I. Pengkajian
a. IDENTITAS
Nama/Initial : Tn. I
Umur /Alamat : 50 Tahun/ Bayan, Senaru
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal MRS : 23 Desember 2019
Tgl pengkajian : 23 Desember 2019
Penanggung Jwb : Ny. M Alamat Bayan, Senaru
No.Register : 077025
Dx.Medis : Hematemesis Melena
b. KELUHAN UTAMA
Saat MRS :
BAB darah, muntah darah dan pusing.
Saat Pengkajian :
Keluarga pasien mengatakan kalau pasien muntah darah sudah 4 kali dan 1 kali BAB
darah sejak kemarin.
c. RIWAYAT PENYAKIT / MEKANISME TRAUMA
Keluaraga pasien mengatakan kalau pasien mempunyai riwayat penyakit Hepatitis.
d. RIWAYAT LINGKUNGAN (TKP)
Pasien tinggal di desa bayan, senaru dengan kondisi rumah yang cukup bersih,
keluraga pasien mengatakan bahwa di rumahnya mempunyai ventilasi yang cukup
memadai, ada jendela dan pintu, keluarga pasien mengatkan kalau di rumhnya terdapat
2 kamar mandi dan wc yang terletak di dalam rumah dan di luar rumah.
e. PEMERIKSAAN FISIK
□ AIRWAY : jalan nafas pasien paten tidak ada sumbatan benda
assing maupun sejenisnya yang menghambat jalan nafas.
□ BREATHING : pernafasan pasien spontan
□ CIRCULATION : nadi pasien teraba dengna frekuensi nadi 96 x/menit,
Tekanan darah 100/60 MmHg, pasien tampak pucat, SPO2 : 95% dengan O22
Lpm Nassal Canul, akral hangat, CRT <2detik
□ DISABILITY : pasien dalam keadaan Composmentis GCS 15, reflek
cahaya positif, pasien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati.
P: Klien mengatakan nyeri bertambah ketika perut ditekan dan
berkurang dengan posisi tidur setengah duduk
Q: Klien mengatakan nyeri seperti terbakar
R: Klien mengatakan nyeri di area ulu hati
S: Klien mengatakan nyeri dengan skala 5
T: Klien mengatakan nyeri hilang timbul, sekali nyeri ± 10-15 detik.
□ FULL Vital Sign
o Nadi : 59 x/menit
o TD : 100/60 MmHg
o SUHU : 35,9 ℃
o RR : 20x/menit
o HISTORY & HEAD TO TOE ASSESSMENT
▪ History
Tn. I dibawa ke IGD rumah sakit umum sementara Kabupaten
Lombok Utara pada tanggal 23 Desember 2019 pukul 09:30 dengan
keluhan BAB darah, muntah darah, dan pusinng, sebelumnya pasien
sudah di rawat di IRNA 2 RSUD sementara Kab. Lombok Utara,
namun setelah 4 hari di rumah penyakit pasien kambuh kembali.
▪ Head to toe
• Kepala :
Inspeksi : kulit kepala bersih, tidak berketombe, tidak terdapat lesi
pada kulit kepala dan wajah, konjungtiva anemis,kedua
mata simetris, hidung simetris,mukosa bibir lembab, gigi
nmspak kotor
Palpasi : tidak ada benjolan di area kepala dan tidak ada nyeri
tekan di daerah kepala, tidak ada nyeri tekan di daerah
wajah.
• Leher
Inspeksi : tidak ada benjolan pada kulit leher, leher simetris, tidak
ada pembengkakakan pada area leher, warna kulit pada
leher agak kekuningan, leher nampak simetris.
Palpasi : tidak ada pembesaran pada vena jugularis, tidak ada
benjolan pada area leher, tidak ada nyeri tekan saat
dilakukan palpasi.
• Dada (Thorax)
Inspeksi : RR 20x/menit, reguler, tidak ada gerakan otot bantu
Palpasi : taktil fremitus antara paru kanan dan paru kiri sama.
Perkusi : terdengar bunyi sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : terdengar sura vesikuler, , suara nafas vesikuler, ronchi
• Abdomen :
Inspeksi : perut terlihat membesar, tidak ada jaringan perut pada
kulit perut.
Palpasi : tidak ada massa, terjadi pembesaran jaringan hati, nyeri
tekan pada daerah ulu hati.
Perkusi : terdengar bunyi timpani pada area lambung dan usus
pada kuadran kiri atas dan kuadran kanan serta kiri
bawah.
Auskultasi : peristaltik usus 10x/5 menit
• Panggul : tidak terkaji
• Alat kelamin : tidak terkaji
• Ekstremitas : Atas : tidak ada lesi /fraktur, turgor kulit elastic,
akral hangat
Bawah : tidak ada lesi/fraktur, turgor kulit elastis,
akral hangat.
f. Riwayat penyakit terdahulu : hepatitis (HBSAG)
g. Riwayat keluarga : keluarga pasien mengatakan kalau istrinya Ny. M pernah
mengidap penyakit hepatitis tertular dari suaminya, tapi setelah menjalani pengobatan
istri dari Tn. I sembuh dan harus divaksin.
Genogram
Keterangan :
: pasien
: laki-laki
: perempuan
i. PEMERIKSAAN LABORATORIUM/RADIOLOGI
□ Laboratorium
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
1. Urea 61 mg/dl 17-55
2. Kreatinin serum 1.48 mg/dl 0.6-1.1
3. SGOT 276 U/L <37
4. SGPT 170 U/L <42
5. WBC 7.5 10^3/UL 4.0/11.0
6. LYM 1.5 10^3/UL 0.8/4.0
7. MID 0.8 10^3/UL 2.0/7.7
8. RBC 2.11 10^6/UL 4.70/6.10
9. HGB 7.7 g/dl 12.0/18.0
10. HCT 22.8 % 36.0/54.0
11. PLT 72 10^3/UL 150/400
12 MPV 8.6 FL 7.0/11.0
□ Rontegen
□ EKG
□ Terapi medis
- IVFD N5 20 tpm
- Inj. Omeprazole 2x1 A
- Inj. Ondansentron 3x4 g
- Inj. Kolnex 3x4 mg
- Antasida syr 3x4 cth
- Deolit 2x1
- Transfusi prc 1 kolf/hari sd Hb 10
II. Analisis data
DO:
- Pasien dipuasakan
tidak boleh makan
dan minum air putih
secara langsung
- Nadi : 59 x/menit
- TD : 100/60 MmHg
- SUHU : 35,9 ℃
- RR : 20x/menit
- Terpasang NGT
- Konjungtiva anemis
DO:
- Hasil
laboratorium
HBSAG +
- Odem pada
abdomen
- Pasien terlihat
nyeri ketika
daerah ulu hati di
tekan
P: Klien mengatakan
nyeri bertambah ketika
perut ditekan dan
berkurang dengan posisi
tidur setengah duduk
Q: Klien mengatakan
nyeri seperti terbakar
R: Klien mengatakan
nyeri di area ulu hati
S: Klien mengatakan
nyeri dengan skala 5
T: Klien mengatakan
nyeri hilang timbul,
sekali nyeri ± 10-15
detik.
III. Planning
IV. Implementasi
2 1. mengidentifikasi faktor
11:00
pencetus dan pereda nyeri
2. memonitor lokasi dan
penyebaran nyeri
3. memonitor intensitas nyeri
dengan skala
4. memonitor durasi dan
frekuensi nyeri.
5. mengedukasikan kepada
pasien untuk latihan distraksi
nafas dalam
6. mengkolaborasikan dengan tim
dokter untuk pemberian obat
analgesik
a. Catatan Perkembangan
S:
- pasien mengatakan masih
muntah darah.
O:
- pasien terpasang NGT
- 3 kali muntah darah dari jam
9 pagi sejak di IGD RS
- Pasien dipuasakann tidak
diperbolehkan makan dn
1. minum secara langsung
A:
- Defisit Nutrisi
P:
- Lanjutkan intervensi
- gobservasi faktor yang
mempengaruhi asupan gizi
- identifikasi perubahan BB
- identifikasi kemampuan
menelan
- identifikasi kelainan eliminasi
- monitor mual dan mutah
- monitor warna konjungtiva
- monitor hasil laboratorium
S:
2. - pasien mengatakan nyeri
pada aerah ulu hati kalau
ditekan
O:
- skala nyeri 5
- edema pada perut
- terpasang NGT
A:
- nyeri akut
P:
- lanjutkan intervensi
- identifikasi faktor pencetus
dan pereda nyeri
- monitor lokasi dan
penyebaran nyeri
- monitor intensitas nyeri
dengan skala
- monitor durasi dan frekuensi
nyeri.
- edukasikan kepada pasien
untuk latihan distraksi nafas
dalam
- kolaborasikan dengan tim
dokter untuk pemberian obat
analgesik