PEMBAHASAN
Menurut Rawlins & Heacock, isolasi sosial atau menarik diri merupakan
usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu
merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir,
berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan..
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang di alami oleh individu dan
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau
mengancam (Nanda-I, 2012).
B. Manifestasi Klinis
Menurut Mustika Sari (2002) dalam Damaiyanti dan Iskandar (2014) tanda dan
gejala klien dengan isolasi sosial, yaitu:
1. Kurang spontan
2. Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)
3. Ekspresi wajah kurang berekspresi (ekspresi sedih)
4. Afek tumpul
5. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
6. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengann
klien lain atau perawat
7. Mengisolasi (menyendiri)
8. Klien tampak memisahkan diri dari orang lain
9. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar
10.Pemasukan makanan dan minuman terganggu
11.Retensi urine dan feses
12.Aktivitas menurun kurang energi (tenaga)
13.Harga diri rendah
14.Posisi janin saat tidur
15.Menolak hubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
a. Respon Adaftif
Respon adaftif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang masih
dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungan yang umum berlaku
dan lazim dilakukan oleh semua orang, jadi individu tersebut masih dalam batas normal
dalam menyelesaikan masalah. Respon ini meliputi:
b. Respon Maladaptif
1) Kesepian adalah individu sulit merasa minim, merasa takut dan cemas.
6) Narsisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh, selalu berusaha
untuk mendapatkan penghargaan dan pujian yang terus menerus.
Menurut Stuart dan Sudden (1998) dalam Mustika Sari (2012). Untuk
mengembangkan hubungan sosial positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur
kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses sehigga kemampuan membina hubungan
sosial dapat menghasilkan keputusan individu.
1. Bayi
2. Pra sekolah
Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang mandiri dan mulai
mengenal lingkungan lebih luas, di mana anak mulai membina hubungan dengan
teman-temannya. Pada usia ini anak mulai mengenal bekerja sama, kompetesi,
kompromi.
3. Remaja
Pada usia ini anak mengembangkan hubungan intim dengan teman sebaya dan
sejenisnya dan umumnya mempunyai sahabat karib. Hubungan dengan sangat
tergantung sedangkan hubungan dengan orang tua mulai interdependen.
Kegagalan membina hubungan dengan teman dan kurangnya dukungan orang tua akan
mengakibatkan keraguan identitas, ketidakmampuan mengidentifikasi karir dan rasa
percaya diri yang kurang.
4. Dewasa muda
5. Dewasa Tengah
Individu pada usia dewasa tengah umumnya telah pisah tempat tinggal dengan
orang tua, khususnya individu yang telah menikah. Jika iya telah menikah maka peran
menjadi orang tua dan mempunyai hubungan antar orang dewasa. Merupakan situasi
tempat menguji kemampuan hubungan interdependen. Kegagalan pisah tempat tinggal
dengan orang tua, membina hubungan yang baru, dan mendapatkan dukungan dari
orang dewasa lain akan mengakibatkan perhatian hanya tertuju pada diri sendiri,
produktivitas dan kreativitas berkurang, perhatian pada orang lain berkurang.
6. Dewasa lanjut
Pada masa individu akan mengalami kehilangan, baik itu kehilangan fisik,
kegiatan, pekerjaan, teman hidup, (teman sebaya dan pasangan), anggota keluarga
(kematian orang tua). Individu tetap memerlukan hubungan yang memuaskan orang
lain. Individu yang mempunyai perkembangan yang baik dalam menerima kehilangan
yang terjadi dalam kehidupannya dan mengakui bahwa dukungan orang lain dapat
membantu dalam menghadapi kehilangannya.
Kegagalan pada masa ini dapat menyebabkan individu merasa tidak berguna, tidak
dihargai dan hal ini dapat menyebabkan individu menarik diri dan rendah diri.
1. Pengkajian
Pengkajian sebagai tahap awal proses keperawatan meliputi pengumpulan data,
analisis data, dan perumusan masalah pasien. Data yang dikumpulkan adalah data
pasien secara holistik, meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
1) Identitas pasien
a. Perawat yang merawat pasien melakukan perkenalan dan kontak dengan pasien
tentang: nama perawat, nama pasien, panggilan perawat, panggilan pasien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
b. Usia dan No. RM dapat dengan melihat rekam medis.
c. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.
3) Faktor predisposisi
a. Gangguan tugas perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas-tugas
dalam setiap perkembangan tidak terpenuhi maka akan menghambat fase
perkembangan sosial selanjutnya.
Misalnya: adanya kegagalan menjalin hubungan intim dengan sesama jenis atau
lawan jenis maka tidak mampu mandiri dan menyelesaikan tugas, kegagalan dalam
bekerja, bergaul, sekolah, ittu semua akan mengakibatkan ketergantungan pada
orang tua, dan endahnya ketahanan terhadap berbagai kegagalan.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung untuk
terjadinya gangguan hubungan sosial, seperti adanya komunikasi yang tidak jelas
(double bind) yaitu saat keadaan dimana individu menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu yang bersamaan, dan ekspresi emosi yang tinggi di setiap
komunikasi.
c.
4. Faktor presipitasi
J. Diagnosa Keperawatan
2. Gangguan konsep diri:harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
K. Intervensi Keperawatan
- Sapa klien
2. Gangguan konsep diri:harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
- Salam terapeutik