Anda di halaman 1dari 11

Dimitri Fairizi

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya


Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang Sumatera Selatan
Email : dfairizi@yahoo.com

# $%$! & $ $ ! ' (! ) ! $ !* ! ' & !* '' ! ! + ! +* !* ! $ '' + ! ' &


* $ ' !* $ ! $ ! %, ) ! !* (* $ - & $ .
- &/ !* & & ! ! ' !* $ ! !* $* ! ! & ' ! ' & "" ! " + $ $ * ' ! + $
! $! (( ! & & $ &/ $! / ! (! $ ! ' !* $ $! / ! + !* !*
$& $! ) ! $! * ! & $! / ! $! + !* !* $& ) & ) ! $! ! ' !* ! $ !% 0 ! * !
0 ! + / $ ! ' !* ! !* & $ %, !* ( (! ! !* $ !+ $
1 & 2 & !* & ! ' ( !$ !* 1 & !* ( (! ! ( !$ ' 3 !* ( !$
!* ! & !* + / $

# $! ' ) ! 1

! " " #
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah limpasan air yang terjadi pada
Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang saluran drainase pada kawasan Perumnas Talang
membentuk upaya pengaliran air, baik air permukaan Kelapa di Sub DAS Lambidaro Kota Palembang.
(limpasan/run off), maupun air tanah (underground
water) dari suatu daerah atau kawasan.Sistem $ % &"
drainase merupakan bagian penting pada suatu Berdasarkan latar belakang dan permasalahan
kawasan perumahan.Suatu kawasan perumahan yang yang ada, maka tujuan penulisan laporan tugas akhir
tertata dengan baik haruslah juga diikuti dengan ini adalah menganalisis dan mengevaluasi dimensi
penataan sistem drainase yang berfungsi untuk saluran drainase pada kawasan Perumnas Talang
mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu Kelapa di Sub DAS Lambidaro Kota Palembang.
kawasan atau lahan sehingga tidak menimbulkan
genangan air yang dapat menganggu aktivitas ' & ( &"
masyarakat dan bahkan dapat menimbulkan kerugian Dalam penelitian ini perlu dilakukan batasan
sosial ekonomi terutama yang menyangkut aspek- cakupan dan prosedur analisis untuk mengetahui
aspek kesehatan lingkungan permukiman. seberapa jauh cakupan penelitian sehingga dapat
Wilayah Perumnas Talang Kelapa merupakan memudahkan dalam pembahasan penelitian.
perumahan yang berada di kelurahan Talang Kelapa Batasan penelitian mencakup hal-hal di bawah ini :
kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota 1. Sistem Drainase yang diteliti adalah saluran
Palembang.Berdasarkan berita yang dimuat pada drainase pada kawasan Perumnas Talang
harian Sriwijaya Post tanggal 4 februari 2013, banjir Kelapa di Sub DAS Lambidaro Kota
di wilayah ini disebabkan karena pembangunan yang Palembang.
semakin pesat di daerah tersebut dan dimensi saluran 2. Penelitian ini membahas tentang
drainase yang sudah tidak mampu lagi mengalirkan menganalisis debit banjir, menganalisis dan
debit aliran air hujan pada kawasan tersebut yang mengevaluasi dimensi saluran drainase pada
disebabkan oleh sampah dan sedimentasi pada kawasan Perumnas Talang Kelapa di Sub
saluran yang ada. DAS Lambidaro Kota Palembang.
) * "& &&
Ruang lingkup wilayah penelitian adalah saluran
drainase pada kawasan Perumnas Talang Kelapa di
Sub DAS Lambidaro Kota Palembang.

