PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN MASALAH
1.1.DEFENISI MASALAH
suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan.
Bisa jadi kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi
yang membingungkan.Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang
harus diselesaikan.Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu
menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
Dalam beberapa literatur riset, masalah seringkali didefinisikan sebagai sesuatu
yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah atau pemecahan
masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu akan dipilih
salah satu jawaban yang paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif jawaban
tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah memiliki sejumlah data dan
informasi yang berkaitan dengan masalah bersangkutan.
1.Anamnesa
Biodata
Riwayat Menstruasi
Riwayat Kesehatan
Biopsikospiritual
Pengetahuan Klien
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
4.Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Catatan terbaru dan sebelumnya
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
manajemen kolaborasi bida n akan melakukan konsultasi
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar
awal yang lengkap.. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan
overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah
tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium
atau pemeriksaan diagnostik yang lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai
manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu
disampaikan kepada dokter.
Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penenganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosa.
Contoh lain :
Merasa takut terhadap persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda
lagi
Masalah
Adalah hal-hal berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai
Masalah Dasar
Kebutuhan
Adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa
dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data
Contoh kebutuhan :
Kebutuhan Dasar
Kebutuhan :
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian
Contoh : Seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus
mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan
tersebut,misalnya:
o Besar dari masa kehamilan
oKehamilan kembar
Pada persalinan dengan bayi besar, bidan sebaiknya mengantisipasi dan bersiap-
siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan untuk
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya perdarahan
kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR
yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang
dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial,
ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan
harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa
konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan klien.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah dididentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah
ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan
rencana tersebut.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengethuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien.
Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan
pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar
yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang
lengkap dan tidak berbahaya.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian
lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
(misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana).
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan
bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaiman atelah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
1) Input
2) Proses
3) Output
1.2.PEMECAHAN MASALAH
A.Kesimpulan
SARAN