Anda di halaman 1dari 13

ISSN:2302 - 6715

P-ISSN: 2302- 6715


E-ISSN: 2654- 7732
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN RUMAH TANGGA: STUDI KASUS KELURAHAN PASAR TAIS
KECAMATAN SELUMA KABUPATEN SELUMA
1) 2) 3)
Terry Irawansyah Putra , Nanik Setyowati , Enggar Apriyanto

1)
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Seluma
2)
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
3)
Jurusan Kehutanan FakultasPertanian Universitas Bengkulu

ABSTRAK
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3. Jenis limbah B3 rumah tangga walaupun jumlah atau
konsentrasi yang kecil tetap mengandung bahan berbahaya beracun. Tujuan penelitian ini
adalah mengidentifikasi jenis dan menghitung volume/berat limbah B3 rumah tangga,
mengetahui pemahaman dan pengelolaan limbah B3 yang dimiliki masyarakat,
mendeskripsikan hubungan antara pendapatan dan pendidikan dengan pengetahuan dan
pengelolaan limbah B3 rumah tangga serta menentukan rekomendasi tentang pengelolaannya.
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan
menghitung volume dan jenis limbah B3 yang dihasilkan setiap rumah, pendataan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh rumah tersebut dalam rangka pengelolaan limbah B3 dan
melakukan survey dengan menggunakan questionnaire/deep. Hasil penelitian terhadap 69
responden selama 8 minggu, rata-rata rumah tangga setiap minggu menghasilkan limbah B3
cair 0,8 liter dan 0,4 kilogram limbah B3 padat. Limbah B3 cair berupa sisa produk
pembersih, minyak goreng kotor, oli bekas, sedangkan limbah padat berupa kaleng kemasan
insektisida, baterai, dan bohlam. Masyarakat telah memiliki tempat sampah di rumah, namun
hanya sedikit yang memiliki tempat sampah terpisah, sebagian besar tidak mengetahui arti
dan jenis limbah B3, masyarakat masih membuang semua jenis sampah secara tercampur.
Tidak terdapat hubungan pendapatan dengan pengelolaan limbah B3 rumah tangga, namun
terdapat hubungan pendapatan dengan timbulan limbah B3 rumah tangga di kelurahan Pasar
Tais. Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan dengan timbulan limbah B3
rumah tangga, namun terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan dan
pengelolaan limbah B3 rumah tangga di kelurahan Pasar Tais. Pemerintah harus menetapkan
jenis-jenis limbah B3 yang bersumber dari limbah rumah tangga, memastikan pemberian
label/tanda pada produk kebutuhan rumah tangga yang berpotensi menjadi limbah B3, dan
mengedukasi masyarakat tentang potensi limbah B3 di sekitar mereka, serta pemerintah harus
menyediakan sarana, prasarana serta pengelola limbah B3.

Kata Kunci : limbah, b3, rumah tangga, pengelolaan.

PENDAHULUAN Tahun 2014).Jenis limbah B3 walaupun


dalam jumlah atau konsentrasi yang sangat
Limbah Bahan Berbahaya dan kecil akan tetapi tetap mengandung bahan
Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu berbahaya beracun/B3. Jenis limbah ini
usahadan/atau kegiatan yang mengandung antara lain adalah batu baterai bekas, neon
B3 (Peraturan Pemerintah Nomor : 101 dan bohlam bekas, kemasan cat, kosmetik

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 49


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732
atau pelumas kendaraan yang umumnya bahan yang berkategori limbah B3 tersebut
mengandung bahan-bahan yang ke dalam aliran air bawah tanah atau
menyebabkan iritasi atau gangguan kontak langsung dengan manusia dan
kesehatan lainnya contohnya seperti logam mahluk hidup lainnya. Tingkat resiko
merkuri yang terkandung di dalam batu bahaya terbesar sudah barang tentu
baterai pada umumnya (Astuti, 2010 ). diterima oleh para pelaku daur ulang dan
Produk limbah B3 dalam sampah petugas sampah umumnya yang biasa
permukiman dan komersial yang paling bekerja tanpa peralatan pelindung
banyak dihasilkan adalah limbah B3 dari (Setiono, 2005).
produk pembersih sedangkan distribusi Limbah B3 mempengaruhi
sampah B3 dalam skala besar paling kesehatan dengan mencelakakan manusia
banyak dihasilkan adalah limbah B3 dari secara langsung (akibat ledakan,
produk cat berbasis minyak (oil-based kebakaran, reaktif, korosif) maupun tidak
paint). Limbah B3 dalam rumah tangga di langsung (toksik akut dan krosis). Limbah
dalam sampah kota relatif sangat kecil. B3 masuk ke lingkungan melalui media
Limbah B3 rumah tangga tidak sampai 2 air, tanah, udara, dan biota yang
% dari sampah domestik. Limbah B3 yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak
berada di Tempat Pembuangan Sementara kontinyu, bertahap dan seketika, teratur
(TPS) sampah ataupun Tempat dan tidak teratur. Limbah B3 meracuni
Pembuangan Akhir (TPA) sampah mahluk hidup melalui rantai makanan
merupakan ancaman bagi lingkungan. sehingga menyebabkan organisme
Menurut US-AEP (United States Agency (tumbuhan, hewan, dan manusia) terpapar
for Environment Protection), sebuah oleh zat-zat beracun. Pegaruh limbah B3
baterai bermerkuri di dalam enam ton terhadap mahluk hidup, Khususnya
sampah, sudah melebihi ambang batas manusia adalah :
merkuri yang diijinkan dalam limbah 1. Efek akut, dapat menimbulkan
padat, dan satu galon oli bekas sudah kerusakan syaraf, kerusakan sitem
cukup untuk mencemari sejuta galon air pencernaan, kerusakan sitem kardio
dan membentuk lapisan minyak seluas 3.7 vasculer, kerusakan sitem pernafasan,
hektar (Setiono, 2005). kerusakan pada kulit dan kematian.
Laju produktif sampah terus 2. Efek krosis, menimbulkan efek
meningkat, tidak saja sejajar dengan laju karsinogenik (pendorong terjadinya
pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan kanker), efek mutagenik (pendorong
dengan meningkatnya pola konsumsi mutasi sel tubuh), efek teratogenik
masyarakat. Disisi lain, kapasitas (pendorong terjadinya cacat bawaan)
penanganan sampah yang dilakukan dan kerusakan sitem reproduksi.
masyaraat maupun pemerintah daerah Bagian organ tubuh yang terkena
belum optimal. Sampah yang tidak pengaruh adalah :
dikelola dengan baik akan berpengaruh - ginjal dan jantung : umumnya
terhadap lingkungan dan kesehatan disebabkan zat toksik kadmium
masyarakat sekitarnya. Tingkat - tulang : umumnya disebabkan zat
pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, toksik benzene
perilaku terhadap kebersihan lingkungan, - otak dan sistem syaraf : umumnya
pengetahuan tentang peraturan disebabkan zat toksik methyl mercury
persampahan dan kesediaan membayar dan timbal
retribusi sampah berkolerasi positif dengan - liver : umumnya disebabkan zat toksik
cara pengelolaan sampah rumah tangga karbon tetrachlorida
(Suyoto dan Bagong, 2008). - Paru-paru : umumnya disebabkan zat
Selain masalah tersebut, bahaya lain toksik paraquat
yang ditimbulkan adalah masuknya bahan-

50 Volume 8 Nomor 2, Oktober 2019


ISSN:2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732
- Mata : umumnya disebabkan zat toksik limbah B3 yang dihasilkan oleh rumah
khloroquin dan juga dikenal efek yang tangga, mengetahui pemahaman dan
mempengaruhi pertumbuhan dan pengelolaan limbah B3 yang dimiliki
reproduksi. (Pusat Pengelolaan masyarakat, mendeskripsikan hubungan
Ekoregion Sumatra. 2010). antara pendapatan dan pendidikan dengan
Kabupaten Seluma secara pengetahuan dan pengelolaan limbah B3
administrasi termasuk ke dalam wilayah rumah tangga serta menentukan
Provinsi Bengkulu yang dibentuk rekomendasi tentang pengelolaan limbah
berdasarkan undang-undang Nomor 3 B3 rumah tangga.
tahun 2003, tentang Pembentukan
Kabupaten Muko-muko, Kabupaten
METODE PENELITIAN
Seluma dan Kabupaten Kaur. Secara
Geografis Kabupaten Seluma terletak di
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pantai Barat Sumatera bagian selatan yang
Penelitian ini dilakukan di
berada pada koordinat lintang dan bujur,
Kelurahan Pasar Tais, Kabupaten Seluma,
yaitu 0349ʹ55,66” LS - 0421ʹ40,22” LS Provinsi Bengkulu karena Penelitian ini
dan 10117ʹ27,57” BT - 10259ʹ40,54” BT dilaksanakan bulan Agustus sampai
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Seluma, dengan Oktober 2018.
2018).
Pengelolaan sampah di Kabupaten Deskripsi Kelurahan Pasar Tais
Seluma dilakukan oleh Dinas Lingkungan Kelurahan Pasar Tais memiliki luas
Hidup Kabupaten Seluma, melalui Bidang 2.165 Km2, yang terdiri dari 583 KK, 3 RW
Kebersihan pada dinas tersebut. dan 9 RT (BPS,2015). Data dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pengelolaan sampah masih dilakukan
Kabupaten Seluma adalah 690 KK
dengan mengumpulkan sampah langsung
dari rumah - rumah warga, tanpa melalui Alat dan Bahan
pemisahan terlebih dahulu antara limbah Peralatan yang digunakan pada
domestik dan limbah yang mengandung penelitian ini adalah: Timbangan, gelas
B3, meskipun ada sebagian warga yang ukur, kamera, kantong plastik, ATK, dan
telah memilah limbah B3 di rumah, namun bahan atau objek penelitian adalah limbah
mereka tidak tau akan dibuang kemana B3 yang dihasilkan oleh rumah tangga
limbah tersebut, pada akhirnya mereka yang ada di Kelurahan Pasar Tais,
menyerahkan limbah B3 tersebut kepada Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma,
petugas kebersihan dan dikumpulkan serta sarana prasarana pengelolaan limbah
menjadi satu dengan sampah domistik. B3.
Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu dilakukan penelitian tentang Metode dan Analisis Data
identifikasi jenis dan pengelolaan limbah Metode analisis data yang digunakan
B3 yang bersumber dari rumah tangga di pada penelitian ini menggunakan metode
Ibu Kota Kabupaten Seluma. Penelitian analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan
yang dilakukan akan mencakup dengan menghitung volume dan jenis
identifikasi jenis dan jumlah limbah B3, limbah B3 yang dihasilkan setiap rumah,
jumlah limbah B3 yang dihasilkan serta serta pendataan sarana dan prasarana yang
pengelolaan limbah B3 rumah tangga yang dimiliki oleh rumah tersebut dalam rangka
dilakukan saat ini berdasarkan sudut pengelolaan limbah B3, dengan melakukan
pandang masyarakat sebagai sumber survey dengan menggunakan
penghasil limbah tersebut. questionnaire/deep interveiw untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keinginan masyarakat dalam
mengidentifikasi jenis dan menghitung mengelola limbah B3.

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 51


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732
3. Pengumpulan data limbah B3 rumah
Jumlah dan Karakteristik Responden tangga dilakukan melalui prosedur
Jumlah kepala keluarga di sebagai berikut. Limbah B3 rumah
kelurahan Pasar Tais sebesar 690 KK. tangga dikumpulkan oleh responden ke
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak dalam penampungan plastik. Limbah
69 KK atau 10% dari jumlah populasi yang telah terkumpul tersebut diambil
(Arikunto, 2010). Sampel dari jumlah KK setiap minggu kemudian dipisahkan
di Pasar Tais yang diambil kemudian antara limbah cair dan padat dan diukur
dikelompokkan dalam 5 latar belakang volume maupun beratnya. Limbah
pekerjaan yang terdiri dari wiraswasta (38 padat ditimbang dengan mengguaakan
KK), PNS (12 KK), pedagang (2 KK), timbangan, dan untuk limbah cair ukur
petani (8 KK), dan profesi lainnya (9 KK). dengan menggunakan gelas ukur,
Profesi lainnya terdiri dari pensiunan, TNI, kegiatan tersebut dilakukan selama 8
PHL, Polisi, pekerja serabutan, masih minggu.
sekolah dan tinggal sendirian, pembantu 4. Setelah data-data didapat, dibuat tabu-
rumah tangga dan penyapu jalan. lasi berdasarkan jenis limbah, volume
Penentuan sampel dilakukan secara acak limbah B3 yang dihasilkanmingguan
(random sampling). dan bulanan serta pengelolaan limbah
B3 yang ada.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yangdilakukan
meliputi pengumpulan data primer dan HASILDAN PEMBAHASAN
data sekunder yang meliputi pendataan Terdapat dua jenis limbah B3 yaitu
lokasi dan identitas pemilik rumah, limbah cair dan limbah padat dengan
pendataan jenis, volume dan karakteristik volume dan beratnya temuan di lapangan
limbah B3 yang dihasilkan serta mendata selama 1 minggu, 8 minggu dan asumsi
sarana dan prasarana pengelolaan limbah selama 1 tahun (Tabel 2). Limbah B3 cair
B3 yang ada. lebih banyak dibandingkan jenis limbah
Tahapan penelitian yang dikerjakan padat. Rata-rata setiap minggu, setiap
sebagai berikut : rumah tangga menghasilkan limbah B3
1. Mendata lokasi, identitas pemilik cair 0,8 liter dan 0,4 kilogram limbah B3
rumah meliputi nama pemilik, alamat, padat. Limbah B3 cair sebagian besar
pekerjaan dan penghasilan. adalah sisa produk pembersih, minyak
2. Melakukan observasi dan wawancara goreng kotor dan oli bekas, limbah B3
dengan pemilik rumah seputar penge- padat berupa botol-botol kemasan
tahuan tentang limbah B3 dan bahayan- insektisida, pestisida, lampu, dan baterai.
ya, sarana dan prasarana pengelolaan Limbah cair yang dimaksud belum
limbah B3 (kemasan dan tempat termasuk limbah B3 yang dihasilkan dari
penyimpanan limbah B3), cara pengel- kegiatan cuci pakaian/laundry dan
olaan limbah B3 yang dihasilkan kegiatan cuci di dapur.
(apakah dijual ke penampung atau
dibuang) dan mengisi lembar kuisioner
yang telah disiapkan atau dengan
melakukan wawancara.

52 Volume 8 Nomor 2, Oktober 2019


ISSN:2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732
Tabel 1.Timbulan Limbah B3 Rumah Tangga
Asumsi Volume
Volume Limbah Volume Limbah 8
Limbah
Kriteria B3 / minggu mingggu
No 1 Tahun
Responden
padat padat padat
cair (l) cair (l) cair (l)
(kg) (kg) (kg)
1 Wiraswasta 28,1 12,8 224,5 102,5 1346,8 615,2
2 PNS 15,5 9,0 123,7 71,8 742,4 430,8
3 Pedagang 2,4 1,5 19 11,6 113,9 69,5
4 Petani 3,6 1,7 28,5 13,4 171,3 80,2
5 Profesi Lainnya 8,2 5,4 65,8 43,1 395 258,7
Total 57,7 30,3 461,5 242,4 2769,3 1454,4

Tabel 2.Rata - rata pendapatan dan latar belakang pendidikan serta timbulan limbah B3
Padat
No Kriteria Responden Pendapatan (Rp) Pendidikan Cair (l)
(g)
1. Wiraswasta ≥3.000.000,- SMA 0,7 0,3
2. PNS 2.000.000,- – 3000.000,- S1 1,3 0,7
3. Pedagang ≥3.000.000,- SMA 1,2 0,7
4. Petani 1.000.000,- - 2.000.000,- SD 0,4 0,2
5. Profesi Lainnya 2.000.000,- - 3.000.000,- SMA 0,9 0,6
2
Volume Limbah B3 (l)

1,5 1,3 1,2


1 0,9
0,7
0,5 0,4

0
Wiraswasta PNS Pedagang Petani Profesi Lainnya
Gambar 1. Jumlah limbah B3 cair rumah tangga dalam 1 minggu

0,8 0,7 0,7


Berat Limbah B3 (kg)

0,6
0,6

0,4 0,3
0,2
0,2

0
Wiraswasta PNS Pedagang Petani Profesi Lainnya
Gambar 2. Jumlah limbah B3 padat rumah tangga dalam 1 minggu

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 53


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732
Hasil penghitungan limbah B3 rata – ini menunjukkan belum adanya
rata yang dihasilkan oleh responden pengelolaan limbah B3 yang baik benar.
menunjukkan bahwa responden dari latar Masih sedikitnya pengelolaan limbah B3
belakang PNS yang rata – rata rumah tangga di kelurahan Pasar Tais ini
pendidikannya adalah S1 dengan tentu akan berpotensi menimbulkan
penghasilan antara Rp. 2.000.000,- – Rp. akumulasi dari bahan berbahaya dan
3.000.000,- menghasilkan limbah B3 lebih beracun yang ada di sekitar tempat limbah
banyak dibandingkan dengan responden B3 tersebut dibuang. Akumulasi tersebut
lainnya. pada suatu saat akan dapat menyebabkan
Hasil penelitian yang dilakukan juga masuknya bahan-bahan yang berkategori
menunjukkan bahwa latar belakang B3 tersebut ke dalam lingkungan atau
pendapatan dan pendidikan PNS tidak kontak langsung dengan manusia dan
berpengaruh terhadap volume timbulan mahluk hidup lainnya apabila tidak
limbah B3. Meskipun memiliki dikelola dengan benar sesuai dengan
penghasilan antara Rp. 2.000.000,- - Rp. perundangan dan peraturan yang berlaku.
3.000.000,- dan pendidikan rata-rata S1, Apabila tidak dikelola dengan baik
namun volume limbah yang dihasilkan maka limbah B3 dapat berdampak negatif
lebih tinggi dibandingkan dengan limbah terhadap lingkungan maupun kesehatan.
yang dihasilkan oleh pedagang dan Terhadap lingkungan, limbah B3 dapat
wiraswasta yang memiliki penghasilan masuk melalui media air, tanah, udara,
diatas Rp. 3.000.000,- dengan tingkat dan biota. Limbah B3 dapat meracuni
pendidikan yang rata-rata SMA. mahluk hidup melalui rantai makanan
Hal ini lebih disebabkan karena sehingga menyebabkan organisme
penggunaan barang–barang yang (tumbuhan, hewan, dan manusia) terpapar
mengandung limbah B3 pada responden oleh zat-zat beracun (Pusat Pengelolaan
PNS lebih besar dibandingkan responden Ekoregion Sumatra, 2010). Limbah B3
lainnya. Limbah B3 tersebut antara lain juga berpengaruh terhadap kesehatan.
produk aerosol, botol-botol kemasan Jenis penyakit yang ditimbulkan, pada
insektisida, lampu, baterai, sisa produk umumnya merupakan penyakit non infeksi
pembersih dan bekas kemasan tinta. antara lain : keracunan, kerusakan orga,
Slamet (2002) menyatakan salah satu kanker, hypertensi, asma bronchioli,
faktor yang menyebabkan permasalahan pengaruh pada janin yang dapat
sampah di Indonesia semakin rumit adalah mengakibatkan lahir cacat (cacat bawaan),
meningkatnya taraf hidup masyarakat. kemunduran mental, gagguan
Limbah B3 yang dihasilkan di pertumbuhan baik fisik maupun psikis,
Kelurahan Pasar Tais sejauh ini masih gangguan kecerdasan dan sebagainya
dibuang bersamaan dengan limbah (Badan Pengendalian Dampak
domestik ke TPS untuk selanjutnya dibawa Lingkungan, 1998).
ke TPA oleh petugas kebersihan. Sampai
di TPA, kondisi antara limbah domestik
dan limbah B3 masih tercampur. Kondisi

54 Volume 8 Nomor 2, Oktober 2019


ISSN:2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732

Gambar 3. Persentase respon keseluruhan pemahaman responden terkait limbah B3

dengan sampah biasa atau belum


Keterangan: memisahkan limbah B3. Mereka tidak
1 Apakah Bapak/Ibu punya tempat sampah dirumah? mengetahui arti limbah B3 maupun jenis-
2 Apakah Bapak/Ibu telah memiliki tempat sampah
terpisah di rumah? jenis limbah B3, namun berkeinginan
3 Apakah Bapak/Ibu telah memisahkan sampah Organik untuk meningkatkan pengetahuannya
dan Non Organik di rumah?
4 Apakah Bapak/Ibu mengetahui arti limbah B3? tentang limbah B3. Diantara responden
5 Apakah Bapak Ibu mengetahui jenis limbah B3? yaang diteliti, respon PNS terhadap
6 Apakah Bapak Ibu sudah memisahkan sebagian limbah
B3 dari sampah rumah tangga? pengetahuan dan pengelolaan limbah B3
7 Apakah bapak/ibu telah memisahkan terlebih dahulu lebih tinggi dibandingkan responden
semua limbah B3 dari rumah sebelum dibuang ke tempat
sampah? dengan latar belakang pekerjaan yang
8 Apakah bapak/ibu membuang semua jenis sampah yang berbeda. Sebagian PNS telah memiliki
berasal dari rumah secara tercampur menjadi satu ke
tempat sampah? tempat sampah terpisah, telah memisahkan
9 Apakah bapak/ibu merasa perlu meningkatkan sampah organik dengan anorganik, telah
pengetahuan, pendidikan tentang limbah B3 yang ada di
rumah? mengetahui arti dan jenis limbah B3 serta
10 Apakah Bapak Ibu tidak memperdulikan apa yang sudah memisahkan limbah B3.
dikandung oleh barang yang dibeli?
Masih sedikitnya responden yang
Hasil penelitian menunjukkan rata- memisahkan limbah B3 diduga
rata, 98% responden telah memiliki tempat dikarenakan mereka malas untuk
sampah namun hanya 23% yang telah memisahkan limbah B3. Hal ini
memisahkan sampah organik dan berhubungan dengan pengetahuan mereka
anorganik. Pengetahuan responden tentang limbah B3 masih rendah.
terhadap limbah B3 dan jenisnya masing- Disamaping itu Peraturan Pemerintah yang
masing sebesar 21% dan 18%. Meski mengatur tentang pengolaan limbah B3
demikian telah ada responden yang belum ada. Untuk itu perlu edukasi dan
memisahkan limbah B3 dari sampah sosialisasi tentang pengelolaan limbah B3
lainnya meskipun hanya sebesar 2,8%. kepada masyarakat dan perlu dibuat
Sebagian besar responden (98%) peraturan pemerintah tentang pengelolaan
berkeinginan untuk meningkatkan limbah B3 rumah tangga. Berdasarkan
pengetahuan mereka tentang limbah B3 hasil penelitian yang dilakukan Gusti et,
rumah tangga. al. (2015) ada hubungan antara
Secara umum, seluruh responden pengetahuan dengan sikap terhadap
telah memiliki tempat sampah namun pengelolaan sampah berkelanjutan, ada
mereka masih mencampur limbah B3 hubungan pengetahuan tentang

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 55


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732
pengelolaan sampah berkelanjutaan pengetahuan warga tentang sampah B3
dengan intensi perilaku pengelolaan mencapai 46 % sedangkan 54% tidak
sampah berkelanjutan. Salah satu mengetahui sama sekali. Kecilnya
komponen penting agar pembangunan pengetahuan responden yang diteliti
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan tentang limbah B3 diduga karena
hidup dapat berjalan adalah dengan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh
diberlakukannya peraturan perundangan Pemerintah. Untuk itu Pemerintah perlu
lingkungan hidup sebagai dasar dalam melakukan sosialisasi tentang limbah B3
menjaga kualitas lingkungan. kepada masyarakat.
Diberlakukannya peraturan maka hak, Suhadi (2012) dalam pelitiannya
kewajiban dan kewenangan dalam menjelaskan bahwa sosialisasi tentang
pengeolaan limbah oleh setiap orang, limbah B3 kepada masyarakat dan pihak-
badan usaha, maupun orgaisasi pihak yang menjadi sumber limbah B3
kemasyarakatan dijaga dan dilindungi oleh merupakan upaya yang paling mungkin
hukum (Setiyono, 2001). Menurut Pertiwi dilakukan sebagai langkah preventif.
et, al. (2017) perlu dibentuk program Selain itu perlu dilakukan penelitian
khusus untuk pengurangan limbah B3, lapangan untuk memetakan sumber limbah
kebijakan dan standar operasional B3 secara lebih komprehensif.
prosedur (SOP) sebagai upaya
pengurangan limbah B3.
Hasil penelitian yang dilakukan
Rahim et al (2016), menunjukkan

Gambar 4. Persentase keseluruhan pemahaman dan keinginan responden


Keterangan: 7 Apakah bapak/ibu bersedia membayar retribusi jika
1 Apakah Bapak/Ibu ingin rumah bersih dari sampah dan pemerintah bersedia menyediakan tempat limbah B3
limbah B3? terpilah dan ada pengelola limbah B3 untuk melayani
2 Apakah Bapak/Ibu ingin ada pengelola limbah B3 Di lingkungan anda?
lingkungan anda? 8 Apakah bapak/ibu bersedia memilah limbah B3 sendiri
3 Bersediakan Bapak/Ibu membayar retribusi limbah B3? jika tempat sampah terpilah disediakan oleh pemerintah?
4 Apakah Bapak/Ibu bersedia menyediakan tempat limbah 9 Apakah bapak/ibu peduli akan adanya limbah B3 dari
B3 terpilah secara swadaya? aktivitas rumah tangga?
5 Apakah Bapak/Ibu bersedia melakukan pemilahan limbah 10 Apakah Bapak/Ibu akan mematuhi kebijakan pemerintah
B3 sebelum dibuang ke tempat sampah? daerah tentang pengelolaan limbah B3 walaupun tidak
6 Apakah Bapak Ibu bersedia mebayar retribusi jika sesuai dengan pendapat yang anda berikan?
pemerintah menyediakan pengelola/petugas limbah B3
untuk melayani lingkungan bapa/ibu?
Seluruh responden berkeinginan
lingkungan rumahnya bersih (100 %).
Mereka juga berkeinginan ada

56 Volume 8 Nomor 2, Oktober 2019


ISSN:2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732
pengelolalimbah B3 di lingkungan tempat menyebabkan limbah B3 yang dihasilkan
tinggal mereka (100%), bersedia oleh masyarakat tercampur dengan sampah
membayar retribusi untuk pengelolaan domestik. Penyuluhan untuk memberikan
sampah sebanyak 62,3%. Hanya 40,5% pengetahuan tentang limbah B3 di tingkat
yang bersedia menyediakan tempat limbah masyarakat perlu dilakukan dan perlu
B3 terpilah secara swadaya. Namun jika segera dirintis penyediaan fasilitas di
pemerintah menyediakan pengelola dan tingkat masyarakat umum untuk
sarana prasarana pengelolaan limbah B3, menampung limbah B3 dari sektor
sebesar 98,6% responden sangat bersedia domestik.
membayar retribusi dan namun yang
bersedia memilah limbah B3 hanya 89,9%. Hubungan antara Pendapatan dan
Hasil penelitian secara umum Pendidikan Responden terhadap
menunjukkan terdapat hambatan dalam Pengelolaan Limbah B3.
pengelolaan limbah B3 rumah tangga yang Tidak ada keterkaitan antara
meliputi ketidak pedulian masyarakat serta pendapatan keluarga dengan pengetahuan
tidak tersedianya sarana dan prasarana dan pengelolaan limbah B3. Mereka
yang memadai. Ketidakpedulian dengan pengasilan yang tinggi tidak serta
masyarakat dalam pengelolaan limbah B3 merta mau mengelola limbah B3 dengan
lebih dikarenakan kurang pengetahuan baik. Jika dilihat dari identitas responden,
mereka. Untuk itu diperlukan edukasi maka yang berpengahasilan diatas 3 juta
kepada masyarakat serta sangsi bagi yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta
melanggar. dan pedagang, diduga ada keterkaitan
Hasil penelitian Hasibuan (2016) antara pekerjaan dengan kemauan untuk
menunjukkan perlu adanya penegakan mengelola limbah B3.
hukum terhadap pelaku pencemaran Hasil penelitan ini sedikit berbeda
lingkungan hidup serta memberikan sanksi dengan hasil penelitian Pangestu (1995)
yang berat. Terhadap limbah rumah tangga yang menunjukkan tingkat pendapatan
diperlukan adanya aturan jelas dan tegas keluarga memberikan pengaruh yang besar
serta adanya sosialisasi yang terus menerus terhadap kegiatan penanganan sampah.
kepada masyarakat tentang pengelolaan Orang yang memiliki pendapatan tinggi
limbah rumah tangga.Hambatan dalam cenderung melakukan penanganan lebih
pengelolaan limbah rumah tangga karena baik, misalnya, mereka akan menyediakan
adanya ketidakpedulian dari lingkungan tempat sampah di dalam maupun di luar
rumah tangga itu sendiri, kurangnya peran rumah serta membayar orang lain untuk
dari masyarakat itu sendiri, kurangnya menangani sampah yang mereka hasilkan.
ketersediaan tempat sampah dari Tingkat pendapatan keluarga berpengaruh
pemerintah serta tidak adanya positif dengan sikap keluarga terhadap
perencanaan dari perusahaan tentang pengelolaan sampah rumah tangga.
kemasan yang dapat didaur ulang. Semakin tinggi pendapatan keluarga, akan
Penelitian Setiyono (2005) yang semakin tinggi pula sikapnya untuk
dilakukan di Jakarta juga menunjukkan, mengelola sampah rumah tangga (Putra et.
tingkat pengetahuan masyarakat tentang al 2013).
sampah B3 masih sangat minim sekali. Hasil pengamatan pada tingkat
Disamping itu juga tidak tersedia fasilitas pendidikan, terdapat keterkaitan antara
khusus untuk mengelola limbah B3 yang tingkat pendidikan dengan pengetahuan
dapat dimanfatkan oleh masyarakat.Tidak dan pengelolaan limbah B3. Responden
adanya petugas lapangan dan tidak dengan tingkat pendidikan S1 memiliki
tersedianya sarana pengelolaan limbah B3 pengetahuan tentang limbah B3 lebih baik
di tingkat masyarakat umum juga dibandingkan dengan jenjang pendidikan