755
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

+ menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air


tanah (Suripin, 2004).
&& , #
Suripin (2004) dalam studi kasus Kota Semarang $ + &"/+ &" & "
yang mengungkapkan bahwa penampang saluran Jenis drainase dapat dikelompokkan sebagai
mengikuti trase yang sudah ada, sedangkan berikut (Hadi Hardjaja, dalam jurnal Kusumo 2009):
kemiringan dasar saluran diambil menyesuaikan A. Drainase Menurut Sejarah Terbentuknya
dengan kemiringan lahan setempat.Bentuk melintang 1) Drainase Alamiah (Natural Drainage)
penampang saluran disesuaikan dengan ketersedian Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak
lahan.Bagian yang lahannya terbatas digunakan terdapat bangunan-bangunan penunjang, saluran ini
bentuk persegi, sedangkan yang agak longgar terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena
digunakan bentuk trapesium.Perhitungan dimensi gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
saluran menggunakan persamaan Manning untuk permanen seperti sungai. Daerah-daerah dengan
aliran tunak seragam, kemudian dihitung pengaruh air drainase alamiah yang relatif bagus akan
balik pada daerah muara. membutuhkan perlindungan yang lebih sedikit
daripada daerah-daerah rendah yang tertindak sebagai
, " * & kolam penampung bagi aliran dari daerah anak-anak
# & &- . sungai yang luas.
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan 2) Drainase Buatan
sebagai kawasan yang dibatasi oleh pemisah Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan
topografis yang menampung, menyimpan dan tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan
mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai khusus seperti selokan pasangan batu, gorong-gorong,
yang akhirnya bermuara ke danau atau laut (Manan, dan pipa-pipa.
dalam jurnal Sismanto 2009). DAS merupakan satuan B. Drainase Menurut Letak Bangunannya
gerak air yang bersifat bebas dari DAS lainnya, yaitu 1) Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
dua buah DAS adalah DAS yang satu sama yang Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah
lainnya berbeda dalam hal pengaliran air. Dengan yang berfungsi untuk mengalirkan air limpasan
demikian, suatu DAS secara jelas dapat dipandang permukaan. Analisis alirannya merupakan analisis
sebagai satu kesatuan ekosistem hidrologi, geografi open channel flow (aliran saluran terbuka).
atau unsur fisik lainnya dengan unsur utamanya 2) Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface
sumber daya tanah, air, flora, dan fauna. Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan untuk mengalirkan
%& air limpasan permukaan melalui media di bawah
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan permukaan tanah (pipa-pipa) dikarenakan alasan-
(yang biasanya kering) karena volume air yang alasan tertentu. Ini karena alasan tuntutan artistik,
meningkat.Banjir ada dua peristiwa.Pertama peristiwa tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
banjir atau genangan yang terjadi pada daerah yang membolehkan adanya saluran dipermukaan tanah
biasanya tidak terjadi banjir. Kedua peristiwa banjir seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, dan
terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena taman.
debit banjir tidak mampu dialirikan oleh alur sungai C. Drainase Menurut Konstruksinya
atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran 1) Saluran Terbuka
sungai yang ada (Suripin, 2004). Saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan
yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang
$ & " * cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang
$ ! ! tidak membahayakan kesehatan atau menganggu
Drainase yang berasal dari bahasa inggris lingkungan.
drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, 2) Saluran Tertutup
membuang, atau mengalihkan air.Drainase secara Saluran yang pada umumnya sering di pakai untuk
umum dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan aliran air kotor (air yang mengganggu kesehatan atau
teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan tengah kota.
air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi D. Drainase Menurut Sistem Buangannya
kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga Pada sistem pengumpulan air buangan sesuai dengan
di artikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air fungsinya maka pemilihan sistem buangan dibedakan
tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, darinase menjadi (Hadi Hardjaja, dalam jurnal Kusumo 2009):
1) Sistem Terpisah (Separate System)

756
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

Dimana air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem beberapa stasiun penakar hujan yang ada di dalam
saluran masing-masing secara terpisah. atau di sekitar kawasan tersebut (Suripin, 2004).

) 2 !& &# *,
2) Sistem Tercampur (Combined system) Pemilihan metode yang cocok untuk dipakai
Dimana air kotor dan air hujan disalurkan melalui pada suatu DAS dapat ditentukan dengan
satu saluran yang sama. mempertimbangkan tiga faktor berikut (Suripin,
3) Sistem Kombinasi (Pscudo Separate system) 2004):
Merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan A. Jaring-jaring pos penakar hujan dalam DAS
saluran air hujan dimana pada waktu musim hujan air B. Luas DAS
buangan dan air hujan tercampur dalam saluran air C. Topografi DAS
buangan, sedangkan air hujan berfungsi sebagai
pengenceran penggelontor .kedua saluran ini tidak 3 % 4
bersatu tetapi dihubungkan dengan sistem perpipaaan Penentuan besar hujan rencana memerlukan data
interceptor. hujan jangka pendek atau kalau data tersebut tidak
ada maka dapat digunakan data hujan harian
$$ * + & & " maksimum, data ini kemudian dianalisis
Suatu saluran pembuangan dibuat sesuai dengan menggunakan beberapa distribusi frekuensi.Ada
kondisi lahan dan lingkungan sekitarnya.Oleh karena empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam
itu drainase bisa di bangun dalam berbagai macam bidang hidrologi yaitu distribusi Normal, Log
pola jaringan agar tercapai hasil yang optimal Normal, Log Pearson III, dan Gumbel.
(Sidhartha Karmawan, dalam jurnal Kusumo 2009). Ada beberapa parameter statistik yang berkaitan
dengan analisis data yang meliputi nilai rata-rata,
$) 0 "& & " simpangan baku, koefisien variasi, koefisien
Drainase memiliki banyak fungsi, diantaranya skewness (kecondongan atau kemencengan), dan
(Moduto, dalam jurnal Ainal Muttaqin 2011): koefisien kurtosis (Suripin, 2004).
1) Mengeringkan daerah becek dan genangan air.
2) Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang 3 *, &" &5 "& * !
berlebihan. Merupakan Fungsi Distribusi Kumultif Normal
3) Mengendalikan erosi, kerusakan jalan, dan atau dikenal dengan distribusi Gauss (Gaussian
kerusakan infrastruktur. Distribution). Distribusi Normal memiliki fungsi
4) Mengelola kualitas air. kerapatan probabilitas yang dirumuskan:
= + . (1)
' &"&" &, * * & dimana:
Analisis hidrologi merupakan langkah yang XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi
paling penting untuk merencanakan drainase.Analisis dengan
ini perlu untuk dapat menentukan besarnya aliran periode ulang T-tahunan
permukaan ataupun pembuangan yang harus = nilai rata-rata
ditampung. Data hidrologi mencakup antara lain luas S = standar deviasi
daerah drainase, besar, dan frekuensi dari intensitas KT = faktor frekuensi
hujan rencana. Ukuran dari daerah tangkapan air akan
mempengaruhi aliran permukaan sedangkan daerah 3 *, &" &5 "& * * !
aliran dapat ditentukan dari peta topografi atau foto Fungsi kerapatan probabilitas Log Normal adalah
udara. sebagai berikut:

