015/06/apakah-manusia-membutuhkan-
agama.html
http://tulisanterkini.com/artikel/keislaman/10511-perbedaan-agama-samawi-dan-
agama-ardhi.html
http://um110.ilearning.me/tag/islam-sebagai-pedoman-hidup/
https://syariahalauddin.wordpress.com/tag/pembagian-agama/

12

Anda mungkin juga menyukai