Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

ANALISIS DAN PERENCANAAN LANSKAP

Firda Kartika Wening 20180210107

Ananda Elmanisa R 20180210153

Nabil Amar Winarso 20180210120

Elsha Shafira 20180210127

Erlintang Ratri Febrian 20180210146

Rifda Taqiyya 20180210149

Febby Naufal Daffa A 20180210153

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Vegetasi adalah kumpulan dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama pada suatu
tempat, biasanya terdiri dari beberapa jenis berbeda. Kumpulan dari berbagai jenis tumbuhan
yang masing-masing tergabung dalam populasi yang hidup dalam suatu habitat dan
berinteraksi antara satu dengan yang lain yang dinamakan komunitas (Gem, 1996).
Struktur vegetasi menurut Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) adalah suatu
pengorganisasian ruang dari individu-individu yang menyusun suatu tegakan. Dalam hal ini,
elemen struktur yang utama adalah growth form, stratifikasi dan penutupan tajuk (coverage).
Dalam pengertian yang luas, struktur vegetasi mencakup tentang pola-pola penyebaran,
banyaknya jenis, dan diversitas jenis.
Penyusun struktur vegetasi disebut dengan flora, flora diartikan sebagai semua jenis
tumbuhan yang berada di suatu daerah tertentu. Apabila dikaitkan dengan life-form (bentuk
hidup/habitus) tumbuhan, maka akan muncul istilah seperti flora pohon, flora semak dan lain-
lain. Jika dikaitkan dengan tempat, maka muncul istilah flora Jawa, flora Gunung Halimun
dan lain-lain (Kusmana dan Hikmat, 2015).
Vegetasi dan flora memiliki peranan penting terhadap lanskap, karena vegetasi adalah
material lanskap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanakan akan
mempengaruhi ukuran besar tanman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna selama masa
pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus
berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanman jadi dalam perancanangan
lanskap, tanman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik
tanaman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterkaitan flora dan vegetasi
2. Bagaimana pengaruh vegetasi terhadap lanskap
C. Tujuan
1. Menjelaskan keterkaitan flora dan vegetasi
2. Menjelaskan pengaruh vegetasi terhadap lanskap
BAB II

A. Flora dan Vegetasi

Flora adalah kumpulan suatu jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat dalam suatu
daerah tertentu, sedangkan vegetasi adalah sekelompok tumbuhan yang terdiri dari kumpulan
populasi jenis. Struktur dan peranan vegetasi merupakan pencerminan dari faktor - faktor
ekologis. Oleh karena itu dalam mempelajari vegetasi pada suatu habitat kita dapat
mengetahui keadaan yang sekarang yang akan terjadi serta menduga kemungkinan-
kemungkinan dimasa yang akan datang. Apabila suatu tumbuhan (vegetasi dan flora) dapat
hidup pada suatu tempat, hal ini berarti bahwa tumbuhan tersebut terpenuhi apa yang
dibutuhkan untuk hidup dan tumbuhan tersebut cocok dengan keadaan tempat
tersebut[ CITATION Pur16 \l 1057 ].

Menurut Destaranti, Sulistyani, & Yani (2017) berdasarkan ukuran keluasan vegetasi
flora dapat dikelompokan dalam beberapa formasi, yang kesemuanya satu tipe vegetasi.

1. Bioma Hujan Tropis


Bioma hujan tropis memiliki ciri vegetasi flora tumbuhan hijau sepanjang
tahun, pohon – pohon tinggi, jenisnya sangat bnyak, terdapat tumbuhan yang
menempel (epifit).
2. Bioma Tundra
Bioma tundra memiliki ciri vegtasai rumput dan luut kerak (Lichenes) dan
terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, dan Kanada.
3. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput memiliki ciri vegetasi flora tanpa pohon, hanya ada
berupa rumput (Graminae).
4. Bioma Gurun
Bioma gurun mrmiliki ciri vegtasi flora dengan jumlah pohon yang sangat
sedikit yang tumbuh adalah jenih tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan
berbuah dalam waktu pendek (Efermer).
5. Bioma Savana
Bioma savana memiliki ciri dengan vegetasi flora berupa padang rumput dan
pepohonan. Terdapat di wilayah yang memiliki iklim sedang sampai tropis.
6. Hutan Bakau
Hutan bakau memiliki ciri vegetasi flora yang memiliki akar nafas karna tanah
dan airnya tidak banayk mengandung oksigen.

Flora merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan
tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk, tekstur dan warna selama masa
pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus
berkembang sesuai dengan pertumbuhan tanaman [ CITATION Tau15 \l 1057 ] . Demikian juga
pemilihan jenis- jenis tanaman yang sesuai habitatnya dapat mempengaruhi efektivitas fungsi
RTH, misalnya dalam kemampuannya untuk menekan pencemaran udara, menyerap debu,
mengurangi bau, meredam kebisingan, mengurangi erosi tanah, penahan angin dan hujan
secara menyeluruh. Menurut Carpenter, Walker, & Lanphear (1975) vegetasi dalam RTH
berperan sebagai pengendali pandangan, pembatas, pengendali iklim,pengendali erosi, tempat
kehidupan (habitat) dan estetika. Kualitas RTH yang baik harus memenuhi secara optimal
fungsi-fugsi vegetasi tersebut.

Tanaman secara alami sudah indah, namun demikian penataan tanaman dalam
lanskap diperlukan untuk mengoptimalkan manfaat tanaman dalam menciptakan lanskap.
Pada abad ke-19 telah dikembangkan oleh para ahli tanaman yang bernama J.C.Loudon,
William Robinson dan Gertrude Jekyll, suatu seni rancangan penanaman yang
mempergunakan aneka ragam jenis pepohonan, semak-semak dan tanaman merambat.
Penanaman pohon untuk kesan-kesan estetik dan kesenangan (Nasution, Iskandar, &
Ismaini,.2015
B. Keterkaitan Vegetasi dan Lanskap
Pada dasarnya elemen lanskap dapat dibagi menjadi dua, yakni elemen keras
perkerasan dan bahan statis, dan elemen lembut tanaman dan air (Hakim dan Utomo,
2003). Arnold (1993) berpendapat bahwa, vegetasi adalah nama tanaman yang terdiri dari
kalsifikasi berdasarkan morfologinya, diantaranya yakni pohon, perdu, semak, penutup
tanah,serta elemen pengalas. Vegetasi termasuk elemen lembut, dimana tidak
mempunyai bentuk yang tetap dan selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya
sehingga menyebabkan bentuk dan ukuran yang selalu berubah. Perubahan tersebut
terlihat dari bentuk, tekstur, warna, serta ukurannya. Perubahan pada tanaman disebabkan
karena tanaman makhluk yang selalu tumbuh dan dipengaruhi oleh faktor alam dan
temapat tumbuhnya (Hakim dan Utomo, 2003).

Lanskap dengan kualitas visual yang baik dipengaruhi oleh komposisi antara
elemen keras serta elemen lunak yang harmonis sebagai elemen utama pembentuk
lanskapnya (Suryandari, 2000). Pemilihan vegetasi pada suatu tempat untuk membentuk
suatu lanskap yang indah harus memperhatikan dua aspek yakni nilai estetika dan nilai
fungsinya. Nilai estetika dapat menjadi salah satu alat ukur lingkungan,sebab indera
manusia mampu menangkap serta membedakan kondisi lingkungan di sekitarnya melalui
indera penglihatan, pendengaran, atau penciuman (Foster, 1982). Nilai estetika vegetasi
dapat diperoleh dari satu tanaman atau sekelompok tanaman yang sejenis dengan elemen
lanskap lainnya. Kombinasi tanaman tersebut, didapatkan dari perpaduan antara warna
(daun, batang, bunga), bentuk fisik tanaman (batang, percabangan, dan tajuk), tekstur
tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Menurut Nassar (1988), kualitas estetik
suatu lanskap dapat memberikan suatu kepuasan tersendiri kepada individu serta secara
tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku manusia.

Pemilihan vegetasi dalam membentuk lanskap, selain memperhatikan nilai


estetika juga harus disesuaikan berdasarkan nilai fungsinya. Pemilihan jenis tanaman
maupun cara pengaturan penanamannya harus mengikuti rencana penanaman yang
disusun untuk memenuhi fungsi serta estetika (Hablul dkk., 2018). Apabila pola
pengelompokan serta susunan jenis tanaman, ukuran, bentuk dan warnanya masing-
masing telah diketahui dengan baik maka perencana lanskap dapat menyusun sendiri tata
tanamnya (Widodo, 2008). Beberapa nilai fungsi vegetasi terhadap lanskap yaitu
kumpulan pepohonan yang diatur dengan baik dan sesai memberikan sesuatu yang lebih
indah dan memberi arti yang lebih bagi monumental bangunan yang ada, kehadiran
banyak jenis pohon dengan ukuran yang tidak sama akan memberikan kesan lebih lunak
dan nyaman, kawasan yang mempunyai pola terpencar-pencar dan menempati suatu area
yang luas akan terasa lebih menyatu apabila ditanami pohon serta pohon-pohon yang
tingginya tidak sama akan memberi kesan sebagai pemersatu antar bangunan.

Vegetasi merupakan elemen lembut yang tidak memiliki bentuk tetap dan selalu
berkembang sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan bentuk dan ukuran
yang selalu berubah. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk, tekstur, warna dan
ukurannya. Perubahan ini diakibatkan oleh tanaman yang merupakan makhluk hidup
yang terus tumbuh dan dipengaruhi oleh factor alam dan tempat tumbuhnya (Hendra dan
Rizki, 2010). Pemilihan vegetasi dalam suatu perencanaan adalah suatu senin dan juga
ilmu pengetahuan (Hakim, 1993). Seni karena menyangkut elemen desain seperti warna,
bentuk, tekstur dan kualitas desain yang berubah karena dipengaruhi iklim, usia dan
factor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Pemilihan vegetasi tergantung pada fungsi
tapak disesuaikan dengan tujuan perencanaan, peletakkan tanaman juga disesuaikan
dengan tujuan serta fungsi tanaman. Bentuk dari hasil sebuah proses perencanaan bukan
merupakan suatu konsep yang mentah tetapi merupakan kumpulan dari kebijakan yang
bersifat relative, fleksibel beragam dan mewakili nilai- nilai pribadi (Laurie, 1994).
BAB III
Kesimpulan

Berdasarkan penejelasan diatas dapat diketahui bahwa flora merupakan kumpulan


suatu jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat atau menempati dalam suatu daerah tertentu.
Sedangkan vegetasi merupakan sekelompok tumbuhan yang terdiri dari kumpulan populasi
jenis berdasarkan ukuran keluasan vegetasi flora dapat dikelompokan dalam beberapa
formasi yaitu bioma hujan tropis,bioma tundra, bioma padang rumput, bioma gurun, bioma
savana dan bioma bakau.

Vegetasi tanaman juga berpengaruh terhadap susunan lanskap karena vegetasi


merupakan elemen lembut yang tidak bisa memiliki bentuk tetap dan selalu berkembang
sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan bentuk dan ukuran yang selalu
berubah ubah, contoh tersebut dapat terlihat dari bentuk, tekstur, warna, serta ukurannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, H. R. 1993. Trees In Urban Design and Edition. Van Nostrand Reinhold. New York.

Carpenter, P. L., Walker, T. D., & Lanphear, F. O. (1975). Plants in The Landscape. W. H.
Freeman Co., San Fransisco.

Destaranti, N., Sulistyani, & Yani, E. (2017). Struktur dan Vegetasi Tumbuhan Bawah pada
Tegakan Pinus di RPH Kali Rajut dan RPH Baturaden Banyumas. Scripta Biologica,
Vol 4.
Foster HD. 1982. Environmental Aesthetics. Victoria Univ Pr. Canada.
Gem, C. 1996. Kamus saku Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hablul Bahri, Agus Ruliyansyah dan M. Pramulya. 2018. Evaluasi Kualitas Estetika
Tanaman Lanskap Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak. Jurnal Arsitektur Lansekap. 4
(2) : 227-232
Hakim, R. 1993. Unsur-unsur dalam Perencanaan Arsitektur Lanskap. Bumi Aksara. Jakarta.
Hakim, R. dan H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. Bumi Aksara.
Jakarta.

Hendra Kurniawan dan Rizki Alfian. 2010. Konsep Pemilihan Vegetasi Lansekap pada
Taman Lingkungan di Bunderan Waru Surabaya. Buana Sains. 10 (2) : 181-188.

Kusmana, C. and Hikmat, A. (2015) “KEANEKARAGAMAN HAYATI FLORA DI


INDONESIA”, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of
Natural Resources and Environmental Management), 5(2), p. 187. doi:
10.29244/jpsl.5.2.187.

Laurie. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermata. Bandung.

Mueller-Dombois, D dan H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation. Ecology.


John Wiley and Sons . New York. 

Nasution, T., Iskandar, E. A., & Ismaini, L. (2015). Keragaman Flora Berpotensi dan
Komposisi Vegetasi di Gunung Marapi, Sumatar Barat. Buana Sains, Vol 10.

Nassar, J L. 1988. Environmnet Aesthetic. Theory Research and Applications. Cambridge


University. Pr, New York.

Purnomo, Sancayaningsih, R. P., & Wulansari, D. (2016). Spesies Tumbuhan Penyusun


Vegetasi Lantai di Wilayah Taman Nasional Gunung Merapi. Journal of Tropical
Biodiversity and Biotechnology, Vol 1.

Suryandari L. 2000. Studi Kualitas Visual Lanskap Sejarah Kawasan Jakarta Kota [skripsi].
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Widodo, A. 2008. Pengantar Dasar-dasar Pertamanan. Arsitektur Lanskap IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai