BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien dengan pemasangan
WSD (Water Seal Drainage)
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi WSD (Water Seal Drainage)
b. Menjelaskan tujuan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)
c. Menjelaskan indikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)
d. Menjelaskan Kontraindikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)
e. Menjelaskan komplikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)
f. Menjelaskan macam-macam dari WSD (Water Seal Drainage)
g. Menjelaskan prosedur pemasangan WSD (Water Seal Drainage)
h. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD(Water Seal
Drainage)
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan dengan
pemasangan WSD (Water Seal Drainage).
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Tenaga Keperawatan
Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang bagaimanaasuhan keperawatan
pada pasien dengan dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).
b. Mahasiswa
Agar mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan dengan
pemasangan WSD (Water Seal Drainage) serta mampu mengimplementasikannya dalam
proses keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Water Seal Drainage (WSD) adalah Suatu sistem drainage yang menggunakan water
seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura ( rongga pleura)
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan
(darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal
rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura/lubrican.
2.2 Tujuan
a) Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
b) Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
c) Mengembangkan kembali paru yang kolaps
d) Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
e) Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan
negatif rongga tersebut
Keuntungannya:
a) Penyusunannya sederhana
b) Mudah untuk pasien yang berjalan
Kerugiannya:
a) Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
b) Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
c) Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis
pengukuran drainase
Hal yang harus diperhatikan:
a) Apabila < 2 cm H2O, berarti no water seal. Hal ini sangat berbahaya karena menyebabkan
paru kolaps.
b) Apabila > 2 cm H2O, berarti memerlukan tekanan yang lebih tinggi dari paru untuk
mengeluarkan cairan atau udara.
c) Apabila tidak ada fluktuasi yang mengikuti respirasi apat disebabkan karena adanya kinking,
clotting atau perubahan posisi chest tube.
d) Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga
pleura keluar
e) Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi
f) Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan :
Inspirasi akan meningkat
Ekpirasi menurun
Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara,
selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal.
Dapat dihubungkan dengan suction control. Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke
botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2.
Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga
pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD. Biasanya
digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural.
Keuntungannya:
a) Mempertahankan water seal pada tingkat konstan
b) Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik
Kerugiannya:
a) Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area
pleura.
b) Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.
c) Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.
2. Fluther valve
Keuntungannya:
Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik.
Kurang satu ruang untuk mengisi
Tidak ada masalah dengan penguapan air
Penurunan kadar kebisingan
Kerugiannya:
Mahal
Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena tidak
adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
4.1.1 Anamnesa
1) Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan pekerjaan.
2) Keluhan Utama
a. Keluhan utama merupakan keluhan yang paling utama dirasakan pasien
b. Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak nafas, rasa berat
pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama
pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif, sedangkan pada pneumothorak
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat yang menceritakan perjalanan penyakit pasien hingga pasien dibawa ke rumah sakit.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang dulu pernah diderita klien yang berhubungan dengan penyakit yang
diderita pasien sekarang.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh anggota keluarga pasien yang disinyalir
sebagai penyebab penyakit pasien sekarang. Contohnya: Ca paru, TBC, dll.
6) Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana respon pasien terhadap tindakan pengobatan yang dilakukan terhadap dirinya.
c. B3 (Brain)
Tentukan adanya keluhan pusing
Lamanya istirahat atau tidur, normal kebutuhan istirahat tiap hari adalah sekitar 6-7 jam.
Ada tidaknya gangguan pada nerves pendengaran, penglihatan, penciuman.
Kaji adanya nyeri, tentukan skala nyeri pasien, lokasi nyeri misallnya nyeri dada sebelah
kanan, frekuensi nyeri (serangan datang secara tiba-tiba), nyeri bertambah saat bernapas,
nyeri menyebar ke dada, badan dan perut dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nyeri
yang dirasakan pasien
d. B4 (Bladder)
Kaji beberapa hal yang berhubungan dengan system perkemihan, meliputi:
Keluhan kencing : nocturia, poliuria, disuria, oliguria, anuria, retensi, inkontinensia
Produksi urine tiap hari, warna, dan bau. Produksi urine normal adalah sekitar 500cc/hari dan
berwarna kuning bening
Keadaan kandung kemih : membesar atau tidak, adanya nyeri tekan
Intake cairan tiap hari, pemberiannya melalui oral atau parenteral. Intake cairan yang normal
setiap hari adalah sekitar 1 liter air.
Kaji ada tidaknya penggunaan alat bantu kateter
e. B5 (Bowel)
Kaji keadaan mulut pasien: bersih, kotor atau berbau
Keadaan mukosa: lembab, kering, stomatitis
Tenggorokan : adanya nyeri menelan, pembesaran tonsil, nyeri tekan
Keadaan abdomen: tegang, kembung atau ascites
Adanya nyeri tekan, ada tidaknya luka bekas operasi
Peristaltic usus tiap menitnya
Frekuensi BAB tiap hari da konsistensinya (keras, lunak, cair atau berdarah)
Nafsu makan, adanya diet makanan dan porsi makan tiap hari
f. B6 (Bone)
Tentukan pergerakan sendi pasien (bebas, terbatas)
Kaji adanya kelainan ekstermitas, kelainan tualang belakang dan fraktur
Keadaan kulit: ikteri, siaonis, kemerahan atau hiperglikemi
Keadaan turgor kulit
Alat dalam
menurunkan kerja
napas;
meningkatkan
Kolaborasi
penghilangan
Berikan oksigen
distress respirasi
melalui
dan sianosis b.d
kanul/masker,
hipoksemia
latih napas dalam
Mengetahui
dan batuk efektif
pertukaran gas dan
ventilasi untuk
menentukan therapi
selanjutnya
Periksa ulang
analisa gas darah,
tekanan O2, dan
volume tidal.
2. Dx : Injuri, Review dengan Informasi tentang
potensial terjadi pasien akan tujuan kerja WSD akan
/ fungsi drainege, mengurangi
trauma atau
catat/ perhatikan kecemasan
hipoksia tujuan yang
berhubungan penting dalam
dengan penyelamatan
Mencegah lepasnya
pemasangan alat jiwa
kateter dan
WSD, kurangnya Fiksasi kateter mengurangi nyeri
pengetahuan thoraks pada akibat terpasangnya
didnding dada dan kateter dada
tentang WSD sisakan panjang
(prosedur dan kateter agar pasien
perawatan) dapat bergerak Mempertahankan
Kriteria Hasil: atau tidak posisi gaya gravitasi
terganggu dan mengurangi
a. Mengenal tanda- resko kerusakan
tanda komplikasi pergerakannya.
Usahakan WSD ataupun pecahnya
b. Pencegahan unit WSD
berfungsi dengan
lingkungan atau baik dan aman Untuk mengetahui
bahaya fisik dengan keadaan kulit
lingkungan meletakkannya seperti infeksi, erosi
ebih rendah dari jaringan sedini
bed pasien di mungkin
lantai atau troli.
Monitor insersi
kateter pada
dinding dada, Mengurangi resiko
perhatikan
obstruksi drain atau
keadaan kulit di
sekitar kateter lepasnya
drainage. Ganti sambungan selang
dressing dengan
kassa steril setiap Intervensi yang
kali diperlukan. tepat dapat
Anjurkan pasien mencegah
untuk tidak terjadinya
menekan atau komplikasi
membebaskan
selang dari
tekanan, misalnya
tertindih tubuh.
Kaji perubahan
yang terjadi, catat
; beri tindakan
perawatan jika : Pneumothoraks
I. perubahan suara dapat terjadi
bubling sehingga timbul
II. kebutuhan O2 gangguan fungsi
yang tiba-tiba pernafasan yang
III. nyeri dada memerlukan
IV. lepasnya selang tindakan emergency
Observasi adanya
tanda-tanda
respirasi distress
bila kateter
thoraks tercabut.
3. Dx : Resiko infeksi Rawat daerah Untuk menjaga
berhubungan yang terpasang kebersihan daerah
WSD secara
dengan yang terpasang
teratur
terpasangnya WSD sehingga
benda asing dalam dapat meminimalisir
tubuh peluang terjadinya
Ditandai dengan: infeksi.
Ajarkan kepada
a. Adanya inflamasi keluarga untuk Untuk melindungi
didaerah yang merawat daerah tubuh dari resiko
terpasang WSD WSD dan infeksi
b. Suhu tubuh instruksikan untuk
meningkat merawatnya
secara teratur
c. Nyeri pada daerah Mencegah
Ajarkan pasien kontaminasi
yang terpasang tehnik mencuci
WSD lingkungan terhadap
tangan yang benar pasien yang
Tujuan : tidak
dapatmemicu
terjadi infeksi pada terjadinya infeksi
pasien. Ajarkan kepada Mendeteksi adanya
Kriteria Hasil: pasien dan infeksi sedini
a. Tidak terjadi keluarga mungkin sehingga
infalamsi pada tanda/gejala dapa segera
infeksi dan kapan dilakukan tindakan
daerah yang
harus melaporkan agar infeksi tidak
terpasang WSD ke pusat kesehatan semakin parah
b. Tidak timbul rasa Mengendalikan
nyeri Kolaborasikan factor pemicu
c. Suhu tubuh normal untuk member infeksi
(36,5-37,5) antibiotik jika
diperlukan
Meminimalkan
Batasi jumlah
pengunjung jika pemicu infeksi
diperlukan
4. Dx : Kurang Berikan peran Belajar
pengetahuan aktif pasien/ orang ditingkatkan bila
mengenai kondisi, terdekat dalam individu secara aktif
aturan pengobatan proses belajar, berperan
berhubungan misalnya: diskusi,
dengan kurang partisipasi
terpajan informasi. kelompok Membantu pasien
Ditandai dengan: Berikan informasi dan orang terdekat
a. Pasien sering tertulis dan verbal membuat pilihan
bertanya sesuai indikasi. berdasarkan
b. Ketidakakuratan Masukkan daftar informasi tentang
mengikuti instruksi artikel dan buku masa depan
c. Pasien tampak yang berhubungan
gelisah dengan kebutuhan
Tujuan: pasien/ keluarga
pengetahuan pasien dan dorong
dapat terpenuhi membaca dan
Kriteria Hasil: memdiskusikan Mengurangi rasa
a. Pasien apa yang mereka cemas pasien akibat
mengungkapkan pelajari terpasangnya alat di
pemahaman Informasikan tubuhnya
tentang kondisi/ kepada pasien Mengetahui
proses penyakit tentang efek-efek keefektifan
dan rencana pemasangan WSD intervensi yang
pengobatan telah dilakukan
b. Pasien dapat Tinjau ulang
mengidentifikasi pengetahuan
tanda / gejala untuk pasien akan
perawatan / penyakit dan
pengobatan lebih proses
lanjut pengobatannya
c. Mengikuti
program therapi
dan menunjukkan
adanya perubahan
pola hidup untuk
mencegah
timbulnya /
kambuhnya
penyakit.