Anda di halaman 1dari 59

TEORI HIMPUNAN

Disampaikan oleh : Pasnur, ST


Sebagai salah satu materi perkuliahan Matematika Diskrit
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AKBA
( STMIK AKBA )
Tahun Akademik 2012/2013
Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep dasar himpunan
2. Mengenal operasi-operasi himpunan
3. Mampu menyelesaikan persoalan yang
berkaitan dengan teori himpunan
Defenisi Himpunan dan Notasinya

Himpunan (set) adalah kumpulan objek yang berbeda.

Objek yang terdapat dalam himpunan disebut elemen,


unsur, atau anggota

Notasi :
Himpunan : A, B, C, …..
Anggota Himpunan : a, b, c, …
Cara Penyajian/Penulisan Himpunan

1. Enumerasi
2. Menggunakan simbol-simbol baku
3. Menyatakan syarat keanggotaan
4. Diagram Venn
Enumerasi (1)

Jika sebuah himpunan memiliki anggota yang terbatas dan


tidak terlalu banyak, kita bisa menyajikan himpunan
tersebut dengan cara enumerasi, yaitu menuliskan semua
anggotanya di antara dua buah tanda kurung kurawal

Contoh :
Himpunan simbol yang dipakai dalam sistem bilangan
oktal. Yaitu : 0,1,2,3,4,5,6, dan 7 dapat ditulis sebagai
A = {0,1,2,3,4,5,6,7}

Urutan anggota tidak mempunyai arti, sehingga himpunan


di atas dapat juga dituliskan sebagai A = {0,3,4,1,7,6,2}
Enumerasi (2)

Meskipun himpunan biasanya


digunakan untuk mengelompokkan
objek yang mempunyai sifat mirip,
tetapi boleh saja elemen-elemen
himpunan tidak mempunyai hubungan
satu sama lain, asalkan berbeda

Himpunan di samping dapat dituliskan


sebagai :
A = {Budi, kucing, mobil, A, 10}
Menggunakan Simbol Baku

Beberapa himpunan yg khusus dituliskan dengan simbol-


simbol baku yang berbentuk huruf tebal (boldface)

Contoh :
P = himpunan bilangan bulat positif = {1,2,3,…}
N = himpnan bilangan asli = {1,2,3,}
Z = himpunan bilangan bulat = {…,-2,-1,0,1,2,…}

Untuk menuliskan himpunan yang tak terhingga jumlah


anggotanya dapat menggunakan tanda ellipsis '….'
Menyatakan Syarat Keanggotaan

Cara lain untuk menyatakan anggota himpunan adalah dengan


notasi pembentuk himpunan (set builder). Dengan cara ini,
himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus
dipenuhi oleh anggotanya

Notasi :
{ x | syarat yg harus dipenuhi oleh x }

Contoh :
A = { x | himpunan bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 10)
atau
A = { x | x ∈ P, x < 10 }
Diagram Venn (1)

Diagram venn menyajikan himpunan secara grafis, di


manan himpunan semesta U digambarkan sebagai
sebuah segi empat, sedangkan himpunan lainnya
digambarkan sebagai lingkaran di dalam segi empat
tersebut.

Metode ini diperkenalkan oleh John Venn (seorang ahli


matematika Inggris) pada tahun 1881
Diagram Venn (2)

U A B
19
3
1 2
5
17
Keangotaan Himpunan

Objek dapat menjadi anggota atau bukan anggota sebuah


himpunan. Untuk menyatakan keanggotaan dapat digunakan
notasi :

x ∈ A untuk menyatakan x merupakan anggota himpunan A


x ∉ A untuk menyatakan x bukan anggota himpunan A

Contoh :
A = { 1, 2, 3, 4, }
2∈A
6∉A
Kardinalitas

Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A

Notasi :
n(A) atau |A|

Contoh :
B = { x | x bilangan prima yang lebih kecil dari 10 }
Maka B = { 2,3,5,7 } dan |B| = 4
Himpunan Semesta

Kadang kita berhubungan dengan himpunan yang


semuanya merupakan bagian dari sebuah
himpunan universal yang disebut himpunan
semesta dan disimbolkan dengan U
Himpunan Kosong

Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki


satu pun elemen atau himpunan dengan kardinal=0.

