Untuk mengidentifikasi sejauh mana rencana tata ruang Kota Palu memuat substansi mitigasi pengurangan
risiko bencana, maka review dan evaluasi dokumen perencanaan tata ruang perlu dilakukan. Dokumen
perencanaa tata ruang yang akan di evaluasi adalaha dokumen RTRW Kota Palu dan dokumen RDTR Kota
Palu. Hasil dari evaluasi ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi teknis bagi penyusunan revisi RTRW dan
RDTR Kota Palu.
Dalam dokuman RTRW Kota Palu, pertimbangan kebencanaan yang sudah dimasukkan keadalam dokumen
adalah bencana banjir, gempa bumi, tsunami dan longsor. Salah satu potensi kebencaan yang berada di
Kota palu yang belum tercantum dalam RTRW adalah bencana likuifaksi. Hal ini sangat wajar, mengingat
kajian kebencanaan likufikasi masih sangat jarang di lakukan. Dan di Indonesia, bencana likuifaksi yang
pernah terjadi dalam skala besar baru pertama kali terjadi di kota palu. Seperti halnya tsunami yang terjadi
akibat longsoran dasar laut dimana longsoran ini terpicu akibat adanya gempa bumi, begitupun dengan
bencana likuifaksi. Likufikasi di Kota Palu terjadi akibat adanya gempa bumi. Berdasarkan informasi
kebencanaan terbaru ini, maka sudah selayaknya RTRW kota palu pelru di telaah kembali, sehingga
perencanaan tata ruang kota palu di masa depan telah mempertimbangkan aspek mitigasi bencana dan
pengurangan risiko bencana. Penilaian substansi mitigasi dalam RTRW Kota Palu ini terfocus pada aspek
kebencanaan saja yaitu bencana banjir, tanah longsor, tsunami dan gempa bumi dan likufikasi dan
diuraikan dari kebijakan &strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, indikasi program dan
ketentuan umum peraturan zonasi.
Secara substansi untuk muatan kebijakan dan strategi ini cukup jelas dan lengkap dan sudah memasukkan unsur
kebencanaan. Dalam muatan Struktur Ruang Rencana pengembangan sistem jalur evakuasi ini sudah dilakukan, jalur
jalur evakuasi sudah ditetapkan berdasarkan kecamatan dengan tujuan meeting point di kecamatan masing masing.
Namun jalur jalur evakuasi ini belum ditetapkan secara terperinci, padahal di Kota Palu ini terdapat 4 potensi bencana.
Sebaiknya dibuat lebih rinci untuk masing masing bencana di setiap lokasi yg potensial terjadinya bencana. Rencana
sistem jaringan sumber daya air untuk sistem pengendalian banjir sudah ada dan dijabarkan dengan cukup jelas
mengenai rencana yang akan dibuat beserta titik titik lokasinya.
Beberapa review dan evaluasi yang perlu diperhatikan untuk kedalaman subtansi dalam mitigasi bencana alam pada
muatan rencana pola ruang kota palu
1. Titik titik lokasi banjir dan kawasan yang rawan banjir sudah teridentifikasi. Namun titk ini bukan
berdasarkan kajian potensi, namun dari sejarah kejadian bencana banjir yang prnah terjadi saja.
2. Kawasan rawan bencana longsor sudah dijabarkan dengan jelas berikut titik titik lokasinya.
Dokumen RTDR Kota Palu, dibagi2 kedalam beberapa dokumen RDTR. Walaupun saat ini doumen RDTR tersebut akan di gabungkan
kembali. Terdapat 4 RDTR yang yang di evaluasi hanya RDTR Kawasan Tengah bagian Barat yang sudah memasukkan substansi
kebencanaan dalam setiap aspeknya, walaupun belum lengkap dan detail. Kawasan rawan bencana teridentifikasi, dan aspek penting
dalam mitigasi bencana berupa jalur evakuasi dan ruang evakuasi juga sudah teridentifikasi walaupun belum detail. Untuk RDTR lainnya
aspek kebencanaan masih belum terakomodir. Padahal aspek kebencanaan sangat penting mengingat ancaman bencana yang mungkin
terjadi di Kota Palu termasuk dalam kategori tinggi.
Untuk diketahui penyusunan RDTR Palu Selatan belum disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M Tahun
2011, jadi untuk materinya belum memenuhi semua substansi wajib dari peraturan tersebut. Adapun Cakupan wilayah RDTR Palu Selatan
juga masih menggunakan batas administrasi sebelum pemekaran yaitu meliputi 12 kelurahan yaitu Pengawu, Tawajuka, Palupi,Birobuli
Selatan, Petobo, Kawatuna, Birobuli Utara, Taturan Utara, Tatura Selatan, Lolu Selatan, Lolu Utara dan Tanamodindi. Di bawah ini (Tabel
3.3) akan disajikan matriks penilaian substansi RDTR Palu Selatan.
TABEL ERROR! NO TEXT OF SPECIFIED STYLE IN DOCUMENT.-1 MATRIKS EVALUASI RDTR PALU SELATAN
Akan di tulis sumari secara narai dari si tabel evaluasi,,dan lengkapnya si table evaluasi akan di sajikan di lampiran
Kawasan yang menjadi ruang lingkup kajian RDTR Kota Palu Tengah Bagian Barat meliputi :
1. Kecamatan Ulujadi mencakup Kelurahan Watusampu, Buluri, Silae, Donggala Kodi, Tipo dan Kabonena;
2. Kecamatan Palu Barat mencakup Keluarahan Kamonji, Siranindi, Ujuna, Lere, Baru, Balaroa;
3. Kecamatan Tatanga mencakup Kelurahan Duyu, Bayaoge dan Nunu
RDTR Kawasan Teluk Palu mencakup kawasan daratan yang berbatasan langsung pesisir laut Teluk Palu yang secara administrasi berada
pada beberapa bagian wilayah Kecamatan di Kota Palu. RDTR Kawasan Teluk Palu terdiri dari 6 Kecamatan yang meliputi 21 kelurahan
yang membentang sepanjang Teluk Palu antara lain;
Tabel ERROR! NO TEXT OF SPECIFIED STYLE IN DOCUMENT..2 Administrasi RDTR Kawasan Teluk Palu
Kecamatan Kelurahan
Kecamatan Ulujadi a. Kelurahan Silae
b. Kelurahan Tipo
c. Kelurahan Buluri
d. Kelurahan Watusampu
Kecamatan Palu Barat a. Kelurahan Ujuna
b. Kelurahan Baru
c. Kelurahan Lere
3. Kecamatan Palu Timur a. Kelurahan Besusu Barat
b. Kelurahan Besusu Tengah
c. Kelurahan Lolu Utara
4. Kecamatan Mantikulore a. Kelurahan Talise
b. Kelurahan Tondo
c. Kelurahan Layana Indah
Akan di tulis sumari secara narai dari si tabel evaluasi,,dan lengkapnya si table evaluasi akan di sajikan di lampiran
Kesimpulan dari 4 RDTR yang yang di evaluasi hanya RDTR Kawasan Tengah bagian Barat yang sudah memasukkan substansi
kebencanaan dalam setiap aspeknya, walaupun belum lengkap dan detail. Kawasan rawan bencana teridentifikasi, dan aspek penting
dalam mitigasi bencana berupa jalur evakuasi dan ruang evakuasi juga sudah teridentifikasi walaupun belum detail. Untuk RDTR lainnya
aspek kebencanaan masih belum terakomodir. Padahal aspek kebencanaan sangat penting mengingat ancaman bencana yang mungkin
terjadi di Kota Palu termasuk dalam kategori tinggi.