Seperti telah disebutkan sebelumnya, ISPA paling sering disebabkan oleh virus,
sehingga akan sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus. Beberapa tindakan untuk
meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu dengan:
Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan.
Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu putih
atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan,
untuk melancarkan pernapasan.
2. Pencegahan ISPA
Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
Pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare diantara balita di
Indonesia pada tahun 2007 (Riskesdas). Rata-rata 83 balita meninggal setiap hari akibat
pneumonia. Prevalensi pneumonia bayi per provinsi pada Riskesdas 2007 berada pada
rentang 0-13,2% dan rata-rata nasional 0,76%. Sedangkan pada anak balita berada pada
rentang 0,1-14,8% dan rata-rata nasional 1,00%. Cakupan penemuan kasus pneumonia
selama 10 tahun dari tahun 2000-2010 berkisar antara 24,6 - 35,9%. Insiden pneumonia
balita berobat berdasarkan laporan rutin program tahun 2000-2010 berkisar antara 2,2 -
4,9%. Proporsi kasus pneumonia balita pada tahun 2007-2009 lebih besar dibandingkan
proporsi kelompok umur > 5 tahun. Proporsi kasus pneumonia pada Bayi (<1 tahun) tahun
2007-2009 sekitar 35% dari semua kasus pneumonia pada balita. Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) selalu mempunyai cakupan penemuan kasus yang tertinggi diantara semua
provinsi dan selalu mencapai target kecuali pada tahun 2009;