Di susun oleh
Ananda Santria Pratama (A11.2015.08997)
Semakin pesatnya teknologi masa kini banyak teknik perihal dalam keamanan
data yang terus dikembangkan guna meminimalisir terhadap oknum dalam pencurian
data. Meningkatnya prosedur dalam kemanan data seringkali dikembangkan untuk
menjaga agar data tetap aman dari pencurian. Penggunaan sandi atau enkripsi data
merupakan proses pengubahan informasi data agar data tidak dapat di ketahui oleh pihak
yang tidak berkepentingan. Hasil dari enkripsi adalah informasi yang disandikan atau
cipher text. Sedangkan proses pengambilan informasi dari sandi disebut dekripsi (Nishika
dan Yadav, 2013). Algoritma kriptografi digunakan pada proses enkripsi maupun
dekripsi. Pada umumnya algoritma kriptografi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
kriptografi kunci simetris (symmetric key cryptography) dan kriptografi kunci tidak
simetris (asymmetric key cryptography), Kriptografi kunci simteris merupakan algoritma
kriptografi yang menggunakan kunci yang sama dalam proses enkripsi dan dekripsi.
Sedangkan pada kriptografi kunci tidak simetris merupakan algoritma yang
menggunakan kunci berbeda. Pada proses enkripsi menggunakan public key dan proses
dekripsi menggunakan private key. Private key hanya diketahui oleh pendekripsi cipher
text. Vigenere cipher adalah salah satu contoh metode kriptografi kunci simeteris dengan
tingkat keamanan kunci yang lebih sulit dipecahkan. Hal ini disebabkan algoritma dari
vigenere cipher menggunakan kunci enkripsi berupa huruf dan berbentuk
polialfabetik.Adanya tingkat keamanan data yang rendah pada data berupa teks maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan prosedur pengamanan pada data berupa teks
dengan modifikasi vigenere cipher.
Bertujuan untuk menemukan kombinasi dari berbagai algoritma yang aman dan
sulit dipecahkan oleh penyadap dalam proses enkripsi dan deskripsi pesan yang di kirim
dan di terima oleh penerima pesan.
Menjaga kerahasiaan data berupa pesan maupun kunci dari penyadap (attacker).
Penyadap pesan diasumsikan mempunyai akses yang lengkap dalam suatu saluran
komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan.
BAB II
METODE PENELITIAN
Hill Cipher ditemukan oleh Lester S. Hill pada tahun 1929, dan seperti Digraphic
Ciphers lainnya, ia bertindak berdasarkan kelompok huruf. Berbeda dengan yang lain
meski bisa diperpanjang untuk mengerjakan blok huruf berukuran berbeda. Jadi, secara
teknis ini adalah cipher substitusi poligrafik, karena dapat bekerja pada digraf, trigraf
(blok 3 huruf) atau secara teoritis setiap blok berukuran.
Hill Cipher menggunakan perhitungan matematika yang disebut Aljabar linier,
dan khususnya mengharuskan pengguna untuk memiliki pemahaman dasar tentang
matriks. Ini juga memanfaatkan Modulo Arithmetic (seperti the Affine Cipher). Karena
itu, hill cipher memiliki sifat matematika yang jauh lebih penting daripada beberapa yang
lain. Namun, sifat inilah yang memungkinkannya bertindak (relatif) dengan mudah pada
blok huruf yang lebih besar.
Dalam contoh yang diberikan, kita akan berjalan melalui semua langkah untuk
menggunakan sandi ini untuk bertindak pada digraf dan trigraf. Hal ini dapat
diperpanjang lebih jauh, tapi ini kemudian membutuhkan pengetahuan yang jauh lebih
dalam tentang latar belakang matematika. Beberapa konsep penting digunakan di seluruh:
Matrix Multiplication; Modular Inverses; Penentu Matriks; Matrix Adjugates (untuk
menemukan invers).
Diketahui:
1. Plaintext = RIVALRYHONDRO
2. Modulus yang di gunakan untuk mengambil nilai index huruf untuk plaintext dan
ciphertext menggunakan susunan abjad huruf A – Z, yaitu Mod 26.
3. No Index Huruf
NB: Lakukan proses Dekripsi sama hal nya dengan proses Enkripsi dengan
menggunakan rumus.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1Tampilan Web
Setelah melalui tahap demi tahap perancangan dan penerapan program enkripsi kata
dengan kombinasi metode vigenere dan transposisi , maka dihasilkan kesimpulan yaitu :
1. Implementasi enkripsi kata dengan metode vigenere dan transposisi dapat menigkatkan
keamanan pengiriman pesan ke penerima.
2. Kombinasi dengan metode transposisi membuat metode vigenere menjadi lebih sulit
untuk di pecahkan karena cipher text yang dihasilkan di awal akan dilakukan
pengenkripsian kembali dengan merubah letak posisi karakter menggunakan cara
transposisi.
Daftar Pustaka
[1] Sadikin, Rifki. 2012. Kriptografi untuk Keamanan Jaringan dan Implementasinya dalam Bahasa Java.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
[2] Ariyus, Dony., 2008, Pengantar Ilmu Kriptografi: Teori, Analisis, dan Implementasi. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
[3] Munir, Rinaldi., 2006, Kriptografi. Penerbit Informatika, Bandung..
[4] Ahmad Rosyadi, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang, “IMPLEMENTASI
ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES UNTUK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI EMAIL”, TRANSIENT,
VOL. 1, NO. 3, SEPTEMBER 2012, ISSN: 2302-9927, 64
[5] Sukrisno, Ema Utami, Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta,” IMPLEMENTASI
STEGANOGRAFI TEKNIK EOF DENGAN GABUNGAN ENKRIPSI RIJNDAEL, SHIFT CIPHER
DAN FUNGSI HASH MD5”, Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN : 1978 – 9777,
Yogyakarta, 24 November 2007.
[6] Putu H. Arjana, Tri Puji Rahayu,Yakub, Hariyanto., “IMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA DENGAN
ALGORITMA VIGENERE CHIPER”. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012
(SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815 Yogyakarta, 10 Maret 2012.
[7] Erna Kumalasari Nurnawati, Seminar, ANALISIS KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA
VIGENERE CIPHERDENGAN MODE OPERASI CIPHER BLOCK CHAINING(CBC), Nasional
Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta,
[8] Ignatius Ronaldo Galman Kurniawan, VIGENERE CIPHER UNTUK AKSARA KOREA (HANGUL),
Makalah IF3058 Kriptografi Sem I Tahun 2011/2012
[9] https://www.academia.edu/33177440/TEKNIK_ENKRIPSI_DAN_DEKRIPSI_HILL_CIPHER