Anda di halaman 1dari 3

Gangguan asam basa adalah suatu kondisi ketika kadar asam dn basa dalam darah tidak seimbang.

Kadar asam basa ini dapat diukur pH darahnya, ketika pH darah < 7,35 maka itu dinamakan asidosis
(asam),dan apabila pH darah > 7,45 maka itu dinamakan alkalosis (basa).

Gangguan asam basa terdiri dari 4 gangguan, yaitu.

1. Asidosis metabolic, yaitu kondisi dimana pH darah <7,35 dan adanya penurunan konsentrasi
bikarbonat.

2. Asidosis respiratorik, yaitu kondisi dimana pH darah <7,35 dan adanya pengingkatan tekanan
parsial karbondioksida (PaCO2) >42 mmHg

3. Alkalosis metabolic, yaitu kondisi dimana pH >7,45 dan adanya peningkatan konsentrasi
bikarbonat.

4. Alkalosis respiratorik, yaitu kondisi dimana pH >7,45 dan adanaya peningkatan ventilasi serta
penurunan PaCO2.

CO2 akan berikatan dengan H2O membentuk H2CO3 melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim
karbonik anhidrase. H2CO3 ini akan berdisosiasi membentuk H+ dan ion bikarbonat (HCO3-) . Ion
bikarbonat bersifat basa, sedangkan hydrogen bersifat asam. Sehingga kedua ion tersebut harus
seimbang untuk saling berikatan dan membentuk kembali CO2 dan H2O.

Dari proses metabolisme sistem ginjal. Ion hidrogen dalam tubuh berasal dari makanan, minuman,
dan proses metabolisme. Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau ketogenesis.

Sekresi ion hidrogen berlangsung di sel2 epitel tubulus proksimal, segmen tebal asenden ansa henle
dan tubulus distal ke dalam cairan tubulus.

Proses sekresi dimulai ketika CO2 berdifusi ke dalam sel tubulus atau dibentuk melalui metabolisme
sel di dalam epitel tubulus. CO2 akan berikatan dengan H2O membantuk H2CO3 melalui reaksi yang
dikatalis oleh enzim karbonik anhidrase. H2CO3 segera berdisosiasi membentuk hidrogen (H+) dan
ion bikarbonat. Bikarbonat akan mengikuti gradien konsentrasi melalui membran basolateral
menuju ICF ginjal dan ke aliran darah kapiler pertubular. Bersamaan dengan itu H+ akan disekresikan
ke lumen tubular tergantubg daerah lumen, proses ini berlangsung melalui transport aktif primer
pompa H-ATPase,

Asidosis metabolik : pH darah menurun akibat tubuh kekurangan atau kehilangan bikarbonat yang
banyak seperti ketoasidosis diabetes, gagal ginjal, laktat asidosis, keracunan salisilat, hiperkalemia
asidosis. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan

lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah

dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga

berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam
air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui

jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi

asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma


Asidosis respirator : pH darah menurun akibat retensi asam bikarbonat (H2CO3) seperti
berkurangnya pengeluaran CO2 di paru-paru. Keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang
lambat. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Asidosis metabolik :

1. Kelebihan produski asam dimana pada asidosis diabetik atau asidosis laktak, produksi asam dapat
melebihi kemampuan ginjal untuk absorbsi dan ekskresi H+

Sehingga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal.

2. Kehilangan ion HCO3 yang terbuang percuma melalui ginjal atau usus

menyebabkan hipokarbonatremia dana asidosis metabolik.

3. Kurangnya ekskresi asam dapat terjadi pada penyakit ginjal kronik dimana ginjal gagal
mengekskresikan asam yang diproduksi secara normal.

Asidosis respiratori :

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru. Asidosis
respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan
gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

Penatalaksanaan

Contoh kasus : SILAHKAN DIISI SOAL SEBAGAI BERIKUT : PASIEN A = pH 7,2 PCO2 65, PASIEN B = pH
7,6, PCO2 25. KONDISI APAKAH PASIEN TERSEBUT DAN TERAPI APA YANG DIBUTUHKAN ?

PASIEN A = pH 7,2 PCO2 65,? Ini asidosis Respiratorik

PASIEN B = pH 7,6, PCO2 25.? Alkalosis respiratorik

TERAPI APA YANG DIBUTUHKAN ?

Terapi Oksigen dengan menggunakan (bang mask kap. 10liter)

Bag mask 10 (literpermenit)

Oksigen dosis tinggi dengan closed system,

non Breathing mask untuk asidosis R

Rebreathing mask untuk alkalosis R

Perbedaan rebreathing mask dan non rebreathing mask adalah adanya katup satu arah pada non
rebreathing mask yang mencegah terhirupnya kembali CO₂ yang telah dikeluarkan.
PADA ASIDOSIS METABOLIK, BAGAIMANAKAH PENATALKSANAANNYA ?

- Monitor TTV

- Kaji tingkat kesadaran

- Bila terjadi koma, lakukan : tempat tidur direndahkan, gunakan penghalang tempat tidur, observasi
yang sering.

- Observasi respirasi mengenai jumlah dan kedalamannya

- Monitor analisa gas darah

- Monitor serum elektrolit dan potasium

- Kaji temperatur kulit : warna dan perfusi jaringan

- Auskultasi bunyi bising usus

- Monitor intake dan out pu

- monitor PH urine

- Jaga kebersihan mulut dengan kumur cairan sodium bikarbona, lemon atau boraks gliserin

- Berikan cairan Dekst. 5 %/saline solution

- Berikan obat-obatan sesuai dengan indikasi antara lain : Sodium bikarbonat/laktat atau saline
melalui intra vena (mengoreksi defisit bikarbonat/mengoreksi asidosis dengan PH , 7,2),Potasium
clorida (defisit serum), Phospat (kronik asidosis dengan hipophopatemia), Calsium (fungsi neuro
muskuler)

Anda mungkin juga menyukai