KRIPTOGRAFI
Dosen Pengampu:
Willy Riyadi, S.Kom, M.S.I
Mata Kuliah:
Interface and Peripheral
Disusun Oleh:
8030220014 Aulia Rahman
8030220032 Nova Novita Sari
ii
BAB I
ISI
Kemudian, proses yang akan dibahas meliputi 2 proses dasar pada Kriptografi yaitu:
1. Enkripsi (Encryption)
2. Dekripsi (Decryption)
Berikut adalah ilustrasi 4 komponen dan 2 proses yang digunakan dalam teknik kriptografi
Enkripsi
Enkripsi (Encryption) adalah sebuah proses mengubah pesan yang dapat dibaca (plaintext)
menjadi pesan acak yang tidak dapat dibaca (ciphertext).
Dekripsi
Dekripsi merupakan proses kebalikan dari enkripsi dimana proses ini akan mengubah ciphertext
menjadi plaintext dengan menggunakan algoritma pembalik dan key yang sama.
1
1.2 Fungsi Kriptografi
1. Menyembunyikan data penting
Kriptografi mempunyai fungsi utama untuk melindungi atau menjaga kerahasiaan data
penting dari orang yang tidak boleh mengetahuinya. Fungsi ini dilakukan dengan algoritma
kriptografi yang menyembunyikan data dengan sistem kunci, enkripsi dan dekripsi.
2. Melakukan enkripsi dan dekripsi
Fungsi kriptografi dalam menjaga keamanan data dilakukan dengan sistem enkripsi dan
dekripsi. Enkripsi adalah proses penyembunyian data dengan mengubah plaintext menjadi
chipertext. Sedangkan dekripsi yaitu memahami data dari ciphertext ke plaintext sehingga
bisa dimengerti oleh manusia.
3. Meningkatkan privasi dan keamanan data
Perangkat dan aplikasi yang dilengkapi dengan sistem kriptografi tentunya akan
meningkatkan privasi keamanan data pengguna. Karna kriptografi menjunjung aspek-aspek
keamanan informasi, seperti:
• Kerahasiaan (confidentiality): menjamin data hanya dapat diakses oleh pihak tertentu dan
melindunginya dari semua orang yang tidak mempunyai hak atas informasi tersebut.
• Otentikasi (authentication): informasi yang diperoleh suatu pihak harus diidentifikasi
untuk menjamin keaslian informasi yang diterima.
• Integritas (integrity): menjamin bahwa setiap pesan yang dikirim pasti sampai kepada
penerimanya tanpa ada bagian dari pesan yang diganti, diduplikasi, dirusak, dialihkan atau
ditambahkan.
• Nir penyangkalan (Nonrepudiation): mencegah pengirim maupun penerima mengingkari
bahwa mereka telah mengirim atau menerima suatu pesan.
2
sehingga kode enkripsi dan data di dalamnya tetap terjaga kerahasiaannya. Metode yang
digunakan pada kriptografi ini adalah RSA.
RSA merupakan algoritma kriptografi public key yang paling terkenal dan banyak
pengaplikasiannya. Algoritma kriptografi kunci publik mengacu pada sistem kriptografi yang
mana memerlukan dua kunci yang berbeda, satu untuk mengenkripsi plaintext dan satunya
lagi untuk mendekripsi ciphertext. Penyandian public key menggunakan algoritma kunci
asimetris, sandi dibuat menggunakan public key kemudian dikembalikan ke pesan aslinya
menggunakan private key. Public key digunakan untuk mengubah suatu pesan menjadi
bentuk yang tidak dapat dibaca dan dapat didekripsi menggunakan private key yang cocok
Dengan kata lain, seseorang yang memiliki public key dapat melakukan enkripsi pesan
yang ditujukan pada penerima tertentu dan penerima dengan private key hanya dapat
mengkode pesan yang telah di enkripsi public key. Setiap kunci hanya bisa melakukan salah
satu fungsi saja, kunci yang akan disebarkan adalah public key, sedangkan kunci yang
satunya akan dirahasiakan atau disebut sebagai private key. Penggunaan sistem ini harus
membuat public key dan private key yang saling berpasangan secara matematis.
3. Hash function
Jenis kriptografi ini menggunakan persamaan matematika, sehingga metode ini tidak
memerlukan kunci apapun karena telah disesuaikan untuk transmisi data satu arah. Tipe ini
menggunakan sistem meringkas informasi dan mengirimkan penjelasan hasil ringkasan.
Nantinya, algoritma akan mengambil nilai numerik sebagai masukan dan menghasilkan pesan
yang akan diringkas oleh hash. Salah satu fungsi hash yang banyak digunakan dalam
keamanan jaringan komputer dan internet adalah Message Digest (MD) versi 5.
Message Digest 5 (MD5) versi 5 dirancang oleh Ronald Rivest. salah satu pembuat
algoritma RSA, pada tahun 1991 untuk menggantikan hash function sebelumnya, yaitu MD4.
MD5 cocok untuk diimplementasikan dengan perangkat lunak berkecepatan tinggi, karena
didasarkan pada serangkaian manipulasi operan 32-bit. MD5 sederhana tanpa struktur data
atau program yang rumit. Hash MD5 sepanjang 128-bit (16-byte), juga dikenal sebagai
ringkasan pesan (MD), biasanya ditampilkan sebagai heksadesimal 32-digit.
3
1.4 Contoh Kriptografi
Saat ini, banyak sekali aplikasi yang kita gunakan menyediakan fitur kriptografi. Bahkan,
bisa dikatakan hampir semua aplikasi sudah dilengkapi dengan layanan kriptografi. Misalnya,
aplikasi perpesanan WhatsApp dan Telegram. Keduanya mampu mengamankan data berupa
obrolan antar pengguna melalui kunci enkripsi yang cukup rumit dan ketat demi menjaga privasi
penggunanya.
Aplikasi perpesanan WhatsApp sudah memiliki fitur enkripsi end-to-end untuk melindungi
keamanan data penggunanya. Protokol enkripsi end-to-end ini dirancang untuk mencegah pihak
ketiga ataupun pihak WhatsApp itu sendiri untuk dapat membaca pesan atau panggilan pengguna.
Menurut WhatsApp Security Whitepaper, bahkan jika kunci enkripsi dari perangkat pengguna
pernah disusupi secara fisik, kunci tersebut tidak dapat digunakan kembali untuk mendekripsi
pesan yang dikirimkan sebelumnya.
Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine (ATM) digunakan oleh nasabah bank
untuk melakukan transaski perbankan. Transaksi lewat ATM memerlukan kartu magnetic yang
disebut juga kartu ATM, terbuat dari plastik dan kode PIN (Personal Information Number) yang
dikaitkan dengan kartu tersebut. PIN terdiri dari 4 angka yang harus dirahasiakan oleh pemilik
kartu ATM. Jika tidak, maka orang lain yang mengetahui PIN tersebut dapat menggunakan kartu
ATM yang dicuri atau hilang untuk menarik uang. PIN digunakan untuk memverifikasi kartu
yang dimasukkan oleh nasabah di ATM. Proses verifikasi dilakukan di komputer pusat (host)
bank, oleh karena itu harus ada komunikasi dua arah antara ATM dan komputer host. ATM
mengirimkan PIN dan informasi tambahan pada kartu ke komputer host, lalu host
memverifikasinya dengan membandingkan PIN yang dimasukkan oleh nasabah dengan PIN yang
tersimpan di data base komputer host, kemudian mengirimkan pesan respon ke ATM yang
menyatakan apakah transaksi dapat dilanjutkan atau ditolak. Selama transmisi dari ATM ke
komputer host, PIN harus dilindungi dari penyadapan oleh orang yang tidak berwenang. Bentuk
perlindungan yang dilakukan selama transmisi adalah dengan mengenkripsikan PIN. Di sisi bank,
PIN yang disimpan di data base juga dienkripsi. Algoritma enkripsi yang digunakan adalah DES
dengan mode ECB. Karena DES bekerja dengan mengenkripsi blok 64-bit, maka PIN yang hanya
4
terdiri dari 4 angka (32 bit) harus ditambah dengan padding bits sehingga panjangnya menjadi 64
bit. Padding bits yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap PIN, bergantung pada informasi
tambahan pada setiap kartu ATM-nya. Karena panjang PIN hanya 4 angka, maka peluang ditebak
sangat besar. Seseorang yang memperoleh kartu ATM curian atau hilang dapat mencoba semua
kemungkinan kode PIN yang mungkin, sebab hanya ada 10 ´ 10 ´ 10 ´ 10 = 10.000 kemungkinan
kode PIN 4-angka. Untuk mengatasi masalah ini, maka kebanyakan ATM hanya boleh
memasukkan PIN maksimal 3 kali, jika 3 kali tetap salah maka ATM akan terblokir
5
DAFTAR PUSTAKA
[1] Y. P. E. H. Aditia Rahmat Tulloh, "Kriptografi Advanced Encryption Standard (AES)," Jurnal
Matematika UNISBA, vol. 15, p. 7, 2016.
[4] S. Kromodimoeljo, Teori dan Aplikasi Kriptograf, Jakarta: SPK IT Consulting, 2009.