Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek di dalam
kehidupan bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari, dikembangkan, dan
dioptimalkan penggunaannya maupun fungsinya. Melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia
diharapkan tumbuh sikap bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sehingga akan
tumbuh juga kesadaran akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah
dasar sampai dengan perguruan tinggi.

Hal itu dikarenakan bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa
Negara di Indonesia. Untuk mewujudkan fungsi bahasa Indonesia, perlu diadakannya suatu
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dengan harapan bahasa Indonesia bisa
diakui oleh setiap warga negara Indonesia. Pengembangan bahasa Indonesia dapat dilakukan
dengan upaya yang strategis melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembinaan dan
pengembangan yang berhasil akan memberikan suatu dampak yang positif bagi kemajuan
berbagai aspek bangsa Indonesia. Untuk meningkatkan mutu dalam penggunaan bahasa
Indonesia, pengajarannya dilakukan mulai sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang
nantinya digunakan sebagai landasan atau dasar pendidikan ke dalam jenjang yang lebih
tinggi. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diketahui dari keterampilan
berbahasa yang terdiri dari ketrampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan
(Muslich, 2009:109).

Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa
yang benar tentang tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan
berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Tanda baca


Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatubahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa
aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

2.1 Tanda Pisah (-)


a. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
» Tropi Juara dalam perlombaan- saya yakin bisa diraih-menjadi milik Dodi
» Kesuksesan itu-saya yakin-bisa dicapai dengan kerja keras dan pantang
menyerah
» Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
b. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain.
Misalnya :
» Soekarno-Hatta-Proklamator Kemerdekaan RI-diabadikan menjadi nama
Bandar udara Internasional.
» Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia-amanat Sumpah Pemuda-harus
terus digelorakan.
» Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya :
» Tahun 2000-2019
» Tanggal 22-25 Oktober 2020
» Jakarta-Bandung
2.2 Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
» Bagaimana kabarmu hari ini?
» Sudahkah kamu minum obat hari ini?
» Kau tahu siapa orang itu?
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya :
» Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
» Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
» Di Indonesia terdapat 740 (?) Bahasa daerah.

2.3 Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau
emosi yang kuat.
Misalnya :
» Tolong Matikan kran air itu!
» Jangan membuat ribut, anak-anak!
» Antarkan surat ini ke Pak RT sekarang juga!

2.4 Tanda elipsis ( … )


a. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan
ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya :
» Penyebab kemerosotan … akan di teliti lebih lanjut.
» Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa Negara
ialah ….
» … , lain lubuk lain hatinya.
b. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya :
» “ Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
» Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”
Catatan
Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat
buah).

2.5 Tanda Petik (“…”)


a. Tanda Petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
» "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
» Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
» Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
» Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi
di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
» Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
» Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
» Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
"cutbrai".
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya :
» Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada
ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya :
» Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
» Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
BAB III
PENUTUP

Bagaimanapun juga penggunaan tanda baca yang baik & benar sangat penting dalam
menulis artikel. Bayangkan jika kita membaca sepuluh paragraf tanpa titik atau koma, akan
sangat membingungkan bukan? Apalagi ketika kita hanya bisa mendengar dan dibacakan.
Tidak hanya untuk mendukung keterbacaan penggunaan tanda baca yang benar sangat
berpengaruh terhadap kualitas tipografi artikel tersebut. Beberapa contoh tanda baca yang
sering digunakan tetapi tidak umum seperti titik, koma, tanda seru & tanda Tanya.Mungkin
kita kurang mempedulikan penggunaan tanda baca tersebut. Memang cukup merepotkan jika
kita mengimplementasikan pada tiap artikel, tetapi itulah seni dalam tipografi. Tidak ada
salahnya berusaha tampil “sempurna” dalam artian kita menggunakan kaidah-kaidah
penulisan secara benar.
DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.

www.ardianzzz.com/tanda-baca.htm

id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca

gomsinaga.blogspot.com/2010/01/tugas-bahasa-indonesia-makalah.html

http://pendisetiyo.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pemakaian-tanda-baca-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai