Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGGANTI UAS

METODE PENELITIAN SOSIAL DAN EKONOMI

Nama : Bahagia Lestari


NIM : H0817022
Jurusan / Prodi : Agribisnis
Judul : Analisis Bauran Pemasaran Produk Greenwall Di
Vertical Garden PT Godong Ijo Asri Depok, Jawa
Barat

A. Pendahuluan
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Sektor
pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makan, subsektor holtikultura,
subsektor prikanan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Bentuk
pengusahaan lain pada pemanfaatan bidang pertanian adalah menambah fungsi
lahan pertanian, yaitu dengan fungsi pariwisata, atau disebut Agrowisata dan
fungsi lainnya (Wikipedia, 2010).
Perkembangan pertanian di Indonesia tidak diimbangi dengan
perkembangan kota-kota besar yang berjalan sejajar dengan makin lajunya
pertambahan warga kota dan kegiatannya. Hal membuat semakin tingginya
tuntutan warga kota terhadap pemanfaatan lahan untuk fungsi-fungsi kota yang
makin produktif seperti fungsi bisnis, perdagangan, jasa dan perkantoran.
Melihat perkembangan kebutuhan masyarakat, maka sangat diperlukan
bangunan sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang kebutuhan –
kebutuhan masyarakat. Namun mengingat mahalnya harga lahan yang
disebabkan oleh regulasi zoning kota yang telah diatur oleh pemerintah
menurut fungsinya, mengakibatkan lahan menjadi terbatas, sehingga
pemenuhan kebutuhan sebagai sarana dan prasarana tersebut tidak mungkin
dibangun di sembarang tempat melainkan harus dibangun pada lahan yang
sesuai dengan regulasi zonning kotanya. Keterbatasan lahan untuk memenuhi
kebutuhan papan atau tampat tinggal tidak memungkinkan dibangun secara
horizontal, oleh karena itu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
merancang bangunan secara vertikal (Laloan., et al).
Meningkatnya rancangan hunian bertingkat perlu mempertimbangkan
prinsip sustainability melalui konservasi energi dalam pencapaian kenyamanan
termal khususnya di daerah tropis lembab. Penataan vegetasi dapat
mendinginkan bangunan dan mengurangi kebutuhan pendingin ruangan
sebagai upaya untuk menciptakan iklim mikro yang memberikan kenyamanan
termal bagi penghuni. Hunian bertingkat banyak memiliki luas yang lebih besar
dari luas tapak sehingga sangat potensial untuk dijadikan sebagai perluasan
area hijau yang tidak mampu lagi didukung oleh ketersediaan lahan secara
horizontal. Salah satu cara menanam tanaman dalam jumlah yang cukup,
walaupun ruang yang ada sangat terbatas, adalah dengan konsep taman vertikal
atau Vertical Garden. Vertical Garden adalah konsep taman tegak, yaitu
tanaman dan elemen taman lainnya yang diatur sedemikian rupa dalam sebuah
bidang tegak. Dengan konsep ini, ruang tanam bisa jauh lebih besar dibanding
dengan taman konvensional, bahkan jumlah tanaman yang dapat ditanam bisa
beberapa kali lipat, sehingga dapat menambah ruang hijau secara sangat
signifikan. Salah satu keuntungan dari taman vertikal adalah menciptakan
efisiensi lahan, membuat perkotaan memiliki tempat untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman. Taman vertikal biasanya diaplikasikan pada
berbagai gedung bertingkat dan menanam secara vertikal membuat jumlah
lahan yang tersedia untuk menanam bertambah dan dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan hunian vertikal atau hunian bertingkat (Laloan., et al).
