SURAKARTA 2019 I. Pendahuluan Pada akhir-akhir ini, penelitian tentang kestabilan enzim sangat menarik perhatian karena kaitannya dengan pengembangan industri, khususnya industri deterjen, sirup gula cair dari pati, sintesis senyawa organik, pulp dan kertas, pakan ternak, dan pada penanganan buangan industri1. Hingga saat ini sebagian besar enzim yang digunakan dalam industri di Indonesia masih diimpor. Keadaan ini tentunya sangat merugikan jika ditinjau secara ekonom i, padahal Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan sumber alam hayati, terutama mikroba penghasil enzim , termasuk protease. Melihat kondisi ini sangatlah penting untuk mengembangkan teknik produksi, pemurnian dan teknik untuk meningkatkan kestabilan enzim , sehingga dapat memenuhi tuntutan industri agar tidak selalu tergantung pada sumber dari luar negeri.
Berdasarkan hasil-hasil yang telah dilaporkan tersebut, maka pada
penelitian ini dipilih memproduksi, mengisolasi dan memurnikan enzim protease dari bakteri isolat lokal Bacillus subtilis ITBCCB148 yang bersifat mesofilik. Dengan dikuasainya teknik produksi, isolasi dan pemurnian, maka tujuan utama penelitian ini untuk mendapatkan enzim yang stabil terhadap suhu dan pH dapat dilakukan, sehingga enzim hasil isolasi dan pemurnian dapat digunakan dalam industri yang dapat menunjang kemajuan pembangunan dan institusi. Enzim hasil pemurnian dapat dimodifikasi untuk meningkatkan kestabilannya. Selanjutnya enzim hasil pemurnian dengan aktivitas dan tingkat kemurnian yang tinggi juga dapat digunakan untuk mempelajari struktur enzim terutama struktur primernya untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. II. Metode Penelitian
Tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Produksi enzim protease
Tahap produksi protease meliputi : penentuan lama waktu inkubasi untuk mendapatkan enzim dengan aktivitas tertinggi, penentuan suhu optimum , dan penentuan pH optimum media fermentasi. Media fermentasi yang digunakan adalah media yang mengandung pepton 0,5%, ekstrak ragi 0,15%, glukosa 0,036%, dan NaCl 0,25%. b. Isolasi dan pemurnian enzim protease
Isolasi dan pemurnian dilakukan beberapa tahap, yaitu : pem
isahan cairan enzim dari sel dengan sentrifuga dingin sehingga diperoleh ekstrak kasar enzim , pengendapan dengan garam amonium sulfat dengan berbagai tingkat kejenuhan, kromatografi kolom penukar ion, dan kromatografi kolom penyaringan molekul
c. Uji aktivitas protease dan penentuan kadar protein
Pengujian aktivitas protease dilakukan dengan metode Kunitz modifikasi
Kadar protein ditentukan dengan metode Lowry
d. Karakterisasi enzim hasil pemurnian
Karakterisasi enzim hasil pemurnian meliputi: penentuan pH dan suhu
optimum, dan penentuan data kinetika.
e. Penentuan pH dan suhu optimum enzim hasil pemurnian
Untuk mencari pH optimum enzim sebelum dan sesudah modifikasi digunakan bufer fosfat 0,1 M dengan pH bervariasi, yaitu 5,0; 5,5; 6,0; 6,5; 7,0; 7,5; 8,0; 8,5; dan 9,0. Suhu dijaga tetap pada suhu optimum yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mencari suhu optimum, digunakan suhu yang bervariasi, yaitu 40, 45; 50; 55; 60; 65; 70 dan 75 C. f. Penentuan data kinetika enzim hasil pemurnian Konstanta M ichaelis-Menten (Km) dan laju reaksi maksimum (Vmaks) enzim sebelum dan sesudah modifikasi ditentukan dari persamaan Lineweaver-Burk.
III. Pembahasan
A. Produksi Enzim Protease
a. Penentuan suhu, dan waktu panen
Gambar 1 menunjukkan hubungan antara lama waktu pertumbuhan bakteri
terhadap aktivitas enzim protease yang dihasilkan. Grafik tersebut menunjukkan bahwa suhu optimum pertumbuhan bakteri untuk mendapatkan enzim protease dengan aktivitas maksimum adalah pada suhu 35 C. Sedangkan lama waktu pertumbuhan bakteri untuk mendapatkan enzim dengan aktivitas optimum adalah jam ke-60. Aktivitas enzim pada jam ke-60 adalah 0,23 U/mL. Aktivitas enzim pada suhu 32 C tidak berbeda jauh dengan aktifitas enzim pada suhu 35 0C. Sedangkan aktivitas enzim pada suhu 37 C sangat kecil sekali dibandingkan kedua suhu tersebut, ini menunjukkan pertumbuhan bakteri sudah tidak berlangsung dengan baik sehingga enzim protease tidak dapat dihasilkan secara optimal. Gambar 1. Kurva hubungan antara lama waktu pertumbuhan bakteri terhadap aktivitas enzim protease yang diproduksi pada berbagai suhu
b. Penentuan pH optimum
Penentuan pH optimum media, untuk menghasilkan enzim protease dengan
aktivitas optimum dilakukan dengan memvariasikan pH media fermentasi yaitu: 5,0; 6,0; 7,0; dan 8,0. Suhu fermentasi yang digunakan 35oC. Grafik pada Gambar 2 menunjukkan hubungan antara lama waktu pertumbuhan bakteri dengan aktivitas enzim protease yang dihasilkan pada berbagai pH media fermentasi. Grafik tersebut menunjukkan enzim protease dengan aktivitas optimum dihasilkan pada media fermentasi dengan pH 7,0. Aktivitas enzim pada pH tersebut dengan lama waktu inkubasi 60 jam adalah 0,304 U/mL. Gambar 2. Kurva hubungan antara lama waktu pertumbuhan bakteri terhadap aktivitas enzim protease yang diproduksi pada berbagai pH
B. Isolasi dan Pemurnian Enzim Protease
a. Fraksinasi dengan garam amonium sulfat Gambar 3 menunjukkan hubungan antara kejenuhan amonium sulfat dengan aktivitas spesifik enzim yang menunjukkan enzim protease mempunyai aktivitas tertinggi pada fraksi 50-65% dengan aktivitas spesifik 0,55 U/mg.
Gambar 3. Hubungan antara kejenuhan amonium sulfat dengan aktivitas
spesifik enzim protease b. Kromatografi penukar kation CM-Sephadex C-50 Pola protein (A280 ) dan aktivitas (U/mL) enzim protease hasil kromatografi kolom CM-Sephadex C-50 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan aktivitas enzim protease terletak pada puncak protein nomor 3 yaitu pada fraksi ke 16 dan 17 . Aktivitas enzim tertinggi terdapat pada fraksi nomor 17 dengan aktivitas unit sebesar 2,10 U/mL.
Gambar 4. Kromatogram enzim protease dari Bacillus subtilis
ITBCCB148 pada kolom CM-Sephadex C-50
c. Kromatografi kolom penyaringan molekul Sephadex G-100
Pemurnian enzim dengan kromatografi kolom penyaringan molekul Sephadex G-100 menggunakan bufer fosfat 0,05 M , pH 7,0 sebagai bufer elusi. Pola protein (A280) dan aktivitas enzim protease hasil kromatografi kolom Sephadex G-100 dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan dari 4 puncak protein yang diperoleh hanya satu puncak protein nomor 3 yang beraktivitas enzim protease, yaitu fraksi 13 sampai fraksi ke-18 dengan aktivitas tertinggi pada fraksi ke 16 dengan aktivitas 0,25 U/mL Gambar 5. Kromatogram enzim protease dari Bacillus subtilis ITBCCB148 pada kolom filtrasi Sephadex G-100.
Tabel tahapan pemurnian enzim protease dari Bacillus subtilis
ITBCCB148 dapat dilihat pada Tabel 1. Data pada Tabel 1 menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas spesifik enzim yang tinggi untuk masing- masing tahap pemurnian, terutama hasil kromatografi kolom Sephadex G-100. Peningkatan aktivitas spesifik enzim pada tahap pemurnian dengan fraksinasi amonium sulfat adalah 19 x ; 245 x pada pemurnian dengan kromatografi kolom CM-Sephadex C-5; dan 263 x pada pemurnian dengan kromatografi kolom Sephadex G-100. Hasil ini menunjukkan pemurnian yang dilakukan telah berhasil mendapatkan enzim protease hasil pemurnian dengan tingkat kemurnian yang tinggi. C. Karakterisasi Enzim Protease Hasil Pemurnian
a. Penentuan pH optimum enzim protease hasil pemurnian
Aktivitas enzim protease hasil pemurnian Bacillus subtilis ITBCCB148 pada berbagai pH dapat dilihat pada Gambar 6 yang menunjukkan pH optimum enzim protease hasil pemurnian 7,5 dengan aktivitas 0,102 (U/mL). Enzim protease ini termasuk enzim protease netral. Data pada gambar juga menunjukkan enzim protease mengalam i penurunan aktivitas pada pH 8 dan mengalami penurunan aktivitas yang tinggi pada pH 8,5.0
Gambar 6. Kurva hubungan antara pH dengan aktivitas enzim protease
hasil pemurnia
b. Penentuan suhu optimum enzim protease hasil pemurnian
Aktivitas enzim protease hasil pemurnian dari Bacillus subtilis ITBCCB148 pada berbagai suhu dapat dilihat pada Gambar 7. Suhu optimum enzim protease hasil pemurnian berdasarkan gambar tersebut 60 C, dengan aktivitas 0,91 U/mL. Enzim protease ini termasuk enzim yang bersifat termostabil. Gambar 7. Kurva hubungan antara suhu dengn aktivitas enzim protease hasil pemurnian
c. Penentuan data kinetika enzim protease hasil pemurnian
Kurva penentuan harga Km dan Vmaks enzim protease hasil pemurnian Bacillus subtilis ITBCCB148 dapat dilihat pada Gambar 8. Dari persamaan Lineweaver-Burk diperoleh harga Vmaks enzim hasil pemurnian 3,26 U/mL, sedangkan Km enzim hasil pemurnian 6,48
mg/mL substrat.
Gambar 8. Kurva Lineweaver-Burk enzim protease hasil pemurnian
IV. Kesimpulan
Aktivitas spesifik enzim protease hasil pemurnian 65,8 U/mg protein,
meningkat 263 kali dibandingkan dengan ekstrak kasar enzim yang mempunyai aktivitas spesifik 0,25 U/mg protein. Pemurnian enzim telah berhasil mendapatkan enzim dengan aktivitas dan tingkat kemurnian yang tinggi. Enzim protease hasil pemurnian mempunyai pH optimum 7,5 dan stabil pada rentang pH 5,0 8,0. Enzim ini termasuk enzim yang dapat bekerja pada rentang pH yang cukup lebar dan memenuhi syarat untuk penggunaan dalam industri. Suhu optimum eanzim protease hasil pemurnian adalah 60 C; termasuk enzim yang bersifat termostabil dan dapat digunakan dalam proses industri. N ilai Km enzim hasil pemurnian adalah 6,48 mg /mL substrat, dan Vmaks 3,26 U/ mL/ menit, enzim ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap substrat.