Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR TANAH DAN TANAMAN

STATUS KADAR LENGAS TANAH PENGARUHNYA TERHADAP


TINGKAT SERAPAN HARA TANAMAN

Dosen Pembimbing :

1. Ir. Hariyono, M.P.


2. Ir. Mulyono, M.P.
3. Ir. Sukuriyati S. Dewi, MS.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Rama Adityano (20180210154)
2. Wulandari (20180210158)
3. Hari Prasetyo Adi (20180210168)
4. Syifa Fauziyah (20180210175)
5. Artona Firdaus Febrizky (20180210187)
6. Melly Tsania Ramadhan (20180210188)
7. Naufa Yafi Waladi (20180210204)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays. L) adalah tanaman semusim (annual). Tanaman jagung
juga merupakan kebutuhan yang penting masyarakat. Tanaman jagung akan
tumbuh dengna optimal apabila faktor pendukung pertumbuhan tanaman baik.
Faktor pertumbuhan tanaman meliputi unsure hara dan kesuburan tanah. Unsure
hara adalah kebutuhan utama tanaman untuk menunjang pertumbuhannnya. Unsur
hara yang tersedia di dalam tanah harus tersuplai dengan optimal agar pertumbuhan
tanaman juga optimal.Unsur hara ini dapat berasal dari luar tanah maupun dari
dalam tanah itu sendiri yang tetntunya sudah melalui proses kimia terlebih dahulu.
Unsur hara dapat tersuplai dengan baik apabila kadar lengas dan kesuburan tanah
cocok untuk tanaman. Kadar lengas tanah adalah kandungan air yang terdapat
dalam tanah, tepatnya di ruang pori dalam padatan tanah. Keberadaan lengas
dipengaruhi oleh energy pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air,
keberadaan gravitasibumi,dan tekanan osmosis jika tanahdilakukan pemukan
dengan konsentrasi tinggi. Kadar lengas tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan
teangan lengas tanah.

B. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh kadar lengas dan macam media terhadap serapan
air dan unsur hara.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jagung (Zea mays. L)


Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi
tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum
bunga jantan.
Menurut Tjitrosoepomo, 1991 tanaman jagung dalam tata nama atau
sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea S
Spesies : Zea mays L.

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada


endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen
dan sukrosa. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan
karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih
banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari.
Jika ditinjau dari bagaimana suatu kultivar (varietas) jagung di buat maka
dapat dilihat berbagai tipe kultivar jagung :
1. Galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih
2. Komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang
diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul
3. Sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki
keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam
4. Hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau
empat galur yang diketahui menghasilkan efek heterosis.

Diantara beberapa varietas tanaman jagung memiliki jumlah daun rata-rata


12 - 18 helai. Varietas yang dewasa dengan cepat mempunyai daun yang lebih
sedikit dibandingkan varietas yang dewasa dengan lambat yang mempunyai banyak
daun. Panjang daun berkisar antara 30 - 150 cm dan lebar daun dapat mencapai 15
cm. Beberapa varietas mempunyai kecenderungan untuk tumbuh dengan cepat.
Kecenderungan ini tergantung pada kondisi iklim dan jenis tanah (Berger, 1962).
Batang tanaman jagung padat, ketebalan sekitar 2 – 4 cm tergantung pada
varietasnya. Genetic memberikan pengaruh yang tinggi pada tanaman. Tinggi
tanaman yang sangat bervariasi ini merupakan karakter yang sangat berpengaruh
pada klasifikasi karakter tanaman jagung (Singh, 1987).
Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan
berat rata-rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar
yang merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung
diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki struktur
embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh calon individu baru
untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman jagung (Johnson, 1991).

B. Kadar Lengas
Kadar lengas tanah adalah kandungan air yang terdapat dalam tanah,
tepatnya di ruang pori dalam padatan tanah. Apabila seluruh ruang pori tanah terisi
air, maka tanah dalam keadaan jenuh. Apabila kandungan air dalam tanah
berkurang, sebagian pori tanah terisi udara sehingga dapat dikatakan tanah dalam
kondisi tidak jenuh. Kadar lengas berperan dalam penentuan Nilai Perbandingan
Dispersi (NPD), kadar bahan organic, dan juga kadar kapur setara tanah.
Lengas tanah merupakan air yang terkandung dalam massa tanah.
Informasi status lengas menunjukkan kondisi tanah pada kapasitas lapang atau titik
layu permanen. Lengas tanah juga digunakan untuk menentukan kapan tanah harus
diberi air. Pemanfaatan prinsip kapasitas dalam pengukuran lengas tanah digunakan
sifat bahan dielektrum menentukan nilai kapasitas yang dipengaruhi oleh kadar
airnya.
Di dalam tanah, air berada dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika
tanah dalam keadaan jenuh air maka semua ruang pori dalam tanah akan terisi oleh
air. Dalam keadaan ini, jumlah air yang disimpan dalam tanah merupakan jumlah
air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya, jika
tanah dibiarkan mengalami kekeringan maka sebagian ruang pori akan terisi udara
dan sebagian lainnya terisi air yang dinamakan tanah tidak jenuh (Islami dan
Utomo, 1995).
Apabila lengas tanah lebih rendah dari titik layu tetap maka terjadi
kekeringan. Titik layu adalah penurunan tingkat kelengasan tanah yang
menyebabkan tumbuhan memperlihatkan gejala layu. Kekeringan tanah sendiri
menimbulkan cekaman bagi tanaman yang tidak tahan kering. Cekaman air atau
kekeringan adalah suatu keadaan dimana kandungan air tanah paling sedikit
sehingga akar tanaman tidak mampu menghisapnya dan tanaman akan layu dan
mati (titik layu permanen). Cekaman kekeringan dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
1. Cekaman ringan : jika potensial air daun menurun 0.1 Mpa atau kandungan
air nisbi menurun 8 - 10%.
2. Cekaman sedang : jika potensial air daun menurun 1,2 – 1,5 Mpa atau
kandungan air nisbi menurun 10 – 20%.
3. Cekaman berat : jika potensial air daun menurun >1,5 Mpa atau kandungan
air nisbi menurun > 20 %.
Apabila tanaman kehilangan lebih dari separuh air jaringannya dapat dikatakan
bahwa tanaman mengalami kekeringan.
Pertumbuhan dan hasil tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh cekaman
kekeringan, merupakan hasil integrasi dari semua pengaruh cekaman pada proses
fotosintesis, respirasi, metabolism pertumbuhan, dan reproduksi. Proses fisiologi
untuk mengetahui dampak kekeringan yang dapat diukur adalah tekanan turgor,
bukaan stomata, laju metabolism, kerusakan enzim, dan kerapatan akar.
Faktor yang mempengaruhi penurunan pertumbuhan secara langsung
adalah potensial osmotic atau tekanan turgor. Tekanan turgor sel tanaman akan
mempengaruhi aktivitas fisiologis antara lain pengembangan daun, bukaan stomata,
fotosintesis, dan pertumbuhan akar.
Kondisi pada tubuh tanaman terdapat hubungan yang erat antara absorbsi
dengan perkembangan akar. Untuk tanaman yang akarnya berkembang kuat terjadi
peningkatan absorbsi air dan relatif lebih toleran terhadap kekeringan. Banyak sifat-
sifat tanaman baik morfologi maupun fisiologi yang dapat digunakan sebagai dasar
penilaian sifat ketahanan terhadap kekeringan seperti pola kedalaman perakaran,
jumlah stomata, lebar stomata, penyesuaian osmosis, peningkatan elastisitas
dinding sel.
A. Air

Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini
membentuk senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain.
Manfaat air bagi tumbuhan adalah untuk membantu proses fotosintesis yang
terjadi didalam daun, air merupakan komponen yang paling utama pada proses
fotosintesis tersebut. Pada proses fotosintesis air dibawa oleh akar untuk menuju ke
pada batang agar disampaikan pada daun. Oleh sebab itu, air dikatakan sebagai
sumber kehidupan manusia.
Air merupakan satu komponen yang sangat penting dan juga sangat
dibutuhkan bagi pertumbuhan hewan. Manfaat dan fungsi air bagi tumbuhan
sangatlah banyak, diantaranya adalah sebagai berikut :
 Air sebagi salah satu senyawa dalam pembentukan protoplasma
 Sebagai pelarut untuk proses masuknya mineral dari tanah ke tanaman
 Untuk proses reaksi metabolic tumbuhan
 Untuk rektan pada beberapa jumlah reaksi pada metabolism, contohnya
pada siklus asam trikarboksilat
 Untuk bahan penghasil hydrogen dalam proses fotosintesis
 Untuk menjaga turgiditas pada sel dan untuk menghasilkan tenaga
mekanik pada proses pembesaran suatu sel
 Guna mengatur suatu mekanisme pergerakan membuka dan menutup
stomata pada tumbuhan
 Untuk perpanjangan sel tumbuhan
 Untuk membantu berlangsungnya respirasi

C. UNSUR HARA

Unsur hara yaitu suatu zat yang dapat memberi pengaruh terhadap
pertumbuhan dan juga perkembangan fisik pada tanaman. Unsur hara tak bisa
digantikan dengan unsur lainnya karena termasuk unsur esensial yang harus ada
dalam jumlah tertentu dengan takaran yang pas bagi masing-masing tanaman.
Unsur hara terdiri dari beberapa jenis unsur yang dapat diperoleh dari udara melalui
stomata dan juga lentisel pada tanaman dan bisa diperoleh dari tanah melalui akar.
Unsur hara secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yakni unsur hara
makro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan ada pula unsur
hara mikro, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit. Berikut ini
pembagian beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, yaitu:
a. Unsur hara makro meliputiHidrogen, Nitrogen, Oksigen, Magnesium,
Kalium, Karbon, Fosfor, Belerang dan Kalsium.
b. Unsur hara mikro meliputiBesi, mangan, Tembaga, Boron, Seng dan
Klor.
Unsur hara memiliki pengaruh yang amat penting bagi tanaman khususnya
dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Berikut
ini manfaat dan pengaruh unsur hara terhadap tanaman, yaitu:
• Memperlancar proses fotosintesis.
• Membuat tanaman lebih cepat tumbuh dan berkembang dengan baik.
• Memaksimalkan pertumbuhan akar dan pemasakan buah, biji atau gabah pada
tanaman.
• Mengoptimalkan kualitas buah dan bunga yang dihasilkan tanaman dari segi
warna, rasa dan juga bobotnya.
Semua tanaman harus mampu memenuhi kebutuhan seluruh unsur hara
dalam jumlah yang tepat demi menyempurnakan pertumbuhan dan beberapa
manfaat tersebut demi perkembangan hidupnya. Sebab, unsur hara yang tidak
terpenuhi secara menyeluruh dapat membuat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman menjadi terganggu sehingga proses pertumbuhan tak dapat berjalan
normal
III. WAKTU DAN TEMPAT

A. WAKTU
Praktikum tentang “Status Kadar Lengas Tanah Pengaruhnya terhadap Tingkat Serapan
Hara Tanaman” dilaksanakan pada bulan 20 Oktober 2019 sampai 24 November 2019.

B. TEMPAT
Praktikum tentang “Kajian Tingkat Lengas Pada Beberapa Komposisi Medium Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)” dilaksanakan di Green House
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

IV. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT
1. Polybag
2. Cetok
3. Timbangan
4. Botol Timbang
5. Timbangan Analitis
6. Oven
7. Desikator
8. Kain kasa
9. Kertas label
10. Alat tulis
11. Tali raffia
12. Penggaris

B. BAHAN
1. Jagung
2. Tanah
3. Air
4. Pupuk kandang
V. CARA KERJA

A. Praktikum Kadar Lengas Tanah


1. Menimbang botol timbang kosong dengan tutupnya (a gram).
2. Memasukkan tanah kering udara kedalam botol timbang sebanyak separuh volume
botol timbang, kemudian menimbang beratnya (b gram).
3. Memasukkan botol timbang timbang yang berisi tanah tersebut ke dalam oven pada
suhu 105-110oC selama minimal 4 jam berturut-turut dan tutup botol dalam keadaan
terbuka.
4. Setelah dianggap sudah kering, kemudian memasukkan botol timbang yang berisi
tanah kedalam desikator.
5. Setelah dingin (kurang lebih 10 menit), botol timbang dipastikan dalam keadaan
tertutup untuk menghindari penyerapan H2O disekitarnya, kemudian menimbang (c
gram).
6. Melakukan perhitungan sesuai rumus.

B. Praktikum Penetapan Kadar Lengas Kapasitas Lapang


1. Mengambil tanah yang akan digunakan sebagai media tanam jagung secukupnya.
2. Membungkus tanah dengan menggunakan kain kasa.
3. Mengikat kain kasa dengan tali agar tanah tidak tumpah atau keluar saat direndam ke
dalam air.
4. Merendam bungkusan tanah ke dalam gelas piala berisi air selama 30 menit.
5. Meniriskan kain kasa yang berisi tanah dengan cara digantung pada statis selama
sehari semalam (24 jam).
6. Hari berikutnya, menyiapkan dan menimbang botol timbang beserta tutupnya.
7. Mengambil tanah yang sudah ditiriskan sehari-semalam pada bagian tengahnya dan
masukkan ke dalam botol timbang yang sudah ditimbang (a gram) sebanyak kira-kira
separuh botol timbang, kemudian ditimbang (b gram).
8. Mengoven botol timbang tersebut dengan tutup terbalik dan setengah terbuka pada
suhu 105-110 C selama minimal 4 jam berturut-turut.
9. Setelah selesai mengerjakan langkah, tutup botol timbang tersebut dan masukkan ke
dalam desikator (10 menit), kemudian menimbang (c gram).
10. Mengitung kadar lengasnya dengan perhitungan seperti kadar lengas kering udara.
C. Penyiapan Media Tanam dan Penanaman
1. Menyiapkan media tanam dengan cara mencampur tanah dengan pupuk kandang
dengan perbandingan (95% Tanah : 5% Pupuk kandang) ± 5,225 kg tanah ditambah ±
0,275 kg pupuk kandang per polybag.
2. Memasukkan tanah yang telah dicampurkan sebanyak 5,5 kg per polybag pada masing-
masing perlakuan.
3. Mengambil sampel tanah pada masing-masing campuran media tanam untuk
penetapan kadar lengas awal media tanam dan kadar lengas kapasitas lapangan.
4. Menanam benih jagung sebanyak 2 biji kedalam media tanam atau pada setiap
polybag.
5. Pada minggu ke dua dan seterusnya melakukan penyiraman setiap 3 hari sekali atau
jika polybag mengalami penyusutan berat hingga batas yang telah ditentukan, yang
dilakukan dengan cara menambahkan air pada medium tanam sampai kadar lengasnya
mencapai 100% (kapasitas lapangan), kadar lengas 90%, kadar lengan 80%, kadar
lengas 70%, kadar lengas 60%, kadar lengas 50%, dan kadar lengas 40%.
6. Menambah air dengan jumlah air yang disesuaikan dengan berkurangnya kadar lengas
media dengan metode penimbangan.
7. Setiap tiga hari sekali dilakukan pengukuran tinggi tanaman dan menghitung jumlah
daun pada setiap perlakuan.
8. Setelah 30 hari penanaman, dilakukan pembongkaran tanaman dengan cara
memisahkan tanaman dari media tanam (tanah).
9. Melakukan pemisahan bagian tanaman dengan cara memotong bagian akar dan tajuk.
10. Mengukur panjang akar dan panjang tajuk tanaman.
11. Menimbang berat segar akar dan tajuk tanaman, setelah itu melakukan kering angin
tanaman selama 1 hari.
12. Melakukan pengovenan dan penimbangan tanaman hingga beratnya konstan untuk
mendapatkan berat kering tanaman.

