1. IDEOLOGI
Ideologi merupakan istilah yang berasal dari Yunani. Terdiri dari dua kata, idea dan logi.
Idea artinya melihat (idean), dan logi berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan
atau teori. Dengan demikian dapat diartikan bahwa ideologi adalah hasil penemuan
dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau teori. Ideologi dapat pula diartikan sebagai
suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang
memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup.
2. PANCASILA
Arti kata Pancasila
Kata atau istilah Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Panca yang berarti Lima
dan Sila yang berarti Dasar atau Asas. Secara harfiah, pancasila itu diartikan sebagai
dasar yang memiliki lima unsur. Pancasila merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Ir.
Soekarno dalam pidatonya disidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, yang untuk
selanjutnya ditetapkan sebagai hari lahirnya pancasila.
Sejarah Lahirnya Pancasila
a. Perumusan konseptualisasi Pancasila dimulai pada masa persidangan pertama
BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.
b. Hasil sidang pertama BPUPKI:
Muh.Yamin Prof.Dr.Supomo Ir.soekarno
(29 Mei 1945) (31 Mei 1945) (1 Juni 1945)
1. Peri kebangsaan 1. Persatuan 1. Kebangsaan Indonesia
2. Peri kemanusiaan 2. Kekeluargaan 2. Internasionalisme dan
3. Peri ketuhanan 3. Keseimbangan lahir- kemanusiaan
4. Peri kerakyatan batin 3. Mufakat dan demokrasi
5. Kesejahteraan 4. Musyawarah 4. Kesejahteraan social
rakyat 5. Keadilan rakyat 5. Ketuhanan yang Maha Esa
c. Sejarah sila-sila dalam Pancasila
Istilah Pancasila pada mulanya diajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya saat
siding BPUPKI. Ia menyampaikan rumusan lima prinsip dasar negara pada 1 Juni
1945 yang diberi nama “Pancasila”.
Rumusan Pancasila dibahas oleh Panitia Delapan yang dibentuk BPUPKI untuk
menampung usul dari anggota lain.
Ir. Soekarno membentuk Panitia Sembilan untuk menyelidiki usul-usul mengenai
perumusan dasar negara yang melahirkan konsep rancangan Pembukaan UUD 1945
yang disetujui pada 22 Juni 1945 dan diberi nama:
1. Oleh Ir. Soekarno: Mukaddimah
2. Oleh M. Yamin: Piagam Jakarta
3. Oleh Sukiman Wirjosandjojo: Gentlemen’s Agreement
Sebelum Piagam Jakarta disahkan menjadi pancasila ada beberapa hal yang diubah
oleh PPKI, yaitu:
1. Sila “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2. Syarat yang menyebutkan bahwa “presiden Indonesia harus orang Islam” diubah
menjadi “presiden Indonesia harus orang Indonesia asli” (Pasal 6 ayat 1 UUD
1945).
3. Fase pengesahan dilakukan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang
menghasilkan rumusan final Pancasila yang mengikat secara konstitusional
dalam kehidupan bernegara.
4. Secara historis, ada tiga rumusan dasar negara yang diberi nama Pancasila, yaitu:
Rumusan konsep Ir. Soekarno yang disampaikan pada pidato tanggal 1 Juni
1945 dalam sidang BPUPKI.
Rumusan oleh Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945.
Rumusan pada pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18
Agustus 1945.
Pancasila sbg sumber nilai
1. Nilai dasar -nilai dari kelima sila pancasila berupa cita-cita dan tujuan yang baik
dan benar
2. Nilai instrumental-penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar (uu, gbhn, dll)
3. Nilai praksis-realisasi nilai instrumental secara nyata dalam kehidupan sehari-hari
Pancasila Sebagai Paradigma
Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka berpikir atau
keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.
Sebagai paradigma pembangunan, Pancasila mempunyai kedudukan sebagai:
1. Cita-cita bangsa Indonesia
2. Jiwa bangsa
3. Moral Pembangunan
4. Dasar negara Republik Indonesia.
Pembangunan Sesuai Pancasila
1. Tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya mementingkan
tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
2. Tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi tertentu dan
mengabaikan manusia nyata.
3. Harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh mengorbankan manusia
nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa.
4. Dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai tujuan
pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.
5. Diprioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu
mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan
struktural.
Pancasila Sebagai Puncak Kebudayaan
SILA PERTAMA, menunjukan tidak satupun suku bangsa ataupun golongan sosial
dan komunitas setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
SILA KEDUA, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warga
negara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesuku bangsaan, kedaerahan,
maupun golongannya;
SILA KETIGA, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai
satu bangsa yang berdaulat;
SILA KEEMPAT, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui
musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang
mendahulukan kepentingan perorangan;
SILA KELIMA, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Pancasila sebagai filsafat
Dasar ontologis -pancasila sudah menjiwai dalam tubuh manusia secara kodrati
Dasar epistemologis -pancasila merupakan suatu sistem pengetahuan untuk
pedoman bangsa
Dasar aksiologis -pancasila merupakan satu kesatuan nilai
Nilai dalam Pancasila (Butir – Butir Pancasila Beserta Contoh Pengamalan)
Butir – butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir
pancasila. Dalam masa reformasi menurut Tap MPR no. I/MPR/2003 ada perubahan isi
butir – butir Pancasila dengan masa sebelumnya, sehinggga menjadi 45 butir.
Butir butir pancasila sila ke 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Memiliki dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan
menjauhi larangan sesuai norma agama yang berlaku.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Contoh: Tidak menganggu ibadah agama yang lain.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Contoh: Menghormati sesama manusia.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Kita harus hidup rukun meskipun beda agama karena kita satu bangsa
Indonesia.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Setiap manusia bebas memilih agama yang sudah disahkan pemerintah.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Contoh: Saling menghormati ketika ada pemeluk agama lain yang sedang
menjalankan ibadah.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Contoh: Kita dilarang memaksakan suatu agama kepada orang lain karena itu urusan
dia dengan tuhannya, kita hanya diwajibkan mengigatkan saja.