Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD DI


RUANG ISMAIL 2 RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

DISUSUN OLEH
SRI ANGGRAINI
G3A018091

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD DI RUANG ISMAIL 2 RUMAH
SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk rumah sakit : Senin 09 Desember 2019 pukul 10.00 WIB
Tanggal pengkajian : Senin 09 Desember 2019 pukul 10.00 WIB
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.N
No. RM : 53-96-38
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Puro RT 02/ RW 06, Jawa Tengah.
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : SMA
Ruang Rawat Inap : Ismail 2 Bed 202
DPJP : Taufik, dr.Sp. PD
PPJA : Rian Putra
Jaminan : BPJS
Kelas Ruang : Kelas 3
Diagnosa Medis : CKD

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. D
Umur : 36 tahun
Hubungan dg pasien : Suami
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
No. Telepon : 08122332xxxx
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Sesak nafas

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09 Desember 2019, pukul 10.00 wib
pasien mengatakan mengalami penyakit gagal ginjal sudah 8 bulan ini dan pasien
sudah menjalani hemodialisa rutin dilakukan 1 minggu 2x pada hari selasa dan
hari sabtu di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Namun pasien
mengatakan sudah 1 minggu yang lalu tidak melakukan HD rutin dikarenakan
pasien sibuk berdagang. Pasien mengatakan sesak nafas, saat pasien berjalan jauh
ataupun saat pasien melakukan aktivitas. Sesak nafas berkurang saat pasien
istirahat dan tidur dalam posisi semi fowler. Pasien juga mengatakan mudah lelah
ketika beraktivitas. Aktivitas pasien dibantu keluarga dan perawat yang bertugas
di ruangan. pasien mengatakan sudah 5 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
merasakan sesak nafas, sesak yang dirasakan sepanjang hari dan oleh keluarga
Ny.N dibawa ke Rumah Sakit Roemani untuk mendapatkan pengobatan.
Pasien terpasang nasal kanul dengan O2 3L/menit. TD : 140/90 mmHg, N :
92x/menit, S : 36,1 0C, RR : 24x/menit, SPO2 : 97%. CRT 2 detik. Terpasang
IFVD Nacl 15 tpm makro dan tidak ada oedema.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan memang memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 2 tahun
terakhir, pasien sebelumnya belum pernah operasi dan tidak memiliki alergi obat,
makanan ataupun cuaca.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit menular dan keturunan dari
pihak keluarga seperti HIV, TBC, hepatitis , dan diabetes militus. Ayah kandung
pasien memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung.

5. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


a. Keadaan umum : tampak lemah, GCS: E4V5M6 composmentis
b. Tanda vital
1) TD : 140/90 mmHg
2) N : 92 x/menit ireguler
3) RR : 24 x/menit
4) S : 36,1° C
5) SPO2 : 97 %
c. Head to toe
1. Kepala
Kepala mesochepal, tampak bersih, tidak ada nyeri tekan dan jejas.
2. Mata
Kedua mata simetris, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, pupil isokor,
reflek cahaya mata kanan dan kiri positif, penglihatan baik.
3. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip hidung
4. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid.
Cerumen tidak ada, reflek suara baik dan tidak berdengung.
5. Mulut : Bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab, tonsil tidak membesar,
tidak ada stomatitis dan mulut simetris.
6. Leher
Tidak ada nyeri tekan, Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
7. Dada
 Paru – paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pengembangan paru kanan = paru kiri
Palpasi : Taktil fremitus normal, dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Redup pada bagian paru kanan
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, vesikuler meningkat
 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Denyut Jantung teraba di interkasta 5+4 cm H2O
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bj S1-S2 reguler
 Abdomen
I : Datar
A : Bising usus (+), 12 x/menit
P : Tidak ada pembesaran hepar
P : Timpani
8. Genetalia dan Rectum : Bersih dan tak tampak kelainan.
9. Ekstremitas
Atas (kanan dan kiri) : Akral hangat, tidak ada oedema dan verises.
Bawah (kanan dan kiri) : Tidak ada oedema dan varises

6. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 8,4 (L) g/dL 11,7 – 15,5
Leukosit 4400 /mm3 3600-11000
Hematokrit 25,5 (L) % 3,5 – 4,7
Trombosit 149000 (L) /mm3 150000-440000
Eritrosit 3,09 juta/mm3 3,8 – 5,2
MCH 27,2 pg 26 – 34
MCV 83,0 fL 80 – 100
MCHC 32,9 g/dL 32 – 36
RDW 16,0 % 11,5-14,5
MPV 7,6 fL 7,0-11,0
Hitung Jenis (diff) :
Eosinophil 0,9 % 2-4
Basofil 0,6 % 0-1
Neutrofil 75,1 % 50-70
Limfosit 17,1 % 25-40
Monosit 6,3 % 2-8
LED - mm/jam 0-20
Kimia Klinik
Ureum 130 (H) mg/dL 10 – 50
Kreatinin 14,2 (H) mg/dL 0,62 – 1,10
HBsAg Kwalitatif Negative Negative
Anti Hiv Non Reaktif
Anti HCV Negative
 Radiologi (USG Abdomen)
Hepar : tak membesar, permukaan regular, echogenitas normal syst porta &
duct biliaris tak melebar, nodul (-)
Vesicafellea : bentuk tak membesar, dinding tak menebal,tak tampak batu
Pancreas : bentuk normal, echostruktur normal, calcificasi (-)
Aorta : tak melebar, tak tampak pembesaran kelenjar limfe paraaorta
Lien : tak membesar, homogen, nodul (-)
Ren dx : tak membesar, parenkim ekogenitas meningkat, P.C.S tak melebar,
tak tampak batu
Ren sn : tak membesar, parenkim ekogenitas meningkat, P.C.S tak melebar,
tak tampak batu
Vesica urinaria : mukosa tak menebal, tak tampak batu
Ulerus adneksa : tak membesar, tak tampak nodul
Kesan :
Proses kronik ginjal dekstra sinsitra asites
Efusi pleura dekstra
Tak tampak kelainan pada organ intraabdomen lainnya secara pemeriksaan
USG
 EKG
Sinus Takikardi

7. Terapi Medik
Nama Dosis Indikasi
Infus NacL IV 15 tpm Obat yang digunakan sebagai pengganti cairan tubuh.
O2 nasal kanul 3 L/ menit Untuk menurunkan kerja nafas dan kerja miokard
Candesartan PO 16mg/24jam Obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah.
Dengan turunnya tekanan darah, maka komplikasi
hipertensi, seperti stroke, serangan jantung dan gagal
ginjal dapat dicegah
Amlodiphine PO 10mg/24 jam Amlodipine adalah obat darah tinggi atau hipertensi.
Tekanan darah yang terkontrol dapat mencegah penyakit
stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal
Alprazolam PO 0,5mg/12 jam Obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan
kecemasan dan gangguan panic, alprazolam bekarja di
dalam saraf otak untuk menghasilkan efek menenangkan
dengan meningkatkan aktivitas zat kimia alami dalam
tubuh yang disebut asam gamma-aminobutirat (gaba)
Furosemide PO 2 tab/ 24 jam Obat yang digunakan untuk membuang cairan atau garam
berlebih di dalam tubuh melalui urine dan meredakan
pembengkakan yang disebabkan oleh gagal jantung,
penyakit hati, penyakit ginjal atau kondisi terkait
Ventolin Inhalasi /6 jam Obat untuk mengobati penyakit pada saluran pernapasan
seperti asma dan penyakit paru obstruktif
Pulmicort Inhalasi / 6 jam Obat yang untuk meredakan dan mencegah gejala
serangan asma, seperti sesak napas dan mengi. Obat ini
bekerja langsung pada saluran pernapasan dengan
mengurangi peradangan dan pembengkakan saluran
pernapasan, saat serangan asma terjadi
Caco3 PO 1 tab/8 jam Obat maag yang digunakan untuk mengobati gejala yang
disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung di perut,
seperti mulas, sakit perut, atau gangguan pencernaan.
Obat ini bekerja dengan menurunkan jumlah asam dalam
perut
Irbesartan PO 300mg/24 jam Obat yang berfungsi untuk mengobati tekanan darah
tinggi atau hipertensi, obat ini juga digunakan untuk
membantu melindungi ginjal dari kerusakan akibat
diabetes. Menurunkan tekanan darah membantu mencegah
stroke, serangan jantung dan masalah ginjal
Hemobion PO 1 tab/24 jam Obat yang berfungsi untuk mengatasi anemia akibat
kekurangan zat besi. Suplemen ini juga kerap digunakan
sebagai tambahan nutrisi untuk ibu hamil terutama mereka
yang kekurangan zat besi dalam asupan makanannya

8. Data Fokus
DS :
Pasien mengatakan sesak nafas, saat pasien berjalan jauh ataupun aktivitas. Sesak
nafas berkurang saat pasien istirahat dan tidur dalam posisi semi fowler. Pasien
juga mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas. Aktivitas pasien dibantu
keluarga dan perawat yang bertugas. Pasien mengatakan 5 hari sebelum masuk
rumah sakit pasien merasakan sesak nafas sepanjang hari serta 1 minggu
sebelumnya pasien mengatakan tidak melakukan HD rutin.
DO :
Keadaan umum tampak lemah. Aktivitas pasien dibantu keluarga dan perawat
yang bertugas, sudah 1 minggu yang lalu tidak melakukan HD rutin
pasien terpasang nasal kanul dengan O2 3L/menit.
TD : 140/90 mmHg, N : 92x/menit ireguler, S : 36,1 0C, RR : 24x/menit, SPO2 :
97%

9. Diagnosa Keperawatan
Ketidak efektifan pola nafas b.d penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi

10. Intervensi Keperawatan


Diagnosa : Ketidak efektifan pola nafas b.d penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
ketidakefektifan pola nafas teratasi/dapat berkurang dengan kriteria hasil :
- Tidak ada sesak nafas
- RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
- Ekspresi wajah rileks

Intervensi :

1. Monitor pola nafas pasien dan TTV


2. Posisikan pasien untuk mengurangi sesak nafas (semi fowler/ 300).
3. Motivasi pasien utuk bernafas pelan dan dalam.
4. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun.
5. Monitor status pernafasan dan oksigenisasi yang sesuai
6. Kolaborasi alat bantu pernafasan ((nasal kanul dengan O2 3 Lpm) dan terapi
medic)
7. Lakukan pemeriksaan laboratorium
8. Membuat jadwal hemodialisa untuk pasien
11. Implementasi
Waktu Tindakan Respon Klien
Senin, 09/12/2019
10.00 WIB 1. Memonitor pola nafas pasien dan TTV S : Pasien mempersilahkan dilakukan pemeriksaan ttv
O : TD : 140/90 mmHg, N : 92x/menit, S : 36,10C, RR :
24x/menit, SPO2 : 97%
10.15 WIB S : Pasien mengeluh sesak nafas
2. Memposisikan pasien untuk mengurangi
sesak nafas (semi fowler/ 300) O : Pasien dengan posisi semi fowler

10.20 WIB 3. Motivasi pasien utuk bernafas pelan dan S : Pasien mengatakan akan berlatih bernafas pelan dan dalam
dalam
O:-

4. Kalaborasi alat bantu pernafasan (nasal


11.00 WIB S:-
kanul dengan O2 3 Lpm) dan terapi medic
O : Oral :
- Amlodipine PO 10mg/24
- Candesartan PO 16mg/24 jam
- Furosemide PO 2 tab/24 jam
- Caco3 PO 1 tab/8 jam
- Irbesartan PO 300/24 jam
- Hemoglobion PO 1 tab/24 jam
Inhalasi:
- Nasal kanul dengan O2 3 Lpm
- Ventolin & Pulmicort Inhalasi/6 jam
5. Melakukan pengambilan darah vena untuk S : Pasien mengatakan bersedia dilakukan pengambilan darah
vena guna pemeriksaan laboratorium
dilakukan pemeriksaan laboratorium
O : Pasien sangat kooperatif
- Hemoglobin 8,4g/dL,
- Trombosit 149000/mm3
- Ureum 130mg/dL
- Kreatinin 14,2mg/dL

6. Kolaborasi dengan dokter terkait terapi S : -


O : Advice dari dokter di siapkan, dan menghubungi
medic pemberian transfusi darah
laboratorium serta bank darah untuk menyiapkan darah yang
persiapan 2 kolf saat Hemodialisa besok akan digunakan untuk tranfusi pada Ny. N
selasa
7. Membuat jadwal HD untuk Ny.N pada S :-
O : Jadwal HD untuk Ny.N sudah disiapkan (jadwal HD hari
hari selasa
selasa jam 10.00)
Selasa, 10/12/2019
07.30 WIB 1. Memonitor pola nafas klien dan TTV S : Pasien mempersilahkan dilakukan pemeriksaan ttv
O : TD : 140/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,3 0C, RR :
22 x/menit, SPO2 : 100%
08.00 WIB S:-
2. Memposisikan pasien untuk mengurangi
sesak nafas (semi fowler/ 300) O : Pasien tampak posisi semi fowler

3. Motivasi pasien untuk bernafas pelan dan


08.30 WIB dalam S : Pasien mengatakan sudah melakukan bernafas pelan dan
dalam
O : Pasien sudah mampu melakukan bernafas pelan dan dalam
4. Kalaborasi alat bantu pernafasan (nasal
09.00 WIB S:-
kanul dengan O2 3 Lpm) dan terapi medic
O : Oral :
- Amlodipine PO 10mg/24
- Candesartan PO 16mg/24 jam
- Furosemide PO 2 tab/24 jam
- Caco3 PO 1 tab/8 jam
- Irbesartan PO 300/24 jam
- Hemoglobion PO 1 tab/24 jam
Inhalasi :
- Nasal kanul dengan O2 3 Lpm
- Ventolin & Pulmicort Inhalasi/6 jam
90.30 5. Membantu persiapan HD Ny.N S:-
O : Berkas pasien untuk HD telah siap, persiapan transfuse
darah 2 kolf sudah siap
10.00 6. Mengantar pasien ke ruang HD sesuai S : Pasien mengatakan telah siap untuk HD
jadwal O : - Pasien tampak lemas, pasien kooperatif saat diantar HD
- Hemoglobin 8,4g/dL,
- Trombosit 149000/mm3
- Ureum 130mg/dL
- Kreatinin 14,2mg/dL
14.00 7. Mengoperkan pada perawat yang bertugas
S:-
pada Shift siang untuk melakukan O : Pergantian operan jaga dilakukan, perawat yang bertugas
pada shift siang telah di infokan planning yang akan dilakukan
pengambilan darah kembali untuk
pada pasien Ny.N
mengetahui hasil laboratorium dari pasien
saat pasien sudah selesai HD
Rabu, 11/12/2019
21.30 WIB 1. Memonitor pola nafas pasien dan TTV S : Pasien mempersilahkan dilakukan pemeriksaan ttv
O : TD : 130/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,6 0C, RR :
22 x/menit, SPO2 : 100%
21.45 WIB 2. Memposisikan pasien untuk mengurangi S : -
sesak nafas (semi fowler/ 300)
O : Pasien tampak posisi semi fowler

3. Motivasi pasien untuk bernafas pelan dan


22.00 WIB S : Pasien mengatakan sudah melakukan bernafas pelan dan
dalam
dalam
O : Pasien sudah mampu melakukan bernafas pelan dan dalam
4. Kalaborasi alat bantu pernafasan (nasal S : -
22.05 WIB kanul dengan O2 3 Lpm) dan terapi medic
O : Oral :
- Amlodipine PO 10mg/24
- Candesartan PO 16mg/24 jam
- Furosemide PO 2 tab/24 jam
- Caco3 PO 1 tab/8 jam
- Irbesartan PO 300/24 jam
- Hemoglobion PO 1 tab/24 jam
Injeksi :
- Nasal kanul dengan O2 3 Lpm
- Ventolin & Pulmicort Inhalasi/6 jam
S:-
22.05 WIB 5. Melakukan pemantauan / pengecekan
O:
hasil dari laboratorium pasien - Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin
10,9gr/dL
12. Evaluasi

Waktu Evaluasi Tanda Tangan


Senin, 09/12/2019 S : Pasien mengatakan masih sesak nafas
O : Keadaan umum tampak lemah. Aktivitas Pasien dibantu keluarga dan perawat
11.30 WIB Sri Anggraini
yang bertugas.
Pasien terpasang nasal kanul dengan O2 3L/menit. TD : 140/90 mmHg,
N : 92x/menit, S : 36,1 0C, RR : 24x/menit, SPO2 : 97%
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Oral :
- Amlodipine PO 10mg/24
- Candesartan PO 16mg/24 jam
- Furosemide PO 2 tab/24 jam
- Caco3 PO 1 tab/8 jam
- Irbesartan PO 300/24 jam
- Hemoglobion PO 1 tab/24 jam
Inhalasi:
- Nasal kanul dengan O2 3 Lpm
- Ventolin & Pulmicort Inhalasi/6 jam
Plan : Membuat jadwal HD Ny.N pada hari selasa
Selasa, 10/12/2019 S : Pasien mengatakan masih sesak nafas Sri Anggraini
Pasien mengatakan masih mudah lelah ketika beraktivitas
11.00 WIB
O : Keadaan umum tampak lemah. Aktivitas Pasien dibantu keluarga dan perawat.
Pasien terpasang nasal kanul dengan O2 3L/menit. TD : 140/70 mmHg, N :
88x/menit, S : 36,3 0C, RR : 22 x/menit, SPO2 : 100%, pasien sudah diantar ke
ruang HD
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Oral :
- Amlodipine PO 10mg/24
- Candesartan PO 16mg/24 jam
- Furosemide PO 2 tab/24 jam
- Caco3 PO 1 tab/8 jam
- Irbesartan PO 300/24 jam
- Hemoglobion PO 1 tab/24 jam
Inhalasi:
- Nasal kanul dengan O2 3 Lpm
- Ventolin & Pulmicort Inhalasi/6 jam
Plan : pengambilan darah vena untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium ulang
setelah pasien selesai HD.

Rabu, 11/12/2019 S : Pasien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang


Pasien mengatakan masih mudah lelah ketika beraktivitas
22.20 WIB Sri Anggraini
O : Keadaan umum tampak lemah. Aktivitas pasien dibantu keluarga dan perawat.
Pasien terpasang nasal kanul dengan O2 3L/menit. TD : 130/70 mmHg, N :
88x/menit, S : 36,6 0C, RR : 22 x/menit, SPO2 : 100%, Hasil pemeriksaan
laboratorium Ny.N (Hemoglobin 10,9gr/dL)
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Oral :
- Amlodipine PO 10mg/24
- Candesartan PO 16mg/24 jam
- Furosemide PO 2 tab/24 jam
- Caco3 PO 1 tab/8 jam
- Irbesartan PO 300/24 jam
- Hemoglobion PO 1 tab/24 jam
Injeksi :
- Nasal kanul dengan O2 3 Lpm
- Ventolin & Pulmicort Inhalasi/6 jam
C. PENGELOLAAN PASIEN BARU
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien dan keluarga datang ke IGD Rumah Sakit Roemani pada tanggal 09
Desember 2019 melalui TPPRI untuk menjalani perawatan. Setelah
menandatangani formulir persetujuan rawat inap dan terpasang gelang identitas,
dan dilakukan pemeriksaan awal oleh dokter dan perawat yang bertugas di ruang
IGD kemudian pasien dan keluarga diantar oleh petugas kurir ke ruang Ismail 2
dengan menggunakan bed. Pasien dan keluarga tiba di ruang Ismail 2 dan diterima
oleh perawat penanggung jawab. Kondisi pasien saat tiba di ruangan, pasien
tampak lemah dengan kesadaran composmentis.
Sistem penerimaan pasien oleh petugas IGD kepada perawat penanggung jawab
disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer pindah antar ruang dimana
dalam formulir tersebut terdapat poin-poin seperti ruang rawat asal, disini pasien
berasal dari IGD, ruang rawat tujuan yaitu ruang Ismail 2 kelas 3.
Pendokumentasian komunikasi SOAP oleh perawat pada saat transfer pasien
sebagai berikut :
Nama Ny. N dengan umur 32 tahun, No. RM 53-96-38, DPJP Taufik, dr.Sp. PD.
Diagnosa medis CKD, masuk pada tanggal 09 Desember 2019 pukul 10.00.
S:
Pasien mengatakan sesak nafas, saat pasien berjalan jauh ataupun aktivitas. Sesak
nafas berkurang saat klien istirahat dan tidur dalam posisi semi fowler. pasien juga
mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas. Aktivitas pasien dibantu keluarga
dan perawat yang bertugas diruangan. pasien mengatakan 5 hari sebelum masuk
rumah sakit pasien merasakan sesak nafas sepanjang hari serta 1 minggu
sebelumnya pasien mengatakan tidak melakukan HD rutin.

O:

Kesadaran composmentis, GCS 15 E4V5M6, keadaan umum tampak lemah, TD :


140/90 mmHg, N : 92x/menit, S : 36,1 0C, RR : 24x/menit, SPO2 : 97%. CRT 2
detik, pasien terpasang nasal kanul dengan O2 3L/menit, sudah 1 minggu yang
lalu pasien tidak melakukan HD rutin.
Hasil Laboratorium :

- Hemoglobin 8,4g/dL,
- Trombosit 149000/mm3
- Ureum 130mg/dL
- Kreatinin 14,2mg/dL

A:

- Pasien dengan diagnosa medis CKD


- Pasien dengan diagnosa keperawatan Ketidak efektifan pola nafas b.d
penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi

P:

- Monitor pola nafas pasien dan TTV


- Posisikan pasien semi fowler untuk mengurangi sesak nafas
- Motivasi pasien utuk bernafas pelan dan dalam
- Monitor status pernafasan dan oksigenisasi yang sesuai
- Kalaborasi alat bantu pernafasan dan terapi medik
- Mengantar pasien ke ruang HD sesuai jadwal
- Melakukan pemantauan / pengecekan hasil dari laboratorium pasien

2. Proses Orientasi Ruangan Pada Pasien


a. Memperkenalkan DPJP dan PPJP
b. Lokasi ruangan dan tempat tidur
c. Kamar mandi dan toilet
d. Nurse station
e. System nurse call
f. Jam pergantian perawat ruangan
g. Pengunjung dan jam berkunjung
h. Pelayanan makanan
i. Pencegahan infeksi : cuci tangan, etika batuk
j. Menjelaskan hak dan kewajiban pasien selama dirumah sakit
k. Mengingatkan pasien dan keluarga ketika memasuki waktu ibadah

PPJP melakukan orientasi kepada Ny. N dan keluarga mengenai ruang perawatan
di ruang Ismail 2. Perawat menunjukkan pada keluarga tata letak ruang rawat,
letak kamar mandi, menunjukkan ruangan perawat jika memiliki keperluan untuk
menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi jika kondisi pasien
atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station, menjelaskan mengenai
keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan gizi, serta kapan waktu untuk
berkonsultasi dengan dokter, menjelaskan hak dan kewajiban pasien selama di
rawat di rumah sakit, mengajarkan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar dengan cara cuci tangan 6 langkah serta mengajarkan etika saat batuk.

Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan, pentingnya pemasangan pengaman tempat tidur agar
mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga diminta untuk
menandatangi lembar bukti bahwa pasien sudah mendapatkan orientasi dari
perawat yang bertugas. PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban
pasien dan keluarga serta tata tertib RS Roemani Muhammadiyah Semarang.

3. Tingkat Ketergantungan Pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)

Index Hari 1 Hari 2 Hari 3 Keterangan


0 : Tidak mampu

Makan, Minum 2 2 2 1 : Dibantu


2 : Mandiri

0 : Tergantung orang lain


Mandi 0 0 0
1 : Mandiri
Perawatan diri 0 : Tergantung orang lain
1 1 1
(grooming) 1 : Mandiri
0 : Tidak mampu
Berpakaian
1 1 1 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)
BAB (bladder) 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Inkontinensia (tidak
BAK (bowel) 2 2 2 teratur/perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2
Transfer 2 2 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi
roda
Mobilitas 2 2 2
2 : berjalan dengan bantuan
1 orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan
orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan
1 1 1
toilet tapi beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 14 14 14 Ketergantungan ringan

Interpretasi hasil Barthel Index :

20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan ringan

9-11 : Ketergantungan sedang

5-8 : Ketergantungan berat

0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Ny. N dari hari pertama sampai ketiga
didapatkan skor 14 yang termasuk dalam kategori ketergantungan ringan. Untuk
pasien rawat inap, menurut Douglas (1984) standar waktu pelayanan pasien rawat
inap dengan kebutuhan perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam.
Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan pasien per shift-nya
adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 1


= = 0,142 = 1 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7

Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 orang pasien dengan tingkat
ketergantungan ringan membutuhkan 1 perawat dalam setiap shift kerja. Jadi dalam
24 jam dibutuhkan 3 orang perawat.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif, penggunaan
obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh. Perawatan yang
didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip patient safety, yaitu:
a) Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas IGD. Ny.N telah
terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang berisi identitas utama
pasien yaitu Nama, tanggal lahir dan no. Rekam Medis. Setiap kali sebelum
pemberian tindakan pelayanan seperti pemberian obat (oral/iv), perawat selalu
mengidentifikasi identitas pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan
no. Rekam medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.

b) Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika berkomunikasi pada
pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun pada tenaga kesehatan
lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk mengurangi resiko
kesalahpahaman yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah
salah satu contoh komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan
jaga.
Nama Ny. N umur 32 tahun, No. RM 53-96-38 DPJP Taufik, dr.Sp. PD.
Diagnosa medis CKD, masuk pada tanggal 09 Desember 2019 pukul 10.00.
S:
Pasien mengatakan sesak nafas, saat pasien berjalan jauh ataupun aktivitas.
Sesak nafas berkurang saat pasien istirahat dan tidur dalam posisi semi fowler.
Pasien juga mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas. Aktivitas pasien
dibantu keluarga dan perawat. pasien mengatakan 5 hari sebelum masuk
rumah sakit klien merasakan sesak nafas sepanjang hari serta 1 minggu
sebelumnya pasien mengatakan tidak melakukan HD rutin.
O:

Kesadaran composmentis, GCS 15 E4V5M6, keadaan umum tampak lemah, TD


140/90 mmHg, N 92x/menit ireguler, RR 24 x/menit, S 36,1 °C, SpO2 97 %,
CRT 2 detik, pasien terpasang nasal kanul dengan O2 3L/menit, sudah sejak 1
minggu yang lalu pasien tidak melakukan HD rutin.

