Anda di halaman 1dari 8

2.

9 Asuhan Keperawatan

Seorang ibu membawa anaknya yang bernama C yang berusia 5 tahun ke IRD RS
Dr. Soetomo. Ibu anak C mengatakan bahwa 6 bulan yang lalu si anak pernah jatuh
sampai kepalanya bocor. Sejak saat itu si anak sering jatuh tiba-tiba tanpa sebab dan
mata si anak terlihat juling. Bagian tangan anak dan tungkai kanan anak juga sulit atau
bahkan tidak dapat bergerak. Diduga anak mengalami hemiplegi sebelah kanan.Setelah
di lakukan pemeriksaan tanda rangsang reflex diduga anak mengalami ataksia.

2.9.1 Pengkajian

DOWNLOAD : PENGKAJIAN CEREBRAL PALSY

2.9.2 Analisa Data

No. Data Analisis Data Masalah Keperawatan

1. Subyektif : Cerebral Palsy Gangguan persepsi sensori


visual
- Anak menangis dan
rewel
Kerusakan nervus okulomotorius
Obyektif :

- Pergerakan bola mata


tidak simetris Strabismus

2. Subyektif : Cerebral palsy Kerusakan mobilitas fisik

- Anak menangis dan


rewel
Kerusakan pada saraf muskuloskeletal
Obyektif :

- Gangguan saraf
motorik

- Gangguan pergerakan Kelumpuhan ekstremitas kanan


ekstremitas kanan

Hemiplegi kanan

3. Subyektif : Cerebral Palsy Gangguan tumbuh kembang

- Anak tampak sulit


berkata-kata

Obyektif :
- Klien tidak mampu Kecacatan multifaset
merespon pertanyaan
pemeriksa

Gangguan tumbuh kembang

2.9.2 Intervensi

a.) Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi visual berhubungan dengan


strabismus

Tujuan :

meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu

mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhdap perubahan

mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

Kriteria Hasil :

peningkatan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu

klien memahami dengan gangguan sensori yang dialami dan dapat beradaptasi

bahaya disekitar klien terminimalisir

No Intervensi Rasional

1. Tentukan ketajaman penglihatan, Kebutuhan individu dan pilihan intervensi


apakah satu atau kedua mata bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi
terlibat lambat dan progresif. Bila bilateral, tiap mata
dapat berlanjut pada laju yang berbeda, tetapi
biasanya hanya satu mata diperbaiki per
prosedure.

2. Orientasikan pasien terhadap Memberikan peningkatan kenyamanan dan


lingkungan, staf, orang lain kekeluargaan, menurunkan cemas dan
diareanya disorientasi pascaoperasi

3. Observasi tanda-tanda dan gejala Mengurangi resiko bingung/jatuh karena


disorientasi, pertahankan pagar gangguan persepsi
tempat tidur sampai benar-benar
pulih.
4. Letakkan barang yang Memungkinkan pasien melihat objek lebih
dibutuhkan/posisi bel pemanggil mudah dan memudahkan panggilan untuk
dalam jangkauan pada sisi yang pertolongan bila diperlukan
tak dioperasi.

b. ) Diagnosa keperawatan: kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiplegi


kanan

Tujuan :

meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin

mempertahankan posisi fungsional

meningkatkan kekuatan/ fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh

Kriteria Hasil :

Mobilitas klien dapat meningkat atau bertahan

Klien merasa nyaman dengan posisi di tempat tidur

Kekuatan/fungsi bagian tubuh yang sakit dapat meningkat

No. Intervensi Rasional

1. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan
cedera/ pengobatan dan perhatikan diri/persepsi diri tentang keterbatasan fisik
persepsi pasien terhadap imobilisasi aktual, memerlukan informasi/ intervensi untuk
meningkatkan kemajuan kesehatan.

2. Intruksikan pasien untuk/bantu dalam Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang
rentang gerak pasien/ aktif pada untuk meningkatkan tonus otot,
ekstrimitas yang sakit dan yang tak sakit. mempertahankan gerak sendi mencegah
kontraktur/atrofi dan resorpsi kalsium karena
tidak digunakan

3. Dorong penggunaan latihan isometrik Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi
mulai dengan tungkai yang tak sakit atau menggerakkan tungkai dan membantu
mempertahankan kekuatan dan masa otot.
Catatan: latihan ini dikontraksikan pada
peredaran akut/edema

4. Ubah posisi secara periodik dan dorong Mencegah/menurunkan insiden komplikasi kulit/
untuk latihan batuk /napas dalam. pernapasan ( dekubitus, atelektasis, pneumonia)
C. Diagnosa keperawatan :Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan kecacatan multifaset

Tujuan: Klien tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Kriteria Hasil : Pertumbuhan dan perkembangan klien tidak mengalami keterlambatan


dan sesuai dengan tahapan usia

NO Intervensi Rasional

1 Memberikan diet nutrisi untuk pertumbuhan ( Mempertahankan berat badan agar tetap
asuh ) stabil

Memberikan stimulasi atau rangsangan untuk Agar perkembangan klien tetap optimal
2. perkembangan kepada anak ( asah )
Memenuhi kebutuhan psikososial
Memberikan kasih sayang (asih)

3.
Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan kep. Fever treatment:
penyakit Selama 1x24 jam status  Monitor temperatur jika - Monitor temperatur
neurologi anak membaik dgn dibutuhkan untuk mengetahui
kriteria :  Monitor warna kulit dan perubahan suhu yang
 Suhu tubuh 37 c (5) temperatur terjadi
 Termoregulasi (4)  Monitor cairan intake dan - Monitor warna kulit dan
 Tek. Darah sistolik (3) output temperatur untuk
 Tek. Darah diastolik (3)  Monitor tek. Darah, nadi, mengetahui perubahan
pernafasan suhu
 Berikan selimut tipis - Monitor cairan intake
 Medikasi antipiretik yang dan output untuk
tepat mempertahankan suhu
yang sudah berubah
 Monitor ketidak normalan
- Monitor tekanan darah,
elektrolit
nadi, pernafasan untuk
 Berikan cairan intravena
mengetahui apakah TTV
jika diperlukan
normal atau tidak
 Monitor WBC HGB dan - Berikan selimut tipis
HCT agar panas dari dalam
 Terapi oksigen yang tepat tubuh dapat keluar
- Kegiatan kolaborasi
- Untuk mengetahui
apakah anak mengalami
dehidrasi atau tidak
- Kolaborasi
- Kolaborasi
- Untuk menambah
sirkulasi
Ketidak Setelah dilakukan tindakan kep. Nutrition therapy: - Untuk mengetahui
seimbangan Selama 3x24 jam kebutuhan  Monitor makanan atau apakah nutrisi pada anak
nutrisi kurang dari nutrisi klien seimbang/adekuat cairan dan pemasukan terpenuhi atau tidak
kebutuhan tubuh dengan kriteria : kalori harian bila diperukan- Untuk menambah nafsu
b.d gangguan  Pemasukan vitamin (3)  Pilih suplemen yang tepat makan
sistem  Pemasukan serat (3)  Anjurkan makan yg tinggi - Untuk meningkatkan
nervousum  Pemasukan mineral (3) kalsium kebutuhan kalsium dan
 Pemasukan karbohidrat (3)  Kaji nutrisi makanan yg gizi seimbang
 Pemasukan kalsium(3) lengkap - Untuk mengetahui
 Pemasukan zat besi (3)  Anjurkan pasien duduk status gizi anak
- Agar makanan yang
 Pemasukan protein (3) setelah makan
 sudah ada di lambung
 Pemasukan kalori (4) Anjurkan pemasukan
makanan yang tinggi tidak dikeluarkan
potasium secara tepat kembali/ di muntahkan
- Untuk melengkapi gizi
 Berikan pasien dan
seimbang
keluarga sampel diet pada
- Keluarga dapat
cerebral palsy
menyiapkan menu
 Pastikan diet mengandung
sesuai dengan
yang tinggi serat untuk
kebutuhan anak
mencegah konstipasi
- Untuk mencegah
 Atur pola makan konstipasi
 Sediakan pasien dengan - Pola makan yang teratur
makanan yang tinggi agar pemenuhan
protein, kalori, kolaborasi kebutuhan nutrisi pada
dengan ahli nutrisi dan anak terpenuhi.
minuman yang siap - Kolaborasi terapi gizi
dikonsumsi - Menjaga kebersihan
 Oral hygiene mulut
 Monitor hasil lab. - Untuk mengetahui
adanya gangguan
Keterlambatan Setelah dilakukan tindakan kep. Devolepmental
pertumbuhan dan Selama 5x pertemuan orangtua enhancement : child
perkembangan pasien mengerti tentang  nyanyikan dan bicara pada- Untuk melatih kerja otak
b.d proses pemberian stimulasi kepada anak anak
penyakit anak dengan kriteria:  pasilitasi anak untuk - Agar anak memiliki
 menstimulasikan pertumbuhan berhubungan dengan teman teman dan tidak bosan
spiritual (3) sebaya - Agar tercipta hubungan
 menStimulasikan pertumbuhan bangun interaksi satu sama saling percaya
emosional (3) lain - Aktifitas merupakan
 menstimulasikan  sediakan aktivitas yang cara untuk
perkembangan kognitif(3) dianjurkan untuk menghilangkan stres
 berinteraksi baik dengan berinteraksi dgn teman - Perhatian merupakan
anak(3) sebayanya kebutuhan yang sangat
 menggunakan manajemen  berikan perhatian saat dibutuhkan agar anak
perilaku(3) dibutuhkan tidak merasa kesepian
 memilih suplemen tambahan  ajak anak untuk berjalan- - Untuk menghilangkan
yang tepat(3) jalan stress dan meraakan
 udara segar
 menyediakan makanan ajarkan anak untuk mencari
istimewa untuk anak(3) pertolongan dari orang lain- Untuk melatih anak agar
 tidak tergantung pada
 menyediakan pengawasan pasilitasi perhatian atau
kontak dengan teman orang lain
untuk anak dengan tepat (4)
 bina hubungan kasih sayang kelompoknya
 menggunakan disiplin yang  identifikasi kebutuhan
tepat sesuai spesial anak.
 menyediakan kebutuhan fisik
anak
 menggunakan bahasa yang
positif saat berbicara dengan
anak
 berempati dengan anak
Gangguan Setelah di lakukan tindakan Terapi mobilitas
mobilitas fisik b.d keperawatan selama 5 kali - ikut serta memindahkan - mengurangi resiko
gangguan pertemuan mobilisasi anak untuk mengurangi risiko dekubitus
neuromuskular membaik, dengan kriteria hasil -: kolaborasi dengan terapi - untuk melatih
dengan - keseimbangan tubuh :2 fisik kemampuannya
kelemahan otot - perpindahan otot 2 - motifasi pasien untuk - motifasi untuk
- posisi penampilan tubuh :2 pemulihan memberikan dukungan
- jalannya :2 - jelaskan kepada pasien agar tidak putus asa
atau keluarga tentang - agar keluarga dapat
tujuan dan rencana untuk mempraktikkan sendiri
ikut serta latihan gerak dan mengajar anaknya
badan ketika bersama
- monitor lokasi dan - cara untuk mengalihkan
kegelisahan atau aktivitas nyeri
untuk pengalihan nyeri - agar pasien leluasa
- beri pakaian pasien yang dalam bergerak
tidak membatasi - kolaborasi
- beri PROM atau gerakan
AROM

Risiko aspirasi Setelah dilakukan tindakan Aspirasi precaution


b.d proses keperawatan selama 2 kali 24 - monitor status paru-paru - untuk mengetahui
penyakit jam, status respirasi : ventilasi - pelihara rute pernapasan respirasi
membaik , dengan kriteria hasil:- minta pengobatan untuk - untuk mengetahui
- respirasi rate : 3 penyakit apakah ada gangguan
- ukuran inspirasi :3 - hindari memberi makanan dalam pernapasan
- dipsneu 3 jika volume resude - kolaborasi
- jaga kepala dari tempat - untuk mengetahui
tidur yang terlalu tinggi volume residu
selama 30 – 40 mnit setelah
- agar makanan yang
makan telah di konsumsi tidak
keluar atau di
muntahkan
Risiko injuri b.d Setelah dilakukan tindakan Fall prevention : 1. untuk mengetahui
ifeksi pada otak keperawatan selama 2 x 24 1. identifikasi tingkah laku dan faktor2 yang
besar dan jam diharapkan keamanan diri faktor yang dapat menyebabkan resiko
pergerakan yang pasien terjamin dengan kriteria : menyebabkan resiko jatuh jatuh agar dapat
tidak terkontan - deskripsi langkah-langkah 2. identifikasi karakteristik dari meminimalkan resiko
untuk mengurangi risiko cedera lingkungan yang dapat jatuh
disengaja meningkatkan potensial 2. untuk mengetahui
- deskripsi ukuran untuk untuk jatuh lingkungan yang
mencegah jatuh 3. ajarkan pasien bagaimana berbahaya untuk pasien
- deskripsi tingkah laku yang cara jatuh yang dapat sehingga dapat
beresiko tinggi meminimalkan cedera menghindari lingkungan
4. ajarkan anggota keluarga tersebut
tentang faktor resiko jatuh 3. untuk meminimalisasi
dan bagaimana mereka cedera, agar tidak terlalu
dapat menurunkan resiko parah
5. sarankan adaptasi rumah 4. agar keluarga
untuk meningkatkan mengetahui faktor2 yang
keamanan dapat memberikan
resiko pasien untuk
jatuh, sehingga
harapannya keluargaa
dapat menghindarkan
pasien dari faktor resiko
jatuh
5. supaya keamanan
pasien terjamin
Gangguan proses Setelah di lakukan tindakan Family proces maintenance
keluaga b.d keperawatan selama 3 kali - tentukan tipe proses - Untuk mengetahui
pergeseran status pertemuan, dukungan keluarga keluarga bagaimana cara
kesehatan utuk terapi meningkat dengan - tentukan gangguan pada penyelesaian penyakit
keluarga kriteria hasil : proses keluarga pada anaknya
- menunjukkan dukungan kepada - indentifikasi efek dari - Untuk mengetahui
anggota yang sakit :4 perubahan proses keluarga bagaimana cara
- anggota bertanya bagaimana - bantu anggota keluarga mengatasi masalah
mereka meminta bantuan:5 untuk - Untuk mengetahui efek
- meminta informasi tentang mengimplementasikan dari perubahan
prosedur:4 strategi normalisasi pada - Agar keluarga dapat
- kolaborasi dengan tenaga situasi mengimplementasikan
kesehatan untuk memutuskan - diskusikan strategi untuk strategi
tindakan:4 normalisasi kehidupan - Agar keluarga
keluarga dengan anggota mengetahui strategi
keluarga normal keluarga
- identifikasi kebutuhan - Untuk menyatukan
kunjungan rumah dan taerapi terhadap gaya
bagaimana menyatukan hidup keluarga
terapi terhadap gaya hidup- Keluarga berkolaborasi
keluarga untuk manajemen waktu.
- ajarkan keluarga
manajemen waktu atau
keterampilan organisasi
ketika kunjungan rumah.

I.Pengaruh Hospitalisasi pada anak masa toodler dengan Cerebral Palsy

1. Otonomi vs malu dan ragu


2. Inisiatif vs rasa bersalah
3. Anak belajar ketrampilan baru mobilisasi dan komunikasi utk
mengembangkan kedekatan dg keluarga dan pengasuh, eksplorasi
lingkungan, mulai menyempurnakan gerakan motorik halus
Masalah yang dirasakan anak :
1. Rasa takut
 memandang penyakit dan hospitalisasi sbg hukuman
 takut thd lingkungan dan orang tak dikenal
 pemahaman yg tidak sempurna ttg penyakit
 pemikiran yg sederhana
 menunjukkan perilaku: menangis, merengek, menghisap ibu jari, menyentuh
bagian yg sakit berulang-ulang
2. Anxiety
 Cemas ttg prosedur yg tak dikenal
 Protes (menangis dan marah), merengek
 Putus harapan: komunikasi buruk, kehilangan skill yang baru, tidak berminat
 Menyendiri thd lingk RS
3. tidak berdaya
 Merasa gagap krn hilangnya ketrampilan
 Mimpi buruk dan takut kegelapan, orang asing, orang berseragam dan yg
memberi pengobatan/perawatan
 Regresi toileting tergantung saat makan, thumb sucking
 Protes dan anxiety krn restraint
4. gangguan citra diri
 Sedih dengan perubahan citra diri (perdarahan)
 Takut thd prosedur invasive nyeri
 Mungkin berpikir bagian tubuh akan keluar kalau selang dicabut
 Manajemen Keperawatan
 Anjurkan ortu berada di samping anak saat prosedur invasive yg menyakitkan
 Dekatkan mainan favorit anak
 Pertahankan kontak maksimal dg bbrp perawat. Kenalkan perawat di samping
ortu, ijinkan anak bertemu perawat sebelum prosedur dilakukan
 Dorong kunjungan oleh sibling
 Tentukan tingkat skill spt toileting, buat rencana utk meningkatkan skill yg ada
 Biarkan bbrp perilaku regresi dan jelaskan ke ortu
 komunikasikan penerimaan regresi ke anak
 Gunakan restraint minimal
 Biarkan anak bebas bergerak selama dan setelah prosedur jika memungkinkan
 Beri kesempatan anak mengatakan rasa takut dan cemasnya melalui bermain
 Fasilitasi rooming in
 Bantu anak menyembunyikan perubahan tubuh (kamuflase)

Anda mungkin juga menyukai