PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pembangunan industri sejak Pelita I sampai Pelita V telah memberikan dampak positif
bagi kekuatan ekonomi nasional yang ditandai dengan semakin berkembangnya berbagai
jenis industri dengan beranekaragam jenis produk. Keadaan ini memberikan lapangan
pekerjaan yang semakin luas, dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para
pekerja dan keluarganya.
Industri yang ada pada saat ini ditinjau dari modal kerja yang digunakan dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu industri besar (Industri Dasar), industri
menengah (Aneka industri) dan industri kecil Industri kecil dengan teknologi
sederhana/tradisional dan dengan jumlah modal yang relatif terbatas adalah merupakan
industri yang banyak bergerak disektor informal. Pekerja pada kelompok ini merupakan
kelompok kerja yang tergolong pada "underserved working population" dan belum
mendapatkan pelayanan kesehatan kerja seperti yang diharapkan.
Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan dari dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat
dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Dewasa ini umumnya keselamatan dan
kesehatan kerja dalam industri dikaitkan dengan masalah lingkungan. Tetapi posisi
keselamatan dan kesehatan pekerja berada di luar standar manajemen lingkungan ISO 14000.
Seharusnya secara otomatis perancang-perancang ISO memasukkan keselamatan dan
kesehatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan. Alasan yang mungkin
mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan pekerja dari masalah lingkungan karena
otoritas masalah keselamatan dan kesehatan pekerja berada di bawah Departemen Tenaga
Kerja.
Diperkirakan waktu yang akan datang akan terdapat 2 wajah pola penyakit di Indonesia
yaitu penyakit infeksi yang memang akan terus ada dan penyakit-penyakit non infeksi yang
disebabkan oleh "non-living organism" atau "non-living contaminant" seperti zat-zat kimia,
debu, panas, logam-logam berat, tekanan mental, perilaku hidup tak sehat dan lain-lain.
Penyakit-penyakit tersebut antara lain berupa pneumokoniosis, kanker, gangguan
kardiovaskuler, keracunan zat-zat kimia/logam berat, ketulian akibat bising, kecelakaan
akibat kerja dan lain-lain. Sejalan dengan era industrialisasi, penyakit non infeksi, termasuk
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan penyakit akibat kerja akan meningkat
sehingga perlu upaya antisipasi secara tepat waktu dan dapat mencapai seluruh sasaran.
Dalam rangka meningkatkan kesehatan kerja khususnya bagi pekerja sektor informal,
Departemen Kesehatan sebagai instansi pemerintah yang berkewajiban membina kesehatan
masyarakat khususnya pekerja sektor infomal menyusun petunjuk praktis tentang bagaimana
cara bekerja secara baik dan benar menurut kaidah kesehatan untuk berbagai jenis pekerjaan
pada aneka ragam industri.
B Rumusan Masalah
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan ke industri diketahui
bahwa banyak masalah tentang kesehatan kerja. Banyaknya kecelakan kerja yang terjadi dan
penyakit yang terjadi akibat kerja. Kecelakaan yang terjadi misalnya terpleset, kena benda
tajam, dll. Penyakit akibat kerja yang banyak dialami pekerja misalnya ispa, resiko ganguan
pendengaran, dll.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan tindakan Rencana Keperawatan Komunitas
Khusus Pekerja untuk menghindari angka kejadian kecelakaan kerja dan untuk menetapkan
rencana ke depan agar derajat kesehatan pekerja tinggi.
C Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah merencanakan asuhan keperawatan
komuitas dalam rentang sehat sakit pada pekerja sebagai dasar dalam melaksanakan asuhan
keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan kerja pada pekerja sebagai dasar dalam melaksanakan
asuhan keperawatan komunitas.
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas sebagai dasar dalam melaksanakan
asuhan keperawatan komunitas.
c. Melengkapi data asuhan keperawatan komunitas sebagai dasar dalam melaksanakan asuhan
keperawatan komunitas.
d. Mengelompokan data asuhan keperawatan komunitas sebagai dasar dalam melaksanakan
asuhan keperawatan komunitas
e. Merumuskan masalah keperawatan komunitas sebagai dasar dalam melaksanakan asuhan
keperawatan komunitas
f. Menyusun Rencana Tindakan keperawatan komunitas pada pekerja sebagai dasar dalam
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
D Manfaat
1. Memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang efek paparan debu kepada
pengusaha dan pekerja
2. Memberikan saran bagi pengusaha dan pekerja tentang kesadaran kebiasaan penggunaan APD
sebagai upaya meningkatkan kesehatan kerja di lingkungan kerja industri
3. Pengendalian dini terhadap ancaman kesehatan yang merugikan di kalangan pekerja.
4. Memberikan manfaat bagi program kesehatan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut pada
industri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Kesehatan Kerja
Higiene perusahaan, merupakan spesialisasi dalam ilmu higiene beserta praktiknya
dengan mengadakan penilaian pada faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja dan
perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya digunakan untuk koreksi lingkungan
perusahaan, dengan menitikberatkan pada pencegahan agar pekerja dan masyarakat terhindar
dari bahaya akibat kerja.
Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah bagian dari usaha kesehatan masyarakat
yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat
umum yang menjadi konsumen dari hasil produk perusahaan.
Secara filosofi, kesehatan kerja adalah upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan, yang meliputi tenaga kerja baik jasmani maupun rohani dan hasil karya dan
budaya menuju masy adil, makmur dan sejahtera. Sedangkan secara keilmuan, kesehatan
kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan,
pencemaran dan penyakit.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan
distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutaman teknologi yang sudah
maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan
kerja adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada
umumnya (Su’mamur, 1981).