Himpunan kosong dapat dituliskan dengan {} atau Ø

Contoh :
A = {Mahasiswa STMIK AKBA yang pernah ke bulan}
Himpunan Berhingga dan Tak Berhingga

Himpunan berhingga adalah himpunan di mana jumlah


anggotanya berhingga, artinya bila kita menghitung
elemen-elemen yang berbeda dari himpunan ini, maka
proses berhitungnya dapat selesai. Bila tidak demikian,
maka termasuk himpunan tak berhingga

Contoh :
A = { x | x jenis-jenis sistem operasi }
B = { x | x himpunan bilangan bulat positif }
Yang mana berhingga dan tak berhingga ?
Himpunan Bagian (1)

Sebuah himpunan dapat merupakan bagian dari himpunan


yang lain. Anggota yang dikandung dalam himpunan
tersebut juga dikandung dalam himpunan yang lain

Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari


himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen dari B. Dalam hal ini B dikatakan superset dari A

Notasi :
A⊆B
Himpunan Bagian (2)

A
Himpunan Bagian (3)

Untuk sembarang himpunan A, berlaku hal-hal sebagai


berikut :

(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (A ⊆ A)


(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A
(Ø ⊆ A)
(c) Jika A merupakan himpunan bagian dari B, dan B
merupakan himpunan bagian dari C, maka A merupakan
himpunan bagian dari C
Himpunan Bagian (4)

Jika A merupakan himpunan bagian dari B, tetapi A ≠ B,


maka kita mengatakan bahwa A merupakan himpunan
bagian sebenarnya (Proper Subset) dari B
Notasi : A ⊂ B

Jika A merupakan himpunan bagian dari B, dan A = B,


maka kita katakan bahwa A merupakan himpunan bagian
tak sebenarnya (Improper Subset) dari B
Notasi : A ⊆ B
Himpunan Bagian (5)

Contoh :
Diketahui beberapa himpunan sebagai berikut :
A = {0,1,2,3,4,5}
B = {1,2,3}
C = {5,4,3,1,2,0}
D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}

Maka dapat dikatakan bahwa :


B ⊂ A dan A ⊂ D
A⊆C
Himpunan Bagian (6)

Contoh :

Jika diketahui
A = {a,b,c}
B = {a,b,c,d,e}

Tentukanlah himpunan C sedemikian sehingga


A ⊂ C dan C ⊂ B
Himpunan Bagian (7)

Contoh :
Diketahui beberapa himpunan sebagai berikut :
A = {0,1,2,3,4,5}
B = {1,2,3}
C = {5,4,3,1,2,0}
D = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}

Maka dapat dikatakan bahwa :


B ⊂ A dan A ⊂ D
A⊆C
Himpunan Yang Sama (1)

Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan


hanya jika keduanya mempunyai elemen yang sama

Dengan kata lain, A sama dengan B jika A adalah himpunan


bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A

Notasi :
A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A
Himpunan Yang Sama (2)

Jika diketahui :
A = {1,2,3,4,5}, B = {5,4,3,1,2} C = {0,1,2,3,4}
Maka :
A=B
A≠C

Untuk tiga buah himpunan A,B, dan C berlaku


aksioma sebagai berikut :
(i) A=A, B=B, dan C=C
(ii) Jika A=B, maka B=A
(iii) Jika A=B dan B=C, maka A=C
Himpunan Yang Ekivalen

Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan


hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama

Notasi :
A ~ B ↔ |A| = |B|

Contoh :
A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka
A ~ B, sebab |A| = |B| = 4
Himpunan Yang Saling Lepas

Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas


jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama
Notasi : A // B

U
Contoh :
Jika A={1,2,3} dan
B
A B={a,b,c}
Maka dikatakan
bahwa A // B
Himpunan Kuasa

Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu


himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan
bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A
itu sendiri

Notasi : P(A)
Jika |A| = n, maka |P(A)| = 2n

Contoh :
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { Ø, { 1 }, { 2 }, { 1, 2 } }
dan banyaknya anggota himpunan kuasa A adalah = 22 = 4
Singleton Set

Singleton set adalah himpunan


yang hanya memiliki 1 anggota

Contoh :
A = Himpunan devices yang
berfungsi sebagai input device dan
output device sekaligus
A = {Layar Touch Screen}
Operasi Himpunan

- Irisan (Intersection)
- Gabungan (Union)
- Komplemen (Complement)
- Selisih (Difference)
- Beda Setangkup (Symmetric Difference)
- Perkalian Kartesian (Cartesian Product)
Irisan (Intersection)

Irisan (intersection) dari himpunan A


dan B adalah sebuah himpunan yang
setiap elemennya merupakan elemen
dari himpunan A dan himpunan B

Notasi :
A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }

Contoh :
Jika diketahui A={1,2,3,4,5} dan
B={4,5,6,7,8}, maka
A ∩ B = {4,5}
Gabungan (Union)

Gabungan (union) dari himpunan A


dan B adalah sebuah himpunan
yang setiap elemennya merupakan
elemen dari himpunan A atau
himpunan B

Notasi :
A  B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }

Contoh :
Jika diketahui A={1,2,3} dan
B={3,4,5}, maka
A  B = {1,2,3,4,5}
Komplemen (Complement)

Komplemen dari suatu himpunan A


terhadap suatu himpunan semesta
U adalah suatu himpunan yang
elemennya merupakan elemen U
yang bukan elemen A

Notasi :
Ā = { x | x ∈ U dan x ∉ A }

Contoh :
Jika diketahui U={1,2,3,4,5} dan
A={3,4,5}, maka
Ā = {1,2}
Selisih (Difference)

Selisih dari dua himpunan A dan B


adalah suatu himpunan yang
elemennya merupakan elemen
dari A tetapi bukan elemen dari B

Notasi :
A - B = { x | x ∈ A dan x ∉ B }

Contoh :
Jika diketahui A={1,2,3,4,5} dan
B={3,4,5,6,7}, maka A-B = {1,2}
dan B-A = {6,7}
Beda Setangkup (Symmetric Difference)

Beda setangkup dari himpunan A dan


B adalah suatu himpunan yang
elemennya ada pada himpunan A
atau B, tetapi tidak keduanya

Notasi :
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) = (A – B) ∪
(B – A)

Contoh :
Jika diketahui A={1,2,3,4,5} dan
B={3,4,5,6,7}, maka A ⊕ B = B ⊕ A
= {1,2,6,7}
Perkalian Kartesian (Cartesian Product)

Misalkan
A = Himpunan makanan = { c=coto, n=nasi goreng, m=mie
rebus }
B = Himpunan minuman = { t=teh, k=kopi }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman (masing-
masing 1 jenis) yang dapat disusun dari daftar di atas?

Penyelesaian :
| A x B | = |A| . |B| = 3 x 2 = 6, yaitu { (c,t), (c,k), (n,t), (n,k),
(m,t), (m,k) }

Catatan : A x B ≠ B x A
Hukum Aljabar Himpunan (1)

1. Hukum Identitas
(i) A ∪ Ø = A
(ii) A ∩ U = A

2. Hukum Null / Dominasi


(i) A ∩ Ø = Ø
(ii) A ∪ U = U

3. Hukum Komplemen
(i) A ∪ Ā = U
(ii) A ∩ Ā = Ø
Hukum Aljabar Himpunan (2)

4. Hukum Idempoten
(i) A ∪ A = A
(ii) A ∩ A = A

5. Hukum Involusi
=
(A) = A

6. Hukum Penyerapan (Absorpsi)


(i) A ∪ (A ∩ B) = A
(ii) A ∩ (A ∪ B)= A
Hukum Aljabar Himpunan (3)

7. Hukum Komutatif
(i) A ∪ B = B ∪ A
(ii) A ∩ B = B ∩ A

8. Hukum Asosiatif
(i) A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
(ii) A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C

9. Hukum Distributif
(i) A ∪ (B ∩ C) = (A ∪B) ∩ (A ∪ C)
(ii) A ∩ (B ∪ C)= (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
Hukum Aljabar Himpunan (4)

10. Hukum De Morgan


(i) (A ∪ B)' = A' ∩ B'
(ii) (A ∩ B)' = A' ∪ B'

11. Hukum Komplemen 2


(i) Ø' = U
(ii) U' = Ø
Perhitungan Himpunan Gabungan (1)

Jumlah anggota dari dua himpunan yang digabungkan


dapat dicari sebagai berikut :

| A ∪ B | = |A| + |B| - |A ∩ B|
Perhitungan Himpunan Gabungan (2)

Contoh :

Dari 100 mahasiswa STMIK AKBA yang disurvey untuk


mengetahui jenis sistem operasi yang mereka gunakan,
didapatkan informasi :

45 mahasiswa yang menggunakan Linux


80 mahasiswa yang menggunakan Windows
5 mahasiswa yang tidak menggunakan Linux maupun Windows

Berapakah jumlah mahasiswa yang menggunakan Linux dan


Windows (menggunakan keduanya)
Perhitungan Himpunan Gabungan (3)