Peluang agribisnis terhadap permintaan produk vertical garden yang
semakin membaik ini banyak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha baik skala
kecil maupun besar, sehingga produk vertical garden telah berkembang di
Indonesia. Peningkatan permintaan produk vertical garden di Indonesia saat
ini terkait program pemerintah yang menerapkan kota hijau dan lahan yang
semakin sempit. Hal tersebut mengindikasikan bisnis produk vertical garden
dewasa ini cukup potensial dikembangkan di Indonesia. Pengaruh pola
konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dapat mengakibatkan terciptanya
sebuah trend. produk vertical garden termasuk produk yang dipengaruhi oleh
faktor trend yang selalu mengalami peningkatan dan penurunan pada tingkat
konsumsinya. Hal tersebut dikarenakan juga bahwa tanaman hias produk
vertical garden merupakan kebutuhan tersier yang pemenuhannya setelah
orang bisa memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan diluar kebutuhan pokok
adalah produk-produk yang memiliki sensitifitas tinggi. Suatu saat akan
digemari dan harga akan tinggi karena permintaan banyak, namun disaat lain
akan menurun tajam begitu permintaannya berkurang (Hapsari, 2011).
Dilihat dari potensi pasar, peluang pengembangan usaha produk
vertical garden Indonesia yang cukup potensial, akan semakin mendorong
minat pengusaha untuk memproduksi, sehingga industri usaha tersebut
semakin berkembang. Perkembangan usaha produk vertical garden di dalam
negeri berkaitan erat dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan
keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata serta pembangunan
kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran. Tumbuhnya kesadaran
masyarakat akan nilai-nilai estetika atau keindahan lingkungan tersebut
mengakibatkan banyak permintaan dari masyarakat akan produk vertical
garden. Akibat dari meningkatnya permintaan produk vertical garden
berpeluang terhadap munculnya pasar-pasar baru yang lebih luas dan selektif
dalam kualitas. Potensi pasar yang baik mengakibatkan industri baru masuk
semakin banyak. Semakin berkembangnya usaha produk produk vertical
garden menjadi kendala bagi para produsen untuk memperoleh pangsa pasar
di industri produk produk vertical garden, sehingga menimbulkan persaingan
yang ketat diantara pengusaha produk vertical garden di Indonesia. Salah satu
anggotanya adalah PT. Godong Ijo Asri, Depok, Jawa Barat. Godong ijo
sendiri merupakan salah satu pelopor vertikal garden di Indonesia. Terletak di
daerah Sawangan, Depok. Godong ijo mengkombinasikan vertikal garden
dengan seni dan pertanian. Tanaman hias yang beragam
warna ditransformasi ke media karpet geotextile lalu dibuat pola menjuntai
adalah sebuah karya seni yang bernilai estetika dan ekonomi. Pengguna jasa
vertikal garden rata-rata adalah kalangan pebisnis di bagian perencanaan tata
ruang (Puspitasari 2012).
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu usaha untuk
memperoleh keuntungan. Akhir dari kegiatan pemasaran adalah konsumen
merasa puas terhadap produk yang dipasarkan, sehingga kegiatan dalam
pemasaran mengusahakan agar produk yang dipasarkan dapat diterima, disukai
dan dikonsumsi. Studi tentang bauran pemasaran umumnya dilakukan pada
usaha manufaktur karena penerapannya relatif lebih mudah, sedangkan pada
usaha produk vertical garden masih jarang dilakukan. Sehingga analisis bauran
pemasaran pada produk vertical garden yang mempunyai karakteristik khusus
menarik untuk diteliti, karena ciri khas dari pemasaran produk vertical garden
yang dipengaruhi oleh preferensi konsumen relatif cepat berubah mengikuti
trend, dinilai dari estetika baik keindahan maupun keunikannya. Selain itu
produk produk vertical garden harganya sering berfluktuasi antar waktu dan
tempat. Perusahaan perlu merancang suatu pemasaran yang fleksibel dan
efektif agar konsumen tetap mengingat keberadaan dari produk tersebut, dan
menciptakan permintaan pasar yang akan meningkatkan volume penjualan dan
memperbesar pangsa pasar. Penerapan bauran pemasaran harus dilakukan
dengan cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang
mempengaruhi serta dampak yang akan timbul karena pemasaran akan
berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan ataupun
organisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa persoalan
yang dapat dikaji antara lain:
1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT
Godong Ijo Asri?
2. Bauran pemasaran apa yang menjadi prioritas untuk setiap komponen
bauran pemasaran tanaman hias di PT Godong Ijo Asri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT
Godong Ijo Asri.
2. Menetapkan prioritas bauran pemasaran untuk setiap komponen bauran
pemasaran tanaman hias di PT Godong Ijo Asri.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat atau kegunaan
sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
kemampuan menganalisa wawasan mengenai analisis kemampuan penerapan
pemasaran oleh pelaku agribisnis dan menciptakan kemampuan dalam
memilih prioritas bauran pemasaran serta sebagai media untuk menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah, sebagai salah satu sayarat
untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bagi perusahaan PT Godong Ijo Asri, sebagai masukan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan dan penentuan bauran pemasaran yang berkaitan
dengan strategi pemasaran, dalam upaya menjalankan fungsinya sebagai
perusahaan produk agribisnis.
3. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris
dari penelitian-penelitian sebelumnya. Selain itu juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi sebagai tambahan pengetahuan, bahan referensi, dan
bahan pengembangan teori untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
sejenis.
4. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi bahan pustaka dan referensi
tambahan informasi yang bermanfaat.
E. Tinjauan Pustaka
1. Greenwall
Greenwall adalah sebuah sistem tanam yang menyerupai dinding.
Sistem greenwall meliputi media tanam, struktur dan sistem irigasi.
Greenwall juga dikenal sebagai living walss, biowals, ecowalls, dan
vertical garden. Greenwall memaiaki box planter sebagai media tanam.
Sitem tanam Greenwall ini sangat cocok di aplikasikan untuk anda yang
ingin membangun sebuah taman namun keterbatasan area. Greenwall
dapat diletakkan pada dinding atau atau, baik indoor atau outdoor. Untuk
aplikasi indoor sebaiknya jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman
yang bisa bertahan hidup dengan minim sinar matahari. Namun tanaman
jenis ini biasanya butuh volume air cukup banyak, atau bisa disiasati
dengan menggunakan lampu khusus sebagai pengganti sinar matahari,
yaitu lampu UV. Untuk aplikasi outdoor sebaiknya jenis tanaman
disesuaikan dengan kondisi lapangan (PT Indonesia Technology & Energy
International, 2019).
Penerapan sistem greenwall dapat meningkatkan nilai tambah dari
bangunan, misalnya meningkatkan nilai aset, meningkatkan citra dan
reputasi, dan meningkatkan kemampuan pasar yang kompetitif
(KenYeang, 2013). Terkait dengan efisiensi ruang dan aktifitas, hasil
penelitian dari pengaplikasian sistem greenwall lebih efektif bila
dibandingkan dengan roofgarden, karena area top floor sering digunakan
sebagai tempat untuk meletakkan instalasi utilitas seperti AHU, tandon air
dan panel surya. Sedangkan area untuk vertical garden lebih luas, karena
kita dapat memanfaatkan seluruh permukaan dinding (Cheng., et al 2010).
Terkait aspek ekologi dan efisiensi energi, salah satu penelitian
membuktikan juga bahwa bangunan yang diselubungi tanaman dengan
sistem greenwall dapat memberikan manfaat terhadap ekologi dan
lingkungan, baik untuk skala perumahan, kota maupun skala yang lebih
besar. Selain itu aplikasi greenwall akan memperbaiki kualitas udara dan
mengurangi polusi udara. Terlebih lagi, greenwall dapat mengurangi efek
Urban Heat Island (UHI), sehingga akan memberikan kenyamanan thermal
secara alami pada bangunan dan memungkinkan untuk penghematan
energi (Perini., et al 2012).
2. Vertical Garden
Widiastutih et al (2014) berpendapat bahwa vertical garden merujuk
pada tanaman yang dapat ditanam dan tumbuh secara langsung pada bagian
sisi luar bangunan dengan menggunakan sistem struktur yang terpisah
sehingga dapat diberdirikan atau ditempelkan pada dinding. Selain itu,
Davis dan Ramirez (2016), juga menyatakan bahwa pembangunan vertical
garden berperan penting dalam perubahan penurunan suhu dan kenaikan
kelembaban udara dengan cara mereduksi perpindahan panas antara
bangunan dan lingkungan sekitar, serta memberikan perlindungan dari
radiasi matahari.
Vertical garden dapat dimanfaatkan sebagai solusi untuk mengatasi
terbatasnya ruang terbuka hijau pada perkotaan. Dalam sisi arsitektur,
vertical garden dimanfaatkan dari segi seni dan fungsional. Selain nilai
estetika yang dihasilkan untuk ruang hijau, vertical garden harus mampu
memaksimalkan kegunaaannya sebagai peredam panas suhu matahari.
Nilai estetika vertical garden tercipta dari pola – pola tanaman yang
dikombinasikan dari berbagai jenis dan warna tanaman. Vertical garden
dapat diaplikasikan pada indoor bangunan. Tanaman harus dipilih yang
mampu bertahan hidup pada kondisi kelembaban dan intensitas cahaya
yang rendah seperti Peperomia Scandes, Skindapsus, dan aneka
Philodendron. Aspek fungsional vertical garden sebagai peredam panas
matahari dimanfaatkan dengan pemilihan tanaman yang memiliki daya
sebar luas (merambat dan menjuntai) seperti Antigonon, Flame of Irian,
Morning of Glory, Lee Kwan Yew atau yang memiliki daun lebar (Laloan
et al., 2015).
3. Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Pemasaran pertanian termasuk komoditas pangan olahan adalah proses
aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna
6
waktu, tempat dan bentuk yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan
melaksanakan satu atau lebih fungsi pemasaran. Di dalam fungsi
manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang
dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya,
sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan
seberapa besar ancaman yang harus dihadapi
(Shinta, 2011).
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi,
dan pengendalian program yang didesain untuk menciptakan, membangun
dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli
sasaran, untuk mencapai sasaran perusahaan. Pertukaran yang
menguntungkan mengandung arti bahwa perusahaan perlu mengatur
tingkat permintaan agar memberikan keuntungan yang maksimal. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa permintaan yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi tidak memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan.
Perusahaan tidak hanya menstimulasi tingkat permintaan yang sama
dengan tingkat penawaran di dalam manajemen pemasaran. Kadang-
kadang perusahaan juga perlu mengurangi, selain menaikkan permintaan
(Simamora, 2013).
Fungsi pemasaran mutlak diperlukan terutama di Indonesia
membedakan tingkat harga setiap perusahaan pemasaran. Perkembangan
manajemen pemasaran yang terjadi mengharuskan manajer pemasaran
memiliki pemahaman bagaimana menghubungkan pengetahuan dari masa
lalu dengan situasi saat ini dan untuk tetap fokus pada rencana strategis di
masa depan. Seperti salah satunya media sosial telah menjadi sarana yang
dominan untuk melakukan komunikasi dua arah, serta alat pengumpulan
umpan balik. Kemajuan teknologi ini sayangnya tidak berhenti sampai
disini, semakin banyak teknologi dan teknik pemasaran muncul,
strategipemasaran akan dikembangkan menjadi berbeda dan membentuk
tren baru. Saat ini manajer pemasaran harus mengikuti aspek perubahan
pemasaran tersebut dan mengikuti kemungkinan baru agar teknologi ini
dapat menjadi sarana pemasaran bisnis (Salkovska, 2014).
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing Mix merupakan sebuah taktik mengintegrasikan unsur
penawaran, logistic, dan cara mempromosikan produk atau jasa. Bauran
pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikontrol
yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan target pasar yang
diinginkan. Ini berasal dari proses keputusan pemasaran yang mencakup
analisis sistematis situasi pemasaran, riset pasar, tujuan pemasaran, dan
penciptaan strategi pmasaran. Strategi ini diterapkan oleh instrument
beroirentasi pasar dan pelanggan yang disebut bauran pemasaran. Konsep
bauran pemasaran diperkenalkan oleh Borden namun Mc Carthy
mengklasifikasikan menjadi 4P, yaitu product (produk), price (harga),
place (tempat), promotion (promosi), dimana keempat konsep tersebut
dijadikan sebagai pedoman dasar dalam bauran pemasaran (Prenzel, 2009).
Dalam menentukan masing-masing bauran pemasaran dapat dilihat
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa
berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Faktor penentuan
produk ditentukan oleh penggunaan bahan baku, ketersediaan bahan baku
secara kualitas dan kuantitas, keunikan produk dari segi rasa, warna bentuk
dan pengemasan. Selain itu faktor penting yang perlu dipertimbangkan
dalam produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan adalah sikap
konsumen. Hutabarat (2006), menyatakan bahwa sikap konsumen ini akan
menentukan bagaimana konsumen bereaksi terhadap produk dan
bagaimana konsumen memperoleh kepuasan akan nilai yang diharapkan
dari produk. Setiadi (2010), juga menyatakan bahwa keputusan konsumen
juga merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi elemen bauran
pemasaran jasa terhadap brand image atau citra merek.
Bauran pemasaran (marketing mix) memberikan makna bahwa untuk
mencapai pasar sasaran, setiap perusahaan harus melakukan kebijakan
terhadap variabel bauran pemasaran, karena merupakan variabel
terkendali. Variabel terkendali atau variabel kontrol adalah variabel lain
yang ikut berpengaruh dan dibuat sama pada setiap media percobaan dan
terkendali. Adapun pengertian dari 7P atau tujuh variabel bauran
pemasaran menurut Selang (2013) :
a) Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Bauran pemasaran produk merupakan upaya melakukan
diferensiasi pemasaran produk di mata konsumen untuk memudahkan
konsumen mengenali produk yang dipasarkan perusahaan. Produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa kombinasi berbagai tingkatan
bahan dan proses yang akan memberikan dampak pada perbedaan
orientasi perusahaan dalam memproduksi produk tersebut.Lingkup dari
produk yaitu keanekaragaman produk, kualitas, desain, bentuk, nama
merek, ukuran, pelayanan, dan garansi.
b) Harga (Price)
Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaatnya karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa
tersebut. Harga yang ditetapkan merupakan kesesuaian nilai tukar
dengan produk atau jasa yang ditawarkan dan dapat dijangkau oleh
konsumen agar dapat merasakan manfaat dari penggunaan produk atau
jasa tersebut. Pengertian lainnya yaitu harga merupakan salah satu alat
pemasaran yang terkandung di dalam bauran pemasaran yang mampu
mempengaruhi permintaan dan merupakan kunci penggerak posisi
produk yang akan mempengaruhi bagaimana produk atau merek akan
dipersepsikan oleh konsumen dibandingkan dengan produk
pesaing.Lingkup dari harga yaitu daftar harga, diskon, potongan harga
khusus, dan syarat kredit.
c) Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang
merupakan aktivitas pemasaran yang menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan oleh produsen atau perusahaan. Promosi
pula merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas pemasaran yang menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk
yang ditawarkan oleh produsen atau perusahaan.Salah satu contoh
media promosi daring (online) yang saat ini dianggap efektif untuk
memasarkan produk adalah media sosial online yang mampu
mempengaruhi minat beli konsumen. Lingkup dari promosi yaitu
promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, kehumasan, dan
pemasaran.
d) Tempat (Place)
Lokasi berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas
dan melakukan kegiatan operasionalnya. Tempat memiliki peranan
yang sangat penting bagi perusahaan untuk memastikan keberadaan
produknya, tujuan dari saluran distribusi adalah menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu
dan tempat yang tepat. Lokasi merupakan salah satu kunci menuju
sukses. Pemilihan lokasi sangat bergantung pada potensi pertumbuhan
ekonomis dan stabilitas, serta persaingan. Lingkup dari tempat atau
lokasi yaitu saluran pemasaran, cakupan pemasaran, pengelompokan,
dan lokasi.
e) Orang (People)
People adalah individu yang memiliki keterampilan interpersonal
dan sikap positif yang berinteraksi langsung dengan konsumen.
Pendapat ahli lain menyatakan bahwa partisipan (people) merupakan
pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Pengertian lain dari people yaitu
semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa ataupun
produk sehingga dapat mempengaruhi pembelian. Lingkup dari bauran
pemasaran orang yaitu Manajemen, Budaya, Customer Services, dan
Karyawan.
f) Proses (Process)
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Proses yaitu
bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap konsumennya,
mulai dari konsumen tersebut memilih (choose), memesan (order),
membeli (buy) hingga akhirnya mereka mendapatkan layanan jasa
tersebut. Proses merupakan gabungan semua aktivitas umumnya terdiri
dari prosedur, jadwal pekerjaan, aktivitas dan hal-hal rutin dimana jasa
dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Lingkup dari proses
yaitu pelayanan industri dan bagaimana pelayanan tersebut dikonsumsi.
g) Bukti Fisik Perusahaan (Physical Evidence)
Physical evidence adalah bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa
yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah
konsumen. Physical evidence sebagai sarana fisik yaitu suatu hal yang
secara nyata turut mempengaruhi keputusan untuk membeli dan
menggunakan barang maupun jasa. Lingkup dari physical evidence
yaitu interior, perlengkapan bangunan, dan lightning system (Selang,
2013).
F. Kerangka Operasional

Prospek usaha produk


Greenwall
Kendala Pemasaran di PT Godong Ijo Asri

Kegiatan Pemasaran

Produk Harga Tempat Promosi SDM Proses Bukti Fisik

Faktor Penyusun Bauran Pemasaran Produk Greenwall

Analytical Hierarchy Proses (AHP)

Bauran Pemasaran PT Godong Ijo Asri

G. Hipotesis
Berdasarakan uraian kerangka pemikiran diatas tersebut, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Simultan
Terdapat pengaruh positif terhadap penggunaan startegi bauran
pemasaran utama dan tepat dengan keunggulan atau kehebatan perusahaan.
2. Hipotesis Parsial
a) Pengaruh positif terhadap penerapan bauran pemasaran pada suatu
perusahaan.
b) Pengaruh positif terhadap penerapan bauran pemasaran utama pada
suatu perusahaan.
H. Metodologi Penelitian
1. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dasar deskriptif analitis. Menurut Sugiono (2009), Metode Deskriptif adalah
suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.
2. Metode Penentuan Lokasi
Lokasi penelitian dilaksanakan PT Godong Ijo Asri Jalan Cinangka
Raya Km. 10 No. 60,Serua, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Pemilihan lokasi
dilakukan dengan metode purposive, yaitu pemilihan lokasi penelitian
secara sengaja berdasarkan penilaian atau pertimbangan peneliti.
Pertimbangan memilih lokasi ini adalah PT. Godong Ijo Asri adalah
perusahaan nomor satu Greenwall Contractor di Indonesia yang
mengembangkan konsep baru pertamanan vertical garden atau taman
dinding dalam urban living sejak tahun 2008.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan atau suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti
dan untuk kepentingan studi (Syarief et al, 2010). Data primer dalam
penelitian ini diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara.
Pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner yang
dilakukan oleh pihak yang dianggap paling berkompeten di PT Godong
Ijo Asri sebanyak tiga orang, yaitu : General Manajer, Marketing
Manager dan Supervisor.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh
berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data
dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Syarief et al, 2010). Data sekunder
yang dicatat secara sistematis dan dikutip baik dari jurnal ataupun
keterpustakaan yang lain. Data sekunder pada penelitian ini berupa studi
literatur dan data-data lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini
diperoleh dari perpustakaan, dokumen, buku, internet, literatur-literatur
atau tulisan-tulisan hasil penelitian serta laporan manajemen PT Godong
Ijo Asri yang berhubungan langsung dengan pihak-pihak perusahaan
yang berkepentingan dan relevan dengan topik penelitian. Data sekunder
juga diperoleh dari data Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik
(BPS), pencatatan laporan perusahaan.