) &"&" % log = (2)


) % 1 " - # ( & . &,(
! "#
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar = % (3)
hujan merupakan hujan yang terjadi hanya pada satu $
+ !
tempat atau titik saja (point rainfall).Mengingat hujan )* = (4)
!
sangat bervariasi terhadap tempat (space), maka log = log + . (5)
untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan
belum dapat menggambarkan wilayah hujan dimana:
tersebut.Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi
yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan denganperiode ulang T-tahunan

757
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

= nilai rata-rata Metode Smirnov-Kolmogorov merupakan


Slogx = standar deviasi prosedur yang pada dasarnya mencakup perbandingan
KT = faktor frekuensi antara probabilitas kumulatif lapangan dan distribusi
kumulatif fungsi yang ditinjau.Sampel yang
3$ *, &" &5 "& * "* berukuran N, diatur dengan urutan yang meningkat.
Secara sederhana fungsi kerapatan peluang Distribusi Dari data yang diatur akan membentuk suatu fungsi
Log Pearson III adalah sebagai berikut: frekuensi kumulatif tangga.
Prosedur pengujian Smirnov-Kolmogorov adalah
"# sebagai berikut:
)+ = (6)
$" ,"+ - 1. Urutkan data (dari besar ke kecil atau
log = log + . (7) sebaliknya) dan tentukan besarnya peluang
dari masing-masing data tersebut:
X1 ≥ P (X1)
dimana: X2 ≥ P (X2)
Log XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi XN ≥ P (XN)
denganperiode ulang T-tahunan 2. Tentukan nilai masing-masing peluang
Log x ̅ = nilai rata-rata teoritis dari hasil penggambaran data.
S = standar deviasi X1 ≥ P’ (X1)
CS = koefisien skewness X2 ≥ P’ (X2)
XN ≥ P’ (XN)
3' *, &" &5 "& !5 3. Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan
Metode distribusi Gumbel banyak digunakan dalam selisih terbesar antara peluang
analisis frekuensi hujan yang mempunyai rumus: 4. Berdasarkan Tabel nilai kritis (Smirnov-
Kolmogorov test) tentukan nilai Do.
012 0
/ = + . (8)
+
8 "& " %
dimana: Intensitas hujan adalah tinggi atau
XTr = besar variabel dengan kala ulang T kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat
tahun umum hujan adalah makin singkat hujan
x̅ = nilai rata rata berlangsung intensitasnya cendrung makin tinggi
S = standar deviasi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi
K = faktor frekuensi dari gumbel pula intensitasnya. Hubungan antara intensitas ,
Yn = reduced mean yang tergantung jumlah lama hujan, dan frekuensi hujan biasanya
sampel/data n dinyatakan dalam lengkung Intensitas-Durasi-
Sn = reduced standard deviation yang juga Frekuensi (IDF=Intensity-Duration-Frequency
tergantung pada jumlah sampel n Curve). Diperlukan data hujan jangka pendek,
YTr = reduced variate misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit, dan jam-
jaman untuk membentuk lengkung IDF (Suripin,
6 %& 4*4* &" &5 "& 2004).
Diperlukan penguji parameter untuk menguji
kecocokan distribusi frekuensi sampel data terhadap 9 &!( "
fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat Limpasan merupakan gabungan antara aliran
mengambarkan atau mewakili distribusi frekuensi permukaan, aliran-aliran yang tertunda pada
tersebut.Pengujian parameter yang sering dipakai cekungan-cekungan, dan aliran bawah
adalah Chi-kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov. permukaan (subsurface flow).Dalam perencanaan
drainase, bagian air hujan yang menjadi perhatian
6 %& 2#&/ , adalah aliran permukaan (surface runoff),
Uji Chi-kuadrat di maksudkan untuk menentukan sedangkan untuk pengendalian banjir tidak hanya
apakah persamaan distribusi yang telah dipilih dapat aliran permukaan, tetapi limpasan (runoff)
mewakili distribusi statistik sampel data yang di (Suripin, 2004).
analisis.Pengambialan keputusan uji ini mengunakan
parameter χ2. $

6 %& !& *7/ * !* * *7 $ ,& ( "


Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan
pembelajaran terhadap bahan-bahan yang

