Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 12 (2009), pengertian
kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomis dan atau nilai lingkungan. Menurut Purbowaseso (2004), kebakaran
hutan dibedakan pengertiannya dengan kebakaran lahan. Perbedaannya terletak
pada lokasi kejadiannya.Kebakaran hutan yaitu kebakaran yang terjadi di dalam
kawasan hutan sedangkan kebakaran lahan adalah kebakaran yang terjadi di luar
kawasan hutan. Kebakaran hutan bermula dari proses reaksi cepat dari oksigen
dengan bahan bakar yang ada di hutan dan ditandai dengan meningkatnya suhu
dan disertai dengan menyalanya api. Pada dasarnya penyebab kebakaran hutan
dan lahan di Indonesia karena kelalaian manusia dan alam (Donna, 2006).
Kebakaran hutan di wilayah Danau Toba (Kabupaten Samosir) merupakan salah
satu faktor utama yang menjadi penyebab dalam degradasi lahan di wilayah
tersebut. Apabila terjadi kebakaran, maka serangkaian dampak akan mengganggu
fungsi ekosistem di Kabupaten Samosir baik secara ekologis, ekonomis, maupun
sosial. Hampir setiap tahun, kebakaran hutan
terjadi di wilayah ini dengan rata-rata luasan sekitar 113 Ha (Syaufina
danSukmana, 2008). Kebakaran hutan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
pada sifat-sifat tanah.Sifatsifat tanah yang mengalami perubahan adalah sifat fisik
tanah, kimia tanah, dan biologi tanah (Purbowaseso, 2004). Pada sifat biologi
tanah, kebakaran hutan menyebabkan perubahan terhadap ekosistem tanah yang
mengandung berbagai jenis mikroba yang berbeda-beda.Dengan mengetahui
jumlah dan aktivitas mikroba di dalam suatu tanah dapat diketahui apakah tanah
tersebut termasuk subur atau tidak karena populasi mikroba yang tinggi
menunjukkan adanya suplai makanan yang cukup, suhu yang sesuai, ketersediaan
air yang cukup dan kondisi ekologi tanah mendukung perkembangan mikroba
(Hastuti dan Ginting, 2007).Pada aktivitas mikroorganisme tanah menunjukkan
tentang respirasi mikroorganisme yaitu penggunaan O2 dan pembebasan CO2
oleh mikroorganisme tanah (Widati, 2007). Secara alami dengan berjalannya
waktu maka akan terjadi proses perubahan sifat-sifat tanah menuju perbaikan
setelah terjadi kebakaran. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian
pada tanah bekas kebakaran hutan untuk mendapatkan informasi mengenai
aktivitas mikroorganisme pada tanah bekas kebakaran hutan.Penelitian ini
bertujuan untuk menghitung besarnya aktivitas mikroorganisme pada tanah
dengan berbagai periode kebakaran hutan.
METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
1. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah
Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan pada tanah bekas kebakaran pada
tahun 2010 sampai 2014 di Kabupaten Samosir. Pada tahun 2010 di desa
Sijambur Nabolak, pada 15 Juni 2011 di desa Curaman Tomok, pada 2 Agustus
2012 di desa Siogung-ogung, pada 20 Juli 2013 di desa Sosor Dolok, dan pada
Mei 2014 di desaCuraman Tomok. Sebagai sampel tanah pembanding (kontrol)
yaitu tanah yang belum pernah terbakar di desa Tolping.
Parameter Pengamatan
1. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang dianalisis adalah pH tanah, kandungan bahan organik
dan kapasitas tukar kation.Analisis pH tanah menggunakan metode elektrometri
(Mukhlis, 2007). Analisis kandungan bahan organik menggunakan metode
Walkley dan Black (Mukhlis, 2007). Analisis kapasitas tukar kation menggunakan
metode ammonium asetat (NH4OAc) (Mukhlis, 2007).
Sampel C-Organik
KTK
Tanah pH Kriteria (%) Kriteria Kriteria
(m.e/100g)
Tidak
5,54 Masam 1,05 Rendah 10,10 Rendah
Terbakar
2010 5,31 Masam 1,24 Rendah 7,20 Rendah
2011 5,62 Agak
1,86 Rendah 16,20 Rendah
Masam
Sangat
2012 4,83 Masam 6,55
tinggi Sedang
23,10
Agak
2013 6,54
masam 1,94 Rendah 22,10 Sedang
Badan Pusat Statistik. 2013. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir.
Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Samosir.
Donna, R. 2006. Perilaku Api Dan Dampak Pembakaran Terhadap Fauna Tanah
Pada Areal Penyiapan Lahan di Hutan Sekunder Haurbentes, Jasinga Jawa Barat.
Skripsi. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Ekinci, H. 2006. Effect of Forest Fire on Some Physical, Chemical and Biological
Properties of Soil in Canakkale, Turkey.International Journal of Agriculture and
Biology 8 (1): 102-106.
Hanafiah, A. S., T. Sabrina dan H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah.
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian. Medan.
Hardjowigeno, H. S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.