Penyelesaian :
Misal
U = Himpunan mahasiswa yang disurvey
A = Himpunan mahasiswa yang menggunakan Linux
B = Himpunan mahasiswa yang menggunakan Windows

U 5

A A∩B
B
?
Perhitungan Himpunan Gabungan (4)

|U|=100
|A|=45
|B|=80
|(A∪B)'|=5
|A∪B|=|U|-|(A∪B)'|=100-5=95
|A∪B|=|A|+|B|-|A∩B|
Ditanyakan |A∩B|?
|A∩B|=|A|+|B|-|A∪B|=45+80-95=30
Jadi jumlah mahasiswa yang menggunakan Linux maupun
Windows (menggunakan keduanya) adalah 30 orang
Perhitungan Himpunan Gabungan (5)

Jumlah anggota dari tiga himpunan yang digabungkan


dapat dicari sebagai berikut :

A B

|A∪B∪C| = |A|+|B|+|C|-|A∩B|-|A∩C|-|B∩C|+|A∩B∩C|
Perhitungan Himpunan Gabungan (6)

Contoh :
Dari 1200 mahasiswa STMIK AKBA yang disurvey untuk mengetahui skill
sistem operasi mereka, didapatkan informasi :
582 menguasai Linux
627 menguasai Windows
543 menguasai Unix
227 menguasai Linux dan Windows
307 menguasai Linux dan Unix
250 menguasai Windows dan Unix
222 menguasai ketiganya
Berapa jumlah mahasiswa yang tidak menguasai ketiga sistem operasi
tersebut?
Berapa jumlah mahasiswa yang hanya menguasai Linux tetapi tidak
menguasai Windows maupun Unix
Perhitungan Himpunan Gabungan (7)

U ? Penyelesaian :
Misal
A U = Himpunan mahasiswa
B
? yang disurvey
A∩B∩C A = Himpunan mahasiswa
yang menguasai Linux
B = Himpunan mahasiswa
C yang menguasai Windows
C = Himpunan mahasiswa
yang menguasai Unix
Perhitungan Himpunan Gabungan (8)

|U|=1200
|A|=582
|B|=627
|C|=543
|A∩B|=227
|A∩C|=307
|B∩C|=250
|A∩B∩C|=222
Ditanyakan :
|(A∪B∪C)'|?
Dan
|A|-|A∩B|-|A∩C|+|A∩B∩C|?
Perhitungan Himpunan Gabungan (9)

|(A∪B∪C)'|=|U|-|A∪B∪C|
|A∪B∪C|=|A|+|B|+|C|-|A∩B|-|A∩C|-|B∩C|+|A∩B∩C|
|A∪B∪C|=582+627+543-227-307-250+222=1190
|(A∪B∪C)'|=1200-1190=10
Jadi jumlah mahasiswa yang tidak menguasai ketiga
sistem operasi yaitu 10 orang

|A|-|A∩B|-|A∩C|+|A∩B∩C|=582-227-307+222=270
Jadi jumlah mahasiswa yang hanya menguasai Linux
tetapi tidak menguasai Windows maupun Unix yaitu
2710 orang
Pembuktian Proposisi Himpunan

1. Dengan menggunakan diagram venn


2. Dengan menggunakan tabel keanggotaan
3. Dengan menggunakan aljabar himpunan
Pembuktian dengan Diagram Venn (1)

Buatlah diagram venn untuk bagian ruas kiri kesamaan


dan diagram venn untuk ruas kanan kesamaan. Jika
diagram venn keduanya sama, berarti kesamaan
tersebut benar

Contoh :
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa :
A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
Pembuktian dengan Diagram Venn (2)

Langkah 1 : Buat diagram venn untuk ruas kiri, yaitu


untuk A ∩ (B ∪ C)
1.1 Diagram venn untuk (B ∪ C)
1.2 Diagram venn untuk A ∩ (B ∪ C)

Diagram 1.1 Diagram 1.2


Pembuktian dengan Diagram Venn (3)

Langkah 2 : Buat diagram venn untuk ruas kanan,


yaitu untuk (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
2.1 Diagram venn untuk (A ∩ B)
2.2 Diagram venn untuk (A ∩ C)
2.3 Diagram venn untuk (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)

Diagram 2.1 Diagram 2.2 Diagram 2.3


Pembuktian dengan Diagram Venn (4)

Dari hasil penggambaran diagram venn untuk ruas


kiri dan kanan didapatkan hasil arsiran yang sama,
jadi dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang
diberikan terbukti benar
Pembuktian dengan Diagram Venn (5)

Kelebihan :
Dapat melakukan pembuktian dengan cepat

Kekurangan :
- Hanya dapat digunakan untuk menggambarkan
himpunan yang sedikit jumlahnya
- Lebih mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta
Pembuktian dengan
Tabel Keanggotaan (1)

Kesamaan himpunan dapat juga dibuktikan dengan


menggunakan tabel keanggotaan (membership tables).
Kita menggunakan angka 1 untuk menyatakan bahwa
suatu elemen adalah anggota himpunan, dan 0 untuk
menyatakan suatu elemen bukan anggota himpunan
(nilai ini dapat dianalogikan true dan false)

Contoh :
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Buktikan bahwa : A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
Pembuktian dengan
Tabel Keanggotaan (2)

Dalam pembuktian proposisi himpunan dengan


menggunakan tabel kebenaran, irisan (∩) dapat
diibaratkan sebagai konjungsi dan gabungan (∪)
dapat diibaratkan sebagai disjungsi.

Hasil pembuktian diperlihatkan oleh kedua kolom


proposisi yang sama
Pembuktian dengan
Tabel Keanggotaan (3)

A B C B∪C A ∩(B ∪ C) A ∩B A ∩C (A∩B)∪(A∩C)


0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Pembuktian dengan
Hukum Aljabar Himpunan

Aljabar himpunan mengacu pada hukum-hukum yang


telah dikemukakan sebelumnya

Contoh :
Misalkan A dan B himpunan, buktikan bahwa
(A ∩ B) ∪ (A ∩ B') = A
Penyelesaian :
(A ∩ B) ∪ (A ∩ B') = A ∩ (B ∪ B') < Hukum Distibutif
=A∩U < Hukum Komplemen
=A < Hukum Identitas
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Terapan Rumus Statistika
    Terapan Rumus Statistika
    Dokumen41 halaman
    Terapan Rumus Statistika
    Nurrustan
    Belum ada peringkat
  • Turunan Pertama
    Turunan Pertama
    Dokumen65 halaman
    Turunan Pertama
    silitr9
    Belum ada peringkat
  • Bilangan Kompleks Fadhil (AutoRecovered)
    Bilangan Kompleks Fadhil (AutoRecovered)
    Dokumen23 halaman
    Bilangan Kompleks Fadhil (AutoRecovered)
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • FUNGSI
    FUNGSI
    Dokumen20 halaman
    FUNGSI
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • PERMUTASI
    PERMUTASI
    Dokumen15 halaman
    PERMUTASI
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Integral Part 1
    Integral Part 1
    Dokumen37 halaman
    Integral Part 1
    Pelangi Tms
    100% (1)
  • 4
    4
    Dokumen4 halaman
    4
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Bilangan Kompleks
    Bilangan Kompleks
    Dokumen9 halaman
    Bilangan Kompleks
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen11 halaman
    LAPORAN
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen4 halaman
    Dokumen
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Teori Himpunan
    Teori Himpunan
    Dokumen53 halaman
    Teori Himpunan
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Matriks PDF
    Matriks PDF
    Dokumen15 halaman
    Matriks PDF
    Nawawi
    Belum ada peringkat
  • Teori Himpunan
    Teori Himpunan
    Dokumen53 halaman
    Teori Himpunan
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 2 PROPOSISI
    Pertemuan 2 PROPOSISI
    Dokumen11 halaman
    Pertemuan 2 PROPOSISI
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Matematika Diskrit - Himpunan
    Matematika Diskrit - Himpunan
    Dokumen56 halaman
    Matematika Diskrit - Himpunan
    Agung Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Logika Predikat-1
    Logika Predikat-1
    Dokumen13 halaman
    Logika Predikat-1
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Raja Tatmakala
    Raja Tatmakala
    Dokumen4 halaman
    Raja Tatmakala
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Modul Pbo 2020
    Modul Pbo 2020
    Dokumen29 halaman
    Modul Pbo 2020
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • FLOWCHART
    FLOWCHART
    Dokumen1 halaman
    FLOWCHART
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Asets Struda
    Asets Struda
    Dokumen12 halaman
    Asets Struda
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • The Bloods
    The Bloods
    Dokumen6 halaman
    The Bloods
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat
  • Asets Struda
    Asets Struda
    Dokumen12 halaman
    Asets Struda
    Ahmad Sadikun
    Belum ada peringkat