Anda di halaman 1dari 6

Kasus 1

Nama Peserta : dr. Muhammad Syahrul Rozi


Nama Wahana : RSUD Pasarwajo
Topik : Epistaksis anterior
Tanggal kasus : 08 Mei 2019
Nama pasien : Tn LP No. RM : 02.82.94
Tanggal presentasi : Nama Pendamping : dr. Ardhani Ahmad SpTHT-KL
dr. Andi Faisal Panetto
Tempat presentasi : RSUD Pasarwajo
Objektif presentasi :
 Keilmuan Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
 Deskripsi : Anak laki - laki 4 tahun dengan keluhan kejang.
 Tujuan : Mendiagnosa dan tatalaksana pasien Kejang Demam
Bahan bahasan  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara membahas  Diskusi  Presentasi dan diskusi  Email  Pos
Data Pasien Nama : Tn LP Nomor Registrasi : 02.82.94
Telp :- Terdaftar Sejak : 08 Mei 2019
Data Utama Untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Epistaksis Anterior / Perdarahan dari hidung
2. Riwayat Pengobatan :
- Amlodipin 1 x10 mg
3. Riwayat kesehatan / Penyakit :
Pernah dirawat dengan keluhan yang sama, Hipertensi dan Stroke tahun 2016
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit yang sama
5. Riwayat Pekerjaan :
- Pasien bekerja sebagai pensiunan PNS
6. Lain-lain
-
Daftar Pustaka
1. Adam GL, Boies LR, Hilger PA. Boies Buku Ajar Penyakit THT,Edisi enam, Jakarta:
EGC.2007

2. Darmadipura, M.S., Iyad H.I., Manoppo, A. E., Marmowinoto, M., Ramli, M., Reksoprawiro,
S. Kepala dan Leher. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan
Wim de Jong. Jakarta, EGC, 2010: 479-80

3. Mangunkusumo,E, Wardani,RS. Epistaksis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung


Tenggorokan. Edisi Sembilan, Jakarta FKUI, 2010, hal. 155-159.

Hasil Pembelajaran :
1. Faktor resiko Epistaksis
2. Manifestasi klinis Epistaksis
3. Diagnosis Epistaksis
4. Penatalaksanaan Epistaksis

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :


1. 1. Subyektif :
Pasien datang ke UGD RSUD Pasarwajo tanggal 08 Mei 2019 pukul 18.20 WITA. Pasien
datang mengeluhkan mimisan yang keluar dari kedua lubang hidung sudah 2 jam sebelum masuk
rumah sakit.mimisan masih berlangsung sampai pasin tiba dirumah akit, jumlahnya banyak dan
terkadi secara terus menerus. Awalnya pasien juga mengeluhkan mimisan sejak 1 minggu yang
lalu namun berhenti secara spontan tanpa diberikan obat . pasien juga mengeluhkan Badan terasa
tidak enak, dan juga kepalanya sedikit pusing, muntah tidak ada, batuk tidak ada, BAB dan BAK
dalam batas normal
2. Objektif :
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah Epistaksis Anterior.
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
 Gejala klinis
Perdarahan dari hidung
 Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum: tampak sakit sedang,
- Kesadaran: compos mentis.
- Keadaan umum: tampak sakit sedang,
- Tanda vital :
- Tekanan Darah : 180/100 mmHg
- HR (Nadi) : 88x/menit, reguler
- RR (Laju Nafas) : 18x/menit
- Suhu : 36,6oC

Status Generalisata
- Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera Ikterik (-/-)
- Telingga/Hidung/Mulut
1. Telingga
Bagian
Dextra Sinistra
Auricula
Bentuk normal, Bentuk normal
Auricula nyeri tarik (-) nyeri tarik (-)
nyeri tragus (-) nyeri tragus (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Pre auricular nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
fistula (-) fistula (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Retro auricular
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Bengkak (-) Bengkak (-),
Mastoid
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

Tidak dilakukan Tidak dilakukan


CAE
pemeriksaan pemeriksaan

Membran Tidak dilakukan Tidak dilakukan


timpani pemeriksaan pemeriksaan
2.Hidung dan paranasal
Luar: Kanan Kiri
Bentuk Normal Normal
Sinus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Inflamasi/tumor (-) (-)

Rhinoskopi Anterior Kanan Kiri


Sekret (-) (-)
Mukosa hiperemis (-) hiperemis (-)
edema (-) edema (-)
basah (-) basah (-)
pucat (-) pucat (-)
Konka Media hipertrofi (-) hipertrofi (-)
hiperemis (-) hiperemis (-)
Konka Inferior hipertrofi (-) hipertrofi (-)
hiperemis (-) hiperemis (-)
Tumor (-) (-)
Septum Deviasi (-)
Massa (-) (-)
-
- Thorax: Paru: SP. Vesikuler (+/+) ,
ST. Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Cor : BJ1 > BJ2, murni, reguler, bising (-)
- Abd : Distensi (-), soepel, H/L tidak teraba, peristaltik (+) kesan normal
- Ext : Clubbing finger (-/-), edema (-/-)

3. Assesment :
Epistaksis adalah perdarahan akut dari rongga hidung, yang keluar melalui lubang
hidung ataupun ke belakang (nasopharing). Epistaksis merupakan suatu keluhan atau tanda,
bukan penyakit.Sumber perdarahan biasanya berasal dari bagian depan atau bagian belakang
hidung.
1. Epistaksis ringan biasanya berasal dari bagian anterior hidung, umumnya mudah diatasi
dan dapat berhenti sendiri.
2. Epistaksis berat berasal dari bagian posterior hidung yang dapat menimbulkan syok dan
anemia serta dapat menyebabkan terjadinya iskemia serebri, insufisiensi koroner dan
infark miokard yang kalau tidak cepat ditolong dapat berakhir dengan kematian.
Pemberian infus dan transfusi darah serta pemasangan tampon atau tindakan lainnya harus
cepat dilakukan. Disamping itu epistaksis juga dapat merupakan tanda adanya
pertumbuhan suatu tumor baik ganas maupun jinak. Ini juga memerlukan penatalaksanaan
yang rinci dan terarah untuk menegakkan diagnosis dan menentukan modalitas
pengobatan yang terbaik.

4. Plan :
Diagnosis
Diagnosis Epistaksis dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Dari anamnesa yang didapatkan
- Perdarahan dari hidung
- Pasien merasakan pusing
- Perdarahan berlangsung aktif
Dari pemeriksaan fisik yang didapatkan
- Dijumpai perdarahan dari hidung
- Hipertensi urgensi yaitu 180/100 mmHg

Pengobatan
 Rawat perawatan ruangan
 IVFD RL 20 tpm
 Drip Vit K 1 amp + Asam Tranexamat 1 amp + Adona 1 amp
 Amlodipin 1x10 mg
 Captopril 3x25 mg
 Tampon Kassa dengan lidocain
 Kompres es batu dileher
 Kumur dengan air es

Pendidikan/ Edukasi
Epistaksis bukan merupakan suatu penyakit, melainkan sebagai gejala dari suatu kelainan.Untuk
itu dibutuhkan anamnesis yang ringkas dan tepat, dan pemeriksaan fisik bersamaan dengan
persiapan untuk menanggulangi epistaksis
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila terjadi Epistaksis dirumah
1. Tetap tenang dan jangan panic
2. Buat posisi kepala lebih rendah agar dara tidak ada yang masuk ke saluran pernafasan
3. Kompres dengan air es dibagian leher belakang
4. Kumur kumur dengan mengunakan air es
5. Jika perdarahan tidak berhenti maka carilah pertolongan ke dokter

Anda mungkin juga menyukai