Pengamatan atau parameter yang diamati, yaitu:


1. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur setiap 3 hari sekali dengan cara mengukur tinggi tanaman
dari permukaan tanah sampai titik tumbuh tertinggi.
2. Jumlah daun
Jumlah daun dihitung setiap 3 hari sekali dengan cara menghitung daun pada setiap
tanaman.
3. Panjang Akar
Panjang akar di ukur setelah tanaman dicabut atau dipanen.
4. Berat segar tanaman
Berat segar tanaman diukur dengan cara menimbang berat tanaman jagung setelah
tanaman dicabut atau dipanen.
5. Berat kering tanaman
Berat kering tanaman diukur dengan cara menimbang berat kering tanaman setelah
dikeringkan/dioven sampai beratnya konstan.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan Kelompok

Praktikum dilakukan secara berkelompok, dimana kelompok dalam makalah ini


mendapatkan percobaan dengan kadar lengas sebesar 95%. Setelah dilakukan pengamatan
selama 1 bulan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1.1hasil pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun selama 30 hari
PARAMETER
Tinggi Tanaman Jumlah Daun
TANGGAL
No M1 M2 M 3 Rata-
M1 M2 M3
(cm) (cm) (cm) rata
1 24 Oktober 2019 18,9 26,5 32 25,7 1 1 1
2 27 Oktober 2019 24,7 35,3 40,8 33,6 2 3 2
3 30 Oktober 2019 29,1 40,5 47,9 39,7 4 4 4
4 2 November 2019 39,6 53,5 59,4 50,8 4 5 6
5 5 November 2019 60 55,5 78,9 64,8 5 5 7
6 8 November 2019 75,5 69,2 87,5 77,4 4 6 6
7 11 November 2019 95,6 81,4 92 89,7 4 5 8
8 14 November 2019 115 106 98 106,3 7 6 7
9 17 November 2019 130 117 100 115,7 8 7 6
10 20 November 2019 145,5 141,5 105,3 130,8 7 6 5

Tabel 2. : Data Pengamatan Biomassa Tanaman Jagung

Ulangan Kadar Lengas 95 %


No. Parameter
Ul 1 Ul 2 Ul 3
M1 M2 M3 M1 M2 M3 M1 M2 M3
1 Akar 1,2 7,8 10,5 0,9 2,5 6,5 0,9 2,5 6,5

2 Tajuk 2,2 8,2 5,3 2,0 7,9 5,1 2,0 7,9 5,1
B. Perhitungan KLKL
C. Pembahasan
1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh kadar lengas terhadap penyerapan unsur hara tanaman. Berikut adalah data
hasil pengamatan tinggi tanaman jagung mulai dengan perlakukan kadar lengas 95%
dapat dilihat pada grafik 1.1 dibawah ini :

TINGGI TANAMAN
M1 M2 M3

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Grafik 1. Tinggi tanaman

Dari hasil pengamatan selama 2 bulan pada perlakuan kadar lengas 95 % tinggi
tanaman menunjukan kenaikan yang konstan. Paling tinggi adalah pada hari terakhir
atau pada hari ke 30. Hal ini dikarenakan kebutuhan air tanaman semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan tanaman.

2. Jumlah Daun
Jumlah daun adalah parameter kedua yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh kadar lengas tanah terhadap penyerapan unsur hara terhadap tanaman.
Berikut adalah data pengamatan jumlah daun dengan perlakuan kadar lengas 95 %
pada hari terakhir M1 7, M2 6, dan M3 5.
3. Nisbih tajuk/akar
Nisbih tajuk akar adalah parameter ketiga yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
kadar lengas tanah terhadap penyerapan unsur hara terhadap tanaman. Berikut adalah data
pengamatan jumlah daun dengan perlakuan kadar lengas 95%. Penentuan nisbah tajuk/akar
ini berbaris pada bobot kering tajuk dan bobot kering akar tanaman.

BIOMASSA TANAMAN
BIOMASSA TANAMAN
M2
M1
Tajuk Akar
Tajuk Akar

5 10

0
0 U1 / M2 U2 / M2 U3 / M2
U1 / M1 U2 / M1 U3 / M1
Grafik 3. Biomassa tanaman M2
Grafik 2. Biomassa tanaman M1

BIOMASSA TANAMAN M3
Tajuk Akar

12
10
8
6
4
2
0
U1 / M3 U2 / M3 U3 / M3

Grafik 4. Biomassa tanaman M3

Dari hasil pengamatan berat kering tanaman tajuk dan akar pada u2 dan u3
menunjukan data yang sama sehingga menunjukan berat yang telah konstan.
ketersedian air mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurunnya berat kering
tanaman dikarenakan ketersedian air yang lebih sedikit mengakibatkan penyerapan
hara dan air oleh tanaman menjadi sedikit. Berat kering akar paling tinggi adalah 10,5
g hal ini dikarenakan sebagian hasil fotosintesis digunkaan untuk pertumbuhan akar.
Pada perlakuan 95 % ini nisbih tajuk tanaman paling tinggi adalah 8,2, hal ini
menunjukan berat tajuk dan akar lebih berat akar, karena akar menyerap air lebih
banyak dan batang tidak melakukan proses fotosintesis sempurna.
VII. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tinggi tanaman adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh kadar lengas terhadap penyerapan unsur hara tanaman.
2. Jumlah daun adalah parameter kedua yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
kadar lengas tanah terhadap penyerapan unsure hara terhadap tanaman.
3. Nisbih tajuk akar adalah parameter ketiga yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh kadar lengas tanah terhadap penyerapan unsure hara terhadap tanaman.
4. Tanaman paling tinggi pada perlakuan kadar lengas 95 % adalah pada ulangan M1
yaitu 145,5 cm dan paling rendah pada ulangan M3 105,3 cm.
5. Jumlah daun paling banyak pada kadar lengas 95 % adalah ulangan M1 yaitu
sebanyak 7 daun.
6. Berat kering tanaman paling tinggi pada perlakuan 95% adalah M3 akar yaitu 10,5.
DAFTAR PUSTAKA

Agroteknologi. 2015. Pengertian dan Definisi Lengas Tanah.


http://agroteknologi.web.id/pengertian-dan-definisi-lengas-tanah/. Diakses tanggal 20
Desember 2016.

Berger, J. 1962. Maize Prodution and the Manuring of Maize. Printed in Switzherland.

Islami, T dan Utomo, W. H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press.
Semarang. 245 Hlm.

Johnson LA. 1991. Corn: Production, Processing and atilitation. Di dalam Lorenzo KJ, Kulp
K, editor. Handboojk of Cereal Science and Technology. New York: Marcel Dekker
Inc.

Reski. 2015. Kadar Lengas Jagung.


http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3662/SKRIPSI%20RESKI.
pdf?sequence=2. Diakses tanggal 21 Desember 2016.

Sembiring, S. 2007. Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three
Way Cross. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7682/1/09E00525.pdf.
Diakses tanggal 20 Desember 2016.

Singh, J. 1987. Field Manual of Maize Breeding Procedures. Indian Agricultural Research
Institute New Dehli, India.

Tjitrosoepomo, C. 1991. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.


Lampiran

Dokumentasi Benih jagung


Bersama jagung yang digunakan

Penimbangan kadar Penimbangan kadar Penimbangan kadar


lengas tanah M1 lengas tanah M2 lengas tanah M3

Anda mungkin juga menyukai