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 57


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732
lainnya. Jika dikaitkan dengan makin tinggi tingkat pendidikan dan pen-
pengelolaanya, maka yang memiliki dapatan keluarga di Desa Condongcatur ,
jenjang S1 lebih mendukung pengelolaan semakin tinggi pula sumbangan positif
limbah B3. Mereka bersedia membayar yang diberikan dalam menentukan sikap-
retribusi serta mau menyiapkan tempat nya untuk mengelola sampah rumah tang-
limbah B3. Dengan pendidikan yang ga. Dalam penelitian ini, tingkat
tinggi, (S1) mereka diduga memiliki pendidikan keluarga responden rata-rata
pengetahuan tentang limbah B3 dan SMA dan S1 dengan pendapatan rata-rata
dampak negatif yang ditimbulkan yang diatas 3 juta per bulan.
didapatkan melalui informasi tertulis Faktor keadaan masyarakat dalam
seperti buku, koran maupun media tingkat pendidikan sangat berpengaruh
elektronik seperti TV, media online terhadap keikutsertaan seseorang dalam
maupun radio. Hasil penelitian ini sejalan mengelola sampah. Tingkat pendidikan
dengan yang dilakukan oleh Putri (2017) seseorang mempengaruhi tingkat
yang menjelaskan bahwa terdapat partisipasinya dalam sebuah kegiatan.
hubungan yang positif antara tingkat Semakin tinggi pendidikan seseorang
pendidikan dan tingkat pengetahuan maka semakin mudah memberi informasi
dengan perilaku hidup sehat. Di sisi lain, dan pembinaan ( Pangestu, 1995)
hasil penelitian yang dilakukan di Hasil penelitian Putra, et al. (2013)
Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, juga menunjukkan tingkat pendidikan
Yogyakarta Sari dan Mulasari (2017) keluarga berpengaruh positif dengan sikap
menunjukkan tidak terdapat hubugan keluarga terhadap pengelolaan sampah
antara tingkat pendidikan dengan perilaku rumah tangga. Semakin tinggi tingkat
pengelolaan sampah. pendidikan maka semakin baik pula
Semua responden, tanpa melihat sikapnya terhadap pengelolaan sampah
melihat jenjang pendidikan, mereka Jika dikaitkan pendapatan dan
menginginkan rumahnya bersih, tingkat pendidikan responden di dalam
menghendaki adanya pengelola limbah B3 latar belakang pekerjaan, responden yang
di lingkungan mereka, bersedia membayar berasal dari PNS telah mengerti tentang
retribusi jika pemerintah menyediakan limbah B3 (58%) dan sebanyak 50% sudah
sarana dan pengelola limbah B3. memisahkan limbah B3-nya. Meski
Disamping itu mereka akan mematuhi demikian mereka masih mau
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah meningkatkan pengetahuan tentang limbah
tentang pengelolaan limbah B3. Dengan B3 dan bersedia membayar retribusi
demikian mereka tidak berkeberatan untuk pengelolaan limbah B3 tanpa syarat
mengeluarkan dana pengelolaan limbah (100%). Hal ini karena mereka memiliki
B3 agar lingkungan mereka bersih. tingkat pendidikan yang tinggi (Sarjana/S-
Menurut Putra et.al. (2013) tingkat 1) dengan penghasilan diatas Rp.
pendidikan berpengaruh positif dengan 2.000.000,-.
sikap keluarga terhadap pengelolaan sam- Hasil penelitian yang dilakukan pada
pah rumah tangga. Semakin tinggi tingkat responden dengan latar belakang
pendidikan, maka semakin baik pula si- wiraswasta menujukkan hasil yang agak
kapnya terhadap pengelolaan sampah dan berbeda dengan PNS. Sebagian besar
semakin tinggi pendapatan keluargase- mereka (>70%) tidak bersedia
makin tinggi juga sikapnya untuk mengel- menyediakan tempat sampah terpisah
ola sampah rumah tangga.Tingkat pen- maupun memilah limbah B3-nya, namun
didikan dan tingkat pendapatan secara ber- jika pemerintah menyediakan tempat
sama-sama memberikan hasil positif limbah B3 terpisah mereka bersedia
mempengaruhi sikap keluarga terhadap membayarnya. Hal ini berkaitan dengan
pengelolaan sampah rumah tangga. Se- tingkat pendidikan mereka sebagian besar

58 Volume 8 Nomor 2, Oktober 2019


ISSN:2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732
SMA atau di bawahnya namun memiliki Tais. Tidak terdapat hubungan antara
pendapatan yang tinggi, diatas Rp. latar belakang pendidikan dengan
3.000.000,- juta. timbulan limbah B3 rumah tangga,
Pemahaman responden petani namun terdapat hubungan tingkat
tentang limbah B3 berbeda dengan PNS pendidikan dengan pengetahuan dan
maupun wiraswasta. Pengetahuan mereka pengelolaan limbah B3 rumah tangga
tentang limbah B3 sangat rendah (100%), di kelurahan Pasar Tais.
mereka yang bersedia menyediakan tempat 4. Pemerintah harus menetapkan jenis-
sampah limbah B3 terpilah secara swadaya jenis limbah B3 yang bersumber dari
hanya 12%. Namun meski demikian limbah rumah tangga, memastikan
mereka sangat ingin meningkatkan pemberian label/tanda pada produk
pengetahuannya tentang limbah B3. kebutuhan rumah tangga yang
Sebagain besar dari mereka tidak bersedia berpotensi menjadi limbah B3,
membayar retribusi (82%). Hal ini mengedukasi masyarakat tentang
berkaitan dengan tingkat pendidikan potensi limbah B3 yang ada di sekitar
mereka yang sebagian besar hanya SD mereka, dan pemerintah juga harus
dengan pendapatan yang lebih rendah menyediakan sarana, prasarana dan
dibandingkan PNS dan wiraswasta, hanya pengelola limbah B3 untuk skala
Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,- tiap kabupaten.
bulannya.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan dari hasil penelitian ini Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian


adalah: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
1. Ditemukan dua jenis limbah B3 yaitu Rineka Cipta
limbah cair dan limbah padat. Limbah Astuti W. 2010. Peran Sampah B3 Rumah
cair yang ditemukan adalah sisa Tangga (Household Hazardous
produk pembersih, minyak goreng Waste) dalam Peningkatan Global
kotor, oli sedangkan limbah padat Warming. Prosiding Seminar
berupa kaleng kemasan insektisida, Nasional Sains dan Teknologi
baterai, dan bohlam. Selama 8 minggu Fakultas Teknik Universitas Wahid
observasi, rata-rata rumah tangga Hasim Semarang 1(1) : I.31-
setiap minggu menghasilkan limbah I.36.https://publikasiilmiah.unwahas.
B3 cair 0,8 liter dan 0,4 kilogram ac.id/index.php/PROSIDING_SNST
limbah B3 padat. _FT/article/view/350/425
2. Masyarakat telah memiliki tempat Badan Pusat Statistik Kabupaten Seluma.
sampah di rumah, namun hanya 2018. Kabupaten Seluma dalam
sedikit yang memiliki tempat sampah Angka Seluma Regency in
terpisah, sebagian besar tidak Figures2018.
mengetahui arti dan jenis limbah B3, Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang
masyarakat masih membuang semua Penaatan Lingkungan. 2009.
jenis sampah secara tercampur ke Peraturan Menteri Negara
dalam satu tempat sampah. Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun
3. Tidak terdapat hubungan pendapatan 2009 tentang Tata Laksana Perizinan
dengan pengelolaan limbah B3 rumah dan Pengawasan Pengelolaan
tangga, namun terdapat hubungan Limbah Bahan Berbahaya dan
pendapatan dengan timbulan limbah Beracun Serta Pengawasan
B3 rumah tangga di kelurahan Pasar Pemulihan Akibat Pencemaran

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 59


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732
Limbah Bahan Berbahaya dan pengelolaan sampah rumah
Beracun oleh Pemerintah Daerah. tangga(studi kasus di Desa
Jakarta. Condongcatur, Depok, Sleman,
Gusti, A., B. Isyandi, S. Bahri dan D. Yogyakarta).Jurnal Sains dan
Afandi. 2015. Hubungan Teknologi Lingkungan, 5 (2): 91-101
pengetahuan, sikap, dan intensi Putri, R. 2017. Hubungan antara tingkat
perilaku pengelolaan sampah pendidikan dan tingkat pengetahuan
berkelanjutan pada siswa sekolah dengan perilaku hidup sehat kualitas
dasar di Kota Padang. Dinamika lingkungan rumah (Studi Masyarakat
Lingkungan Indonesia, 2(2):100-107 Kabupaten Pringsewu, Kelurahan
Hasibuan, R.2016. Analisis dampak Pringsewu Barat). Skripsi. Fakultas
limbah/sampah rumah tangga Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
terhadappencemaran lingkungan Universitas Lampung, Bandar
hidup.Jurnal Ilmiah Advokasi, 4 (1): Lampung.
42-51 Rahim,I., R., Mustari A., S., Muhyiddin
Kepala Badan Pengendalian Dampak M., M., 2016. Studi pengelolaan
Lingkungan.1998.Keputusan Kepala sampah B3 rumah tangga
Badan Pengendalian Dampak diKelurahan Mangasa Kecamatan
Lingkungan Nomor Kep- Tamalate Kota Makassar
03/Bapedal/01/1998 tentang http://repository.unhas.ac.id/handle/1
Program Kemitraan dalam 23456789/18801 diakses 05 Juni
Pengelolaaan Limbah Bahan 2018.
Berbahaya dan Beracun. Jakarta. Sekretriat Negara Republik
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.2009.Undang-Undang
Indonesia. 2014. Peraturan Republik Indonesia Nomor 32
Pemerintah Repulik Indonesia Tahun 2009 tentang Perlindungan
Nomor 101 Tahun 2014 tentang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Pengelolaan Limbah Bahan Jakarta.
Berbahaya dan Beracun, Jakarta. Setiono.2005. Potensi Limbah B3 di
Pangestu, M.H.T. 1995. Pertisipasi wilayah DKI Jakarta dan strategi
masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaannya. Journal of
kegiatan perhutanan sosial (Studi Accounting and Investment, 1 (3):
Kasus: KPH Cianjur, Jawa Barat). 304-317.
Tesis Pascasarjana. Institut Pertanian Setiyono. Dasar Hukum Pengelolaan
Bogor, Bogor. Limbah B3. 2001. Jurnal Teknologi
Pertiwi, V., Joko, T. Dan Dangiran, H.L. Lingkungan, 2(1):72-77
2017. Evaluasi pengelolaan limbah Sekretariat Pemerintah Kabupaten Seluma.
bahan berbahaya dan beracun (B3) 2015. Peraturan Bupati Seluma
di rumah sakit Roemani Nomor 09 Tahun 2015 tentang
Muhammadiyah, Semarang. Jurnal Pengelolaan Persampahan di
Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Lingkungan Pemerintahan
5(3):420-430. Kabupaten Seluma, Tais.
Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatra. Slamet, J.S. 2002. Kesehatan Lingkungan.
2010 . Suara Bumi, Limbah Bahan Gadjah Mada University Press,
Berbahaya dan Beraun (B3) di Yogyakarta.
Sekitar Kita, Pekan Baru. Suhadi, 2012 Mengawal limbah bahan
Putra,H.P., Taufiq,A.R., dan Juliani, A., berbahaya danberacun di kawasan
2013. Studi hubungan antara tingkat sekaran untuk masadepan yang lebih
pendidikan dan pendapatan baik. Indonesian Journal of
keluargaterhadap sikap dalam Conservation, 1 (1): 87-94

60 Volume 8 Nomor 2, Oktober 2019


ISSN:2302 - 6715
P-ISSN: 2302- 6715
E-ISSN: 2654- 7732
Suyoto, B. 2008. Rumah Tangga Peduli
Lingkungan. Prima Media, Jakarta.

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 61

Anda mungkin juga menyukai