BAKTERI
Streptococcus pyogenes
Dosen Pengampu:
Kelompok: 10
FALKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
I. SIFAT:
1. Morfologi
Streptococcus pyogenes adalah bakteri yang selnya berbentuk bulat dengan diameter
0.6-1 μm, tidak berspora, tersusun berderet seperti rantai atau pasangan sel, panjang rantai
bervariasi dimana akan lebih panjang pada media cair dibanding pada media padat dan
sebagian besar ditentukan oleh factor lingkungan.
2. Fisiologis
Bersifat gram positif, bersifat anaerob fakultatif, Streptococcus pyogenes adalah
salah satu jenis bakteri Streptococcus beta hemolitikus grup A sehingga membentuk zona
terang bila ditumbuhkan dalam media agar darah (Cunningham, 2000).
II. PATOGENESIS
Gejala:
Sakit tenggorokan
Demam lebih dari 38 ° C (100 ° F)
Eksudat tonsil ( nanah pada amandel )
Membengkaknya kelenjar getah bening di leher
Mekanisme:
Cara penularan:
Penyebarannya melalui kontak langsung dan dekat dengan orang yang terinfeksi
Misalnya ketika bersin (udara)
Makanan yang terkontaminasi bakteri streptococcus pyogenes
Peralatan yang mudah terkontaminasi oleh bakteri
b) Impetigo
Pada impetigo lokalisasi infeksi sangat superfisial, dengan pembentukan
vesicopustulae di bawah stratum korneum. Terutama terdapat pada anak kecil,
penyebaran terjadi per continuitatum. Bagian kulit yang mengelupas diliputi oleh crusta
yang berwarna kuning madu. Penyakit ini sangat menular pada anak-anak dan biasanya
disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus. Infeksi kuman streptokokus tipe
49 dan 57 pada kulit sering menyebabkan timbulnya nephritis post streptococcalis.
Gejala
a. Luka merah di dekat hidung atau mulut yang segera pecah, bocor nanah atau cairan,
dan membentuk keropeng berwarna madu, diikuti oleh tanda merah yang
menyembuhkan tanpa meninggalkan bekas luka.
b. Luka tidak menyakitkan, tetapi mungkin gatal.
c. Kelenjar getah bening di daerah yang terkena mungkin bengkak.
Mekanisme:
Diketahui merusak membran plasma kapiler darah di bawah kulit dan menghasilkan
ruam kulit merah (karakteristik demam berdarah). Penelitian sebelumnya telah
menunjukkan bahwa beberapa varian toksin erythrogenic dapat diproduksi, tergantung
pada jenis S. pyogenes yang dipermasalahkan. Beberapa strain mungkin tidak
menghasilkan racun yang terdeteksi sama sekali.
Cara penularan
a. Ditularkan dengan kontak langsung misalnya menyentuh atau menggaruk luka
dapat dengan mudah menyebarkan infeksi ke bagian tubuh yang lain.
b. Melalui perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya
dipakai penderita.
Selain itu cara penularan utama dari Streptococcus pyogenes adalah melalui kontak orang ke
orang, melalui udara, dan dapat ditularkan melalui makanan.
a. Intoksikasi pangan adalah gangguan yang disebabkan karena termakannya toksin
yang dihasilkan organisme-organisme tertentu atau gangguan-gangguan akibat
terinfeksi organisme penghasil toksin sedangkan infeksi pangan adalah gangguan
yang disebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang
terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil
metabolismenya. Oleh sebab itu, penyakit yang ditimbulkan oleh streptoccocus
termasuk infeksi (Siagian, 2002).
b. Demam rematik dan glomerulonefritis merupakan penyakit streptokokus akibat
komplikasi non supuratif atau sekuele. Demam rematik akut dapat terjadi apabila
penderita yang terinfeksi S. pyogenes 1-5 minggu sebelumnya tidak mendapat
penanganan segera. Sekuele ini terjadi akibat adanya antibodi protein M yang
bereaksi silang dengan protein jaringan jantung sehingga menimbulkan peradangan
jantung atau lebih dikenal dengan penyakit jantung rematik. Penderita pada
umumnya akan mengalami kerusakan pada sebagian otot jantung dan katup jantung.
