Anda di halaman 1dari 4

Apa itu Cryptography?

Cryptography adalah sebuah proses mengubah pesan untuk menyembunyikan maknanya.


Dalam proses tersebut, kriptografi membuat atau menghasilkan pesan tertulis agar buah pesan
atau informasi tetap bersifat rahasia.

Data atau informasi ini lantas diubah ke dalam sebuah format yang tak terbaca, sehingga
dapat ditransmisikan atau dikirimkan tanpa khawatir data pesan tersebut akan diterjemahkan
oleh pihak-pihak tidak berwenang ke dalam format yang terbaca. Nah, proses inilah yang
disebut sebagai enkripsi (encryption).

Cryptography adalah konsep yang biasanya digunakan dalam sistem keamanan informasi
pada berbagai tingkatan atau level. Informasi tersebut hanya bisa dibaca jika terdapat kunci
alias key untuk proses deskripsi, yaitu proses perubahan data yang dienkripsi agar kembali ke
data aslinya. Selama proses transmisi informasi maupun penyimpanan, data pesan tetap
terjaga kerahasiaannya.

Bisa dibilang, enkripsi adalah proses yang saat ini memainkan peran signifikan dalam
pengamanan data dan informasi. Mengingat banyak jenis data pesan dan informasi yang
dikirim dan disimpan secara digital, enskripsi membantu menjadikan kerahasiaannya wajib
jadi prioritas.

Baik itu data pesan obrolan di aplikasi seperti WhatsApp, pesan email, siaran video maupun
audio, hingga data transaksi perbankan, semuanya membutuhkan enkripsi untuk mencegah
kebocoran data dan privasi.

Baca juga: Apa Itu DigiByte? Ketahui Sejarah Beserta Harganya

Tujuan Cryptography
Adapun tujuan cryptography adalah sebagai berikut.

 Confidentiality, artinya tiap-tiap data atau informasi yang dilindungi bersifat rahasia,
sehingga tidak akan dapat diakses oleh siapa pun yang tak mempunyai wewenang.
 Non-repudiation, artinya pihak pengirim maupun penerima tidak akan dapat
menyangkal tujuannya menciptakan atau mengubah data.
 Authentication, artinya pihak penerima maupun pengirim bisa mengetahui dan
memastikan identitas masing-masing serta sumber data yang sedang mereka gunakan.
 Integrity, artinya tiap data atau informasi yang akan dikirim dan diterima tidak bisa
diubah tanpa sepengetahuan kedua belah pihak.

Bisa dibilang, cryptography adalah prosedur dan protokol yang memenuhi seluruh kriteria di
atas. Sering kali konsep kriptografi adalah hal yang diketahui hanya mengacu pada prosedur
computer programming dan perhitungan matematika. Padahal, nyatanya kini metode
kriptografi adalah pengaturan yang telah menyesuaikan perilaku manusia.

Adapun contoh cryptography adalah pembuatan kata sandi yang memiliki tingkat kerumitan
tinggi agar susah ditebak, prosedur log off secara otomatis ketika sistem sedang tak
digunakan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Pengertian Keylogger, Cara Kerja, dan Cara Menghindarinya

Jenis-Jenis Kriptografi
Cryptography adalah sebuah metode enkripsi data yang pada dasarnya dibagi ke dalam jenis-
jenis kriptografi berbeda, di antaranya:

1. Public Key Cryptography

Salah satu dari jenis jenis kriptografi adalah public key cryptography, yakni metode
perlindungan data maupun informasi paling revolusioner dalam 300 sampai 400 tahun ke
belakang. Public key cryptography adalah prosedur yang dinilai lebih aman dan terjamin
dengan memanfaatkan dua kunci saling berhubungan, yaitu kunci privat dan publik.

Dalam hal ini, walaupun public key bisa dengan bebas disalurkan, namun apabila mereka
dihubungkan dengan privat key, maka kode enkripsi serta data di dalamnya tetaplah bersifat
rahasia. Adapun contoh cryptography pada metode ini yang cukup sering dipakai, antara lain:

 DSA
 RSA
 PKC
 elliptic curve techniques (teknik kurva elips)

Baca juga: Pengertian Chart, Jenis, Contoh, dan Rekomendasi Penggunaan

2. Symmetric Key Cryptography

Jenis lainnya dari cryptography adalah symmetric key cryptography atau dalam bahasa
indonesianya kriptografi kunci rahasia. Pada jenis kriptografi satu ini, pengirim maupun
penerima pesan atau data hanya memakai satu kunci dalam mendeskripsi serta mengenkripsi
informasi.

Adapun jenis kriptografi yang kerap dipakai dalam symmetric key cryptography adalah
advanced encryption system (AES).

3. Hash Function

Sedangkan, hash function adalah algoritma enkripsi satu arah dan tidak menggunakan kunci
apapun dalam melindungi data. Hash pada dasarnya merupakan fungsi matematis yang
mengubah nilai numerik sebagai input dan menghasilkan pesan terkompresi.

Baca juga: 5 VGA Mining Terbaik untuk Crypto, Dijamin Hash Rate Kencang

Komponen Cryptography
Terdapat beberapa 6 komponen utama dalam konsep kriptografi, yaitu:

1. Plaintext.
Plaintext bisa jadi berupa gambar, teks, maupun kode biner, yang kemudian perlu diubah atau
dikonversi menjadi sebuah format yang tidak bisa dibaca. Nantinya, hanya mereka yang
berwenang saja yang memiliki otoritas untuk membuka pesan rahasia ini. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa plaintext merupakan data atau pesan asli yang belum dienkripsi, sehingga
data tersebut perlu dilindungi selama proses transmisi data.

2. Algoritma enkripsi.

Algoritma enkripsi merupakan sebuah proses matematis yang mengubah plaintext agar
menjadi sebuah data yang tidak bisa terbaca, termasuk ciphertext, dengan menggunakan
kunci enkripsi tertentu. Nah, algoritma kriptografi inilah yang memproses plaintext serta
kunci enkripsi sebagai masukan atau input, dan menghasilkan ciphertext sebagai keluaran
atau output.

3. Ciphertext.

Dalam proses enkripsi, di mana algoritma enkripsi diterapkan dengan menggunakan kunci
enkripsi tertentu, plaintext dapat diubah menjadi sebuah rushed format yang disebut sebagai
ciphertext. Jenis komponen kriptografi yang satu ini sama sekali tidak dijaga, dan “mengalir”
pada channel komunikasi publik.

Dengan begitu, ciphertext sebenarnya masih bisa disadap atau dibajak oleh orang lain yang
dapat mengakses channel komunikasi tersebut. Meski demikian, algoritma enkripsi yang
telah diterapkan sebelumnya membuat ciphertext tidak bisa langsung dipecahkan atau diubah
menjadi data yang terbaca, karena hanya pihak yang memiliki kunci dekripsinya saja yang
bisa melakukannya.

Baca juga: Apa itu Blockchain? Pengertian, Tipe, Fungsi, dan Cara Kerja

4. Algoritma dekripsi.

Sementara itu, algoritma dekripsi pun merupakan sebuah proses matematis. Hanya saja, yang
membedakannya dengan algoritma enkripsi adalah tujuannya. Pada algoritma dekripsi,
prosesnya akan menghasilkan sebuah plaintext unik untuk ciphertext serta kunci dekripsi
apapun, di mana ciphertext dan kunci dekripsi diproses sebagai masukan atau input, dan
plaintext sebagai hasil atau output.

Dengan begitu, Anda pun bisa simpulkan bahwa algoritma dekripsi pada dasarnya adalah
kebalikan algoritma enkripsi, sehingga cara kerjanya adalah membalik cara kerja algoritma
enkripsi tersebut.

5. Kunci enkripsi.

Seperti yang sudah disinggung secara singkat sebelumnya, enkripsi merupakan sebuah proses
untuk mengubah plaintext agar menjadi ciphertext dengan menerapkan algoritma tertentu,
yang disebut sebagai algoritma enkripsi. Selain algoritma, proses enkripsi juga membutuhkan
kunci alias key, yang disebut sebagai kunci enkripsi.
Nah, kunci enkripsi ini merupakan value yang hanya diketahui atau dipegang oleh pengirim
pesan maupun informasi. Ketika pengirim memasukkan kunci enkripsi ke dalam algoritma
enkripsi bersamaan dengan plaintext, proses tersebut akan menghasilkan ciphertext.

6. Kunci dekripsi.

Dekripsi adalah proses yang berkebalikan dari enkripsi, di mana ciphertext diproses agar
kembali menjadi plaintext alias pesan aslinya. Proses tersebut membutuhkan algoritma
dekripsi serta kunci dekripsi. Dengan begitu, value dari kunci dekripsi ini hanya dipegang
oleh penerima pesan.

Itulah rangkuman informasi mengenai pengertian kriptografi, tujuan, jenis, dan komponen di
dalamnya. Mengenal aspek-aspek dalam dunia teknologi seperti cryptography adalah hal
yang cukup penting untuk dilakukan agar Anda lebih sadar akan pentingnya keamanan data
dan informasi digital.

Anda mungkin juga menyukai