Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seperti yang kita ketahui Kepulauan Indonesia sangatlah luas, yang terdiri
dari daratan dan lautan. Dimana hampir 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan. Dengan
luas laut yang begitu luas, dan kaya akan hasil alam yang sampai saat ini semuanya
masih belum dapat di manfaatkan secara optimal, dimana salah sumber daya halam
(SDA) tersebut di dalamnya adalah ikan-ikan Pelagis seperti : Tongkol, Kembung,
Tenggiri, dan lainnya
Oleh karena itu kami sumber daya manusia perikanan ingin mengetahui
tingkah dan metode yang dipergunakan dalam pemanfaatan hasil perikanan, sehingga
kami merasa mempunyai tanggug jawab untuk melestarikannya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan adalah :
a. Untuk mengetahui secara langsung cara pengoperasian alat tangkap purse
seine di lapangan.
b. Untuk mengetahui bagian-bagian alat tangkap purse seine dan menambah
penglaman kerja di lapangan praktek.
c. Untuk mengetahui perbandingan antara teori yang diberikan di sekolah
dengan kenyataan di lapangan praktek.
d. Untuk mengetahui pengetahuan keterampilan nelayan tradisional dengan
keterampilan modern yang di dapat di SUPM N Ladong Aceh.

1
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah
sebagai berikut :
a. Taruna dapat menerapkan teori yang di berikan di sekolah dan
mempraktekkannya di lapangan.
b. Taruna dapat melakukan kegiatan pengoprasian alat tangkap Purse Seine dan
alat bantu penangkapan ikan.
c. Taruna dapat langsung menanyakan pada pihak-pihak yang terkait dalam
menyelesaikan masalah yang dianggap sangat berbeda dengan teori.

1.4 Waktu dan Tempat


Program praktek kerja lapangan (PKL),di laksanakan selama 1 bulan yaitu
mulai tanggal 1 april – 30 april 2015 yang bertempat di suatu daerah yaitu PPP Idi
Rayeuk Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh.

2
BAB II
PELAKSANAAN

2.1 Keadaan Umum Lokasi


2.1.1 Letak
Idi Rayeuk merupakan ibukota Kabupaten Aceh Timur yang terletak dipesisir
Timur Provinsi Aceh. Menurut letak geografisnya, kawasan Idi Rayeuk sangat cocok
untuk daerah atau tempat berlangsungnya kegiatan perikanan terutama di bidang
perikanan tangkap, dengan laut dan pantai yang diapit oleh dua tanjung yaitu
Tanjung Jambo Aye dan Tanjung Peureulak yang pada umumnya sangat
menguntungkan bagi para nelayan setempat.

Pelabuahan Perikanan Pantai (PPP) Idi Rayeuk adalah salah satu pelabuhan
yang dibangun oleh pemerintah Direktorat Jendral Perikanan tangkap yang terletak
di:
a. Sungai/ teluk/ muara : Muara sungai kuala Idi
b. Provinsi : Aceh
c. Kabupaten : Aceh Timur
d. Kecamatan/ kota : Idi Rayeuk
e. Desa/ kelurahan : Blang Geulumpang
f. Jarak terhadap
1) Ibukota Provinsi :380 km
2) Ibukota Kabupaten : 1 km
3) Ibukota Kecamatan : 1 km

2.1.2 Batas-batas Wilayah


Secara fisik wilayahIdi Rayeuk dikelilingi oleh Kabupaten Aceh Timur.
Adapun batas-batas wilayah kota Idi Rayeuk adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Langsa
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara
d. Sebelah Selatan berdasarkan dengan Kabupaten Aceh Tengah

3
2.1 Sarana dan Prasarana
2.1.1 Sarana
Sarana yang ada di PPP Idi Rayeuk sangat sesuai dengan mayoritas
pendududknya, di Idi Rayeuk besar penduduknya bermata pencarian sebagai
nelayan, baik skala kecil maupun skala besar, adapun sarana/armada yang digunakan
adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Kapal Menurut Ukuran Groos Ton (GT)

No. Ukuran (GT) Jumlah (unit)

1 5-10 GT 50

2 10-30 GT 130

3 30-60 GT 170

Sumber : Kantor UPTD PPP Idi Rayeuk

Tabel 2. Tingkat Perkembangan Armada Tangkap

No. Ukuran JenisAlat Tahun (unit)


(GT) Tangkap
2009 2010 2011 2012 2013

1 > 5GT Gill net 41 52 59 61 69

2 5 GT - 10 GT Pancing 181 194 200 205 2015

3 10 GT - 30 Purse Seine 181 197 207 216 225


GT

4 < 30 GT Purse Seine 164 175 187 197 205

Sumber : Kantor UPTD PPP Idi Rayeuk

4
2.2.2 Prasarana
Berdasarkan letak desa Blang Geulumpang, prasaran di desa tersebut sudah
cukup memadai bagi kebutuhan masyarakat/nelayan setempat. Adapun prasarana
yang terdapat di desa Blang Geulempang adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Prasarana Desa Blang Geulumpang


No. Jenis prasarana Jumlah (unit) keterangan

1 Pelabuahan Perikanan Pantai (PPP) 1 Layak pakai

2 Kantor UPTD P3 1 Layak pakai

3 Kantor TNI AL 1 Layak pakai

4 Kantor Polisi Air (AIRUD) 1 Layak pakai

5 Mesjid 1 Layak pakai

6 Musolah 1 Layak pakai

7 UPTD P3 1 Layak pakai

Sumber : Kepala Desa Blang Geulumpang

2.3 Daerah Penangkapan Ikan


Dalam menentukan daerah penangkapan, kita harus memperhatikan apa saja
syarat –syarat yang harus di katakan sebagai daerah penangkapan
(Fishing Ground).
a. Daerah itu cukup luas dan memungkinkan adanya gerombolan ikan yang
hidup di daerah perairan tersebut.
b. Kondisi perairan di senangi oleh ikan di daerah tersebut.
c. Daerah tersebut memungkinkan nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap
secara aman dan efektif.
d. Daerah tersebut terdapat banyak makanan bagi ikan.

5
Dalam menentukan daerah penangkapan, kita harus tau dimana tempat,
lokasi, kedalaman, dan dasar perairan yang akan kita lakukan untuk mengoperasikan
alat tangkap.
2.4 Arah dan Kecepatan
2.4.1 Arah dan Kecepatan Arus
Arus adalah perpindahan massa air laut yang tinggi ke massa air laut yang
lebih rendah. Arus ini di pengaruhi oleh sifat air, grafitasi bumi, keadaan dasar
perairan, rotasi bumi, dan grafitai bulan.

Berikut tabel dan arah kecepatan arus di Idi Rayeuk selama masa
prektekkerja lapangan, dapat di lihat di bawah ini :

Tabel 4. Arah kecepatan arus

No. Arah Arus Bulan Kecepatan Keterangan

1 - - - Arah dan
kecepatan arus
2 - - -
dapat berubah-
3 Timur-barat Gelap Sedang
rubah secara tidak
4 Timur-barat Gelap Sedang menentu.

5 Selatan-utara Gelap Kuat

6 Selatan-utara Gelap Lemah

7 Selatan-utara Gelap Lemah

8 Barat-timur Terang Kuat

9 Barat-timur Terang Sedang

10 Barat-timur Gelap Sedang

11 - - -

12 - - -

13 - - -

14 Utara-timur Gelap Lemah

15 Timur-barat Gelap Sedang

6
16 Timur-barat Gelap Sedang

17 Utara-timur Gelap Lemah

18 Timur-barat Gelap Sedang

19 Barat-timur Gelap Sedang

20 Barat-timur Gelap Sedang

21 Barat-timur Gelap Kuat

22 - - -

23 - - -

24 - - -

25 - - -

26 - - -

27 - - -

28 - - -

29 - - -

30 - - -

Sumber : Pawang kapal LASKAR MINA BAHARI Idi Rayeuk 2013.

7
2.4.2 Arah dan Kecepatan Angin
Pada hakikatnya, pengaruh angin dan arus hampir sama, tetapi angin
berdasarkan pada musimnya, dan bisa musim angin barat dan angin timur.
Arah dan kecepatan angin, selama kami melakukan praktek kerja lapangan,
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Arah dan kecepatan angin.

NO. Arah Angin Bulan Kecepatan Keterangan

1 - - - Arah dan kecepatan


arus, arus dapat
2 - - -
berubah-ubah secara
3 Utara-selatan Gelap Lemah
tidak menentu.
4 Utara-selatan Gelap Lemah

5 Utara-selatan Gelap Lemah

6 Timur-barat Gelap Sedang

7 Selatan-utara Gelap Lemah

8 Selatan-utara Terang Kuat

9 Utara-selatan Terang Kuat

10 Barat-timur Gelap Lemah

11 - - -

12 - - -

13 - - -

14 Utara-timur Gelap Lemah

15 Timur-barat Gelap Sedang

16 Timur-barat Gelap Sedang

17 Utara-timur Gelap Lemah

18 Timur-barat Gelap Sedang

19 Barat-timur Gelap Sedang

8
20 Barat-timur Gelap Sedang

21 Barat-timur Gelap Kuat

22 - - -

23 - - -

24 - - -

25 - - -

26 - - -

27 - - -

28 - - -

29 - - -

30 - - -

Sumber : Pawang kapal LASKAR BINA BAHARI Idi Rayeuk 2013.

2.5 Waktu Terjadinya Gelombang Besar

Gelombang besar biasanya terjadinya pada bulan April sampai bulan


September, dan terkadang berubah-ubah. Sedangkan air laut tergantung pada
kedalaman cuaca atau perubahan suhu di daerah perairan.

2.6 Kegiatan Pelaksanaan


2.6.1 Kapal
Pada umumnya kapal penangkapan di daerah Idi Rayeuk terbuat dari bahan
kayu yang telah di beri bahan pengawet berupa campuran oli untuk menghindari
kemungkinan datangnya hama seperti rayap atau sejenisnya yang dapat merusak dan
memperpendek usia kapal. Bentuk dasar bangunan kapal penangkapan ikan di daerah
Idi Rayeuk pada umumnya berbentuk V booton (bagian haluan) dan round booton
(dari lambung sampai buritan) dimana dari kedua bentu dasar tersebut masing-
masing memiliki fungsi yang berbeda yaitu V booton berfungsi untuk membelah air
pada saat melaju agar hambatan air yang diterima kapal tidak begitu besar,

9
sedangkan Round booton berfungsi sebagai penumpuh dari pada bobot kapal itu
sendiri agar kesetabilistasan kapal tetap terjaga. Alasan di gunakan kedua bentuk
dasar bangunan tersebut karena kapal pengangkapan ikan juga memerlukan
kecepatan ketika pengoprasian alat tangkap contohnya pada kapal penangkapal ikan
dengan alat tangkap Purse Seine (Pukat Cincin).
Adapun gambar data-data kapal penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse
Seine penyusunnya diikuti sebagai berikut

Nama pemilik kapal : Zulfikar


Nama Nahkoda : M. Yatim
Nama KKM : Muhammad Ibrahim
Nama Kapal : KM. VICTORY 02
Bantuk dasar bangunan kapal : Kombinasi V & Round booton
Berat Kotor : 32 GT
Berat Bersih : 16 GT
Tanda Selar : GT.32 No.1060/QQD

10
Ukuran Kapal

1. Panjang
a. LOA (Length Over All):merupakan panjang keseluruhan kapal yang diukur
mulai dari ujung haluan hingga ujung buritan.(14.50)
b. LBP (length Between Perpendi Culer) :merupakan panjang kapal yang
dihitung dari panjang garis tegak haluan hingga garis tegak buritan. (12.50)
c. LWL (Length Water Line):merupakan panjang garis air.(12.35)
d. LDL (Length Deck Line):merupakan panjang suatu deck pada sebuah
kapal.(14.50)

2. Lebar
a. Lebar maksimal (B MAX):merupakan lebar kapan yang dihitung dari kulit
terluar kapal, dan dihitung pada bagian kapal yang terlebar. (3.50)
b. Lebar yang di rencanakan (B Mouldid):merupakan lebar kapal yang dihitung
dari kulit kapal yang terdalam, yang dihitung pada bagian kapal yang terlebar.
c. Lebar garis air (BWL):merupakan lebar suatu garis air.(2)

3. Dalam
a. Depth merupakan tinggi atau dalam kapal yang dihitung dari bagian
tengah kapal mulai dari lunas hingga bagian ujung dinding kapal.
b. Draft merupakan tinggi kapal yang dihitung dari lunas hingga garis air.
Tahun pembuatan : 2000
Jumlah awak kapal : 24 orang + taruna
Jenis Kapal : V botton dan U round botton
Jenis alat tangkap : Purse Seine

11
2.6.2 Surat-Surat Kapal
Surat-surat merupakan hal yang terpenting selama pelayaran berlangsung,
karena surat-surat tersebut merupakan izin untuk melakukan kegiatan pelayaran dan
untuk menghindari terjadinya penahanan kapal oleh Polisi Air akibat kecurigaannya
terhadap kapal-kapal penangkapan untuk melakukan Ilegal fishing di perairan
setempat.

Adapun surat-surat yang harus diurus sebelum melakukan kegiatan pelayaran


menuju Fishing ground antara lain sebagai berikut :
 Sertifikat Kelayakan Kapal (SKK)
 Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)
 Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
 Surat Izin Berlayar (SIB)

2.6.3 Persiapan ransum


Bahan makanan harus di persiapkan sesuai denagn jumlah awak kapal dan
pelayaran yang akan dilaksanakan. Adapun persiapan ransom yang dibawa dalam
satu trip adalah sebagai berikut :
a. Beras : 10 karung (15 kg)
b. Gula : 30 kg
c. Teh celup : 5 pak
d. Garam : 3 bungkus
e. Air tawar : 4 drum
f. Minyak goreng : 20 kg
g. Kecap manis : 2 botol
h. Kecap asin : 2 botol
i. Roti tawar : 15 bunkus
j. Es balok :150 batang
k. Sayur-sayuran : secukupnya
l. Rempah-rempah : secukupnya
m. Supermi : 1 kotak

12
2.6.4 Bahan bakar minyak
Bahan bakar merupakan faktor yang terpenting dalam melaksanakan
pelayaran, karen bahan bakar berperan untuk menggerakkan semua mesin-mesin
tang terdapat di kapal. Biasanya untuk pengisian bahan bakar setiap tripnya yaitu
semua tangki dan jerigen diisi penuh.

Adapun jenis-jenis BBM yang digunakan adalah sebagai berikut :


 Solar : 2.000 liter
 Oli/ pelumas : 23 liter
 Minyak tanah : 20 liter

2.6.5 Alat Tangkap


Di Indonesia hampir seluruh nelayan menggunakan alat tangkap Purse Seine
berbentuk persegi panjang. Di daerah Idi Rayeuk umumnya sebagian besar para
nelayan menggunakan lat tangkap Purse Seine berbrntuk persegi panjang,
dikarenakan cara pengoprasiannya uang mudah.
Alat tangkap Purse Seine oleh masyrakatAceh lebih dikenal dengan sebutan
Pukat Cincin sebab pada bagian bawah alat tangkap dipasang besi putih yang
berbentuk cincin.
Adapun gambar desain alat tangkap dan data-data yang terdapat pada KM.
VICTORY 02 sebagai berikut :

Gambar 2. Konstruksi alat tangkap

13
Tabel 6. Bagian-bagian Alat Tangkap

No. Nama Alat Nama Bahan Ukuran Keterangan

1 Sayap PA (Poly Amide) / ◊3 inchi Panjang total : 300 m


Benang karet

2 Badan PA (Poly Amide) / ◊2 inchi Panjang total :230 m


Benang karet
3 Kantong PA (Poly Amide) / ◊1 inchi Panjang total : 170 m
Benang karet
4 Pelampung Syntetik Rubber 16 cm Jumlah total : ± 2200
buah/5 gr
Jarak antar pelampung :
36 cm
5 Pemberat Timah Hitam 6 cm Jumlah total : ± 2900
buah/250 gr
Jarak antar pemberat : ±
20 cm.
6 Tali ris PE (Poly Ethilene) ф18 mm Panjang total: 450 m

7 Salvedge PE (Poly Ethilene) ◊2 inchi (atas : 15 cm=6 mata)


(Bawah=0,5 m=20
mata)
8 Tali PE (Poly Ethilene) ф18 mm Panjang total : 450 m
pelampung

9 Talipemberat PE (Poly Ethilene) ф10 mm Panjang total : 450 m

10 Tali cincin PE (Poly Ethilene) ф10 mm Jaran antar cincin : 0,5


m
11 Cincin Besi Putih ф 25 cm Jumlah keseluruhan :
150 buah
12 Tali kolor PA ( Poly Amide ) ф80 mm 500

14
2.6.6 Bagian-Bagian Alat Tangkap dan Fungsinya

a. Pelampung
Pelampung berfungsi sebagai alat mengapungkan alat tangkap atau bagian
dari alat tangkap. Pada KM. VICTORY 02 jumlah keseluruhan pelampung yang
digunakan adalah ±2500 buah dengan jarak pemasangan antara pelampung yang satu
dengan yang lain adalah 20 cm.

Gambar 3. Pelampung alat tangkap


b. Salvadge atas
Salvadge Atas adalah tepian atas jaring yang berfungsi untuk melindungi
jaring pada saat terjadi gesekan. Bahan salvadge terbuat dari PE (poly ethline)
dengan ukuran benang 210d/15 dan ukuran mata 1-2 inchi serta memiliki panjang
sama dengan panjang alat tangkap. Memiliki dalam 15 cm atau 6 buah mata ke jaring
bawah.

c. Salvadge Bawah
Salvedge bawah adalah tepian bawah jaring yang berfungsi untuk melindungi
jaring pada saat terjadi gesekan. Bahan selvadge terbuat dari PE (poly
ethilene)dengan ukuran benang 210d/15 dan ukuran mata 2inchi serta memiliki
panjang sama dengan panjang alat tangkap. Memiliki dalam 0,5 m atau 20 buah mata
jaring ke bawah.

15
d. Tali Pelampung
Tali pelampung berfungsi sebagai tempat melekatnya pelapung. Biasanya
pelampung yang digunakan adalah dari bahan Poly Ethylene (PE) dengan diameter
tali tidak lebih dari diameter lubang pelampung.

e. Tali Ris Atas/Bawah


Tali ris atas berfungsi untuk menggantungkan jaring utama dan untuk
menghubungkan antara tali penguat bawah dengantalu pelampung dan juga untuk
menghubungkan antara tali penguwat bawah dengan pemberat. Bahan yang
digunakan untuk tali ris sama dengan bahan yang digunakan pada tali pelampung,
tali pemberat, tali cincin, dan tali penguat.

f. Jaring
Jaring merupakan bagian yang paling utama dari alat tangkap. Jaring pada
alat tangkap Purse Seine terdiri dari 3 bagian yaitu : bagian sayap, bagian badan, dan
bagian kantong. Di mna masing-masing bagian tersebut memiliki ukuran yang
berbeda-beda. Untuk sayap dan badan ukuran mata yang digunakan lebih besar dari
pada ukuran mata pada bagian kantong dan ukuran benang yang digunakan lebih
kecil dari pada ukuran benang pada bagian kantong.
g. Tali pemberat
Tali pemberat berfungsi sebagai tempat untuk melekatkan pemberat. Tali ini
hampir sama dengan tali ris lainnya, perbedaannya hanya terdapat pada letak dan
kegunaanya.

h. Pemberat
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan alat tangkap atau bagian dari alat
tangkap. Biasanya pemberat yang sering digunakan adalah pemberat dari bahan
timah hitam, karena bahan tersebut lebih awet dan tahan lama. Pemberat yang
digunakan pada alat tangkap Purse Seine yang ada di KM. VICTORY 02 berjumlah
± 2500 buah dengan jarak pemasangan antara pemberat satu dengan pemberat yang
lainnya sebesar 20 cm.

16
Gambar 4. pemberat alat tangkap

i. Tali Cincin
Tali ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan/menggantungkan cincin.
Tali cincin tersebut daribahan yang sama dengan tali ris lainnya, perbedaannya hanya
terdapat pada letak dan kegunaanya.
j. Cincin
Cincin berfungsi sebagai tempat untuk lewatnya tali kolor. Cincin yang biasa
digunakan tersebut dari bahan tembaga yang di lapis dengan besi putih (stainless)

Gambar 5. Cincin

17
k. Tali Kolor
Tali kolor berfungsi untuk membuat bagian bawah alat tangkap tertutup dan
membentuk seperti kantong sehingga ikan-ikan terkurung dan tidak akan bisa
meloloskan diri. Tali ini sangat mempengaruhi pada keberhasilan pegoprasian alat
tangkap Purse Seine,tanpa tali ini operasi penangkapan dengan alat tangkap Purse
Seine tidaka akan berlangsung. Tali kolor yang sering digunakan oleh nelayan
masyarakat Idi Rayeuk terbuat dari bahan Poly Amide.

2.6.7 Alat bantu penangkapan


a. Global Positioning System (GPS)
GPS merupakan pesawat bantu yang perinsip kerjanya menerima pancaran
sinyal dari satelit-sateli yang berada di ruang angkasa. Pada kegiatan penangkapan
ikan GPS sangatlah berperan penting, pesawat ini memberikan kemudahan bagi para
nelayan. GPS berfungsi untuk mengetahui posisi kapal pada saat berlayar, untuk
mengetahui letak atau keberadaan ikan, sebagai petunjuk alur pelayaran menuju
Fishing ground, untuk mengetahui waktu pada saat itu (jam dan tanggal), untuk
mengetahui jarak, untuk mengetahui kecepatan kapal dan untuk merekam letak atau
keberadaan rumpon yang di pasang di suatu perairan.

Gambar 6. GPS

18
b. Echo Sounder
echo sounder merupakan pesawat bantu yang prinsip kerjanya memancarkan
dan menerima gelombang elektromaknetik yang di keluarkan. Echo sounder
berfungsi untuk mengetahui bentuk relif permukaan dasar laut, untuk mendeteksi
keberadaan ikan di bawah kapal, untuk mengetahui suhu dan kedalaman suatu
perairan. Pada KM. VICTORY 02 pesawat ini tidak terdapat di dalamnya

Gambar 7. echo sounder

a. Kompas
Kompas merupakan alat bantu yang membantu menunjuk arah haluan kapal.
Kompas bekerja menggunakan magnet.

Gambar 8. Kompas

19
c. Radio SSB
Radio ini merupakan pesawat bantu yang berfungsi sebagai alat untuk
berkomunikasi antara kapal satu dengan kapal yang satu dengan kapal yang lainnya.

Gambar 9. radio
d. Sampan
Sampan merupakan alat bantu yang berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan lampu neon hijau ketika menjelang waktu setting sehingga ikan-ikan
yang berkumpul di bawah kapal akan memperhatikan lampu yang berada di sampan
karen lampu yang berada di kapal di matikan secara perlahan.

20
e. Tiang Lewang
Alat ini berfungsi untuk membantu pada saat proses pengambilan hasil
tangkapan dan juga di gunakan untuk mengangkat atau menahan benda berat.

Gambar 12. Tiang lewang

f. Capstan

Capstan memiliki banyak fungsi, selain sebagai penarik tali kolor pada saat
proses penarikan alat tangkap (Houling) agar bagian bawah alat tangkap tertutup
sehingga akan berbentuk seperti kantong.

Alat ini juga berfungsi untuk menarik atau mengangkat beban yang cukup berat.

Gambar 13. capstan


f. Serok
Serok merupakan alat yang berfungsi untuk mengambil hasil tangkapan yang
kemudian akan di bantu oleh capstan. Alat ini hanya di gunakan apabila hasil
tangkapannya banyak.

21
a. Rumpon
Rumpon adalah alat yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan, karena
rumpon akan menghasilkan jasat-jasat renik (zooplanton) sehingga dapat menjadi
sumber makanan bagi ikan-ikan kecil dan ikan-ikan besar, dimana akan terjadinya
rantai makanan. Pada umumnya pelampung rumpon terbuat dari bahan bambu atau
busa sterofon.

22
2.6.8 Olah Gerak Lepas Dermaga
Olah gerak lepas dermaga adalah melakukan gerakan dengan kemampuan
kapal untuk merubah posisi dengan aman dan efesien menuju fshing ground.
Berikut ini gambar dari olah gerak lepas dermaga
:

6 5
4

2
1
Dermaga

Gambar 15. Olah Gerak Lepas Dermaga

Keterangan :
1. Kapal mulai berolah gerak secara perlahan, dan kemudi dicikar kiri.
2. Kapal mulai meningkalkan dermaga, dan kecepata ditambah dengan kemudi
tetap dicikar.
3. Ketika kapal sudah berada pada posisi ini, lalu kapal lansam dan haluan ditolak
oleh arus.
4. Setelah haluan ditolak oleh arus, kapal maju secara perlahan dengan kemudi
masih dalam posisi cikar kiri.
5. Dan kemudi tepat tengah-tengah, kapal akan melaju.
6. Kapal berlayar menuju fishing ground.

Faktor pendukung olah gerak kapal menurut dermaga :


a. Tidak banyak jumlah kapal yang bersandar di sekitar kita yang akanmenyusahkan
kapal kita yang berolah gerak.
b. Dalam perairan harus lebih dalam dari pada darft kapal.
c. Arus yang tidak terlalu kencang dan tidak berlawanan dengan arah haluan kapal.
23
2.6.9 Setting
Sebelum dilakukannya setting, tali tros yang diikatkan pada rumpon diulur
menjauhi rumpon. Setelahkapal menjauh dari rumpon, pawang memberikan kode
berupa bel yang menandakan bahwa alat tangkap siap untuk diturunkan. KKM dan
ABK sampan mempersiapkan lampu neon hijau dan rumpon portable untuk
mengalihkan perhatian kan agar berkumpul di bawah sampan.
Setelah smapan siap dengan lampu-lampunya, selanjutnya lampu yang berada
pada kapal dimatikan secara perlahan-lahan dengan cara menurunkan gas dari pada
mesin genset. Kemudian pawang memerintahkan KKM untuk menghidupkan Main
Engine lalu kapal maju pelan menuju rumpon yang diikatkan pada tali tros kapal
untuk menggulung tali tros tersebut dan meletakkan di atas dek kapal. Sebelum
operasi penurunan jaring (setting) di laksanakan, terlebih dahulu Pawang
memperhatikan arah angin dan arus demi keberhasilah penangkapan. Setelah
semuanya telah selesai di perhatikan dan telah di ambil keputusan oleh pang untuk di
lakukan pengoprasian alat tangkap. Ketika kapal mengelilingi sampan dengan
kecepatan penuh, maka pawang memerintahkan ABK-nya nutuk
melempar/menurunkan alat tangkap secara berurutan dimuali dari pelampung tanda
bersamaan dengan pemberat utama, tali temali dan bagian alat tangkap lainnya.
Kapal akan mengelilingi geronbolah ikan hingga kembali ke pelampung utama, olah
gerak yang dilakukan pada saat itu adalah olah gerak lingkaran putar 360º.
Setelah alat tangkap membentuk satu lingkaran penuh maka pelampung tanda
yang di lemparkan pertama diangkat ke atas kapal dan selanjutnya tali kolor di tarik
sampai bagian bawah jaring tertutup sehingga ikan-ikan tidak dapat meloloskan diri
baik secara vertical maupun horizontal.

Gambar 16. Setting

24
2.6.10 Houling

1. Pertama, penarikan tali kolor dengan menggunakan alat bantu capstan, setelah
tali kolor tertarik semua maka sedikit demi sedikit bagian-bagian jaring di
naikkan ke atas kapal yang di mulai dari bagian sayap.
2. Penarikan pelampung dan pemberat dengan menggunakan tangan dan kemudian
di sususn pada tempat yang telah di tentukan seperti pada waktu mulai oprasi
dengan tujuan agar alat tangkap dapat langsung di gunakan untuk operasi
selanjutnya.
3. Setelah sebagian alat tangkap di naikkan ke atas kapal, ikan-ikan yang
terkurung dapat mulai diambil/dinaikan ke atas kapal dengan menggunakan
serok dan kemudian di tarik dengan menggunakan capstan.
4. Selanjutnya di lakukan penyortiran dan pengawetan/peng-esan dengan
perbandingan antara es dan ikan 2 : 1.

2.6.11 Penanganan Hasil Tangkapan

Penanganan hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap purse seine


terbagi 2 yaitu :
a. Penanganan di atas kapal
b. Penanganan di darat
a. Penanganan Diatas Kapal
Secar umum, penanganan hasil tangkapan yang dilakukan di atas kapal pada
alat tangkap purse seine di Idi Rayeuk, dilakukan dengan cara yang cukup sederhana
yaitu, disiram dengan air laut dan di berikan es secukupnya, apabila es tersebut nanti
nya sudah mulaikurang es tersebut di tambah agar ikan tidak busuk. Karena ikan
yang tertangkap dibiarkan beberapa hari di atas kapal hingga kapal turun kembali ke
darat.

25
b. Penanganan Hasil Tangkap Didarat
Secara umum, penanganan hasil tangkap yang dilakukan di darat pada alat
tangkap purse seine di Idi Rayeuk, di lakukan dengan cara yang cukup sederhana
yaitu, ikan yang di dalam palka di tanggok kembali dan di tuangkan ke dalam
keranjang dan di pilih kembali menurut jenis ikan nya dan di bawak oleh pedagang-
pedagan ikan tersebut dan di jual menurut jenis dan pasaran ikan tersebut.

2.6.12 Jenis-jenis Ikan Yang Tertangkap


Jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap Purse Seine pada umumnya
adalah ikan-ikan pelagis (permukaan) yang biasa hidup bergerombolan dan
mempunyai rangsangan terhadap cahaya (Fototaxis Positif). Adapun jenis-jenis ikan
yang tertangkap adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Jenis-Jenis Ikan Yang Tertangkap


Nama Ikan Dalam Bahasa
No. Lokal
Indonesia Latin

1 Sisik/Tuna Kembung Rastrelliger Neglectus

2 Ame-Ame Cakalang Katsuonous Pelamis

3 Sure Tongkol Auxis Hazard

4 Layang Layang Decapterus Russell

Sumber : Pawang kapal KM. VICTORY 02

26
Gambar-gambar hasil tangkapan yang tertangkap pada kapal KM. VICTORY 02

Gambar17. Tongkol(Auxis Thazard) Gambar 18. Layang (Decapterusrussel)

Gambar 19. Kembung (Rastrelligerneglectus)

2.6.13 Perawatan kapal


Perawatan kapal dilakukan dalam beberapa masa waktu yaitu, perawatan
harian yang dilakukan setiap hari pada saat setelah melakukan Houling dilakukan
dengan cara menyiram dan menyikat lantai (ajang-ajang).
Perawatan mingguan yang dilakukan setiap hari jum’at yaitu membersihkan
lantai dan bagian dalam kapal.
Perawatan bulanan dengan melakukan pengerokan teritip yang menempel
pada dinding luar kapal dan pengecetan serta mengganti bagian kapal yang
mengalami kerusakan.

27
2.6.14 Perawatan Alat Tangkap
Perawatan alat tangkap dilakukan secara harian, dilakukan langsung di atas
kapal yaitu membersihkan jaring yang dilakukan selesai houling dan perbaikan /
penambahan jarring yang sobek, untuk menjaga merawat alat tangkap maka setiap
setahun sekali dilakukan pewarnaan alat tangkap.

2.6.15 Olah Gerak Sandar Dermaga


Setelah kapal beroperasi dan mendapatkan hasil tangkapan, maka kapal
kembali ke dermaga atau tangkahan.
Adapun olah gerak sandar dermaga ialah sebagai berikut :

1
2
3
4
5
Dermaga

Gmbar 20. Olah Gerak Sandar Dermaga

Keterangan :
1. Kapal mulai mengurangi kecepatan dan mulai mencikar arah kemudi.
2. Kemudi cikar kanan.
3. Kemudi cikar kanan, kecepatan kapal dihentikan.
4. Kemudi terus dicikar, dan memanfaatkan sisa laju kapal.
2.6.16 Pemasaran hasil tangkapan
Setelah ikan sampai di tangkahan maka kapal mengolah gerak lagi menuju
TPI untuk membongkar hasil tangkapan, cara menyortir ikan, pertama ikan di
masukkan kedalam keranjang untuk ditimbang, selanjutnya pihak perusahaan
menjual hasil tangkapan ke pihak pedagang bila ikan memungkinkan bagus maka
ikan akan di ekspor.

28
BAB III
MASALAH DAN PEMECAHANNYA

3.1 Masalah
Masalah yang sering di hadapi oleh para nelayan masyarakat Idi Rayeuk
adalah :
 Masalah keadaan alam yang kurang mendukung pengoprasian alat tangkap.
 Mengenai fasilitas pelabuhan yang sangat padat.
 Juga kurangnya alat-alat penyelamatan di kapal.

3.2 Pemecahannya
 Diharapkan untuk masyarakat nelayan agar menunggu keaadaan alam yang
memungkinkan supaya tidak terjadi kerugian dan kecelakaan.
 Diharapkan kepada Jendral Direktorat Perikanan agar lebih memperhatikan
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Idi Rayeuk.
 Bagi pengusaha kapal penangkapan agar mengadakan alat-alat keselamatan
demi keselamatan awak kapal di setiap kegiatan.

29
BAB IV
ANALISA USAHA

4.1. Fixed Cost(Biaya Tetap)


4.1.1. Biaya Penyusutan
NO URAIAN NB (Rp) NS(Rp) Jue Penyusutan
1 Kapal 400.000.000 200.000.000 10 40.000.000
2 Alat Tangkap 300.000.000 100.000.000 10 20.000.000
3 Mesin Induk 250.000.000 100.000.000 10 20.000.000
4 Genset 150.000.000 50.000.000 10 15.000.000
5 Lampu 10.000.000 5.000.000 1 9.000.000
6 Echo sounder 6.000.000 3.000.000 5 600.000
7 Radio 8.000.000 5.000.000 5 1.000.000
8 GPS 5.000.000 2.500.000 5 500.000
9 Sampan 800.000 500.000 2 250.000
10 Kompas 1.000.000 300.000 5 140.000
11 Jangkar 1.000.000 300.000 5 100.000
12 Tali Temali 5.000.000 2.500.000 2 1.250.000
JUMLAH 107.840.000

4.1.2. Biaya Perawatan


a) Kapal : 30.000.000
b) Alat Tangkap : 30.000.000
c) Mesin Induk : 8.000.000
d) Genset : 4.000.000
e) Sistem Perlistrikan : 2.000.000
f) G P S : 500.000
g) Echo Solinder : 500.000
h) Radio : 300.000

JUMLAH : 75.300.000

30
4.1.3. Perizinan 30 x 500 = 150.000

4.1.4. Surat-surat kapal =500.000


Jumlah biaya tetap sebelum bunga =
107.840.000+75.300.000+500.000 = Rp.183.640.000

4.1.5. Bunga Modal 15% = 15% x 183.640.000


= 19.266.000

Total biaya tetap =183.640.000


= 19.266.000
164.374.000

4.2.Perawatan/Tahunan
1. Perawatan kapal
Perawatan kapal dilakukan dalam beberapa masa waktu yaitu, perawatan
harian yang dilakukan setiap hari pada saat setelah melakukan Houling dilakukan
dengan cara menyiram dan menyikat lantai (ajang-ajang).
Perawatan mingguan yang dilakukan setiap hari jum’at yaitu membersihkan
lantai dan bagian dalam kapal.
Perawatan bulanan dengan melakukan pengerokan teritip yang menempel
pada dinding luar kapal dan pengecetan serta mengganti bagian kapal yang
mengalami kerusakan.
2. Perawatan Alat Tangkap
Perawatan alat tangkap dilakukan secara harian, dilakukan langsung di atas
kapal yaitu membersihkan jaring yang dilakukan selesai houling dan perbaikan /
penambahan jaring yang sobek, untuk menjaga merawat alat tangkap maka setiap
setahun sekali dilakukan pewarnaan alat tangkap.

31
4.3.Variabel Cost(Biaya Tidak Tetap)
 Ransum : 30 Trip x 2.000.000 :Rp. 60.000.000
 Solar : 30 Trip x 4.500 x 3.000 ltr :Rp. 405.000.000
 Oli : 30 Trip x 250 x 20 ltr :Rp. 1.500.000
 Bensin : 30 Trip x 5.000 x 100 Ltr :Rp. 15.000.000
 Es Batang : 30 Trip x 15.000 x 150 btg :Rp. 67.500.000

Rp. 549.000.000

4.4.Hasil Tangkapan/Tahun
No Jenis Volume Harga (Rp\Kg) Jumlah Perdagangan
(Kg)
1 Tongkol 30.000/Kg 5.000 150.000.000
2 Layang 20.000/Kg 24.000 480.000.000
3 Bawal 20.000/Kg 12.000 240.000.000
4 Kembung 15.000/Kg 7000 105.000.000
5 Tongkol Besar 20.000/Kg 10.000 200.000.000
JUMLAH 1.175.000.000

4.5.Hasil Bersih/Tahun : Revenue - Total cost- Hak nelayan


: 1.175.000.000 – 549.000.000 – 300.500.000
: 325.500.000

4.6.B/C Ratio = Reveneu : 1.175.000.000


Total cost : 549.000.000

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Selama kami praktek di Idi Rayeuk selama 1 bulan (30 hari) maka kami dapat
menyimpulkan bahwa penangkapan dengan alat tangkap Purse Seine ( pukat cincin)
sangat banyak di gunakan oleh para nelayan yang ada di aceh khusus nya di Idi
Rayeuk dan alat tangkap ini sangat mudah cara pengoperasian nya sehingga banyak
lapangan kerja dan membantu kurang nya tingkat pengangguran yang ada di Idi
Rayeuk.

5.2 Saran
1. Dalam proses houling sebaiknya menggunakan alat bantu yang modern seperti
capstan, yang berfungsi sebagai alat penggulung tali cincin.
2. Dalam usaha penangkapan dengan purse seine, sebailnya menggunakan echo
sounder dan fish finder untuk mengukur suatu kedalaman perairan dan bisa
melihat gerombolan ikan.
3. Dalam menjual hasil tangkapan sebaiknya ikan tidak di jual dalam satuan piber.

33
BAB VI
JADWAL KEGIATAN

Tabel 10. Jadwal kegiatan


No Hari dan tanggal Kegiatan Keterangan
1 Rabu, 1 april 2015 Serah terima Pengarahan
dengan eksteren

2 Kamis 2 april 2015 Istirahat Istirahat


3 Jum’at, 3 april 2015 Plh Belum dapat kapal
4 Sabtu 4 april 2015 Melaut Setting houling
5 Minggu, 5 maret 2015 Melaut Setting houling
6 Senin, 6 april 2015 Melaut Setting houling
7 Selasa, 7 april 2015 Melaut Setting houling
8 Rabu, 8 april 2015 Melaut Setting houling
9 Kamis, 9 april 2015 Melaut Setting houling
10 Jum’at, 10 april 2015 Melaut Setting houling
11 Sabtu,11 april 2015 Tidak Melaut Istirahat
12 Mingu,12 april 2015 Tidak Melaut Istirahat
13 Senin , 13 april 2015 Melaut Setting houling
14 Selasa, 14 april 2015 Melaut Setting houling
15 Rabu, 15 april 2015 Melaut Setting houling
16 Kamis, 16 april 2015 Melaut Setting houling
17 Jum’at, 17 april 2015 Melaut Setting houling
18 Sabtu, 18 april 2015 Tidak Melaut Istirahat
19 Mingu, 19 april 2015 Tidak Melaut Istirahat
20 Senin, 20 april 2015 Melaut Setting houling
21 Selasa,21 april 2015 Melaut Setting houling
22 Rabu, 22 april 2015 Melaut Setting houling
23 Kamis, 23 april 2015 Melaut Setting houling
24 Jum’at, 24 april 2015 Melaut Setting houling

34
25 Sabtu, 25 april 2015 Tidak Melaut Istirahat
26 Minggu, 26 april 2015 Tidak Melaut Istirahat
27 Senin, 27 april 2015 Tidak Melaut Persiapan pulang
28 Selasa, 28 april 2015 Tidak Melaut Persiapan pulang
29 Rabu, 29 april 2015 Tidak Melaut Persiapan pulang
30 Kamis, 30 april 2015 SERAH TERIMA KEMBALI KE SUPM
KE GURU SUPM N LADONG
LADONG

35

Anda mungkin juga menyukai