758
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

berhubungan dengan permasalahan yang akan rencana, metode yang digunakan adalah metode
diteliti. Bahan-bahan tersebut berupa bahan yang Rasional. Pada metode ini dibutuhkan nilai
didapat dari tulisan-tulisan ilmiah, diktat-diktat, koefisien limpasan, intensitas hujan, dan luas
buku-buku maupun internet yang berkaitan areal tangkapan hujan. Setelah data debit
dengan masalah yang diteliti.Informasi yang diperoleh langkah selanjutnya mencari dimensi
didapat dari studi pustaka ini dapat digunakan saluran drainase, untuk mencari dimensi saluran
sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian ini. drainase dibutuhkan data debit, koefisien
kekasaran Manning, dan kemiringan dasar
$ !( , saluran.
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan
data-data yang berhubungan dengan drainase $' "&!(
pada kawasan Perumnas Talang Kelapa di Sub Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
DAS Lambidaro Kota Palembang. metode yang dipakai maka diperoleh penampang
Adapun metode pengumpulan data yang saluran drainase yang efisien, selanjutnya
dipakai dalam penulisan laporan ini berupa penampang saluran drainase yang diperoleh dari
pengumpulan data dengan cara: perhitungan dibandingkan dengan kondisi
1. Pengumpulan data secara primer eksisting yang diperoleh dari lapangan.Dari hasil
Metode pengumpulan data secara primer ialah perbandingan bisa dilihat kondisi eksisting yang
metode yang digunakan untuk mendapatkan data berada dalam kondisi tidak baik, kondisi ini
secara langsung dari sumber yang diteliti. Contoh menyebabkan air yang ditampung oleh saluran
data-data primer ialah: Pengukuran dimensi drainase tersebut tidak optimal sehingga air
saluran drainase dan foto dimensi saluran tersebut melimpas.
drainase.
2. Pengukuran data secara sekunder
Metode pengumpulan data secara sekunder ialah '
metode yang digunakan untuk mendapatkan data
dari sumber-sumber yang lain yang berhubungan Setelah data-data diperoleh kemudian
dengan materi penelitian dan bukan merupakan dilakukan perhitungan Analisis Frekuensi,
hasil langsung sipeneliti itu sendiri. Intensitas Hujan, Debit Banjir Rencana, dan
Contoh data-data sekunder ialah: Dimensi Saluran Drainase dengan menerapkan
a) Data curah hujan (jangka pendek) selama 12 metode atau rumus persamaan yang telah
tahun, mulai dari tahun 2001 sampai dengan dijelaskan sebelumnya pada Bab II. Perhitungan
2012 stasiun BMKG Kenten, Kota Palembang. dilakukan dengan menggunakan program
b) Peta Administrasi Kota Palembang komputer, Microsoft Excel dan EPA SWMM.
c) Peta Topografi Dari hasil perhitungan didapatkan dimensi
d) Peta tata guna lahan saluran kemudian dibandingkan dengan kondisi
e) Peta DAS Lambidaro eksisting yang ada dilapangan.

$$ * # , &"&" ' * ,&"& # ,&


Setelah semua data-data yang diperlukan Secara administratif Perumnas Talang
telah terkumpul, maka dapat dilakukan analisis. Kelapa terletak di kelurahan Talang Kelapa
Curah hujan yang didapat dianalisis dengan Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang
menggunakan analisis frekuensi untuk dan berada di Sub DAS Lambidaro Kota
mendapatkan distribusi yang cocok, analisis Palembang. Kawasan Perumnas yang di teliti
frekuensi yang digunakan adalah metode memiliki area seluas ± 42,76 ha. Perumnas
Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Log Talang Kelapa berada pada dataran yang cukup
Person III, metode Gumbel. Setelah didapat tinggi sehingga kawasan tersebut tidak
distribusi yang cocok maka langkah selanjutnya dipengaruhi oleh pasang surut sungai musi.
yaitu dilakukan untuk uji kecocokan distribusi Berdasarkan peta Topografi kawasan Perumnas
yang mana dipenelitian ini digunakan uji berada pada elevasi yang beragam yaitu 0-3m, 4-
Smirnov-Kolmogorov.Langkah selanjutnya 6m, 7-9m, dan 10-13m.
menentukan intensitas hujan, maka persamaan Dari hasil pengamatan di lokasi penelitian,
yang dapat digunakan adalah persamaan Talbot, pada Perumnas Talang Kelapa terdapat beberapa
Sherman, Ishiguro.Hasil dari persamaan tersebut jenis ukuran saluran drainase. Yaitu 35 x 45 cm,
maka digambarkan lengkung IDF. Kemudian 35 x 55 cm, 40 x 40 cm, 40 x 50 cm, 40 x 60 cm,
tahap selanjutnya adalah menentukan debit banjir 40 x 80 cm 40 x 90 cm, 40 x 100 cm, 50 x 50 cm,

759
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

55 x 115 cm, 60 x 40 cm, 60 x 50 cm, 60 x 70 c7 8.4100351 2.6278 11.0378


cm, 80 x 100 cm 100 x 90 cm, 110 x 120 cm.
c8 15.879128 1.0002 16.8794
' 2 # % c9 6.4402282 1.1691 7.6093
Data curah hujan yang digunakan adalah data
c10 18.518248 7.3528 25.8710
curah hujan jangka pendek selama 12 tahun,
mulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2012 c11 8.4100351 1.7539 10.1640
stasiun BMKG Kenten, Kota Palembang. Data
c12 6.4402282 1.0002 7.4405
dilampirkan dalam bentuk data curah hujan
maksimum jangka pendek. c13 19.451815 4.5087 23.9606
c14 10.61296 28.6026 39.2156
'$ : * (# % 4 ,
& *4 #*, - . c15 8.5452188 1.0002 9.5454
Hyetograph rencana yang dihasilkan oleh c16 15.059381 28.6026 43.6620
metode ini adalah hujan terjadi dalam n
rangkaian interval waktu yang berurutan dengan c17 6.8146455 1.6873 8.5019
durasi ∆t selama waktu Td = n ∆t. Untuk periode c18 7.8001954 1.4585 9.2586
ulang tertentu, intensitas hujan diperoleh dari
kurva IDF (Intencity Duration Frequency) pada c19 9.0272906 7.5663 16.5936
setiap durasi waktu ∆t, 2∆t, 3∆t, dan 4∆t. c20 14.211258 28.6026 42.8139
c21 8.0277014 1.4116 9.4393
'' &"&" * !
); c22 23.486509 28.6026 52.0891
Tahap pertama dalam melakukan
c23 8.5117604 28.6026 37.1144
pemodelan yaitu input data. Setelah itu dilakukan
running.Hasil pemodelan memperlihatkan system c24 6.5181274 28.6026 35.1207
drainase bagian kawasan pemukiman yang c25 8.4435851 28.6026 37.0462
tergenang banjir.Tahap berikutnya merupakan
analisis hasil running. c26 17.437724 28.6026 46.0403
Waktu Waktu
Waktu aliran
') & Saluran pengaliran konsentrasi
(Menit)
Waktu konsentrasi (tc) dibagi menjadi 2 (Menit) (Menit)
komponen yaitu waktu yang diperlukan air dari c27 17.748601 1.3417 19.0903
permukaan untuk mengalir sampai ke saluran
c28 13.116269 0.9154 14.0317
terdekat (to) dan waktu perjalanan dari saat air
memasuki saluran sampai dengan keluaran (td). c29 13.116269 1.9864 15.1027
Nilai dari waktu konsentrasi dalam adalah nilai
c30 14.807786 1.9864 16.7942
waktu konsentrasi terbesar dalam jaringan
saluran yang terbesar yang didapatkan pada c31 10.044163 1.9864 12.0306
saluran tersebut atau waktu konsentrasi pada c32 13.116269 1.7310 14.8473
saluran sebelumnya.
Hasil perhitungan lengkap ditunjukkan pada c33 6.1883297 1.7310 7.9193
tabel berikut: c34 6.1883297 1.7310 7.9193
Tabel 1 Nilai waktu konsentrasi
Waktu Waktu c35 6.1883297 2.2935 8.4818
Waktu aliran
Saluran pengaliran konsentrasi c36 8.0810909 2.2935 10.3746
(Menit)
(Menit) (Menit)
c1 15.936651 7.5663 23.5030 c37 14.398591 2.2935 16.6921

c2 18.629113 2.4207 21.0499 c38 14.398591 2.2935 16.6921

c3 14.162744 0.7833 14.9460 c39 6.5181274 2.2935 8.8116

c4 7.9370769 3.5209 11.4580 c40 4.9514659 2.2935 7.2449

c5 18.494558 2.6278 21.1223 c41 6.1883297 2.2935 8.4818


c42 8.0810909 2.2935 10.3746
c6 9.9526906 2.6278 12.5805

760
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

c43 8.0810909 2.2935 10.3746 c16 43.6620 79.1624 2.4869


c44 13.116269 1.2709 14.3872 c17 8.5019 141.6487 0.2028
c45 12.605314 0.2703 12.8756 c18 9.2586 139.2824 0.1357
c46 8.7547647 2.2935 11.0482 c19 16.5936 119.8728 0.3094

c47 10.64776 2.2935 12.9412 c20 42.8139 80.0138 3.9087

c48 8.4932136 1.3262 9.8194 c21 9.4393 138.7291 0.1411

c49 6.6013389 1.4299 8.0312 c22 52.0891 71.5928 3.2120

c50 6.2440324 2.2935 8.5375 c23 37.1144 86.2476 1.3723

c51 7.4825795 2.2935 9.7761 c24 35.1207 88.6639 1.4004

Sumber : Hasil Perhitungan c25 37.0462 86.3281 2.9260


c26 46.0403 76.8687 3.0042
'3 &"&" 5& %& , ! "
c27 19.0903 114.4442 0.4412
(
Kawasan Perumnas Talang Kelapa memiliki c28 14.0317 126.0058 0.3822
luas ± 42,76 ha sehingga metode yang cocok c29 15.1027 123.3673 0.7670
digunakan untuk menganalisis debit banjir adalah
metode Rasional. Metode Rasional c30 16.7942 119.4177 1.2689
membutuhkan data luas daerah pengaliran air, c31 12.0306 131.2512 0.2592
data intensitas hujan, dan koefisien pengaliran.
Hasil perhitungan akan ditunjukkan pada tabel c32 14.8473 123.9864 0.2519
berikut: c33 7.9193 143.5258 0.4398
c34 7.9193 143.5258 0.5018
c35 8.4818 141.7126 0.5011
c36 10.3746 135.9339 1.5680