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengenai analisis bauran pemasaran perusahaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pengisian kuesioner, yaitu dengan membagikan beberapa daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian kepada pihak
manajemen yang ada di perusahaan.
b. Wawancara, yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara kepada
pihak-pihak perusahaan yang dianggap paling kompeten sesuai dengan
topik penelitian.
c. Studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari literatur, penelusuran data
kepustakaan, buku serta internet yang relevan dengan penelitian.
5. Metode Pengambilan Sampel
Pemilihan responden untuk pemilihan alternatif bauran pemasaran
produk greenwall di PT Godong Ijo Asri dilakukan dengan menggunakan
metode purposive (secara sengaja). Responden dipilih secara sengaja
dengan mempertimbangkan faktor tentang pemahaman responden
mengenai bauran pemasaran produk greenwall di PT Godong Ijo Asri.
Jumlah responden terdiri dari tiga orang, karena dalam metode AHP sendiri
tidak memiliki perumusan tertentu untuk mengambil jumlah sampel yang
tepat, hanya terdapat batas minimum yaitu dua orang responden. Responden
yang dipilih dilakukan dengan pertimbangan bahwa mereka benar-benar
menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan, dan mengetahui
informasi yang dibutuhkan serta dapat mewakili keseluruhan populasi.
6. Metode Analisis Data
Analisis data bauran pemasaran di PT Godong Ijo Asri dilakukan
dengan dua pengolahan yaitu :
a. Analisis bauran pemasaran menggunakan 7P. Adapun 7P atau tujuh
variabel bauran pemasaran menurut Selang (2013), adalah Produk
(Product), Harga (Price), Promosi (Promotion), Tempat (Place), Orang
(People), Proses (Process) dan Bukti Fisik Perusahaan (Physical
Evidence).
b. Metode analisis data yang kedua dilakukan dengan metode AHP.
Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian diawali dengan
pembuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data
dokumenter perusahaan, hasil wawancara dan dengan konfirmasi
dengan pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan
menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner hasil wawancara dan dengan
konfirmasi dari pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun
akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang akan disebarkan
kepada respoden. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan
setiap elemen pada seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas
kuesioner untuk pemilihan strategi bauran pemasaran dilihat melalui
konsistensi setiap matriks baik itu individu maupun gabungan dan juga
konfirmasi yang dilakukan oleh pakar.
Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih
dahulu kekonsistenan pembobotan yang diberikan kepada responden.
Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan
menggunakan Expert Choice 2000. Dalam penelitian ini batas tingkat
inkonsistensi ditetapkan sebesar 10%. Kemudian setelah masing-
masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan
pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu
matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur
kembali pembobotannya melalui mekanisme perhitungan AHP dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007 yang akan menghasilkan
pengolahan data vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil
pengolahan vertikal yang menjadi dasar pemilihan alternatif prioritas
bauran pemasaran, sedangkan hasil pengolahan data horizontal
memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor
dengan elemen lain dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lain dalam
tingkat hirarki di bawahnya.
Menurut Saaty (1993), terdapat beberapa langkah dalam
penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahakan
masalah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah :
1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi
persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang
mendalam terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan.
Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan
elemen-elemen yang akan masuk komponen sistem, seperti focus,
forces, actors, objectives, dan scenario dalam struktur AHP
nantinya. Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti
dalam mengindentifikasi komponen-komponen sistem. Komponen-
komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan
pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan
dalam suatu sistem.
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara
menyeluruh
Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang
mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya
terhadap sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling
berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor
pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut,
pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan
akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Tidak ada
aturan khusus dalam menyusun model dari suatu sistem, juga tidak
terdapat batasan tertentu mengenai jumlah tingkatan struktur
keputusan yang terstarifikasi, dan elemen pada setiap tingkat
keputusan. Penyusunan hirarki ini berdasarkan jenis keputusan yang
akan diambil. Pada tingkat puncak, hirarki hanya terdiri dari satu
elemen yang disebut dengan fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang
bersifat luas. Pada tingkat berikutnya terdirir dari beberapa elemen
yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan
dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya.
3. Menyusun matriks banding pasangan
Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki,
yang merupakan dasar untuk melakukan pembandingan
berpasangan antar elemen yang terkait yang ada di bawahnya.
Pembandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat
kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki. Menurut
perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal
dominasi atas yang ada di sebelah kanan suatu elemen di puncak
matriks.
4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk
mengembangkan perangakat matriks dilangkah 3.
5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang
diagonal utama.
6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan
dalam hirarki tersebut.
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor
prioritas.
8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.
DAFTAR PUSTAKA

Cheng C.Y., Ken K.S. Cheung, L.M. Chu. 2010. “Thermal Performance Of A
Vegetated Cladding System On Façade Walls”, Building and Environment,
doi:10.1016
Davis, M.J.M., Ramirez, F.P. 2016. More Than Just A Green Façade: Vertical
Gardens As Active Air Conditioning Units. Jurnal of Procedia Engineering.
Vol. 1(1):1250 – 1257.
Hapsari T.D. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias Pada PT Godong
Ijo Nursery, Sawangan Depok, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Agribisnis.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hutabarat L.M. 2006. Analisis Bauran Pemasaran Restoran Pizza (Studi Kasus di
Pizza Hut, Padjajaran 29, Bogor). [Skripsi]. Departemen Manajemen.
Fakultas Ekonomi dan Manajmen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
KenYeang. April 2013. “How Green Buildings Should Look Ken Yeang
TreeHugger.htm. Diunduh pada 23 Desember 2019 pukul 23:49.
Laloan, Y.R.Y., Prijadi, R., Moniaga, I.L. 2015. Artemen Di Manado Penerapan
Konsep Vertical Garden. Jurnal Arsitektur Daseng Unsrat Manado Vol. 4(2).
Perini, K., Ottele, M., Haas E.M., Rossana, R.R. 2012. “Vertical Greening
Systems”, A Process Tree For Green Facades And Living Walls, Urban
Ecosyst, doi: 10.1007/s11252-012-0262- 3.
Prenzel, I. 2009. Applicability of Mobile Marketing in the Marketing Mix of Trade
Fair Organizers. German: Diplomica Verlag GmbH.
PT Indonesia Technology & Energy International. 2019. Greenwall.
https://www.indoenertech.com/products/green-wall/. Diunduh pada 23
Desember 2019 pukul 23:49.
Puspitasari, R. 2012. Analisis Risiko Pemasaran Tanaman Hias Pot di PT Bina
Usaha Flora. Kecamatan sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa
Barat. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Salkovska, J., Anda, B., Elina, O. 2014. Actual Problems Of Enterprises Marketing
Management. Junal of Regional Formation And Developement Studies, Vol
3(14) : 181.
Saaty, T.L. 1993. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam
Situasi yang Kompleks. PT Pustaka Binamen Pressindo. Jakarta.
Selang, C. 2013. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) pengaruhnya terhadap
Loyalitas Konsumen pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA.
Vol. 1(3): 72-74.
Setiadi D. 2010. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Brand Image
pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris ILP (International Language
Programs) Cabang Bogor. [Skripsi]. Depatemen Manajemen. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Shinta, A. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Simamora, B. 2013. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitable. Jakarta: Gramedia.
Syarief F, Helmi S S, Muda I, Dalimunthe D M, Fadli. 2010. Analisis Data : untuk
Riset Manajmen dan Bisnis. Medan : USI Press
Widiastutih, R., Prianto, E., Setia Budi, W., 2014. Kenyamanan Termal Bangunan
Dengan Vertical Garden Berdasarkan Standar Kenyamanan Mom dan
Wieseborn. Jurnal PPKM UNSIQ Vol. 8(1) : 1-12.

Anda mungkin juga menyukai