(Cunningham, 2000). Glomerulonefritis akut diduga terjadi akibat deposisi
kompleks antigen -antibodi pada membran glomeruli ginjal. Gejala
glomerulonefritis biasanya terjadi 10 hari setelah infeksi tenggorokan atau kulit oleh
S. pyogenes dan umumnya menyerang anak-anak usia 3-4 tahun. Pada orang
dewasa, penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal kronis.
c. Sifat fisiologis :
a. uji kemampuan Menghidrolisis Amilum.
1. Sediakan medium amilum agar.
2. Buatlah garis tengah pada bagiandasar cawan petri.
3. Inokulasikan biakkan murni bakteri pada setengah bagian medium
sedangkan setengah bagian yang tersisa dipakai untuk control. Kemudian
inkubasikan pada suhu 370c selama 24 jam.
4. Tuangkan larutan iodium kepermukaan medium dan perhatikan warna yang
terjadi disekeliling koloni bakteri menunjukkan adanya bagian hidrolisis
amilum oleh bakteri tersebut sedang bagian lainnya bewarna biru
kehitaman.
b. uji kemampuan Menghidrolisis Protein.
1. sediakkan medium skim milk agar.
2. Buatlah garis pada bagian dasar cawan petri.
3. inokulasikan biakkan murni bakteri pada setengah bagian medium
sedangkan setengah bagian yang tersisa dipakai untuk control. kemudian
inkubasikan pada suhu
37 0 C selama 24 jam.
4. Amatilah warna medium. jika bakteri mampu menghidrolisis protein maka
daerah sekeliling bakteri akan jernih sedang bagian lainnya tetap berwarna
keruh.
c. uji kemampuan Menghidrolisis Lemak.
1. sediakan medium NA yang mengandung lemak dan indicator neutral red.
2. Buatlah garis tengah pada bagian dasar cawan petri.
3. inokulasikan biakkan murni bakteri pada setengah bagian medium
sedangkan setengah bagian yang tersisa dipakai untuk control. kemudian
inkubasikan pada suhu 37 0 C selama 24 jam.
4. Amatilah warna medium. jika bakteri mampu menghidrolisis lemak maka
koloni bakteri akan berwarna merah pada bagian dasar. jika tidak
menghidrolisis lemak maka koloni bakteri akan berwarna kuning pada
bagian dasar.
Bakteri streptococcus pyogenes dapat menghidrolisis protein dan lemak pada
manusia dikarenakan bakteri ini merusak sel jaringan otot, di jaringan otot ini
terdapat lemak dan protein.
IV. Pengobatan Infeksi Bakteri Streptococcus pyogenes
Beberapa obat yang biasanya digunakan untuk mengobati impetigo antara lain:
Salep antibiotik tanpa resep topikal, seperti Neosporin.
Antibiotik oral, seperti amoksisilin-klavulanat acid dan sefalosporin.
Jika tidak mempan, dokter akan memberikan clindamycin atau trimethoprim-
sulfamethoxazole.
Bakteri Streptococcus pyogenes sensitif terhadap penicillin G, dan kebanyakan sensitif
terhadap eritrosit. Namun ada sebagian yang tahan terhadap tetrasiklin. Bakteri streptococcus
pyogenes bervariasi dalam daya kepekaannya terhadap antimikroba. Tes kepekaan terhadap
antibiotik khususnya pada endocarditis sangat diperlukan karena bermanfaat untuk
menentukan obatobat mana yang bisa digunakan untuk terapi optimal. Aminoglikosida dapat
meningkatkan kecepatan reaksi bakterisidal penisilin pada streptococcus pyogenes (Jawetz et
al., 2001).
Obat-obat antimikroba tidak berpengaruh pada demam rematik dan glomerulonefritis.
Walaupun demikian, dalam infeksi streptococcus akut, setiap usaha harus dibuat secara cepat
untuk eradikasi streptococcus dari pasien, manghilangkan rangsangan antigenik (sebelum hari
ke-8), dan juga mencegah penyakit pasca-streptococcus. Dosis penisilin atau eritromisin yang
menimbulkan kadar efektif dalam jaringan selama 10 hari biasanya dapat menghilangkan
rangsangan ini. Obat-obat antimikroba juga sangat bermanfaat dalam mencegah infeksi ulang
dengan bakteri Streptococcus pyogenes pada pasien-pasien demam rematik (Jawetz et al.,
2001).
Jenis infeksi pada bagian saluran nafas termasuk ke dalam faringitis obat yang digunakan
penisilin V, eritomisin, penisilin G. Dan menginfeksi pada bagian kulit, otot, tulang termasuk
kedalam Impetigo, frunkel, selulitis, dll. Obat yang digunakan pada infeksi ini
adalah kloksasilin/eritromisin, sefalosforin generasi I.
B. Manfaat Penisilin
Manfaat penisilin adalah untuk mengobati berbagai jenis penyakit infeksi yang diakibatkan
oleh bakteri-bakteri tertentu. Jadi, jangan heran bila mengalami penyakit infeksi akibat bakteri
tertentu, maka dianjurkan untuk menggunakan penisilin.
D. Golongan Penisilin
Antibiotik penisilin terdiri dari beberapa macam golongan, yaitu:
A. Benzilpenisilin dan Fenoksimetilpenisilin
1. Benzilpenisilin (Penisilin G)
2. Fenoksimetilpenisilin (Penisilin V)
Obat antibiotik penisilin yang tergolong ke dalam Benzilpenisilin dan Fenoksimetilpenisilin
memiliki indikasi penggunaan pada penyakit infeksi akibat bakteri streptococcus (termasuk
streptococcus pyogenes).
Selain itu, penggunaan obat penisilin golongan ini juga bisa untuk mengobati infeksi lainnya
seperti infeksi tenggorokan, infeksi mulut, difteri penyakit lyme pada anak, gangren
gas, endokarditis, pnemonia, antraks, selulitis, tonsilitis, dan lainnya.
F. Dosis Penisilin
Dosis penisilin tergantung pada nama generik atau kandungan obatnya. Penisilin dalam
bentuk tablet atau kapsul diberikan dengan dosis mulai dari 125 mg hingga 1 gram per hari
dalam dosis terbagi, sedangkan injeksi dan cairan infus sekitar 1,2-4,8 gram per hari.
Selain itu, dosis obat penisilin juga disesuaikan dengan jenis infeksi dan derajat infeksinya
(ringan, sedang, atau berat). Oleh karena itu, ikutilah aturan pakai dan dosis obat golongan
penisilin yang dianjurkan dokter.
E. Kontra indikasi
Sebelum mengonsumsi obat Erythromycin, ada perhatian khusus yang perlu diketahui yaitu:
Tidak boleh mengonsumsi obat Erythromycin pada penderita gangguan fungsi hati.
Konsultasi ke dokter apabila anda memerlukan obat Erythromycin di masa kehamilan
Obat Erythromycin tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti
theophyline (obat asma), verapamil (obat anti hipertensi penghambat kalsium),
simvastatin, atrovastatin (obat kolesterol) dan obat golongan ergot (untuk migraine)
Beritahukan dokter bila Anda memiliki riwayat penyakit myasthenia gravis, gangguan
ginjal, gangguan hati , porfiria dan lainnya.
Perawatan harus diambil untuk menjaga cairan dari orang yang terinfeksi menjauh
dari kulit orang yang tidak terinfeksi. Mencuci tangan, linen, dan area yang terkena akan
menurunkan kemungkinan kontak dengan cairan yang terinfeksi. Menggaruk dapat
menyebarkan luka; Menjaga kuku tetap pendek akan mengurangi kemungkinan
penyebaran. Orang yang terinfeksi harus menghindari kontak dengan orang lain dan
menghilangkan berbagi pakaian atau linen.