“HIPERTENSI EMERGENSI”
Oleh:
Konsulen:
Pendamping
SOLOK SELATAN
2019
1
HALAMAN PENGESAHAN
Muara Labuh,
Konsulen
2
BAB 1
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. R
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Usia : 48 tahun
d. Tanggal MRS : 24 Oktober 2019
e. Tanggal Pemeriksaan : 26 Oktober 2019
2. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Nyeri kepala.
3
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi, DM : disangkal
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign
- TD : 210/130 mmHg
- Nadi : 72x/menit, reguler
- Respirasi : 20x/menit, reguler
- Suhu : 36,6 o C
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala
- