Anda di halaman 1dari 7

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

Robbi Nur Hidayat


331810001
TL.18.F1

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI
2019
kapang patogen yang sering mencemari udara :

1.Aspergillus
Salah satu jenis kapang patogen yang sering mencemari udara di dalam ruangan adalah
Aspergillus. Kapang tersebut dapat menyebabkan pulmonary aspergillosis karena menghirup
udara yang terkontaminasi kapang Aspergillus. Aspergillus merupakan mikroorganisme
multisel berfilamen. Bersifat heterotrofik, dan dapat ditemukan pada media organik tak hidup.
Aspergillus Spp dianggap patogen karena dapat menyebabkan suatu penyakit saluran
pernafasan, radang granulomatosis pada selaput lendir, mata, telinga, kulit, meningen,
bronchus dan paru-paru (Handajani dan Purwoko, 2008).

2.Fusarium
Menurut Bessey (1985) dan Samson et al. (2010), karakter makromorfologis anggota
genus Fusarium memiliki diameter antara 3-60 mm kapang anggota genus Fusarium
menghasilkan konidia berbentuk sabit memiliki makrokonidia dan mikrokonidia ada yang
bewaran hialin, putih kekuningan serta terdapat sekat di konidia. Anggota genus Fusarium
dapat ditemukan di udara dengan kelembapan udara yang tinggi mencapai lebih dari 70%.

3.Penicillium
Menurut Samson et al. (2010) dan Suryani et al. (2012) anggota genus Penicillium
memiliki diameter berkisar antara 4-50 mm memiliki hifa tidak bersekat, fialid berbentuk
silindris dan konidia berbentuk bulat hialin dan memiliki banyak percabangan. Penicillium
dapat ditemukan pada bahan organik, kapang Penicillium juga dapat ditemukan di udara dan
debu dalam ruangan yang menempel pada properti di dalam ruangan, kapang ini dapat tumbuh
pada kelembapan mencapai 80%.

4. Curvularia

Menurut Wihelmus dan Johanes (2011) dalam Widawati et al. (2005) dan Samson et
al. (2010), kapang anggota spesies Curvularia memiliki konidia yang berbentuk agak oval
dengan hitam dengan fialid bercabang
BAKTERI PENCEMAR UDARA

1.Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen penting yang berkaitan
dengan virulensi toksin, invasif, dan ketahanan terhadap antibiotik. Rahmi et al. (2015);
Herlina et al. (2015) menyatakan bahwa bakteri S. aureus dapat menyebabkan terjadinya
berbagai jenis infeksi mulai dari infeksi kulit ringan, keracunan makanan sampai dengan
infeksi sistemik. Infeksi yang terjadi misalnya keracunan makanan karena Staphylococcus,
salah satu jenis faktor virulensi yaitu Staphylococcus enterotoxin (Ses). Gejala keracunan
makanan akibat Staphylococcus adalah kram perut, muntah-muntah yang kadang-kadang di
ikuti oleh diare (Le Loir et al. 2003).

2.Streptococcus
Streptococcus merupakan bakteri fakultatif anaerob yang membutuhkan medium agar
darah untuk berkembang biak (Patterson, 1996).Streptococcus beta-hemolyticus Group A
merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran nafas atas yaitu faringitis.
Kasus faringitis di dunia karena bakteri ini mencapai 616 juta kasus setiap tahunnya, dimana
prevalensi karier Streptococcus beta-hemolyticus Group A yang asimtomatik banyak terdapat
pada kultur sediaan apus tenggorok anak-anak sekolah berusia 5-15 tahun, yaitu sebanyak 9-
34,1%. Di India prevalensi faringitis akibat bakteri ini ditemukan sebanyak 4,2-13,7%. Di
Indonesia faringitis banyak didapat pada anak-anak sebesar 18% (Widagdo, et al., 2007), dan
belum ditemukan data pada orang dewasa. Berdasarkan penelitian di Oslo, infeksi ini paling
sering terjadi pada anak-anak usia 10 tahun (Koch A, 2003).

3.Streptococcus pneumoniae
Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri penyebab infeksi yang menyebabkan
peradangan akut parenkim paru. Antibiotik yang resisten terhadap Streptococcus pneumoniae
adalah safetoksim, marolid, dan fluorokuinilon. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah dengan penggunaan bahan alami, yaitu daun Akasia Berduri (Acacia nilotica L). Pada
infeksi saluran nafas bawah akut seperti bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia penyebab
terbanyaknya adalah infeksi bakteri yang sebagian besar berasal dari penyebaran infeksi
saluran pernapasan atas (Priyanti, et al., 2005:78).
ALGA PENCEMAR UDARA
1.Rhodophyceae
Memiliki ciri-ciri berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau
pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung
klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan
fluoresensi, yaitu fikoeritrin (Tjitrosoepomo, 1998).
2.Lorophyta
Alga ini merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga, Chlorophyceae terdiri atas
sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak ada
pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi
(Tjitrosoepomo, 1998).
3..Phaeophyta
Menurut Tjitrosoepomo (1998), Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna
pirang. Dalam kromatoforanya terkandung klorofil a, karotin, dan santofil, terutama fikosantin
yang menutupi warna lainnya dan yang menyebabkan ganggang itu kelihatan warna pirang.
Melekat pada batu-batu, kayu, sering juga sebagai epifit pada thallus lain, bahkan ada yang
sebagai endofit (Tjitrosoepomo, 1998).

KHAMIR PENCEMAR UDARA


khamir C.albicans
Menurut Lodder (1970), pertumburan khamir C.albicans pada media Sabaroud
dextrose agar atau glucose-yeast extract- peptone water berbentuk bulat atau oval dengan
ukuran (3,5-6) x (6-10) μm. Koloni berwarna krem, agak mengkilat dan halus. Pada media
cornmeal agar dapat membentuk clamydospora dan lebih mudah dibedakan melalui bentuk
pseudomycelium. Pada pseudomycelium terdapat kumpulan blastospora,terdapat pada bagian
terminal atau interkalar.
C. albicans merupakan opportunistik penyebab sariawan (Kumamoto dan Vinces,
2004), lesi pada kulit (Bae dkk., 2005), vulvavaginistis (Wilson, 2005), gastrointestinal
candidiasis yang dapat menyebabkan gastric ulcer (Brzozowski dkk 2005), atau bahkan dapat
menjadi komplikasi kanker (Dinubile dkk, 2005).
2.Khamir A.niger

Menurut Samson dkk. (1981) , Koloni A.niger pada media Czapek Agar suhu 250C
umur 7 hari mencapai diameter 4 – 7 cm, terdiri dari masa koloni yang kompak berwarna putih
dan kuning pada permungkaan bawah koloni, yang akan berobah warna menjadi coklat gelap
sampai hitam setelah terbentuk konidiospora (konidia). Kepala konidia radiat. Tangkai konidia
( konidiofor ) berdinding halus, hialin, tetapi sering berwarna coklat. Vesikel bulat sampai semi
bulat, berdiameter 50 – 100 µm. fialid duduk pada metule, berukuran 7,0 – 9,5 x 3 – 4 µm.
Metule hialin sampai coklat, sering bersekat, berukuran 15 – 25 x 4,5 – 6,0 µm. konidia bulat
sampai semi bulat, diameter 3,5 - 5µm, coklat, dengan ornamen.

3.Rhodotorula
Rhodotorula adalah genus ragi berpigmen uniseluler, bagian dari divisi Basidiomycota.
Ini mudah diidentifikasi oleh koloni oranye / merah khas ketika tumbuh di SDA. Warna khas
ini adalah hasil dari pigmen yang dibuat ragi untuk menghalangi panjang gelombang cahaya
tertentu yang jika tidak akan merusak sel. Isolat khamir dengan koloni berwarna kemerahan -
merah yang tumbuh dipindah ke media MEA yang masih segar (McCormack et al., 1994).

PROTOZOA PENCEMAR UDARA

1.Entamoeba Histolytica
Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit, bagian dari genus Entamoeba.
Protozoa ini menginfeksi manusia dan primata lainnya. E. histolytica diperkirakan telah
menginfeksi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia (McCormack et al., 1994).

2.Filum Rhizopoda (Sarcodina)

Anggota dari filum Rhizopoda mempunyai ciri khas yaitu memiliki alat gerak yang
berupa pseudopodium (kaki semu) yang merupakan penjuluran protoplasma. Ada dua tipe
pseudopodium, yaitu tipe filopodia dan tipe labodia (Suryawirya, 1993)

3.Filum Ciliata

Ciliata mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,Bergerak dengan silia (rambut getar) yang
menutup seluruh permukaan tubuhnya. Silia lebih pendek daripada flagela.Merupakan bersel
satu/monoseluler, yaitu sel-selnya dilapisi pelikel sehingga bentuknya tetap (McCormack et
al., 1994).

Anda mungkin juga menyukai