Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UAS FARMAKOGNOSI

NAMA : SITI DIANA


(18197073)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG
BAB I
FOLIUM
Folium / daun merupakan salah satu bagian dari tumbuhan yang secara umum
berwarna hijau, dan memiliki fungsi utama sebagai tempat proses fotosintesis (pengolahan zat
makanan). Warna hijau pada dedaunan berasal dari zat klorofil yang terkandung di dalam daun.
Daun adalah salah satu organ pokok tumbuhan yang terletak pada batang, biasanya tipis
melebar dan kaya akan zat klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan duduknya
pada batang menghadap ke atas. Pada bidang farmasi mengenal bahwa sebagaian daun dapat
dimanfaatkan sebagai obat-obatan.diantaranya yaitu :
1. Daun Jeruk
2. Daun Singkong
3. Daun Jambu Air
4. Daun Seledri
Organolepis : Warna coklat kehijauan , bau aromatik, dan rasa asin sedikit
pedas, lama lama timbul rasa tebal di lidah.
Makroskopik : Daun coklat kehijauan, berbentuk seperti kipas dan tepi
daun bergerigi.
Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu stomata, kristal
kalsium oksalat, fragmen xilem dengan floem dan dengan
penebalan cincin.

5. Daun Mangga
6. Daun salam
7. Daun Sirsak
8. Daun Pandan
9. Daun Cengkeh
10. Daun Pepaya
Organolepis : Daun berwarna hijau tua dengan tulang daun menjari.
Makroskopik : Warna hijau tua, bau aromatik, rasa agak pahit.
Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu epidermis atas,
hablur kalsium oksalat, fragmen mesofil.
BAB II.
RHIZOMA
1. Lengkuas
Organolepis : Warna kecoklatan, tidak berbau, rasanya hambar
Makroskopik : Warnanya coklat muda , berbentuk agak lonjong
Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri yaitu memiliki jaringan
berkas pembuluh. Anatomi jaringan yang dapat diamati praktikan
meliputi parenkim dengan butir pati, jaringan berkas pembuluh, dan
butir pati

2. Jahe
Organolepis : Warna coklat muda dengan bau aromatik dan rasa pedas.
Makroskopik : Warna kuning pucat pada bagian dalam dan berserat, coklat pucat
pada bagian luar,
Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri serabut, pembuluh kayu dan
berkas pembuluh. Anatomi yang dapat diamati yaitu butir pati,
serabut, parenkim dengan sel ekskresi, berkas pembuluh.

3. Kencur
Organolepis : Warna coklat kemerahan, bau khas aromatik, rasa hambar
Makroskopik : Rimpang bulat sembarang, kulit coklat dan bagian dalam berwarna
putih pucat.
Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu pembuluh kayu dengan
penebalan spiral, butir pati, parenkim dan sel minyak
4. Kunyit ( Curcuma Domesticae Rhizoma)

a. Klasifikasi
Nama simplisia : Curcuma Domesticae Rhizoma
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta (tanaman berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta (tanaman yang berbiji)
Divisi : Magnoliopsida (tanaman berbunga)
Kelas : Liliopsida (tanaman monokotil)
Sub kelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa
b. Deskripsi tanama
Kunyit merupakan tanaman herbal dan tingginya dapat mencapai 100 cm.
batang kunyit semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dan berwarna hijau kekuningan.
Daun kunyit tunggal, berbentuk lanset memanjang, helai daun berjumlah 3-8, ujung
dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, pertulangan menyirip dan berwarna hijau.
Bunga kunyit berwarna kuning atau kuning pucat dan mekar secara bersamaan.
Rimpang induk menjorong, sedangkan rimpang cabang lurus atau sedikit melengkung.
Keseluruhan rimpang membentuk rumpun yang rapat, berwarna oranye dan tunas
mudanya berwarna putih. Akar serabut kunyit berwarna cokelat muda. Bagian tanaman
yang digunakan adalah rimpang atau akarnya.
c. Kandungan kimia
Kandungan utama di dalam rimpangnya terdiri dari minyak atsiri, kurkumin,
resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak,
protein, kalsium, fosfor dan besi. Zat warna kuning (kurkumin) dimanfaatkan sebagai
pewarna untuk makanan manusia dan ternak. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit
terdiri dari ar-tumeron, α dan β-tumeron, tumerol, α-atlanton, β-kariofilen, linalol, 1,8
sineol. Teknologi budidaya yang mengikuti anjuran, dengan mengacu kepada
penerapan SPO yang tepat, produksi rimpang kunyit segar mencapai 11 ton/ha, dengan
kadar kurkumin 8–11% (Rahardjo et al., 1987).
d. Penggunaan
karminativa, antidiare, kolagoga.
e. Pemerian
Bau khas aromatik, rasa agak pedas lama menimbulkan rasa tebal
5. Temulawak (Curcuma Rhizoma)

a. Klasifikasi
Nama simplisia : Curcuma Rhizoma
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma zanthorrhizaL. (Anonymous, 2011).
b. Deskripsi tanaman
Temulawak berbatang semu, daun berupa daun tunggal, berbentuk lonjong dan
berujung lancip. Daun muda memiliki warna cokelat pada tulang daun bagian tengah dan
hilang jika tua. Tangkai daun berujung pelepah memeluk batang. Daun terletak
berhadapan, berupa lembaran yang tipis, permukan halus.

Rimpang temulawak merupakan hasil dari tanaman temulawak yang didapatkan


dari akar. Satu rimpang induk biasanya menghasilkan 3-4 rimpang temulawak. Rimpang
temulawak biasanya berbentuk bulat seperti telur dengan warna kulit rimpang cokelat
kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang orange tua atau kuning.
c. Kandungan kimia
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak
atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin
d. Penggunaan
Temulawak dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada pengolahan makanan serta
sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu tradisional. Temulawak dengan
kandungan kurkuminnya juga dikenal sebagai anti-tumor, antioksidan, obat malaria dan
juga dapat mencegah tertularnya HIV pada manusia. Temulawak mengandung zat kuning
kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak (fixed oil), sellulosa dan mineral. Dari
beberapa senyawa tersebut yang merupakan zat warna kuning adalah kurkuminoid yang
merupakan salah satu bahan pewarna alami (natural curcumin) dan aman digunakan untuk
pewarna makanan maupuntekstil (Ramdja, 2009)
e. Pemeriaan
Bau Aromatik, Rasa tajam dan pahit
f. Mikroskopik
Serabut sklerenkim, rabut penutup berkas pembuluh dan butir pati.

BAB III.
FRUCTUS
Buah (fructus) adalah ovarium yang telah matang (yang didahului atau tidak didahului
proses amphimixis) yang tumbuh berkembang dan berbuah stukturnya menjadi mengeras,
mengelut, dan mendaging, atau ovarium yang telah matang dan atau berserat bagian-bagian lain
dari bunga (yang didahului atau tidak didahului proses amphimixis) yang tumbuh, berkembang,
dan berbuah stukturnya menjadi mengeras dan mendaging. Fungsi buah adalah memungkinkan
terjadinya penyebaran biji atau penyebaran keturunan (propagasi)

1. Ketumbar (Coriandri Fructus)

a. Klasifikasi
Nama simplisia : Coriandri Fructus
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum
b. Deskripsi tanama

Tanaman ketumbar berupa tanaman semak semusim, dengan tinggi sekitar satu
meter. Dapat tumbuh subur di kebun-kebun dataran rendah dan pegunungan. Akarnya
tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih. Batangnya berkayu lunak, beralur, dan
berlubang dengan percabangan dikotom berwarna hijau. Daunnya mirip seledri, berwarna
hijau dan hijau agak keputihan dengan tepian bergerigi. Berbunga majemuk berbentuk
payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Panjang tangkai dari bunga ini sekitar
5-10cm. Bunga ini memiliki warna putih dengan 5 lembar yang masing-masing
mempunyai panjang 2-3cm. Pada bagian mahkota dari bunga, terdiri dari 5 daun mahkota
yang berwarna merah muda atau putih. Sedangkan pada buah, ketumbar memiliki bentuk
bulat yang akan berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna kuning kecoklatan ketika
sudah tua. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna kuning kecokelatan.
c. Kandungan kimia
Ketumbar memiliki kandungan kimia berupa sabinene, myrcene, a-terpinene,
ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehide, trantridecen, asam petroselinat, asam
oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan felandren. Ketumbar
mengandung energy sebesar 404 kilokalori, protein 14,1 gram, karbohidrat 54,2 gram,
lemak 16,1 gram, kalsium 630 miligram, fosfor 370 miligram, dan zat besi 18 miligram.
Selain itu di dalamanya juga terkandung Vitamin A, B1, dan C. Buahnya mengandung
minyak atsiri, koriandrol, alfapinen, betapinen, simen, terpinen, borneol, geraniol, dan
lemak. Minyak esensial yang terkandung kadarnya dapat mencapai 0.5-1% yang juga
sebagai anti bakteri
d. Penggunaan
Bumbu masak, karminativa, pelancar pencernaan
e. Pemerian
Buah yang diremas berbau aromatik, rasa khas lama – lama agak pedas
f. Mikroskopik

Anatomi jaringan ini mempunyai ciri yaitu memiliki jaringan berkas pembuluh. Anatomi
jaringan yang dapat diamati praktikan meliputi parenkim dengan butir pati, jaringan berkas
pembuluh, dan butir pati

2. Kemiri
3. Merica
4. Cabe (Capsici Fructus)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatofita
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Solanales
Famili : Solanacrae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L
b. Deskripsi tanaman

Buah cabai memiliki bentuk yang beragam yakni ada yang bulat serta bulat
memanjang dengan ujung runcing. Selain itu pada bagian bentuk dalamnya terdapat polong
dengan rongga diantara plasenta dan dinding buah. Untuk buah yang masih muda memiliki
warna putih agak kekuningan. Sedangkan untuk buah yang sudah tua memiliki warna yang
cukup mencolok yakni kuning dan merah licin serta mengkilap.
Warna buah tanaman cabai tergantung dari jenis varietasnya. Untuk buah yang
masih muda tidak terlalu berasa pedas namun ketika buah sudah tua memiliki rasa yang
sangat pedas dan menyengat. Panjang buah cabai kurang lebih 9 sampai 15cm dengan
diameter 1 sampai 1,75 cm, dengan berat 7,5 sampai 15 gram per buah. Buah cabai
menggantung pada tangkai buah yang memiliki warna hijau dan panjang tangkai kurang
lebih 3,5 sampai 4,5 cm yang keluar dari ketiak daun.
c. Kandungan kimia
Kandungan yang terdapat pada cabe diantaranya adalah capsaicin, betakaroten, atau
provitamin A, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, mineral, kalsium, fosfor, protein,
karbohidrat, zat besi, dan kalium.
d. Penggunaan
Stomakikum, tingturnys sebagai obat gosok.
e. Pemerian
Bau merangsang, rasa pedas.
f.

BAB IV
CORTEX
1. Kayu manis
2. Pulasari
3. Kina

BAB V
ALLIUM SATIVUM

Anda mungkin juga menyukai