Hasil Laboratorium :

- Hemoglobin 8,4g/dL,
- Trombosit 149000/mm3
- Ureum 130mg/dL
- Kreatinin 14,2mg/dL

A:

- Pasien dengan diagnosa medis CHF (Congestive Heart Failure)


- Pasien dengan diagnosa keperawatan Intoleransi aktivitas b.d Penurunan
suplai O2

P:

- Monitor pola nafas klien dan TTV


- Posisikan klien semi fowler untuk mengurangi sesak nafas
- Motivasi klien utuk bernafas pelan dan dalam
- Monitor status pernafasan dan oksigenisasi yang sesuai
Kalaborasi alat bantu pernafasan dan terapi medic
- Mengantar pasien ke ruang HD sesuai jadwal
- Melakukan pemantauan / pengecekan hasil dari laboratorium pasien

c) Pengelolaan High Alert Medication (HAM)


Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan prinsip 7
benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar dosis, benar
waktu, benar dokumentasi dan benar informasi yang diberikan. Akan tetapi
ada beberapa obat yang haruss diwaspadai. Obat-obatan yang perlu
diwaspadai adalah obat-obatan yang termasuk sejumlah besar kesalahan
dan/atau kejadian sentinel; obat-obatan yang bila terjadi sesuatu yang tak
diinginkan risikonya lebih tinggi, begitu pula obat-obatan yang mirip
bentuk/bunyi dan namanya.
Rumah sakit menyusun kebijakan dan/atau prosedur untuk mengidentifikasi
obat-obatan yang patut diwaspadai apa saja yang dimiliki rumah sakit
berdasarkan data yang ada. Kebijakan dan/atau prosedur juga menetapkan
bagian mana saja secara klinis memang memerlukan elektrolit konsentrat
sesuai bukti dan praktik profesional yang ada. Obat-obatan yang perlu
diwaspadi yang sudah tercantum dalam prosedur pemberian obat di RS
Roemani Muhammadiyah Semarang yaitu terdapat daftar obat LASA (Look A
Like Sound A Like), High Allert, dan Elektrolit Konsentrat.
1) Tulisan mirip
2) Sound A Like
Amikasin Mikasin
Bledstop Stopbled
Arixtra Blistra
CEFOTAxime CEFTRIaxone
Histrin Hytrin
LapiFED LapiCEF
NarFOZ NorVASK
NIFEdipine NICARdipine
OSSOvit OSFit
SEmax Simarc

3) Look A Like
4) High Alert
Selama dirawat di rumah sakit, Ny. D mendapatkan 3 jenis obat yang
tergolong Look A Like Alprazolam 0,5mg / Alprazolam 1mg, Amlodiphine
10mg / Amlodiphine 5mg, Candesartan 16mg / Candesartan 8mg.

d) Safety surgery
Ny. N tidak ada program operasi

e) Pencegahan infeksi
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau
mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan ke pasien,
petugas, pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas
kesehatan sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan pemakaian
APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik, hal ini terlihat pada
setiap kali perawat melakukan tindakan keperawatan yang kontak langsung
dengan cairan pasien selalu menggunakan handscoon, serta melakukan cuci
tangan dengan prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan
menggunakan handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, pasien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait pengendalian
penyebaran infeksi yaitu melalui pendidikan kesehatan 6 langkah cuci tangan
yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.

f) Pencegahan pasien jatuh


Resiko jatuh di ruangan dicegah dengan memperhatikan tempat tidur pasien
seperti menegakkan pembatas tempat tidur, selain itu juga terlihat dari
penggunaan gelang tangan yang digunakan oleh pasien. memonitor
lingkungan sekitar kamar mandi untuk selalu dibersihkan oleh petugas
cleaning service agar tidak menyebabkan risiko jatuh atau terpeleset.
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien dengan
menggunakan Thee Morse Fall Scale (MFS) untuk mengukur resiko jatuh
pada pasien, berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny. N:
Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl Tgl Tgl


09/12/19 10/12/19 11/12/19

Riwayat jatuh : Jatuh satu kali atau lebih 25


tidak termasuk dalam kurun waktu 6 bulan
- - -
kecelakaan kerja
atau rekreasional

Status mental Agitasi/konvulsi 15 - - -

Dimensia 15 - - -

Gaya berjalan Terganggu 20 - - -

Lemah 10 - - -

Normal 0 0 0 0

Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, dinding, - - -


30
dll

Kruk, tongkat, tripot, dll 15 - - -

Kondisi medis Diagnose sekunder 15 - - -

Pasien terpasang infus 20 20 20 20

Skor total Skore 20 20 20

Kesimpulan Resiko Resiko Resiko


rendah rendah rendah

Keterangan :

Resiko rendah (RR) : 0 – 24

Resiko sedang (RS) : 25 – 50

Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih


Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny.N didapatkan hasil skore 20
(resiko rendah), diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada Ny.N yaitu :

a. Intervensi setiap shift, monitor skoring ulang tiap 2 hari sekali


b. Monitor kondisi umum klien dan tanda vital / 8 jam
c. Pastikan pengaman tempat tidur selalu tertutup saat klien tidur

5. Kebutuhan Waktu Perawatan Pasien

Hari/ Tindakan keperawatan yang Jenis tindakan keperawatan

tanggal dilaksanakan Langsung Tidak langsung Kolaborasi

Melakukan operan jaga 15 menit

Orientasi pasien baru 5 menit

Memberikan edukasi
tentang cuci tangan 6
5 menit
langkah dan 5 moment cuci
tangan

5 menit
09/12/2019 Melakukan pemeriksaan
TTV

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan kondisi


pasien 10 menit

Melakukan operan jaga


5 menit

Total 50 menit

Melakukan operan jaga 15 menit

Melakukan pengkajian 5 menit


10/12/2019
Memberikan informasi
tentang kondisi pasien, 5 menit

tanda gejala dan proses


penyakit

Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan kondisi


10 menit
pasien

Melakukan operan jaga 5 menit

Total 50 menit

Melakukan operan jaga


15 menit

Menanyakan keluhan 5 menit

Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV

11/9/2019 Menganjurkan makan


5 menit
sedikit tapi sering

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan kondisi


10 menit
pasien

Melakukan operan jaga 5 menit

Total 50 menit
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :

Waktu tindakan keperawatan yang


Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan

1 Pagi 50 menit

2 Pagi 50 menit

3 Malam 50 menit

Da Total Total Biaya (Rp)


No Pelayanan
Penggunaan
ri
rekap tindakan keperawatan selama 2 kali shift pagi dan 1 kali shift malam masing-
masing memiliki waktu 50 menit waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
perawatan.

6. Kebutuhan SDM

Jumlah Klasifikasi pasien


Pasien
Minimal

Pagi Pagi Malam

1 0,17 0,17 0,17

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan


pada pasien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Logistik Pada Pasien


Jumlah pembiayaan
1 Administrasi (Kartu Pendaftaran Lama) 2 20.000
2 Biaya Visite Dokter
Jarot Widodo, dr., SpJP 2 150.000
M Sugiarto dr Sp.PD 3 225.000
Hani Nuki, dr. 1 75.000
Narendra Tyas Wicaksana, dr. 1 40.000
Pemeriksaan Dokter IGD 1 35.000
3 LABORATORIUM
Darah rutin 1 90.000
Dispo 3 cc 2 5.800
Gula darah sewaktu 1 22.000
Hemoglobin 2 60.000
Hematokrit 1 60.000
Eritrosit 1 30.000
Leukosit 1 30.000
Trombosit 1 30.000
Ureum 2 76.000
Creatinin 2 80.000
Troponin T 1 45.000
Transfisi Darah 2 Kolf 2 900.000
4 BIAYA TINDAKAN
Pembacaan EKG 1 15.000
Pasang infus dewasa 1 30.000
Rekam EKG 1 50.000
Asuhan keperawatan/hari 3 30.000
Injeksi per hari 6 60.000
Hemodialisa 1 1.250.000
USG Abdomen 1 425.000
5 BIAYA OBAT-OBATAN
RL 500 ml infus (WIDA) 3 33.639
Aqua pro ineksi 50 ml 1 22.775
Infus Nacl 2 44.550
Heparin 6 9.324
Simvastatin 3 4.035
CTM 3 2.994
Becefort 6 4.020
ISDN 9 13.095
Nasal kanul 1 5.000
Concor 3 3.600
Aspilet 3 2.400
Ramipril 3 3.333
Alcohol swab one med 10 11.240
Handscon 8 14.684
Dispo 3 cc one med 7 20.300
Dispo 5 cc one med 2 6.000
O2 ruang 27 10.800
Infus set OI-44 1 28.600
Pro IV transparent 1 5.720
Polywin 20 IV 1 15.444
Hypafix 20 3.320
7 BIAYA KAMAR
Biaya kamar kelas III 3 525.000
8 ADMINISTRASI
Biaya administrasi 1 50.000
Materai 1 6.000
TOTAL 4.674.673

Total pembiayaan pasien selama 3 hari di rawat di ruang Ismail 2 adalah Rp


4.674.673

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


Perawat memberikan edukasi kepada Ny.N dan keluarga mengenai kodisi pasien,
tanda gejala, proses penyakit, cara mengatasi sesak nafas yaitu dengan
mengajarkan duduk dengan posisi kedepan sedikit membungkuk dan penggunaan
obat sesak, dan menganjurkan membatasi aktivitas untuk mengurangi kelelahan.

9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang pasien.
Ketika melakukan pengkajian kepada pasien, keluarga juga ikut dilibatkan
sebab keluarga merupakan bagian dari unit perawatan agar transisi dari ruang
Ismail 2 ke rumah dapat efektif.
Kriteria pasien dilakukan perencanaan pemulangan (discharge planning) saat
assessment awal.
Beberapa elemen dari pengkajian discharge planning diantaranya adalah :
1) Data Kesehatan
Ny.N dengan CKD, saat pertama pengkajian pasien mengeluh sesak,
sesak saat beraktivitas.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan pasiien dan keluarga selama menjalani
perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada pasien saat ini
adalah sesak nafas.
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan dibawa pulang
dan dosis obatnya.
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal pasien aman dan
terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika pasien membutuhkan
pelayanan kesehatan dengan segera, pasien bisa ke tempat pelayanan
terdekat seperti puskesmas.
3) Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis/keperawatan yang akan
diperoleh pasien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus kontrol
dengan dokter penanggung jawab pasien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat, memotivasi pasien untuk
menambah pengetahuan dengan cara mencari informasi ke tenaga medis
terkait kondisi pasien saat ini, meminum obat sesuai resep dokter ketika
sesak nafas dan mengajarkan duduk dengan posisi kedepan sedikit
membungkuk, dan menganjurkan membatasi aktivitas untuk mengurangi
kelelahan.
5) Outpatient referral
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi pasien
dianjurkan diit cukup energi dan rendah garam.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary).

e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi selanjutnya
akan dinilai oleh DPJP apakah pasien sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien dan Keluarga


Kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruang Ismail 2 dinilai dari hasil kuisioner
yang diberikan kepada pasien dan keluarga. Berikut merupakan hasil pengkajian
tingkat kepuasan pasien dan keluarga menggunakan kuisioner tingkat kepuasan:

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √

2. Perawat melakukan komunikasi sebelum melakukan √


tindakan kepada saya dan saya paham

3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya sebagai √


pasien

4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang perawatan √

5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √

6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah dalam √


melayani saya di ruangan

7. Perawat melayani saya dengan sabar √

8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √

9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √

10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, apabila √


saya membutuhkan (mandi, makan, minum obat, BAB
dan BAK)

11. Perawat merespon dengan cepat saat saya membutuhkan √


bantuan

12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √

13. Perawat mendampingi saya saat dokter melakukan √


pemeriksaan

14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √


mengecek gelang pasien

15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau memantau √


keadaan saya secara teratur

16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau keluarga √


sebelum melakukan tindakan

Keterangan :
Pasien dan keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat yang bertugas di ruang Ismail 2.

Penilaian Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang


Pendaftaran `√
Keuangan √
Dokter √
Perawat √
Laboratorium √
Radiologi √
Gizi √
Farmasi √
Rehab Medik √
Kerohanian √
Informasi √
Satpam √
Cleaning Service √
Ruang Perawatan √
Kamar Mandi/Toilet √
Ruang Tunggu Pasien √
Masjid √
Kantin √
Parkir √
Akses Masuk √

Keterangan :
Pasien dan keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa pelayanan petugas dan
fasilitas pelayanan yang diberikan oleh perawat yang bertugas diruang Ismail 2
dan petugas rumah sakit lainya sangat baik.

11. Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga medis seperti
dokter spesialis, perawat. Komunikasi pasien Ny.N dengan dokter spesialis
dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter menjelaskan kondisi pasien dan
proses terapi yang dijalani, keluarga pasian juga bertanya beberapa hal tentang
kondisi pasien. Komunikasi pasien dan perawat dilakukan setiap hari, saat operan
ataupun saat pasien membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi
kebutuhannya.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial. Komunikasi
yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan mudah dimengerti
oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu dan dosis yang diberikan
sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk penanda tangananan discharge
planning pada saat pertama masuk sudah ditanda tangani oleh pasien/
keluarga. Untuk setiap tindakan dari perawat selalu meminta persetujuan dari
pasien
b. Pendukung
Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam
Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
Defisiensi pengetahuan pasien tentang penyakit dan masih kurangnya
pemahaman akan kesadaran betapa pentingnya melakukan HD rutin sesuai
jadwal guna menjaga kesehatan yang stabil.
b. Pendukung
 Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL pasien
 Pasien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan
sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien
 Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan SOP yang ada
 Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai dengan
prinsip pemberian obat dengan prinsip 7 benar

c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada pasien.
Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami, mengajarkan
penggunaan obat sesak bila sesak nafas kambuh dan mengajarkan duduk
dengan posisi kedepan sedikit membungkuk , dan menganjurkan membatasi
aktivitas untuk mengurangi kelelahan serta mengedukasikan/mengingatkan
kembali kepada pasien dan keluarga untuk melakukan HD ritin sesuai jadwal
demi kestabilan kesehatan pasien sendiri.
LAMPIRAN

Hak dan kewajiban pasien


Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes No. 69
tahun 2014 tentang kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban pasien

1) Setiap pasien mempunyai hak :


a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter atau Dokter
gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
q. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termaksudkerahasiaan rekam
medis
r. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis
s. Memberikan persetujuan atau menolak menjadi bagian dalam suatu penelitian
kesehatan
t. Menggugat dana atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata atau
pidata, dan
u. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2) Pasien dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran, mempunyai kewajiban :


a. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit dengan penuh tanggungjawab.
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan dan
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya.
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya.
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
TATA TERTIB

(HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN)

Berikut Tata Tertib Hak dan Kewajiban Pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang:

1. Hak-Hak Pasien
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
prosedur operasional
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
f. Pasein berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai surat izin praktik (SIP) baik di dalam maupun diluar rumah
sakit
i. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medis.
j. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mengkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang diderita
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Pasien berhak mengajuka usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
maupun pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Kewajiban Pasien
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta
petugas lainnya yang bertugas dirumah sakit
d. Memberikan informasi dengan jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
3. Tata Tertib Pengunjung
a. Jam berkunjung
1) Pagi : 10.00 – 12.00 WIB
2) Sore : 17.00 – 19.00 WIB
b. Tanyakan kamar pasien kepada petugas informasi
c. Cuci tangan dengan antiseptic yang telah disediakan baik sebelum maupun sesudah
berkunjung ke ruangan pasien
d. Pengunjung yang boleh masuk kamar pasien maksimal 2 orang secara bergantian
dan tidak berlama-lama supaya pasien bisa istirahat
e. Anak usia di bawah 12 tahun dilarang mengunjungi pasien di rumah sakit
f. Selama di rumah sakit dan kamar perawatan dimohon menjaga ketenangan
g. Tidak membawa barang-barang berbahaya dan membahayakan.
4. Tata Tertib Penunggu Pasien
a. Penunggu dilengkapi kartu penunggu pasien dan maksimal 1 orang
b. Penunggu dimohon ikut menjaga kebersihan, kerapihan dan keamanan di Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
c. Penunggu tidak diperkenankan :
1) Membuat keributan dan kegaduhan di RS Roemani Muhammadiyah Semarang
2) Merokok di lingkungan RS Roemani Muhammadiyah Semarang
3) Membawa senjata api dan senjata tajam kecuali aparat yang sedang
menjalankan tugas atau karena kewenangannya
4) Membawa binatang piaraan
5) Mencuci dan menjemur pakaian di lingkungan RS Roemani Muhammadiyah
Semarang
6) Membawa, memakai perhiasan dan barang berharga secara berlebihan
7) Menyimpan uang dan barang berharga lainnya secara sembarangan di ruang
pasien
8) Menggelar tikar dan tidur di koridor rumah sakit sehingga mengganggu
petugas dalam melakukan pekerjaan
9) Membuang sampah, kotoran atau pembalut tidak pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai