PENDAHULUAN
Selain itu, pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang cukup
secara langsung, baik berupa barang, jasa atau dana, sehingga beban pajak harus
Pajak menurut UU Nomor 28 Tahun 2010 pasal 1 ayat (1) pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan kepada
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
jasa timbal balik (kontraperstasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
menganalisis laporan keuangan baik pihak internal maupun pihak eksternal. Laba
1
2
merupakan salah satu informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan dan
penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Walaupun laba bukan satu-
satunya informasi yang tersedia, akan tetapi laba sering terjadi fokus utama pemakai
merupakan hal paling sederhana untuk menilai kinerja sebuah perusahaan dan juga
bonus dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. (Herdawati, 2015). Oleh
karena itu, kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat
kebijakan akuntansi, dan pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak.
dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Selain itu, laporan keuangan
juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada
pihak diluar perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut tercermin pada laba
yang terkandung dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu proses penyusunan laporan
2015)
Disamping itu, tujuan yang ingin dicapai manajemen adalah mendapatkan laba
yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan bonus yang akan diperoleh manajemen, karena
semakin tinggi laba yang diperoleh, maka semakin tinggi pula bonus yang diberikan
oleh perusahaan kepada pihak manajemen sebagai pengelola secara langsung. Dilain
3
earnings power (kekuatan laba) untuk menaksir resiko dalam investasi dan kredit.
Pentingnya informasi laba tersebut merupakan tanggung jawab dari pihak manajemen
untuk kuat bersaing, perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif dari
yang bermutu bagi konsumen, tetapi juga mampu mengelola keuangannya dengan
usaha perusahaan dan hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya laba yang dicapai
suatu perusahaan. Situasi inilah yang biasanya mendorong manajer untuk melakukan
Menurut Aditama dan Anna (2014), manajemen laba merupakan upaya yang
perusahaan yang terkait. Upaya intervensi ini menyebabkan laporan keuangan tidak
antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pemegang saham dan
mendekati hal sesungguhnya terjadi, baik untuk laporan pajak maupun laporan
mengartikan manajemen laba sebagai kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam
membuat laporan keuangan mengenai fakta material dan data akuntansi, sehingga
menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang
income smoothing (Scoot, 2015). Konsep mengenai manajemen laba dapat dijelaskan
dengan menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) yakni teori yang
antara pihak yang berkepentingan (principal) dengan manajemen sebagai pihak yang
menjalankan kepentingan (agent). Konflik ini muncul pada saat setiap pihak berusaha
Menurut Harnanto (2013), beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul
akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan untuk
pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan
manajemen laba karena beban pajak tangguhan dapat menurunkan tingkat laba dalam
perusahaan. Oleh karena itu peneliti melakukan beban pajak tangguhan sebagai
5
Aktiva pajak tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai manfaat pajak
yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan dipulihkan dalam periode
yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan sementara antara standar
akuntansi keuangan dengan peraturan perpajakan dan akibat adanya saldo kerugian
yang dapat dikompensasi pada periode mendatang (IAI, 2013). Besaran aktiva pajak
tangguhan dicatat bila dimungkinkan adanya realisasi manfaat pajak dimasa yang
akan datang. Aktiva pajak tangguhan tidak dapat diakui jika timbul dari pengakuan
awal aktiva atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan merupakan
kombinasi bisnis, dan pada saat transaksi yang dampaknya tidak mempengaruhi laba
