Anda di halaman 1dari 31

1

LAPORAN LONG CASE


KEPANITERAAN KOMPREHENSIF
PUSKESMAS LUMBIR

HEPATITIS AKUT

Preceptor Fakultas : dr. Dwi Arini, M. PH


Preceptor Lapangan : dr. Hariyo Saloka W. N.

Disusun Oleh :
Intan Mawaridhatul Ulla
G4A017078

KEPANITERAAN KOMPREHENSIF
JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2020
2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN LONG CASE


KEPANITERAAN KOMPREHENSIF
PUSKESMAS LUMBIR

HEPATITIS AKUT

Disusun Oleh :
Intan Mawaridhatul Ulla
G4A017078

Disusun untuk memenuhi laporan kepaniteraan komprehensif


Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan:


Pada tanggal, Januari 2020

Preseptor Lapangan Preseptor Fakultas


Tanda Tangan

dr. Hariyo Saloka W. N. dr. Dwi Arini MPH


3

BAB I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. M


Alamat lengkap : Desa Lumbir RT 6/2 Lumbir, Banyumas
Bentuk Keluarga : nuclear family

Tabel 1Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah


Pendidikan
No Nama Kedudukan L/P Umur Pekerjaan
terakhir
1 Tn. M Bapak L 45 th SD Buruh
2 Ny. L Ibu P 40 th SD Buruh
3 Nn. W Anak P 20 th SMP Penjaga toko
4 An. I Anak L 15 th SD Pelajar

Kesimpulan dari karakteristik demografi di atas adalah bentuk keluarga


dari An. I adalah nuclear family. Ayah (Tn. M) sebagai kepala rumah tangga, Ny.
L sebagai ibu dan Anak (Nn. W dan An. I).
4

BAB II
STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. I
Usia : 15 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Kewargenegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Tambaknegara 03/06 Rawalo

B. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama : Demam 3 hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki, 15 tahun, datang ke Poli Umum Puskesmas Lumbir
pada Kamis, 2 Jnauari 2020 pukul 11:35 dengan keluhan demam
sejak 3 hari sebelum datang ke puskesmas. Demam dirasakan tinggi
terus menerus dan memberat saat malam hari. Pasien tidak minum
obat untuk mengurangi demam yang dialaminya. Pasien juga
mengeluhkan badan terasa lemas, mual, nafsu makan turun, nyeri
perut bagian kanan atas, mencret +/- 3x sehari, serta buang air kecil
berwarna cokelat tua seperti teh sejak mengalami keluhan demam.
Pasien juga merasa bahwa matanya menjadi agak kuning. Pasien
merupakan siswa SMP yang jarang makan di rumah dan memiliki
kebiasaan jajan makanan dan minuman di warung. Pasien
menyangkal adanya riwayat bepergian ke luar kota dalam beberapa
bulan terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat penyakit jantung : disangkal
5

b. Riwayat hipertensi : disangkal


c. Riwayat diabetes melitus : disangkal
d. Riwayat penyakit ginjal : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
f. Riwayat asma : disangkal
g. Riwayat mondok : diakui, 5 th yang lalu karena
gejala typhoid
h. Riwayat dispepsia : disangkal

3. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat penyakit jantung : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat diabetes : disangkal
d. Riwayat asma : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
f. Riwayat dispepsia : disangkal

4. Riwayat Sosial dan Exposure


a. Community
Pasien sudah 15 tahun tinggal bersama kedua orang tua
dan kakaknya. Pasien tinggal di perkampungan padat penduduk.
b. Home
Pasien tinggal di Desa Lumbir, Lumbir, tinggal di sebuah
rumah semipermanen dengan jumlah penghuni empat orang,
yakni pasien, orang tua dan kakaknya. Rumah pasien berada di
sebuah gang sempit padat penduduk. Terdapat dua ruang kamar
tidur di rumah pasien yaitu masing-masing kamar berukuran 3 x 2
m2 dengan dinding batu bata yang sudah diplester dan dialasi
lantai keramik. Pasien tidur 1 kamar dengan kakaknya. Dapur dan
tempat makan berukuran 2,5 x 1,5 m2 dengan dinding berupa batu
bata, beralaskan semen. Kemudian terdapat ruang tamu yang juga
berfungsi sebagai ruang keluarga berukuran 2,5 x 1,5 m2 dengan
6

dinding batu bata dan alas berupa lantai keramik namun atap tidak
menggunakan plafon. Kamar mandi yang berada disamping dapur
dengan sekat dinding tidak mencapai atap berukuran 2 x 1,5 m2
dengan dinding berupa batu bata, alas semen, dan tempat
pembuangan tinja adalah jamban leher angsa. Sumber air bersih
yang digunakan pasien untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari
sumur umum. Jendela rumah jarang dibuka karena saat dibuka
maka akan banyak debu yang masuk, sehingga sirkulasi udara dan
pencahayaan masuk lewat lubang ventilasi. Pasien memasak
menggunakan kompor, sesekali menggunakan tungku.
Pembuangan sampah rumah tangga dengan cara dibakar di
samping rumah oleh pasien.
c. Hobby
Pasien tidak memiliki kegemaran tertentu.
d. Occupational
Pasien adalah pelajar yang kesehariannya pergi ke
sekolah. Di luar sekolah, pasien terkadang membantu orang
tuanya di sawah atau bermain dengan teman-temannya.
e. Personal habit
Pasien jarang mau makan di rumah dan lebih sering
membeli jajan makanan dan minuman di warung atau kantin
sekolah. Pasien terbiasa tidak mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan, seringkali hanya menggunakan air saja. jarang
melakukan pekerjaan rumah. Ibu pasien jarang memasak karena
keluarganya terbiasa tidak sarapan dan makan siang di rumah.
f. Diet
Pasien makan tidak teratur. Pasien mengaku sering makan
satu hari sekali hingga 2 kali dan lebih sering jajan di kantin atau
di warung dibandingkan di rumah. Pasien senang minum es dan
jajanan seperti seblak, mie ayam, gorengan dan ciki. Pasien tidak
memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
7

g. Drug
Pasien tidak memiliki alergi obat dan tidak sedang
mengonsumsi obat maupun jamu-jamuan.
5. Riwayat Ekonomi
Pasien memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah. Pasien
merupakan pelajar yang belum berpenghasilan Kebutuhan keuangan
pasien ditanggung oleh ayah dan ibu pasien yang bekerja sebagai
buruh dan petani.
6. Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya dapat dikatakan
kurang harmonis. Hal tersebut dapat terlihat dari cara berkomunikasi
pasien dengan keluarga yang tinggal di sekitar rumah pasien, pasien
cenderung tertutup dan enggan bercerita dengan lepas. Hubungan
pasien dengan keluarga inti terlihat kurang harmonis, hal ini terlihat
dari bapaknya yang hanya mengantarkan pasien hingga ke loket
puskesmas dan tidak menemani anak ke ruang dokter, bapak pasien
dan ibu pasien tak segan memarahi pasien yang dianggap sakit karena
kurang makan dan tidak mau makan dirumah di depan pemeriksa.
Pasien adalah orang yang jarang menceritakan masalahnya kepada
keluarga, namun anggota keluarga tetap peduli dengan kondisi pasien
dengan mengantarkan untuk berobat. Namun saat pasien tidak masuk
sekolah, pasien sendirian di rumah karena keluarganya pergi bekerja.
Pasien lebih sering menceritakan masalahnya kepada teman-
temannya.
7. Riwayat Sosial
Tetangga di sekitar rumah pasien merupakan kerabat dekat dan
keluarga pasien. Selain itu, oleh karena masa kecil pasien dihabiskan
di tempat tinggalnya saat ini, pasien juga sudah banyak mengenal
tetangga di sekitar rumahnya. Pasien sesekali mengikuti kegiatan desa
seperti acara agustusan, kerjabakti dan acara lainnya.
8. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : Demam
8

b. Keluhan Tambahan : badan lemas, mual, nyeri perut kanan atas,


mencret, BAK seperti teh
c. Kulit : tidak ada keluhan
d. Kepala : tidak ada keluhan
e. Mata : sklera ikterik (+/+)
f. Hidung : tidak ada keluhan
g. Telinga : tidak ada keluhan
h. Mulut : tidak ada keluhan
i. Tenggorokan : tidak ada keluhan
j. Pernafasan : tidak ada keluhan
k. Sistem Kardiovaskuler : tidak adak keluhan
l. Sistem Gastrointestinal :Mual (+), kembung (-), nyeri perut
bagian kanan atas (+), BAB (+) lembek berwarna kuning 3x/hr,
BU (+) meningkat.
m. Sistem Muskuloskeletal : tidak adak keluhan
n. Sistem Genitourinaria : BAK seperti teh
o. Ekstremitas : tidak adak keluhan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum/kesadaran
lemas / compos mentis
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 93x/menit
c. RR : 18x/menit
d. Suhu : 37.4 oC per axiller
3. Status gizi
BB : 38 kg
TB : 140 cm
BMI : 19.4 kg/m2
4. Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, sebagian rambut
berwarna putih, tidak mudah dicabut.
5. Kulit : Sianosis (-), ikterik (-), keriput, tugor kulit normal
9

6. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), mata


cekung (-/-), pupil bulat isokor (3mm/3mm)
7. Telinga : Bentuk dan ukuran normal, cairan sekret (-/-)
8. Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-).
9. Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa mulut basah (+)
10. Tenggorokan: Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-),
11. Leher : Deviasi trakea (-), limfonodi cervicalis
tidak teraba
12. Thoraks :
Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi (-/-), ketertinggalan gerak (-/-)
Palpasi : Simetris, ketertinggalan gerak (-/-), vokal fremitus paru
kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, batas paru
hepar SIC V LMCD
Auskultasi : Suara dasar vesikular (+/+), RBK (-/-), RBH basal (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIC VI 2 jari lateral LMCS
Pulsasi parasternal dextra sinistra (-/-) pulsasi
epigastrium (-)
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC VI 2 jari lateral LMCS, kuat
angkat (-)
Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah SIC V LPSD
Batas jantung kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMCS
Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (-)
13. Punggung : Skoliosis (-)
14. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
10

Perkusi : Timpani
Palpasi : Abdomen supel, pekak sisi (-), pekak alih (-), nyeri tekan
(+) hipokondriaka dextra,tes undulasi(-), hepar tidak teraba
pembesaran, lien tidak teraba
15. Genitalia : Tidak diperiksa
16. Anorektal : Tidak diperiksa
17. Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-),
Inferior : Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)

18. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : Dalam batas normal


Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal
Fungsi Sensorik : Dalam batas normal
Fungsi motorik :
KM 5 5 T N N RF + + RP - -
5 5 N N + + - -
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
SGOT: 265.4 mg/dL
SGPT: 405.1 mg/dL
HBsAg: non reaktif

E. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


IgM HAV
Bilirubin Total, Direk, Indirek
Urinalisa: Bilirubin, Urobilinogen, Keton.

F. RESUME
Anamnesis
An. I datang ke poli umum Puskesmas Lumbir dengan keluhan demam sejak
3 hari yang lalu . Demam dirasakan tinggi terus menerus dan memberat saat
malam hari. Pasien tidak minum obat untuk mengurangi demam yang
11

dialaminya. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas, mual, nafsu makan
turun, nyeri perut bagian kanan atas, mencret +/- 3x sehari, serta buang air
kecil berwarna cokelat tua seperti teh sejak mengalami keluhan demam.
Pasien juga merasa bahwa matanya menjadi agak kuning. Pasien merupakan
siswa SMP yang jarang makan di rumah dan memiliki kebiasaan jajan
makanan dan minuman di warung. Penderita An. I usia 15 tahun, tinggal
dalam satu rumah bersama orangtua dan kakaknya, sehingga bentuk keluarga
disebut nuclear family. Pasien baru pertama kali mengalami hal ini. Pasien
tidak tahu apakah temannya ada yang mengalami hal yang sama atau tidak.
Ibu pasien jarang memasak karena anak-anaknya jarang makan di rumah.
Status ekonomi pasien termasuk kelas menengah kebawah. Pasien memiliki
hubungan yang kurang harmonis dengan kedua orangtuanya dan kakaknya.
Pasien lebih nyaman bercerita kepada teman mainnya. Pasien termasuk
pribadi yang tertutup dengan keluarganya. Pasien merupakan pelajar SMP.
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 93x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 37,4 oC per axiller
Mata : Sklera ikterik (+/+)
Abdomen : Nyeri Tekan hipokondriaka dextra (+), BU (+)
meningkat
G. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek personal
An. I Usia 15 tahun tinggal bersama orangtua dan kakaknya sehingga
bentuk keluarga nuclear family.
a. Keluhan Utama : Demam
b. Keluhan tambahan : badan lemas, mual, tidak nafsu makan, nyeri
perut kanan atas, mencret, BAK seperti teh.
c. Idea : Pasien datang ke Puskesmas Lumbir untuk mendapatkan
pengobatan dan ingin tahu tentang penyakitnya.
12

d. Concern : Pasien merasa harus segera berobat karena keluhan sudah


mengganggu aktivitas
e. Expectacy :Pasien mempunyai harapan penyakitnya segera mereda
f. Anxiety :Pasien khawatir penyakitnya bertambah parah
2. Aspek klinis
Diagnosis Kerja : Hepatitis A
Diagnosis Banding : Hepatitis B dan C akut, hepatitis E, ikterus
obstruktif
3. Aspek faktor intrinsik
Aspek faktor risiko intrinsik individu diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Pasien usia 15 tahun
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Siswa SMP yang masih mudah terpengaruh teman dan suka ikut-
ikutan teman
d. Kebiasaan jajan makanan dan minuman di kantin atau warung
e. Tidak terbiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
makan
f. Pengetahuan pasien tentang kebersihan kurang
4. Aspek faktor ekstrinsik
Aspek faktor ekstrinsik pada pasien diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Perilaku keluarga yang kurang peduli kebersihan sehingga An. I
tidak terbiasa menjaga kebersihan makan.
b. Hubungan interpersonal yang kurang baik dalam keluarga
c. Pengetahuan keluarga yang kurang, dilihat dari ayah dan ibunya
merupakan lulusan SD dengan pekerjaan sebagai buruh dan petani
d. Lingkungan rumah yang tidak bersih, lokasi kamar mandi dan
dapur hanya dipisahkan dengan sekat dinding yang tidak mencapai
atas.
13

e. Sumber air dari sumur umum kemudian ditampung di kamar mandi,


menyatu untuk mandi, buang air, mencuci baju, memasak, dan
mencuci peralatan masak.
f.Lingkungan sekolah yang tidak mendukung dengan
memperbolehkan siswanya jajan di warung di luar sekolah.
g. Teman sekolah yang suka mengajak jajan di warung
h. Status sosial ekonomi yang kurang dilihat dari pekerjaan ayah dan
ibu pasien.
5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Pasien mengeluh demam, lemas, nafsu makan turun, mual, nyeri
perut, dan mencret dirasa cukup mengganggu aktivitas harian, pasien
enggan makan sehingga pasien merasa lemas. Skala penilaian fungsi sosial
adalah 3, pasien membatasi aktivitas dengan tidak masuk sekolah, dan
hanya beraktivitas di dalam rumah.
H. PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
1. Personal Care
Initial Plan
1) Pemeriksaan lab:
 SGOT
 SGPT
 Bilirubin: total, direk, indirek
 HbsAg
 IgM anti HAV
 IgM anti HCV
 IgM anti HEV
 Pemeriksaan urin rutin
 Pemeriksaan feses rutin

Aspek kuratif
a. Medikamentosa
 Paracetamol 3x500 mg
 Metoklorpramid 3x10 mg
14

 Curcuma 2x 1 tab
b. Non Medikamentosa
 Tirah baring
 Diet gizi seimbang (cukupi kebutuhan kalori dan cairan)
 Membatasi aktivitas fisik
c. Konseling, Informasi, dan Edukasi
1) Edukasi pasien mengenai definisi infeksi hepatitis A
2) Edukasi pasien mengenai etiologi dan faktor risiko hepatitis A
3) Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala hepatitis A
4) Edukasi pasien mengenai pencegahan dan penularan hepatitis A
 Menjaga kebersihan dengan cuci tangan dengan sabun
sebelum dan sesudah makan
 Tidak makan di sembarang tempat yang higenitasnya
kurang
 Piring dan gelas disendirikan untuk mencegah penularan
 Melakukan imunisasi untuk pencegahan
5) Edukasi pasien mengenai komplikasi hepatitis A
6) Edukasi pasien mengenai pengobatan hepatitis A
d. Monitoring
Monitoring terhadap keadaan umum, tanda vital, gejala klinis,
kemajuan terapi, kemajuan aktivitas fisik pasien, hasil lab 1 bulan
kemudian.
2. Family Care
a. Edukasi kepada keluarga tentang definisi, etiologi, faktor risiko, gejala
klinis, pencegahan dan penularan. Pencegahan dapat dilakukan
dengan imunisasi dan menghindari makan di tempat makan yang
higenitasnya kurang baik. Penularan dapat dicegah dengan
menyendirikan peralatan makan untuk pasien.
b. Dukungan kepada pasien seperti membantu mengingatkan minum
obat dan mengantarkan pasien jika akan kontrol, memasakkan
makanan untuk pasien agar pasien tidak jajan di warung.
15

c. Edukasi mengenai tanda dan gejala yang mengharuskan pasien dibawa


ke unit pelayanan kesehatan
d. Edukasi keluarga untuk selalu memotivasi pasien agar menjaga
kondisi kesehatan pasien
e. Edukasi untuk membina keakraban keluarga
f. Edukasi keluarga pasien untuk melakukan perilaku sehat (cuci tangan
sesuai standar, menggunakan alas kaki, makan dengan makanan
bergizi)
3. Local Community Care
a. Edukasi komunitas untuk mengenali penyakit hepatitis A: tanda dan
gejala, penularan, pengobatan
b. Screening penyakit di lingkungan sekolah
c. Menciptakan kantin sehat di sekolah
d. Diprogramkan imunisasi untuk hepatitis A.

I. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam

J. FOLLOW UP
Jum’at, 03 Januari 2020 pukul 13:00 wib
S : demam (-), nyeri perut berkurang, diare (-), mual (-), nafsu makan
membaik, BAK seperti teh
O : KU tampak lemas, sklera ikterik (+/+), nyeri tekan regio
hipokondriaka dextra (+), BU (+) normal
VS : Tensi : 110/70 mmHg RR : 18 x/mnt, reguler
Nadi : 85 x/mnt Suhu : 37° C
A : Hepatitis A
P : tirah baring, batasi aktivitas fisik, makan 3x sehari dengan gizi
seimbang, penuhi kebutuhan cairan. PO paracetamol 3x500 mg, PO
metoklorpramid 3x10 mg, PO curcuma 2x1 tab
16

BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari Tn. M (45 tahun) dan Ny. L (40 tahun) serta
dua anaknya Nn. W dan An. I yang tinggal bersama dalam satu rumah.
2. Fungsi Psikologis
An.I tinggal berempat dengan kedua orangtua dan kakanya. An. I
kurang mendapat perhatian dari keluarganya untuk kesehariannya. Namun
pada saat sakit, keluarga pasien masih mau mengantarkan untuk berobat.
kambuh Tn. A yang mengantar menggunakan motor ke puskesmas untuk
mendapatkan pengobatan. An I dan keluarganya memiliki pengetahuan
yang rendah perihal penyakit yang dideritanya, hal ini dibuktikan dengan
pasien yang tidak tahu dengan penyakit hepatitis. Pasien tidak tahu
bagaimana penularan penyakit hepatitis dapat terjadi. Pasien mengaku
lebih nyaman bergaul dengan teman-temannya dan jajan bersama teman-
temannya.
3. Fungsi Sosial
An I terlibat dalam kegiatan di sekitar rumahnya, pasien masih ikut
kegiatan lomba agustusan, mengenal tetangganya dan sering bergaul
dengan teman sebayanya.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari Ayah dan Ibu pasien. Ayah pasien
sebagai buruh dan Ibu sebagai petani. Ayah dan Ibu pasien mengaku kondisi
keuangan pas pasan dan sedang mengalami kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan harian dan menyekolahkan anaknya. Pembiayaan puskesmas atau
unit kesehatan yang lain ditanggung oleh KIS.
Kesimpulan :
Penderita (An. I) merupakan seorang anak yang tinggal bersama
orangtua dan kakaknya. Keluarga kurang memberikan perhatian yang cukup
terhadap An. I, meskipun dalam kondisi emergensi keluarga tetap
bertanggung jawab mengantar pasien untuk berobat meskipun hanya
17

mengantar ke depan puskesmas dan tidak ikut masuk ke ruang dokter.


Masyarakat sekitar rumah dan teman sebaya akrab dengan An I dan juga
An.I sering mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan. Pendapatan
keuangan keluarga dari ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh dan petani.
Pembiayaan unit kesehatan ditanggung oleh KIS.
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga, kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga
secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Adaptation
Pasien (An. I) jarang menceritakan keluhannya terhadap keluarga.
Akan tetapi, ketika An I bercerita tentang sakit yang dialaminya atau masalah
yang sedang dihadapi, keluarga berusaha untuk membantu mengobati
penyakitnya.
Partnership
An I sering menghabiskan waktunya di sekolah dan main dengan
teman-temannya. Berangkat pukul setengah 7 pagi dan pulang pukul 3 sore.
Orangtua pasien memiliki peran masing-masing dalam menjalani keseharian
rumah tangganya. Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga dan bertani, Tn.
M bekerja sebagai buruh dan petani, bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 3
sore, Jika terdapat keluhan kesehatan, ayah pasien akan mengantarkan
berobat.
Growth
Pasien terlihat tertuup dan merasa kurang puas atas segala bentuk dukungan
dan bantuan dari keluarga untuk kegiatan atau hal-hal baru yang hendak dilakukan
pasien.
Affection
Pasien merasa kurang puas dengan perhatian keluarga dalam menyayangi
pasien. Pasien mengaku sudah sangat mengenali perilaku dan emosi orangtua
ataupun kakak pasien.
18

Resolve
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien tampak kurang, pasien
mengaku juga jarang ada kegiatan berlibur bersama keluarga.

Tabel 3A.P.G.A.R SCORE An. I terhadap keluarga

Hampir
Hampir Kadang
A.P.G.A.R An. I Terhadap Keluarga tidak
selalu -kadang
pernah
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
A keluarga saya bila saya menghadapi 
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
P membahas dan membagi masalah √
dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
G menerimadan mendukung keinginan √
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya
A mengekspresikan kasih sayangnya dan √
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya √
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 3, fungsi fisiologis An. I terhadap keluarga kurang sehat
Tabel 4. A.P.G.A.R SCORE Tn.M terhadap Keluarga
Hampir
Hampir Kadang-
A.P.G.A.R Tn. M tidak
selalu kadang
pernah
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
A keluarga saya bila saya menghadapi 
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
P membahas dan membagi masalah 
dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
G menerimadan mendukung keinginan 
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya
A mengekspresikan kasih sayangnya dan 
merespon emosi saya seperti
19

kemarahan, perhatian dll


R Saya puas dengan cara keluarga saya √
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 5, fungsi fisiologis Tn. M terhadap keluarga kurang sehat

Tabel 5A.P.G.A.R SCORE Ny. L terhadap keluarga

Hampir
Hampir Kadang
A.P.G.A.R Ny. L Terhadap Keluarga tidak
selalu -kadang
pernah
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
A keluarga saya bila saya menghadapi 
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
P membahas dan membagi masalah 
dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
G menerima dan mendukung keinginan √
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya
A mengekspresikan kasih sayangnya dan √
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya √
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 3, fungsi fisiologis Ny L terhadap keluarga kurang sehat

A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (3+5+3)/3= 3.67


Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien kurang baik
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah 11,
sehingga rata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 3.67. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam
keadaan kurang sehat.
20

C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)


Fungsi patologis dari keluarga An. I dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
Tabel 6S.C.R.E.E.M Keluarga An. I
SUMBER PATOLOGI KET
Interaksi sosial keluarga dengan tetangga dan saudara-
Social saudara di sekitar rumah cukup, namun pasien memiliki _
sifat tertutup dan enggan untuk bercerita
Dalam kegiatan sehari-hari, An I dan keluarga berbahasa
Cultural Jawa. An. I dan keluarga mempercayai obat-obatan
_
tradisional ataupun pengobatan yag bersifat nonmedis
Pemahaman agama cukup. Ayah pasien sering mengikuti
Religion
kegiatan sholat berjamaah ke mushola terdekat. Pasien
_
dan keluarga tidak mengikuti kegiatan keagamaan
tertentu di lingkungan rumahnya.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah kebawah.
Economic Penghasilan yang didapatkan pas-pasan untuk memenuhi +
kebutuhan sehari-hari.
Pendidikan dan pengetahuan keluarga penderita terhadap
Education kesehatan tergolong kurang. Kemampuan untuk
_
memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti
buku dan koran sangat terbatas.
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga
Medical menggunakan pelayanan puskesmas dan menggunakan
KIS. Akses layanan ke Puskesmas cukup mudah _
karena letak rumah pasien dengan puskesmas
terjangkau

Keterangan :
1. Economic (+) oleh karena ekonomi keluarga pasien tergolong menengah
ke bawah
Kesimpulan :
Keluarga An. I, fungsi patologis yang ditemukan antara lain fungsi ekonomi
21

D. GENOGRAM

Tn. G Ny. A Tn. A Ny. R


7 9 th 70 th 78 h 70 th

Tn. S Tn. D
Ny. P 43 th
45 th Ny. R
37 th
36 th
Tn. K
48 th

Tn. M Ny. L
45 th 40 th

Nn. W An.I
20 th 15 th

Gambar 1 Genogram Keluarga An. I


Keterangan :
: Perempuan : Penderita hepatitis A

: Laki-laki : Meninggal

: Pasien

: Tinggal satu rumah


22

E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn. M Ny. L

Nn. W

An. I

Gambar 2. Pola Interaksi Keluarga An. I

Keterangan :
hubungan baik

Kesimpulan :
Hubungan antara Ny. L dan Tn. M selaku suami istri baik
Hubungan antara Tn. M dan Nn. W dan An.I selaku ayah dan anak baik
Hubungan antara Ny.S dan Nn. W dan An.I selaku ibu dan anak baik
Hubungan antara Nn. W dan An. I selaku adik dan kakak baik
23

BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU


KELUARGA
1. Faktor Perilaku Keluarga
Pasien tinggal di lingkungan yang kurang bersih karena tinggal
diarea yang padat penduduk dengan jarak rumah satu dnegan yang lainnya
dekat, serta sanitasi yag kurang baik. Pasien adalah orang yang tertutup,
jarang untuk menceritakan keluhannya pada siapapun, namun jika keluhan
dirasakan sudah sangat menganggu pasien akan bercerita kepada
keluarganya. Pengetahuan pasien dan keluarga masih rendah terhadap
kesehatan dan kebersihan. Jenis pelayanan kesehatan yang digunakan
adalah puskesmas yang aksesnya terjangkau dan tidak terlalu jauh dari
rumah pasien.
2. Faktor Non Perilaku
Pasien adalah seorang pelajar. Pasien tinggal di lingkungan desa
area persawahan. Kondisi rumah pasien dinilai kurang begitu baik, atap
rumah yang belum menggunakan plavon, jendela yang jarang dibuka
sehingga pencahayaan dan ventilasi kurang, kamar mandi dapur yang
hanya tersekat dinding yang tidak sampai atap, sumber air dari sumur
umum.
Keluarga pasien termasuk keluarga dengan latar belakang
pendidikan rendah. Ayah dan ibu berpendidikan terakhir SD, dari segi
ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga menengah ke bawah.
Penghasilan per bulan tidak tetap bersumber dari penghasilan Tn. M dan
Ny L sebagai petani dan buruh. Dalam mencari pelayanan kesehatan
keluarga menggunakan pelayanan puskesmas dan menggunakan KIS.
24

PERILAKU LINGKUNGAN
Pasien jarang makan di Lingkungan dalam rumah
rumah dan lebih sering pasien belum
jajan di kantin sekolah menggunnakan plavon
atau warung diluar sebagai atap, jendela tidak
sekolah. Pasien tidak dibuka sehingga ventilasi
terbiasa mencuci tangan dan pencahayaan kurang.
dengan sabun sebelum Sumber air bersih dari
dan setelah makan serta sumur umum dan
setelah keluar dari pengelolaan air di rumah
kamar mandi yang kurang baik. Sekolah
mengijinkan siswa jajan di
luar sekolah

An. I
Hepatitis A

Akses pelayanan
kesehatan
Akses ke pelayanan
kesahatan baik, biaya
kesehatan ditanggung
oleh KIS.

Gambar 3. Diagram Faktor Perilaku dan Non Perilaku

Keterangan:
: Faktor Perilaku

: Faktor Non Perilaku

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


1. Gambaran Lingkungan
a. Keadaan rumah
Pasien tinggal di Desa Lumbir, Lumbir, tinggal di sebuah rumah
semipermanen dengan jumlah penghuni empat orang, yakni pasien, orang tua
25

dan kakaknya. Rumah pasien berada di sebuah gang sempit padat penduduk.
Terdapat dua ruang kamar tidur di rumah pasien yaitu masing-masing kamar
berukuran 3 x 2 m2 dengan dinding batu bata yang sudah diplester dan dialasi
lantai keramik. Pasien tidur 1 kamar dengan kakaknya. Dapur dan tempat
makan berukuran 2,5 x 1,5 m2 dengan dinding berupa batu bata, beralaskan
semen. Kemudian terdapat ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang
keluarga berukuran 2,5 x 1,5 m2 dengan dinding batu bata dan alas berupa
lantai keramik namun atap tidak menggunakan plafon. Kamar mandi yang
berada disamping dapur dengan sekat dinding tidak mencapai atap berukuran
2 x 1,5 m2 dengan dinding berupa batu bata, alas semen, dan tempat
pembuangan tinja adalah jamban leher angsa. Sumber air bersih yang
digunakan pasien untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari sumur umum.
Jendela rumah jarang dibuka karena saat dibuka maka akan banyak debu yang
masuk, sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan masuk lewat lubang
ventilasi. Pasien memasak menggunakan kompor, sesekali menggunakan
tungku. Pembuangan sampah rumah tangga dengan cara dibakar di samping
rumah oleh pasien. Kebersihan di lingkungan rumah pasien dinilai kurang
baik.
2. Denah Rumah
Denah rumah pasien digambarkan pada gambar 4.1.

Kamar Mandi
Kamar Tidur
Dapur dan
tempat makan

Kamar Tidur
Ruang
Tamu

Gambar 4.1 Denah Rumah An. I


26

BAB V
DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA

A. MASALAH MEDIS
1. An I menderita hepatitis A
B. MASALAH NON MEDIS
1. Pasien memiliki kebiasaan jajan di kantin dan warung yang higenitasnya
kurang baik
2. Pasien tidak terbiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah
makan serta setelah dari kamar mandi
3. Ibu pasien jarang memasak di rumah
4. Keadaan rumah pasien kurang sehat; sumber air dan jamban sehat belum
baik.
5. Pengetahuan pasien dan keluarga yang kurang tentang penyakit hepatitis
A.

C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

Lingkungan:
Sumber air bersih dari
Perilaku: sumur umum dan
Pasien sering minum dan makan di pengelolaan di rumah
kantin atau warung luar sekolah. kurang baik.
Pasien tidak terbiasa cuci tangan
dengan sabun sebelum dan setelah Sekolah mengijinkan siswa
makan. untuk jajan di warung luar
Ibu pasien jarang memasak di sekolah saat jam sekolah
rumah.
Pengetahuan pasien dan keluarga
yang kurang

Akses
Pelayanan
An I Kesehatan :
Hepatitis A Puskesmas dan
RS

Gambar 4.2 Diagram Permasalahan pasien


27

D. MATRIKULASI MASALAH
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks (Azrul, 1996)
Tabel 6. Matrikulasi masalah
I R Jumlah
No Daftar Masalah T
P S SB Mn Mo Ma IxTxR
1. Pasien memiliki 5 5 5 4 5 4 4 86.6
kebiasaan jajan di
kantin dan warung
yang higenitasnya
kurang baik

2. Pasien tidak terbiasa 5 5 5 3 5 4 4


mencuci tangan dengan 65
sabun sebelum dan
setelah makan
3. Ibu pasien jarang 3 4 3 2 5 2 3 22
memasak di rumah

4. Keadaan rumah pasien 5 5 4 4 2 1 1 24,7


kurang sehat

5. Pasien dan keluarga 5 5 5 4 4 2 2 53.3


memiliki pengetahuan
yang kurang tentang
hepatitis A

Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
28

T : Technology (teknologi yang tersedia)


R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting

E. PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah
keluarga An. I adalah sebagai berikut :
Kesimpulan :
1. Pasien memiliki kebiasaan jajan di kantin dan warung yang
higenitasnya kurang baik
2. Pasien tidak terbiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum dan
setelah makan serta setelah dari kamar mandi
3. Pengetahuan pasien dan keluarga yang kurang tentang penyakit
hepatitis A
4. Keadaan rumah pasien kurang sehat; sumber air dan jamban sehat
belum baik.
5. Ibu pasien jarang memasak di rumah

Dari penghitungan prioritas masalah, maka urutan masalah dari poin 1


hingga poin 5 merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya
infeksi hepatitis A pada pasien, namun pasien masih belum menyadari bahwa
hal-hal tersebut dapat menyebabkan sakitnya

.
29

F. PENENTUAN ALTERNATIF TERPILIH

Penentuan alternatif terpilih berdasarkan metode Rinke yang menggunakan dua


kriteria yaitu efektifitas dan effisiensi jalan keluar. Kriteria efektifitas dan
pertimbangan mengenai besarnya masalah yang dapat diatasi, kelanggengan
selesainya masalah, dan kecepatan penyelesaian masalah. Efisiensi dikaitkan
dengan jumlah biaya yang diperlukan untuk menyelesaika masalah. Skoring
efisiensi jalan keluar adalah sangat murah
Tabel 5.2 Kriteria dan Skoring Efektivitas dan Efisiensi Jalan Keluar
C
M
I V (jumlah biaya
(besarnya
(kelanggengan (kecepatan yang diperlukan
Skor masalah
selesainya penyelesaian untuk
yang dapat
masalah) masalah) menyelesaikan
diatasi)
masalah)
1 Sangat kecil Sangat tidak Sangat lambat Sangat murah
langgeng
2 Kecil Tidak langgeng Lambat Murah
3 Cukup besar Cukup langgeng Cukup cepat Cukup murah
4 Besar Langgeng Cepat Mahal
5 Sangat besar Sangat langgeng Sangat cepat Sangat mahal

Tabel 5.3 Alternatif Terpilih


Urutan
Daftar Alternatif Jalan Efektivitas Efisiensi MxIxV
No. Prioritas
Keluar M I V C C
Masalah
1. Penyuluhan kepada pasien 4 3 3 1 36 1
dan keluarga mengenai
pengertian, penyebab,
faktor risiko, tanda dan
gejala, serta penularan
hepatitis A

2. Edukasi tata cara cuci 4 3 3 1 36 1


tangan yang baik
30

BAB VI
RENCANA DAN HASIL PEMBINAAN KELUARGA

A. RENCANA PEMBINAAN KELUARGA


1. Tujuan
a. Tujuan umum
Pasien dan keluarga pasien lebih memahami mengenai penyakit
hepatitis A serta cara pencegahan agar tidak terjadi komplikasi yang
akan memperparah kondisi pasien serta mencegah adanya penularan.
b. Tujuan khusus
1) Pasien dan keluarga pasien dapat mengerti definisi penyakit
hepatitis A
2) Pasien dan keluarga pasien mengetahui faktor-faktor risiko yang
berpengaruh terhadap terjadinya hepatitis A
3) Pasien dapat menghindar dari faktor resiko dan penularan hepatitis
A
4) Pasien dan keluarga mengetahui komplikasi yang bisa ditimbulkan
penyakit hepatitis A
2. Materi
Materi yang akan diberikan kepada penderita dan keluarga pasien
adalah dalam bentuk penyuluhan dan edukasi mengenai pengertian, gejala
dan tanda, faktor risiko terjadinya penyakit hepatitis A dan cara
menghindari faktor resiko dan penularan penyakit tersebut, serta cara
pembinaan bagaimana pentingnya pola hidup sehat bagi penderita
hepatitis.
3. Cara Pembinaan
Pembinaan dilakukan di rumah pasien dalam waktu yang telah
ditentukan bersama. Pembinaan dilakukan dengan cara memberikan
penyuluhan dan edukasi pada penderita dan keluarga, dalam bentuk
pembicaraan santai sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima baik
oleh keluarga pasien, selain itu menggunakan gambar sebagai visualisasi
terhadap edukasi penyakit yang diberikan.
31

4. Sasaran Pembinaan
Pasien dan keluarga pasien
6. Rencana Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan berupa memberikan beberapa pertanyaan
mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya kepada pasien dan
keluarga. Jika salah satu dari anggota keluarga ada yang menjawab benar
maka dianggap mereka sudah memahami materi yang telah disampaikan
sebelumnya dan mampu untuk saling mengingatkan antar anggota
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai