Anda di halaman 1dari 4

Salam pembuka :

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mukadimah:

Innal hamdalillah, nahmaduhu wanasta’inuhuu wanastaghfiruhu,, wa na’udzubillahi min syuruuri anfusinaa wa


min sayyiaati a’maalinaa, may-yahdihil laahu falaa mudhillalah, wa-may yudhlil falaa haadiyalah, Asyhadu an-
laa ilaa-ha illallaah, wahdahula syariikalah, wa-asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh, amma ba’du.

Sapaan penghormatan :
Yang terhormat para Dewan Juri
Yang saya hormati Bapak /Ibu para orang tua kami
Dan yang saya sayangi teman-teman sekalian.

Ucapan puji syukur dan shalawat salam :


Sebagai hamba Allah yang beriman marilah kita panjatkan puji dan syukur ke haddirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini
dalam rangka menghambakan diri kepada Allah SWT. Salawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada
junjungan kita nabi Allah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaaban hidup yang
jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang moderen, yg penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini. Semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak
mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Amin ya robbal a’lamin.

Isi
Paragraf pembuka :
Dewan Juri, bapak/ibu dan teman-teman sekalian Perkenankanlah saya pada kesempatan kali ini menyampaikan
uraian pidato yang bertema Orang Tua.
Isi
Paragraf isi :
Teman-teman sekalian, Berbakti Kepada Orang Tua Itu Wajib hukumnya, Karena Orang Tua Telah Mengasuh
dan Mendidik Kita Sampai Sekarang Ini. Seperti Allah jelaskan didalam Al-Qur’an surah Al-Isra Ayat 23 yang
berbunyi :

‫سنً ۚا إِ اما يَ ۡبلُغ اَن ِعندَ َك ۡٱل ِكبَ َر أ َ َحدُ ُه َما ٓ أ َ ۡو ِك ََلهُ َما فَ ََل تَقُل‬
َ ٰ ‫َّل إِيااهُ َوبِ ۡٱل ٰ َو ِلدَ ۡي ِن إِ ۡح‬
ٓ ‫ض ٰى َرب َُّك أ َ اَّل ت َعۡ بُد ُٓواْ إِ ا‬
َ َ‫۞وق‬ َ
٢٣ ‫ف َو ََّل ت َ ۡن َه ۡر ُه َما َوقُل لا ُه َما قَ ۡو اَّل َك ِر ايما‬ ّٖ ُ ‫لا ُه َما ٓ أ‬

wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara
aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Begitulah Alquran menggambarkan tentang bagaimana kita harus berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan
janganlah memarahi atau mengeluarkan kata kasar kepada kedua orag tua kita. Bertutur katalah yang sopan dan
baik kepadanya. Anak yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tua akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah, Begitu juga sebaliknya dengan anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, maka neraka siap
menantinya.
Karena memang sudah sepantasnya dan seharusnya bagi seorang anak untuk berbuat baik kepada kedua orang
tuanya, yang demikian itu karena betapa besar jasa keduanya kepada sang anak.Alqur’an juga menyinggung
bagaimana pengorbanan orang tua terhadap anaknya ketika sang anak masih dalam kandungan.
Betapa susah dan payahnya ibu kita dalam menjaga kandungannya agar kita terlahir dengan sehat dan sempurna.
Bagaimana sakitnya derita yang di tanggung oleh ibu kita ketika menanti detik – detik kelahiran, dia berjuang
sekuat tenaga antara hidup dan mati demi kita si mungil pujaan hati.

Teman-teman sekalian, ketika seorang ibu melahirkan darah yang hilang melalui proses kelahiran normal adalah
500ml. Artinya darah yang hilang Ini sama dengan setengah liter, begitulah perjuangan orang tua kita, begitulah
perjuangan dari ibu kita, belum lagi pada saat proses persalinan, ibu kita akan merasakan rasa yang amat sakit,
sakit yang ia rasakan itu sama dengan rasa sakit akibat 20 tulang yang patah secara bersamaan.

Kalaulah itu jadi bahan renungan kita, maka pantas kah kita durhaka, kepada orang tua kita, pantaskah kita
mengabaikan nasehat yang di berikannya, ? pastinya tidak teman- teman. Bahkan satu tarikan nafas atau erangan
dari orang tua kita pun kita tidak dapat membalasnya, sebagaimana dikisahkan, Suatu hari, Ibnu Umar melihat
seseorang yang sedang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lantas berkata
kepadanya, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar
menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah
berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau
lakukan.”

Kisah tersebut memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa setiap anak tidak akan dapat membalas jasa
orang tuanya. Begitu pula dengan ayah. Ayah merupakan sosok orangtua yang keberadaannya tidak kalah penting
dengan seorang ibu. Meskipun ayah kita tidak pernah melahirkan atau menyusui anak-anaknya tetapi berkat
perjuangan dan kerja kerasnya dalam menghidupi keluarga merupakan suatu pengabdian yang sangat luar biasa
yang harus kita hargai. Selama ini ayah kita selalu bertanggung jawab akan keperluan anak-anak dan keluarganya.
Ia tidak pernah menghiraukan dirinya sendiri, rasa lelah tidak ia rasakan, terik matahari ia lawan dan derasnya
hujan ia tahankan demi untuk mencari nafkah bagi keluarga dan anak-anak yang dicintainya.

Seorang Ayah selalu melindungi keluarga dan anak-anaknya dari bahaya-bahaya yang akan mengancam. Selain
itu, ayah juga selalu memberikan nasehat-nasehat bijaknya untuk anak-anaknya, selalu memberikan arahan agar
anak-anaknya tidak tersesat. Ayah selalu memberikan semua yang terbaik untuk orang-orang yang ia sayangi.
Ayah selalu berusaha untuk menuruti semua yang anak-anaknya inginkan. Baginya anak adalah harta yang paling
berharga di dunia ini, kebahagiaan sang anak adalah prioritas utama untuknya, ia adalah orang yang paling ingin
melihat anak-anaknya bahagia dan sukses. Kebahagiaan anaknya merupakan kebahagiaan untuk dirinya
sedangkan kesedihan sang anak merupakan derita untuknya.

Dalam hadis lain di jelaskan, “Berbuat baik kepada kedua orang tua itu lebih utama daripada shalat, sedekah,
puasa, haji, umrah, dan berjihad di jalan Allah.” (HR Thabrani)

Teman-teman sekalian, setelah kita mengetahui hal ini, mari sama-sama kita renungi kesalahan-kesalahan apa
yang pernah kita buat kepada kedua orang tua kita, adakah kita telah membuatnya bangga memiliki anak seperti
kita, bangga memiliki putra dan putri seperti kita, apa kita sudah seperti yang ia harapkan ? Jikalau belum mulai
hari ini, kita buka lembaran baru, catatan baru dalam kehidupan kita untuk membahagiakan kedua orang tua kita,
kalau kita masih memiliki orang tua maka minta lah maaf kepada mereka, karena salah satu nikmat yang paling
berharga di dunia ini adalah memiliki kedua orang tua yang ridho kepada kita, karna ridho orang tua adalah
ridhonya Allah, murkanya orang tua adalah murkanya Allah. Jika orang tua kita sudah tiada, atau tidak lengkap,
maka hendaklah kita do’akan dia, mohonkan ampunan untuknya, agar Allah menerima segala amal ibadahnya,
agar Allah masukkan ia kedalam surganya Allah berkumpul bersama kita, bersama dengan orang-orang yang
sholeh kelak di yaumil akhir nantinya. Amin ya robbal ‘alamin.

Teman- teman, ada begitu banyak cara kita untuk berbakti kepada orang tua kita, diantaranya yaitu :

 Berbicaralah kepada kedua orang tua itu dengan sopan, santun dan lembut.
 Selalu taat kepada semua perintah orang tua.
 Jangan memasang wajah yang cemberut, jangan melotot dan bermuka masam bila berhadapan dengan
keduanya.
 Berusaha sekuat tenaga untuk menjaga nama baik orang tua.
 Ringankanlah beban mereka.
Dan masih banyak lagi cara yang bisa kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua kita, namun yang
tak kalah penting dari itu semua adalah mendoa’akannya.mari sama-sama kita menegadahkan tangan kita
untuk mendo’akan kedua orang tua kita:

“Allahumma Fighfirlii Wa Liwaa Lidhayya Warham Humaa Kamaa Rabbayaa Nii Shaghiraa”

“Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta berbelaskasihlah kepada
mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu aku kecil.”

Amin ya robbal ‘alamin.

Paragraf Penutup
Sekian Pidato yang saya sampaikan kekurangan hanya milik manusia biasa dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT, dengan demikian saya hanyalah makhluk yang penuh dengan kekurangan mohon untuk dimaafkan,
wabillahi taufiq wal hidayah Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai