Anda di halaman 1dari 5

PENYAKIT ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

A. Virus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)


Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi akut yang menyerang
satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian saluran pernapasan atas yang
terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring. Bagian sistem pernapasan tersebut
akan mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di
mana respirasi berlangsung.
Penyakit ISPA ini umumnya terjadi pada pergantian musim atau musim
pancaroba yang mengakibatkan terjadinya peningkatan sirkulasi virus yang menyebar
diudara. Sehingga udara yang dihirup bisa terkontaminasi dengan bakteri dan virus. Jika
virus ini masuk kedalam tubuh melalui saluran pernapasan, maka yang terjadi adalah
gangguan pernapasan atau dalam kondisi akut yaitu ISPA inilah.
B. Cara Pengobatan dan Pencegahan
1. Pengobatan ISPA

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ISPA paling sering disebabkan oleh virus,
sehingga akan sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus. Beberapa tindakan untuk
meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu dengan:

 Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan.
 Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
 Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
 Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu putih
atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
 Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan,
untuk melancarkan pernapasan.

2. Pencegahan ISPA

Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

 Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.


 Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk menghindari
penularan virus dan bakteri.
 Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk. Hal ini
dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
 Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
 Olahraga secara teratur.
 Berhenti merokok.
 Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan dengan
dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.
C. Pemetaan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare diantara balita di
Indonesia pada tahun 2007 (Riskesdas). Rata-rata 83 balita meninggal setiap hari akibat
pneumonia. Prevalensi pneumonia bayi per provinsi pada Riskesdas 2007 berada pada
rentang 0-13,2% dan rata-rata nasional 0,76%. Sedangkan pada anak balita berada pada
rentang 0,1-14,8% dan rata-rata nasional 1,00%. Cakupan penemuan kasus pneumonia
selama 10 tahun dari tahun 2000-2010 berkisar antara 24,6 - 35,9%. Insiden pneumonia
balita berobat berdasarkan laporan rutin program tahun 2000-2010 berkisar antara 2,2 -
4,9%. Proporsi kasus pneumonia balita pada tahun 2007-2009 lebih besar dibandingkan
proporsi kelompok umur > 5 tahun. Proporsi kasus pneumonia pada Bayi (<1 tahun) tahun
2007-2009 sekitar 35% dari semua kasus pneumonia pada balita. Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) selalu mempunyai cakupan penemuan kasus yang tertinggi diantara semua
provinsi dan selalu mencapai target kecuali pada tahun 2009;

Anda mungkin juga menyukai