Akrual adalah suatu metode perhitungan penghasilan dan biaya dalam arti
penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang
(Muljono, 2009). Agar laporan mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas
dasar akrual. Dasar akrual umumnya memberikan indikasi yang lebih baik dalam
laporan keuangan karena transaksi dan peristiwa keuangan diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
Dari tabel tersebut kita bisa lihat pada tahun 2016 pendapatan usaha Pt Garuda
Indonesia yaitu USD 3,86 Miliar, tahun 2017 naik menjadi USD 4,18 Miliar
sedangkan tahun 2018 memiliki kenaikan pendapatan tetapi tidak terlalu signifikan
meningkat seperti tahun 2016 ke 2017, yaitu USD 4,37 Miliar. Tahun 2016 Garuda
indonesia memiliki beban usaha yang relatif besar USD 3,79 Miliar, sedangkan tahun
2017 meningkat menjadi USD 4,24 miliar dan tahun 2018 meningkat kembali USD
4,58 miliar. Laba bersih yang berhasil dicetak garuda indonesia pada tahun 2016
yaitu USD 8,07 Miliar, sedangkan pada tahun 2017 garuda indonesia mengalami
kerugian yaitu USD 216,58 Miliar dan pada tahun 2018 garuda indonesia naik
kembali memiliki laba sebesar USD 0,81 Miliar. Namun, berita ini rupanya tak
disambut baik oleh seluruh pihak seperti, dua komisaris garuda indonesia yaitu
Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menolak menandatangani laporan buku tahunan
garuda 2018. Mereka merupakan perwakilan selaku pemilik dan pemegang saham
28,08 % saham garuda indonesia tetapi mereka tidak sepakat dengan salah satu
transaksi kerja sama dengan Pt Mahata Aero Teknologi yang dibubukan oleh
manajemen, dimana dalam surat didapatkan oleh awak media pada RUPST (Rapat
7
Umum Pemegang Saham Tahunan) bahwa Mahata bekerja sama secara langsung
Melalui kesepakatan itu, keuntungan yang diraih grup garuda indonesia sebesar
bayaran dari Mahata atas kerja sama yang dilakukan. Namun pihak manajemen tetap
menorehkan laba bersih dari sebelumnya yang rugi sebesar USD216,58 Miliar.
Selain faktor-faktor diatas yang dapat menimbulkan laba yang tidak normal dan
kinerja manajemen yang baik dan akurat, manajemen laba juga memiliki faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi yaitu aktiva pajak tangguhan, akrual dan beban pajak
tangguhan, karena adanya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang
pajak tangguhan, dan akrual sebagai indikator dalam melakukan manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Perwita, dkk (2015), menemukan bukti empiris bahwa
pajak tangguhan, aktiva pajak tangguhan, dan akrual sebagai prediktor manajemen
laba.
8
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Eka (2011), menemukan bukti empiris
bahwa hanya variabel aktiva pajak tangguhan yang memiliki pengaruh signifikan
pada terjadinya manajemen laba dengan tingkat signifikansi 5% dan akrual (hanya
aktiva pajak tangguhan dan discretionary accrual sebagai prediktor manajemen laba
penurunan laba, akrual berpengaruh terhadap deteksi manajemen laba untuk tujuan
meningkatkan laba dan faktor-faktor lain yang dapat mendeteksi manajemen laba
lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu beban pajak tangguhan
dan akrual dalam mendeteksi manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Irsan Lubis
dan Suryani (2018), menunjukkan bahwa beban pajak tangguhan tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan tax planning dan ukuran perusahaan
bahwa hanya akrual yang berpengaruh signifikan dalam mendeteksi manajemen laba,
sedangkan beban pajak tangguhan, beban pajak kini tidak berpengaruh secara
signifikan. Penelitian yang dilakukan Lucy Citra Fitriany (2016) menunjukkan bahwa
aktiva pajak tangguhan dan perencanaan pajak yang memiliki pengaruh signifikan
yaitu:
manajemen laba.
manajemen laba.
a. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bagian ilmu
akuntansi.
2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan refrensi dan
perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan analisis beban pajak tangguhan, aktiva pajak tangguhan dan
akrual terhadap manajemen laba.
b. Manfaat Praktisi
Adapun manfaat praktisi yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Memberikan masukan kepada perusahaan yang terdapat di BEI agar
melakukan manajemen laba dengan baik.
2. Dapat dijadikan refrensi bagi para peneliti yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
praktik bisnis perusahaan yang digunakan selama ini. Teori tersebut berakar dari
sinergi teori ekonomi dan teori keputusan. Prinsip utama teori ini menyatakan
adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang yaitu investor
manajemen laba terjadi sebagai akibat dari kepentingan ekonomis yang berbeda
antara manajemen selaku agen dan pemilik entitas selaku prinsipal. Teori
keagenan berasumsi bahwa setiap individu baik principal maupun agent memiliki
oleh adanya konflik kepentingan antara agen dengan prinsipal yang timbul ketika
yang mencukupi mengenai kinerja agen, maka prinsipal tidak pernah merasa pasti
Dengan demikian, prinsipal berada sebagai asimetri informasi karena agen lebih
11
12
atau manajemen laba dalam laporan keuangan. Oleh karena laporan keuangan
Pajak adalah salah satu sumber penerimaan negara. Bahkan banyak negara
utama. Selain itu, pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang
diterima secara langsung, baik berupa barang, jasa atau dana, sehingga beban
(1) pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
Menurut Diana dan Sari, (2013), “Pajak adalah iuran masyarakat kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang hanya adalah untuk
tanpa ada kontraprestasi langsung dalam hal yang individual, dimasukkan untuk
Dari pengertian pajak diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran
Fungsi pajak menurut Erly Suandy (2011:12) antara lain sebagai berikut:
3. Pengenaan bea masuk dan pajak penjuala atas barang mewah untuk
perusahaan tersebut atas jasa yang diperolehnya. Adapun pengertian laba menurut
para ahli yaitu yang pertama, menurut M. Nafarin (2007:788), Laba (income)
selisi antara pendapatan dan biaya”. Analisis laba merupakan salah satu kegiatan
yang sangat penting bagi manajemen guna mengambil keputusan untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang. Artinya analisis laba akan memberi manfaat
dan akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang akan
diambil kedepan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi
apa penyebab turun atau naiknya laba tersebut sehingga target tidak tercapai.
Dengan demikian, analisis laba memberikan manfaat yang cukup banyak bagi
pihak manajemen.
Adapun menurut Kasmir (2011) menyatakan bahwa ada dua jenis laba
yakni:
1. Laba Kotor (Gross Profit) artinya laba yang diperoleh sebelum
dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba
keseluruhan yang pertama sekali perusahaan peroleh.
2. Laba bersih (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-
biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode
tertentu termasuk pajak.
(SFAC) Nomor 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat
manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik oleh pihak eksternal.
meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit
dan Gundono (2000:37), mengartikan manajemen laba sebagai suatu proses yang
Principples (GAAP) untuk mengarah padasuatu tingkat yang diinginkan atas laba
yang dilaporkan.
keterangan :
Scaled Earning Change = Manajemen laba
Net income = Pendapatan bersih
MVEit = Saham yang Beredar x Harga Saham
dilakukan dengan penuh kecermatan oleh manajer agar tidak diketahui oleh
pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu manajer harus memiliki strategi agar
manajemen laba yang dilakukan tidak diketahui pihak luar. Menurut Scott (2015),
1. Bonus purposes, yakni manajer yang memiliki informasi atas laba bersih
perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan
manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.
2. Kontrak utang jangka panjang, yakni semakin dekat perusahaan dengan
perjanjian kredit, maka manajer akan cenderung memilih prosedur yang
dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami
kegagalan dalam pelunasan hutang.
3. Political motivations, yakni manajemen laba digunakan untuk mengurangi
laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Jadi perusahaan cenderung
mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang
mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.
4. Taxation motivations, yakni saat ini motivasi penghematan pajak menjadi
motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi
digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.
5. Pergantian CEO, yakni CEO yang mendekati masa pensiun akan
cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka.
Apabila kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan
pendapatan agar tidak diberhentikan.
6. Initital Public Offering (IPO), yakni perusahaan yang akan go public
belum memiliki nilai pasar, sehingga mendorong manajer perusahaan yang
akan go public melakukan manajemen laba dalam prospectus mereka
dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.
7. Pentingnya memberi informasi kepada investor, yakni Informasi mengenai
kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan
laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut
dalam kinerja yang baik.
terhadap berkurangnya laba atau rugi bersih sebagai akibat adanya kemungkinan
pengakuan beban pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan (Waluyo, 2008).
Menurut PSAK No. 46, pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan
untuk periode mendatang sebagai akibat dari perbedaan temporer (waktu) yang
20
No.46 (IAI, 2009) Pajak tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai manfaat
pajak yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan dipulihkan dalam
periode yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan temporer antara
standar akuntansi keuangan dengan peraturan perpajakan dan akibat adanya saldo
Menurut Philips, dkk (2003) beban pajak tangguhan adalah beban yang
timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (yaitu laba dalam laporan
keuangan untuk kepentingan pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang
beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer
antara laba akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan
pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar
perhitungan pajak).
yaitu beban yang timbul akibat perbedaan waktu antara laba akuntansi dengan
laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). Penyebab
perbedaan antara beban pajak penghasilan dengan PPh terutang menurut Purba
merupakan objek pajak atau penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final
telah dikenakan PPh Final. Selain itu terdapat beberapa jenis beban yang tidak
biaya sumbangan.
dalam laporan keuangan maupun dalam laporan fiskal tetapi dalam periode
pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban, yang menyebabkan laba fiskal
(2016) yaitu menggunakan indikator rasio beban pajak tangguhan dengan total
yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan dipulihkan dalam periode
yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan sementara antara standar
kerugian yang dapat dikompensasi pada periode mendatang (IAI, 2013). Besaran
aktiva pajak tangguhan dicatat bila dimungkinkan adanya realisasi manfaat pajak
dimasa yang akan datang. Aktiva pajak tangguhan tidak dapat diakui jika timbul
dari pengakuan awal aktiva atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang
bukan merupakan kombinasi bisnis, dan pada saat transaksi yang dampaknya
tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak (IAI, 2013).
Aset pajak tangguhan adalah aset yang terjadi apabila perbedaan waktu
menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut komersial lebih
kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang pajak (Waluyo, 2008). Aset
dimungkinkan adanya realisasi manfaat pajak di masa yang akan datang. Oleh
karena itu dibutuhkan judgment untuk menaksir seberapa mungkin aset pajak
akibat adanya:
differences)
neraca, terkait dengan setiap tanggal neraca, terkait dengan kemungkinan dapat
23
terpisah dari aktiva, disajikan dalam aktiva tidak lancar. PSAK yang khusus
yang akan datang dengan melihat di dalam aktiva tidak lancar. Dalam penelitian
ini aktiva pajak tangguhan sebagai variabel bebas yang diukur dengan perubahan
nilai aktiva pajak tangguhan pada periode t dengan t-1 dibagi dengan nilai aktiva
pajak tangguhan pada akhir periode t. Perhitungan aktiva pajak tangguhan ini
penghasilan diakui pada waktu diperoleh biaya diakui pada waktu terhutang
laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat dan relevan untuk
penghasilan diterima dan kapan biaya dilunasi. Dengan pendekatan ini, mengakui
pendapatan ketika dihasilkan dan mengakui beban pada periode terjadinya, tanpa
konsep akrual tersebut bisa direkayasa angka-angka yang ada didalam laporan
keuangan, sehingga dapat digunakan untuk mengubah angka laba yang dihasilkan
(Ukirama, 2018).
kegiatan akuntansi yang terjadi antara transaksi pengeluaran atau penerimaan kas
diakui, di sajikan dalam laporan keuangan tanpa melihat masa kas diterima atau
dasar akrual. Dasar akrual umumnya memberikan indikasi yang lebih baik
dalam laporan keuangan, karena transaksi dan peristiwa keuangan diakui pada
saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
dicatat dalam catan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada
berdasarkan model Heally terbagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut
(Belkaoui, 2013):
a. Discretionary Accrual
Adalah pengakuan akrual laba atau beban yang bebas tidak diatur dan
kualitas laba.
Efek dari kualitas laba yang rendah adalah tidak adanya prediktif value dari
perekayasaan akrual.
Keterangan:
Adalah sebaliknya, pengakuan akrual laba yang wajar yang tunduk suatu
manajemen laba, karena pengakuan akrual labanya bebas tidak diatur berdasarkan
tangguhan adalah salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
laporan keuangan.
2005). Perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal memiliki hubungan
adanya hal tersebut maka dimungkinkan manajer dapat melakukan rekayasa laba
diakui dengan laporan laba rugi. Selisih negatif antara laba akuntansi dan laba
beban pajak tangguhan (Djamaludin, 2008). Beban yang besar akan menurunkan
tingkat laba yang diperoleh suatu perusahaan, begitu pula sebaliknya beban yang
dilakukan Yulianti (2005) juga menemukan bukti empiris bahwa beban pajak
menurun dengan demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan
laba yang lebih besar di masa yang akan datang dan mengurangi besarnya pajak
peranan yang signifikan antara beban pajak tangguhan dengan manajemen laba
dengan laba fiskal menunjukkan bendera merah bagi laporan keuangan. Aktiva
pajak tangguhan terjadi apabila laba akuntansi lebih kecil daripada laba fiskal
akibat perbedaan temporer. Lebih kecilnya laba akuntansi dari laba fiskal
tangguhan dijadikan proyeksi sebagai indikator dari praktik manajemen laba yang
Hal ini lah yang menyebabkan aktiva pajak tangguhan dapat digunakan sebagai
perhitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu
diperoleh dan biaya diakui pada waktu terhutang (Felicia Amanda, 2015). Teknik
lebih dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan
diterima dan kapan biaya dilunasi. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan
peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
(IAI, 2013). Agar laporan mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas
dasar akrual. Dasar akrual umumnya memberikan indikasi yang lebih baik
dalam laporan keuangan karena transaksi dan peristiwa keuangan diakui pada
saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
29
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada
periode yang bersangkutan (IAI, 2013). Namun konsep akrual tersebut memiliki
kelemahan yaitu dapat dimanfaatkan untuk rekayasa angka- angka dalam laporan
keuangan, sehingga dapat digunakan untuk mengubah angka laba yang dihasilkan
beban pajak tangguhan, aktiva pajak tangguhan dan akrual tehadap manajemen
laba, diantaranya:
signifikan.
