Anda di halaman 1dari 6

SAINS DALAM PERADABAN MANUSIA

Alif Bagaskara (1720201045)

Universitas Muhammadiyah Tangerang


Fakultas Teknik
Teknik Elektro
2017/2018
Sains dalam Peradaban Manusia

Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai aktivitas cara berpikir dan bekerja
yang didasari pada observasi, identifikasi, diskripsi, penelaahan eksperimental atau
penalaran teoritis dengan memakai cara-cara yang telah disetujui bersama terhadap
fenomena-fenomena alamiah. Ilmu pengetahuan didapatkan dari pengalaman
manusia dalam usahanya mengartikan serta menalarkan fenomena-fenomena alam
dan hukum-hukumnya, sehingga didapatkan suatu kesimpulan. Sebagian dari
kesimpulan yang telah diuji kebenarannya akhirnya didapatkan ilmu pengetahuan,
yang kemudian diterapkan dan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk suatu yang
berguna bagi kehidupan manusia tersebut secara langsung. Bentuk usaha ini
disebut teknologi.

Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "techne" yang berarti
keterampilan atau keahlian pertukangan. Teknologi dalam bentuk apapun akan sulit
berkembang tanpa didukung oleh ilmu pengetahuan yang memadai. Ilmu
pengetahuan juga akan sulit berkembang tanpa sarana pendidikan yang memadai,
dukungan pemerintah, serta tradisi masyarakat yang menunjang kemajuan ilmu
pengetahuan tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang tidak
terpisahkan, karena teknologi memerlukan ilmu pengetahuan untuk berkembang,
dan sebaliknya ilmu pengetahuan dapat berkembang dari pengalaman lapangan
yang didapat teknologi dalam praktek.

Konsep yang telah disistimasi dengan otak dan kerangka pemikiran yang
logis dalam wujud ilmu pengetahuan adalah yang nantinya merupakan benih dari
teknologi sebagai satu penerapan ilmu pengetahuan dalam berhadapan dengan
alam. Yang membedakan manusia dengan hewan selain kemampuan berpikirnya
adalah ketidakmampuan manusia untuk secara langsung menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang sudah ada. Secara biologis manusia merupakan salah satu spesies
di muka bumi yang paling kurang mampu atau tidak memiliki daya penyesuaian
lingkungan secara alami.

Seorang antropolog Arnold Gehlm menyebutkan bahwa manusia adalah


mahkluk yang memiliki cacat atau cela karena manusia tidak mempunyai insting
atau naluri pelindung hidup. Sedangkan Adolf Portman mengatakan bahwa secara
biologis, manusia dipandang sebagai premature, maksudnya semua spesies atau
hewan sejal dilahirkan sekaligus telah membawa serta seperangkat naluri atau
kemampuan alami buat tetap hidup. Sedangkan manusia, memerlukan ibu dan
keluarganya untuk memelihara dan bertahan hidup. Oleh karenanya, dengan
kemampuan manusia dalam berpikir, untuk menutupi kekurangannya dalam
penyesuaian diri terhadap lingkungan, manusia berusaha untuk menciptakan suatu
lingkungan tiruan (artificial) yang bentuknya beraneka ragam. Untuk itulah
manusia dibekali teknik untuk membuat lingkungan menjadi cocok dengan dirinya.
Lantas muncullah kebudayaan manusia sebagai hasil dari
kemampuan abstraksi manusia terhadap alam lingkungan dan permasalahannya.
Fase-fase teknik penerapan ilmu pengetahuan manusia dalam berhadapan dengan
alam adalah sebagai berikut :

 Fase pertama adalah teknik destruktif.

Yaitu untuk memecahkan segala permasalahan dan kebutuhannya, manusia


langsung mengambil dari alam dan tidak ada usaha mengembalikannya lagi ke
alam. Fase ini terjadi dalam jaman batu, dimana manusia masih bersifat food
gathering.

 Fase kedua adalah teknik konstruktif.


Ciri budaya manusia yang hidup pada fase ini adalah telah melakukan
penciptaan, sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak
terdapat di alam secara langsung. Dengan penciptaan baru ini, manusia sedikit demi
sedikit telah menciptakan bagi dirinya suatu lingkungan baru, yang selalu
bermodalkan alam sekitar. Fase ini terjadi dari jaman batu sampai dengan abad
pertengahan.

 Fase ketiga adalah fase modern.

Merupakan puncak perkembangan teknik yang telah dicapai oleh manusia


saat ini. Makin meningkatnya kebutuhan dan pemakaiannya dalam kehidupan
membuat manusia mampu membangun suatu peradaban baru, yaitu peradaban
mesin, yang bercirikan kesatuan bahasa internasional sebagai pengantar yang
sangat mendorong perkembangannya. Juga dengan diciptakannya bahasa simbul
yang satu dan seragam secara internasional, yaitu bahasa matematika. Hal inilah
yang mendorong perkembangan dan kemajuan teknologi mesin dengan pesat.
Semua itu bisa tercapai karena manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan.

Teknologi adalah ilmu terapan, dan sebaliknya teknologi juga mendorong


diciptakannya ilmu pengetahuan yang lebih maju lagi. Jadi teknik ada kareana
adanya ilmu pengetahuan. Teknik secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan
dan metode-metode untuk membuat sesuatu. Teknologi adalah perincian rasional
alat-alat metode atau cara untuk melaksanakan sesuatu atas dasar pemahaman yang
matang terhadap kemajuan alat-alat dan aktivitas-aktivitasnya tersebut.
Sedangkan D.A. Schon mengatakan bahwa teknologi adalah suatu cara untuk
teknik memproduksi atau memproses membuat sesuatu yang lebih
mengembangkan keterampilan manusia.
Sesuai dengan tujuan pemakaian dan penerapannya, tingkatan teknologi dapat
dibagi berdasarkan penerapannya, yaitu sebagai berikut :

 Teknologi tinggi (Hi-Tech), yang dimaksudkan untuk menerangkan suatu jenis


teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan
terbaru.

 Teknologi madya (intermediate technology), yaitu jenis teknologi yang dapat


dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederhana dan mampu untuk
memakainya dengan biaya yang tidak terlalu besar dan kegunaan yang paling
menguntungkan.

 Teknologi tepat guna (appropriate technology), yang dicirikan dengan skala modal
yang digunakan kecil, peralatan-peralatan yang digunakan sederhana,
pelaksanaannya bersifat padat karya sehingga ikut membantu mengatasi masalah
ketenagakerjaan terutama di pedesaan.

Selain apa yang telah diuraikan di atas, teknologi juga dapat diperoleh dari
perkembangan keahlian-keahlian dan keterampilan tertentu dalam praktek dan
terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, tanpa intervensi yang terlalu banyak
dari ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, teknologi adalah aplikasi dari ilmu
pengetahuan, yang diutamakan untuk tujuan industri dan komersial, dengan wadah
dan metode yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengaruh Perkembangan Alienasi

Alienisasi atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi proses


menuju keterasingan, adalah teori yang dikeluarkan oleh Karl Marx tentang
munculnya sebuah keadaan di mana buruh atau proletar mendapatkan sebuah
keadaan yang terasing dari kehidupanya. Ia percaya bahwa Alienisasi adalah hasil
dari eksploitasi Kapitalisme terhadap buruh dengan mengartikanya sebagai modal.
Konsep Keterasingan buatan Marx berasal dari fakta ekonomi yang ada di
masanya. Hal ini tertulis dalam karyanya Das Kapital dan terbesit dalam karya-
karyanya yang lain. Sebenarnya Marx sendiri mengurangi penggunaan
kata alienisasi atau keterasingan dalam karya-karya di fase kedua hidupnya. Hal ini
dikarenakan Marx tidak mau kata ini berkurang nilainya, sebagai akibat dari
banyaknya para filsuf sejaman Marx yang menggunakan kata tersebut sebagai
konsep mereka yang sebenarnya jauh dari yang dimaksud oleh Marx.
Keterasingan terjadi jika semakin banyaknya modal terkumpul untuk
Kapitalis, dan semakin miskin pula si Buruh akibat dari hasil eksploitasi si kapitalis.
Artinya si kapitalis menimbun banyak harta yang sebenarnya merupakan Nilai
Lebih barang yang telah diciptakan si buruh. Karena buruh tidak memiliki
kekuasaan untuk menjual barang tersebut seperti layaknya yang dilakukan kapitalis,
maka si kapitalis yang memiliki hak untuk menjual barang tersebutlah yang akan
mendapat nilai lebih tersebut.
Jika nilai lebih ini diakumulasikan dengan apa yang di dapat si buruh -
baca gaji-, akan memunculkan variabel yang berbalik. Dimana si buruh akan
menjadi lebih murah atau tak berharga saat nilai lebih dari barang-barang yang dia
buat jauh lebih tinggi dan tidak sepadan dengan nilai yang ia dapat. Hal tersebut
akan memunculkan keadaan yang disebut Karl Marx
sebagai obyektivikasi (Vergebrtandlichung) atau bisa dibilang buruh dijadikan
objek dalam satuan modal di mata kapitalis, bukan sebagai subjek atau pencipta
benda.
Pengendalian kapitalis terhadap apa yang diciptakan buruh dan keadaan
sistem kemasyarakatan yang tidak mendukungnya akan memunculkan sebuah
kekuatan eksternal yang memaksanya. Kekuatan tersebut seakan-akan (bagi buruh)
memusuhinya. Artinya, sebagai barang modal milik kapitalis, buruh tak lain
dianggap sebagai budak dan bisa dipakai oleh si kapitalis asal dalam batas-batas
perjanjian atas buruh dan si majikan yang pro-keuntungan si majikan dan bukan
perjanjian yang balanced, sering ini menjadi sebagai perangkap kerja buat si buruh
karena buruh yang tak punya tak punya pilihan lain selain menerima perjanjian
tersebut. Dengan kata lain, produk kerja dari kaum buruh tidak menjadi
kepunyaanya dan bersifat eksternal
1. Pengaruh Perkembangan Homogami
Homogami dapat diartikan sebagai perkawinan antara anak-anak yang
berasal dari keluarga yang memiliki kedudukan sosial yang sama. Misalnya
perkawinan antara seorang anak bangsawan dengan anak bangsawan lain, atau
perkawinan antara anak dari suku Sunda menikah dengan anak dari suku Sunda.

2. Pengaruh Perkembangan Heterogami


Heterogami dapat diartikan sebagai perkawinan antara anak-anaka yang
berasal dari keluarga yang memiliki kedudukan sosial yang berlainan. Misalnya
perkawinan antara seorang anak bangsawan dengan seorang anak biasa, atau
perkawinan antara anak dari suku Jawa menikah dengan anak dari suku Sunda.

3. Pengaruh Perkembangan Hedonisme


Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan
menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat
mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.[1] Hedonisme
merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan
tujuan hidup dan tindakan manusia

Anda mungkin juga menyukai