Tabel 2 Debit rencana c37 16.6921 119.6490 1.6106


Waktu Intensitas Waktu Intensitas
Debit Debit
Saluran konsentrasi Hujan Saluran konsentrasi Hujan
(m3/detik) (m3/detik)
(Menit) (mm/jam) (Menit) (mm/jam)
c1 23.5030 105.9631 0.1082 c38 16.6921 119.6490 1.6532

c2 21.0499 110.5162 0.2140 c39 8.8116 140.6706 0.4356

c3 14.9460 123.7464 0.1940 c40 7.2449 145.7619 0.0944

c4 11.4580 132.8334 0.2082 c41 8.4818 141.7126 0.4390

c5 21.1223 110.3760 1.2916 c42 10.3746 135.9339 0.9495


c43 10.3746 135.9339 1.0082
c6 12.5805 129.7668 0.1987
c7 11.0378 134.0188 0.3028 c44 14.3872 125.1177 0.1898
c45 12.8756 128.9838 0.1967
c8 16.8794 119.2255 0.1707
c9 7.6093 144.5453 0.2687 c46 11.0482 133.9892 0.6108
c47 12.9412 128.8110 0.4517
c10 25.8710 101.9102 0.0717
c11 10.1640 136.5534 0.2411 c48 9.8194 137.5795 0.2098

c12 7.4405 145.1065 0.2691 c49 8.0312 143.1615 0.1092


c50 8.5375 141.5356 0.4661
c13 23.9606 105.1550 0.4301
c51 9.7761 137.7095 0.6225
c14 39.2156 83.8396 0.6065
Sumber : Hasil Perhitungan
c15 9.5454 138.4062 0.4673

761
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

'6 &"&"
&! "& , ! " c26 50 50 85 170 Melimpas
(
c27 60 70 50 100 Melimpas
Untuk menghitung dimensi saluran maka
dibutuhkan data debit banjir rencana, koefisien c28 40 50 40 80 Melimpas
kekasaran Manning, dan kemiringan saluran. c29 40 50 55 110 Melimpas
Penampang saluran drainase yang direncanakan
berbentuk persegi. c30 50 50 65 130 Melimpas
Data perbandingan antara dimensi saluran c31 50 50 30 60 Aman
eksisting dan dimensi saluran dengan
perhitungan metode rasional akan ditampilkan c32 50 50 35 70 Aman
pada tabel berikut: c33 40 40 40 80 Melimpas
Tabel 3 Perbandingan dimensi saluran eksisting
c34 50 50 40 80 Melimpas
dan metode rasional
Eksisting Metode c35 40 40 40 80 Melimpas
Saluran Rasional
Saluran Keterangan c36 50 50 70 140 Melimpas
h b h b
(cm) (cm) (cm) (cm) c37 50 50 85 170 Melimpas
c1 40 50 30 60 Aman c38 50 50 85 170 Melimpas
c2 40 100 40 80 Aman c39 50 50 35 70 Aman
c3 40 90 40 80 Aman c40 40 50 20 40 Aman
c4 50 50 30 60 Aman c41 40 40 40 80 Melimpas
c5 50 50 70 140 Melimpas c42 40 40 60 120 Melimpas
c6 40 50 35 70 Aman c43 40 40 60 120 Melimpas
c7 50 50 35 70 Aman c44 50 50 35 70 Aman
c8 50 50 30 60 Aman c45 50 50 30 60 Aman
c9 50 50 40 80 Aman c46 50 50 35 70 Aman
c10 40 50 35 70 Aman c47 50 50 45 90 Melimpas
c11 50 50 35 70 Aman c48 40 50 25 50 Aman
Eksisting Metode c49 40 50 20 40 Aman
Saluran Rasional
Saluran Keterangan Eksisting Metode
h b h b Saluran Rasional
(cm) (cm) (cm) (cm) Saluran Keterangan
h b h b
c12 50 50 30 60 Aman (cm) (cm) (cm) (cm)
c13 35 55 60 120 Melimpas c50 40 50 50 100 Melimpas
c14 50 10 45 90 Melimpas c51 40 50 50 100 Melimpas
c15 50 50 35 70 Aman Sumber : Hasil Perhitungan
c16 110 120 115 230 Melimpas '8 & , * !
c17 40 40 25 50 Aman Selain menggunakan Metode Rasional untuk
merencanakan dimensi saluran yang mampu
c18 40 60 20 40 Aman
mengalirkan debit air yang ada, dimensi saluran
c19 40 50 25 50 Aman juga dapat direncanakan secara langsung dalam
c20 50 50 85 170 Melimpas program SWMM dengan cara mengiterasi
dimensi saluran dalam perogram tersebut hingga
c21 60 50 20 40 Aman saluran tersebut dapat mengalirkan debit air
c22 50 50 100 200 Melimpas tanpa terjadi limpasan.
Perbandingan antara dimensi saluran
c23 100 90 65 130 Aman
eksisting, dimensi saluran berdasarkan metode
c24 100 90 55 110 Aman rasional, dan dimensi saluran dengan
c25 80 100 85 170 Melimpas

762
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

menggunakan iterasi Program SWMM secara c32 50 50 35 70 35 70


lengkap akan ditampilkan pada tabel berikut:
c33 40 40 40 80 40 80
Tabel 4 Perbandingan dimensi saluran eksisting,
rasional, dan iterasi c34 50 50 40 80 40 80
Eksisting Metode
1 c35 40 40 40 80 40 80
Saluran Rasional
Saluran
h b h b h b c36 50 50 70 140 70 135
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
c37 50 50 85 170 70 135
c1 40 50 30 60 35 50
c38 50 50 85 170 80 150
c2 40 100 40 80 35 70
c39 50 50 35 70 30 60
c3 40 90 40 80 35 70
c40 40 50 20 40 20 40
c4 50 50 30 60 25 50
c41 40 40 40 80 40 80
c5 50 50 70 140 45 80
c42 40 40 60 120 50 100
c6 40 50 35 70 30 60
c43 40 40 60 120 50 100
c7 50 50 35 70 30 60
c44 50 50 35 70 25 50
c8 50 50 30 60 25 50
c45 50 50 30 60 30 60
c9 50 50 40 80 40 60
c46 50 50 35 70 30 60
c10 40 50 35 70 30 40
c47 50 50 45 90 45 90
c11 50 50 35 70 30 60
c48 40 50 25 50 20 40
c12 50 50 30 60 20 40
c49 40 50 20 40 20 40
c13 35 55 60 120 60 100
c50 40 50 50 100 50 80
c14 50 10 45 90 40 90
c51 40 50 50 100 50 80
c15 50 50 35 70 30 60 Sumber : Hasil Perhitungan
c16 110 120 115 230 110 180 '9 !5 # "
Daerah yang diteliti pada pengerjaan tugas
c17 40 40 25 50 15 30
akhir ini adalah kawasan Perumnas Talang
c18 40 60 20 40 20 35 Kelapa.Berdasarkan survey yang dilakukan
c19 40 50 25 50 25 50
langsung ke lokasi ini, kondisi drainase yang
sudah ada memang sudah tidak memadai lagi
c20 50 50 85 170 70 120 untuk mengalirkan debit air yang ada.hal ini
Eksisting Metode disebabkan oleh banyaknya sampah pada saluran
1
Saluran Rasional drainase yang ada dan banyak terjadi
Saluran
h b h b h b pendangkalan di saluran drainase tersebut. Luas
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) catchment area yang diteliti dalam pengerjaan
c21 60 50 20 40 15 30 tugas akhir ini adalah seluas 42,76 hektar. Untuk
c22 50 50 100 200 80 160 menganalisis dan mengevaluasi saluran drainase
yang ada dalam kawasan Perumnas Talang
c23 100 90 65 130 55 110 Kelapa ini dilakukan pembagian catchment area
c24 100 90 55 110 50 100 menjadi sub catchment area yaitu sebanyak 22
bagian. Dari pembagian tersebut didapatkan 51
c25 80 100 85 170 80 100
saluran utama. Dimensi saluran utama ini diukur
c26 50 50 85 170 80 150 melalui pengukuran langsung ke lapangan
c27 60 70 50 100 40 65 sebagai data untuk dapat menganalisis saluran
mana saja yang sudah tidak mampu mengalirkan
c28 40 50 40 80 40 65 debit yang mengalir pada saluran tersebut.
c29 40 50 55 110 45 80 Drainase dianalisis dan dievaluasi dengan
perhitungan dan dengan menggunakan program
c30 50 50 65 130 60 100 EPA SWMM.
c31 50 50 30 60 25 50

763
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

Dalam penelitian ini, digunakan data curah


hujan jangka pendek dari tahun 2001 sampai ) "&!(
dengan 2012 yang didapat dari Badan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kenten. dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
Dari curah hujan tersebut akan dilakukan analisis sebagai berikut:
hujan rencana digunakan empat distribusi dalam 1. Dari penelitian langsung ke lapangan,
analisis frekuensi yaitu Distribusi Normal, saluran drainase yang ada di kawasan
Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson Perumnas Talang Kelapa ini kebanyakan
Type III dan Distribusi Gumbel. Selanjutnya dari sudah tidak mampu mengalirkan debit air
keempat distribusi tersebut akan diuji dengan yang disebabkan oleh intensitas hujan yang
menggunakan Parameter Statistik untuk tinggi yang disebabkan oleh dimensi saluran
menentukan distribusi mana yang cocok untuk drainase yang tidak memadai.
digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Dan 2. Dari hasil analisis yang dilakukan terdapat
dalam laporan ini distribusi yang digunakan 24 saluran yang sudah tidak mampu
adalah curah hujan rencana distribusi Log mengalirkan debit air yang disebabkan oleh
Normal. Setelah didapatkan distribusi yang akan intensitas hujan. Dari hasil analisis tersebut
dipakai adalah distribusi Normal, selanjutnya dilakukan evaluasi dimensi saluran drainase
data curah hujan rencana tersebut diuji yang sudah ada dengan dua cara yaitu
kecocokannya dengan uji Smirnov-Kolmogorov. dengan menggunakan metode Rasional dan
Intensitas hujan tersebut dimasukkan ke dalam Trial and Error dengan program EPA
persamaan Talbot, Sherman ,dan Ishiguro untuk SWMM.
kembali dicari mana yang cocok untuk 3. Dengan evaluasi dengan menggunakan
digunakan dalam perhitungan. Dalam laporan ini metode rasional dan Trial and Error dengan
metode yang terpilih adalah metode Talbot. program EPA SWMM dapat disimpulkan
Intensitas hujan tersebut akan digunakan sebagai bahwa evaluasi menggunakan Trial and
curah hujan yang akan dimasukkan ke dalam Error dengan program EPA SWMM akan
program EPA SWMM. menghasilkan dimensi saluran yang lebih
Untuk pengoperasian program EPA SWMM kecil daripada metode rasional sehingga
data-data yang harus dimasukkan adalah dimensi akan lebih efisien apabila akan dilakukan
saluran, luas sub catchment, dan intensitas hujan perbaikan jaringan drainase pada kawasan
rencana. Dengan menggunakan data yang Perumnas Talang Kelapa.
diperoleh dari survey langsung ke lapangan dan
analisis curah hujan maka program ini dapat )
digunakan. Dari penggunaan data ini didapatkan 1. Perlu diadakannya pelebaran dan perbaikan
ada 24 saluran yang sudah tidak dapat sistem drainase yang sudah ada karena
mengalirkan debit air dengan baik. sebagian besar drainase di perumnas Talang
Setelah mengetahui adanya saluran yang Kelapa memang sudah tidak mampu
melimpas, selanjutnya dilakukan evaluasi mengalirkan debit air yang berasal dari
terhadap saluran-saluran yang melimpas tersebut intensitas hujan yang tinggi pada lokasi
untuk mendapatkan dimensi saluran baru yang tersebut.
dapat mengalirkan debit air dengan baik dengan 2. Diharapkan adanya partisipasi dari
menggunakan 2 cara yaitu menggunakan metode masyarakat dalam menjaga kebersihan di
rasional dan Trial and Error program EPA saluran drainase yang sudah ada.
SWMM. dari kedua metode tersebut ditemukan
bahwa evaluasi drainase berdasarkan metode
Trial and Error akan menghasilkan dimensi 0
saluran yang lebih kecil daripada dengan Al Amin, Baitullah. 2009. # ! ! # $
menggunakan metode rasional tetapi tetap dapat - ! , Universitas Sriwijaya, Palembang.
mengalirkan debit air yang ada sehingga hasil
evaluasi dimensi saluran tersebut akan menjadi Harseno, Edy. 2007. ! 5 $ & ! 4
lebih efisien jika akan dilakukan perbaikan pada 6 / * 6 ! - /
saluran drainase di kawasan Perumnas Talang 6 ! - $& ! $, Majalah Ilmiah UKRIM Edisi
Kelapa tersebut. 2, Yogyakarta.

Hindarko, S. 2000. # $ - ! , Edisi


) Kedua, Penerbit ITB, Bandung.

764
! "
2 , # 4 $$ 5) $ # $ . + $ - & $ . / $ &/
. ! - &/

Jayadi, R. 2000. - ! 7 ,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kodoatie, R.J dan Sugiyanto, 6 8 ,


Perpustakaan Mahasiswa, Yogyakarta.

Kusumo, W. 2009.- $! & # $


. ( & ! ! . / ! . $. Universitas
Diponegoro, Semarang.

Nadajadji, A. 2008.4 $ ! & 1 !


& ! - #4 # + +
& , Vol.1 pp.1-2, Jawa Timur.

Palar, R.T dkk. 2013. ! - / 4 !


7 ' 9 : 9 $ ) ! )( ;
! < $ - #4 , Jurnal
Teknik Sipil Vol. 1 No. 3, Manado.

Sismanto.2009. 4 $ * . ! $ / #4
< & . #4 6 ! . / ! 6 8
. & ! *, Jurnal Aplikasi Vol.6 No.1,
Surabaya.

Suripin.2004. $! & # $ =
6 8 ! , Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.

Takeda, K. 2006. 7 > ! - ,


PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Triadmodjo, B. 2008.7 , Beta


Offset, Yogyakarta.

765
! "

Anda mungkin juga menyukai