pajak tangguhan, beban pajak kini, akrual dan manipulasi aktivitas Riil
dalam mendeteksi manajemen laba. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 - 2011. Metode yang digunakan
untuk menganalisis yaitu regresi logistik biner. Hasil dari penelitian ini
yaitu secara akrual adalah (1) Beban pajak tangguhan tidak berpengaruh
secara signifikan dalam mendeteksi manajemen laba (2) Beban pajak kini
(4) Manipulasi aktivitas riil dalam kegiatan operasi tidak berpengaruh secara
simultan untuk beban pajak tangguhan, beban pajak kini, akrual dan
manajemen laba.
4. Lucy Citra Fitriany (2016), penelitian ini bertujuan menguji hubungan aset
digunakan yaitu regresi logistik biner. Hasil dari penelitian ini yaitu aset
5. Sumbari, dkk (2017), penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah beban
digunakan yaitu 2013-2015. Hasil dari penelitian ini yaitu beban pajak
6. Irsan Lubis dan Suryani, (2018) penelitian ini bertujuan untuk menguji
manajemen laba.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Variabel Hasil
Perwita, Analisis Beban Variabel Dari Hasil penelitian
dkk (2015) Pajak Tangguhan, Dependen: dengan regresi logistik
Aktiva Pajak Manajemen Laba biner menunjukkan
Tangguhan, dan bahwa beban pajak
32
antara teori dengan faktor yang teridentifikasi sebagai masalah yang diteliti
terkait dengan pajak (yusrianti et al, 2015). Pengetahuan tentang manajemen laba
laporan laba rugi sebagai dasar pengambilan keputusan bagi investor laporan
investor lebih kepada laporan laba rugi. Investor beranggapan bahwa stabilitas
aktiva pajak tangguhan maka otomatis laba akan mengalami kenaikan dan
keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat dan relevan untuk pengambilan
Dari uraian di atas, hubungan tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut:
Beban pajak
tangguhan (X1) Uji t
Akrual (X3)
Uji t
Uji f
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku,
tempat, dan kegiatan yang dapat di observasi. Penelitian ini dilakukan pada
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sesuai hal objektif, valid
dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu). Objek di dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
35
36
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 168 perusahaan manufaktur yang
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2015) Sampel merupakan sebagian dari populasi atau
dalam istilah matematika disebut sebagai himpunan bagian dari populasi. Dalam
memiliki kriteria sesuai dengan yang telah ditentukan, oleh karena itu penulis
kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam
penelitian ini.
ini adalah:
Berdasarkan kriteria yang dibuat dalam tabel 3.1 diatas maka sampel yang
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan
1. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
2. ARNA Arwana Citramulia Tbk
3. ALKA Alakasa Industrindo Tbk
4. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
5. INAI Indal Aluminium Indust0 vkry Tbk
6. LION Lion Metal Works Tbk
7. LMSH Lionmesh Prima Tbk
8. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
9. EKAD Ekadharma International Tbk
10. INCI Intanwijaya Internasional Tbk
11. SRSN Indo Acidatama Tbk
12. IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
13. YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
14. SIPD Sierad Produce Tbk
38
laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan yang terdapat pada
transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapor, agenda dan sebagainya yang
dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti
pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2016-
2018 www.idx..co.id .
39
gejala dengan berbagai unsur atau faktor yang didalamnya menentukan atau
adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor didalamnya yang ada
ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel lain. Adapun variabel yang
management). Salah satu tolak ukuran perusahaan yang sering digunakan sebagai
Concept (SFAC) Nomor 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan
manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik oleh pihak eksternal.
keterangan :
Scaled Earning Change = Manajemen laba
Net income = Pendapatan bersih
MVEit = Saham yang Beredar x Harga Saham
independen disimbolkan dengan huruf (X). Variabel bebas terdiri dari beban pajak
antara laba akuntansi dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar
perhitungan pajak). Menurut Philips, dkk (2003) beban pajak tangguhan adalah
beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (yaitu laba
dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal) dengan laba fiskal
(2016) yaitu menggunakan indikator rasio beban pajak tangguhan dengan total
terpulihkan di periode yang akan datang dengan melihat di dalam aktiva tidak
lancar. Aktiva pajak tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai manfaat pajak
yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan dipulihkan dalam periode
yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan sementara antara standar
42
Dalam penelitian ini aktiva pajak tangguhan sebagai variabel bebas yang
diukur dengan perubahan nilai aktiva pajak tangguhan pada periode t dengan t-1
dibagi dengan nilai aktiva pajak tangguhan pada akhir periode t. Perhitungan
pengeluaran atau penerimaan kas diakui, di sajikan dalam laporan keuangan tanpa
melihat masa kas diterima atau dibayarkan. Teknik akuntansi berbasis akrual
diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih
akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan ekuitas (Elingga, 2008). Akrual
tidak tergantung kapan penghasilan diterima dan kapan biaya dilunasi. Dengan
pendekatan ini, mengakui pendapatan ketika dihasilkan dan mengakui beban pada
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
(IAI, 2013). Model akrual menurut Belkaoui (2013), yang digunakan untuk
Keterangan:
laba tersebut termasuk salah satu praktek manajemen laba atau earnings
Table 3.3
Defenisi Operasional Variabel
Nama
No Defenisi operasional Indikator Skala
variabel
1. Manajemen Manajemen laba SEC = NetIncomet-1 Rasio
Laba merupakan upaya yang MVEt-1
dilakukan pihak
manajemen untuk Ket:
melakukan intervensi Scaled Earning
dalam penyusunan Change =
laporan keuangan Manajemen laba
dengan tujuan untuk Net income =
menguntungkan dirinya Pendapatan bersih
sendiri, yaitu pihak MVEit = Saham yang
perusahaan yang Beredar x Harga
terkait. Saham
2. Beban pajak Beban pajak tangguhan BPT = BPTt Rasio
tangguhan adalah beban yang T.Asett-1
timbul akibat perbedaan
waktu antara laba Ket:
akuntansi dengan laba beban pajak
fiskal ( laba yang tangguhan periode
digunakan sebagai berjalan dibagi total
dasar perhitungan aset periode
44
pajak). sebelumnya
3. Aktiva Aktiva pajak tangguhan APTt- = aktivapajak Rasio
pajak adalah saldo akun di tangguhant-1/aktiva
tangguhan neraca sebagai manfaat pajak tangguhant
pajak yang jumlahnya
merupakan jumlah Ket:
estimasi yang akan nilai aktiva pajak
dipulihkan dalam tangguhan pada
periode yang akan periode t dengan t-1
datang sebagai akibat dibagi dengan nilai
adanya perbedaan aktiva pajak
sementara antara tangguhan pada akhir
standar akuntansi periode t
keuangan dengan
peraturan perpajakan
dan akibat adanya saldo
kerugian yang dapat
dikompensasi pada
periode mendatang
(IAI, 2013).
4. Akrual Akrual adalah suatu TAit = NIit - CFOit Rasio
kegiatan akuntansi yang total assetst-1
terjadi antara transaksi
pengeluaran atau Ket:
penerimaan kas diakui, TAt = Total akrual
di sajikan dalam perusahaan i untuk
laporan keuangan tanpa tahun t
melihat masa kas NIt = Laba bersih
diterima atau perusahaan I untuk
dibayarkan. Teknik tahun t
akuntansi berbasis CFOit = Arus kas
akrual diyakini dapat operasi perusahaan
menghasilkan laporan untuk tahun t.
keuangan yang lebih Total asett-1
dapat dipercaya, lebih
akurat dan relevan
untuk pengambilan
keputusan ekuitas
(Elingga, 2008:52).
Sumber: Data diolah 2019
45
sudah dikumpulkan untuk diolah dalam rangka menjawab rumusan masalah atau
menguji hipotesis dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini
menerapkan metode analisis regresi linear berganda. Analisis regresi ini bertujuan
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
gambaran distribusi data dan perilaku sampel yang dilihat dari nilai rata-rata
pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 20. Ukuran yang
digunakan dalam deskripsi ini adalah pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia
yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis
ordinaryleast square (OLS). Terdapat empat uji asumsi klasik yang harus
pengujian hipotesis, maka dilakukan uji asumsi klasik terdiri dari sebagai berikut:
dibentuk dari variabel terikat dan bebas mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Dalam melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram,
uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogrov-
residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika dibawah 0,05, maka data
dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggunaan
Terjadinya hubungan atau korelasi antara data menurut waktu dan ruang
menyebabkan uji f dan uji t menjadi tidak akurat yang akhirnya menghasilkan
analisis regresi tidak lagi efisien dan varian tidak lagi maksimum.
dalam model regresi dan tidak ada variabel diantara variabel independen (Imam
Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi1
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Ditolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du
Tidak ada autokorelasi negatif Ditolak 4-dl<d<4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau Tidak ditolak Du<d<4-du
negatif
Sumber: Imam ghozali (2011)
independen variabel, maka standard error koefisien regresi akan semakin besar
1. Jika VIF lebih dari 5 dan tolerance value kurang dari 0,05 maka
terdapat korelasi yang terlalu besar diantar salah satu variabel independen
2. Jika VIF kurang dari 5 dan tolerance value lebih dari 0,05 maka tidak
terdapat korelasi yang terlalu besar diantara salah satu variabel independen
dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah jika variance dari residual
yang dapat digunakan dalam menguji heteroskedastisitas adalah uji Glejser, uji
glejser, yaitu dengan menguji tingkat signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan
kuantitatif dan dalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda, yaitu
berikut:
Y = α + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑒
Keterangan:
Y = Manajemen Laba
a = Harga Konstanta
𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 , 𝑏4 , 𝑏5 = Koefisien Regresi
𝑋1 = Variabel Independen Pertama (BPT)
𝑋2 = Variabel Independen Kedua(APT)
X3 = Variabel Independen Ketiga (Akrual)
e = Eror atau Pengaruh Luar
(Ghozali, 2013). Untuk melihat ada tidaknya pengaruh dapat ditentukan dengan
melihat tingkat signifikan 0,05. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini
adalah:
1. Jika tingkat signifikan <𝛼 = 0,05 maka tersedia bukti yang cukup untuk
menerima hipotesis H1, H2, H3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
2. Jika tingkat signifikan >𝛼 = 0,05 maka hipotesis H1, H2, H3 ditolak.
Laba.
digunakan adalah:
Apabila signifikansi > 0,05 (5%) maka hipotesis ditolak. Hal tersebut berarti
(5%) maka hipotesis tidak ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara
dependen.
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi
variabel terikat amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu
tambahan satu variabel bebas, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2, nilai
adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
kedalam model.
52
KEPUSTAKAAN
Arif Rachmad, Hakim. (2015) Pengaruh Aktiva Tetap Pajak Tangguhan Dan
Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, Vol. 4 No. 7
Desy Anggraeni. (2014). Analisis Beban Pajak Tangguhan, Beban Pajak Kini,
Akrual Dan Manipulasi Aktivitas Rill Dalam Mendeteksi Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. FE Universitas Budi Luhur. Vol,
3 No. 1 April 2014. ISSN: 2252 7141
Sumbari, dkk. (2017). Analisis Beban Pajak Tangguhan Dan Akrual Dalam
Mendeteksi Manajemen Laba. Konfersi ilmiah akuntansi IV. Universitas
Pancasila. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. ISBN: 978-602-70083-4-2
Irsan Lubis dan Suryani. (2018). Pengaruh Tax Planning, Beban Pajak
Tangguhan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Pada Perusaaan Industri Barang Konsumsi Pada Di BEI 2012-2016.
Jurnal akuntansi dan keuangan. FEB Universitas Budi Luhur. Vol. 7 No
1, Juni 2018. ISSN: 2252 7141
Purba, Marini. 2008. Akuntansi Pajak Penghasilan Bab 15. Jakarta; Andaes
Graha Ilmu
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.