Faktor – faktor yg mempengaruhi kesehatan tenaga kerja, antara lain 1) beban kerja :
fisik, mental, 2) lingkungan kerja : fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikologi, 3) kapasitas
kerja : ketrampilan, kesegaran jasmani, status kesehatan, usia,
Kegiatan higiene yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menciptakan kesehatan
lingkungan kerja adalah sebagai berikut :
1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
2) Maintenance and increasing kesehatan tenaga kerja.
3) Care, efficiency increasing, dan productivity balance tenaga kerja.
4) Pemberantasan kelelahan tenaga kerja.
5) Meningkatkan semangat dalam bekerja.
6) Perlindungan masyarakat kerja dari bahaya pencemaran.
7) Perlindungan masyarakat luas.
8) Pemeliharaan dan peningkatan higiene sanitasi perusahaan.
Pelayanan Kesehatan Kerja Per Menakertrans No.03/1982 :
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
Pembinaan & pengawasan lingk kerja
Pembinaan & pengawasan sanitair
Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja
Pencegahan thd peny umum & PAK
P3K
Pelatihan Petugas P3K
Perencanaan tempat kerja, APD, gizi
Rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan
Laporan berkala
Pemusatan perhatian terhadap penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja dapat
dilakukan berbagai upaya antara lain mengenal, mencegah adanya gangguan kesehatan,
mendiagnosis, mengobati penyakit yang ada, dan merehabilitasi. Dari sisi lingkungan kerja,
disamping penerapan ergonomi dilakukan pengontrolan, membandingkan dengan standar,
pemantauan, evaluasi dan koreksi (Maurits, 1999).
Program pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dikelompokkan dalam dua
pokok pelaksanaan, yaitu :
a. Pelayanan terhadap manusianya
b. Pelayanan terhadap lingkungan kerjanya.
2. Tujuan Kesehatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja antara lain :
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua
lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
Menjamin proses produksi berjalan lancar
3. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja
dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis dalam hal
cara/metoda kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan untuk :
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan
pekerjaan yang setinggi-tingginya baik secara fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi
lingkungan kerjanya.
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja didalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaannya yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.
4. Masalah Kesehatan Kerja
Perkiraan ILO (1999) :
1,1 juta meninggal karena kecelakaan & PAK
160 juta PAK per tahun
Perkiraan WHO (1995) :
40 – 50 % penduduk dunia mempunyai resiko kecelakaan/PAK
120 juta kecelakaan kerja per tahun
Penelitian Depkes (1989) :
Penyakit/gangguan kes :
Gangguan visus : petani, nelayan
Gangguan pendengaran : penyelam, pandai besi
Kelainan paru : penyelam, perajin batu bata
Kelainan kulit : petani dan nelayan
Masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktifitas antara lain:
1) Penyakit umum pada p'ekerja antara lain kusta, TB paru, penyakit jantung, kanker,
kecacatan, dan lain-lain.
2) Penyakit yang timbul akibat kerja, misalnya pneumokoniosis dan dermatosis.
Pneumokoniosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh asbes, dengan gejala seperti batuk,
sesak napas, nyeri dada, dan sianosis. Pengobatan cukup sulit dan hanya bersifat mengurangi
keluhan, seperti jika infeksi diberi antibiotik, gizi ditingkatkan, juga jika kanker diberi obat
sitostatika. Upaya preventif meliputO:i skrining, promosi kesehatan, penggunaan alat
pelindung masker, kaca mata, substitusi untuk menyaring debu seperti cerobong asap, water
spray, dan exhauster.
3) Gizi buruk, Gizi buruk saat ini telah bermunculan hampir disemua kabupaten hal ini
disebabkan:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi bagi anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi anggota keluarga
c. Pola hidup yang salah
d. Stok bahan makanan yang tidak ada
5. Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja
Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama
dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga komponen
tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seseorang pekerja dapat melakukan
pekerjaannya secara baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu
berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat kimia, dll) dapat
merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibatnya.
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan kerja dari masyarakat pekerja dipengaruhi
tidak hanya oleh bahaya-bahaya kesehatan ditempat kerja dan kingkungan kerja tetapi juga
faktor-faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor-faktor lainnya seperti
pada diagram 1 berikut ini.
3.
pem
ilik
usa
ha
dan
pek
erja
men
yeb
utka
n
kem
bali
4
dari
7
resi
ko
mas
alah
kese
hata
n
akib
at
kec
elak
aan
kerj
a
2. Setelah dilakukan tindakan Pen1. 1. Di Ha Res1. Pet
keperawatan selama 1 minggu: yul Pemap Pet te ri pon Pem uga
Pengetahuan pemilik usaha dan pekerja uha aran ug m Sa ver ilik s
mengenai alat pelindung diri (APD) n materi as pa bt bal usa kes
kes menge kes t u dan ha ehat
ehat nai eh ke mi kog dan an
an manfa ata rja ng nitif pek dari
tent at n gu erja Din
ang APD dar ke men as
AP dan i du yeb Kes
D maca Di a utka ehat
m- nas set n an
maca Ke ela kem dan
mnya seh h bali ma
ata ja 4 hasi
2. n. m dari swa
Penge 10 5 .
nalan 2. .0 jeni
alat Ma 0 s-
yang has jeni
diguna is s
kan wa AP
untuk D
melin 3. yan
dungi Ma g
pekerj teri tela
a ten h di
tan ken
3. g alka
Mema AP n
sang D pen
poster yulu
tentan h
g
akibat
yang
ditimb
ulkan
jika
tidak
mengg
unaka
n
APD.
4.
Meny
ebar
leaflet
tentan
g
pentin
gnya
APD
dan
bahay
a tidak
mengg
unaka
n
APD.
Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2012 (1)
o ▼ Mei (1)
MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Mengenai Saya
hestri sumarlin
Lihat profil lengkapku
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.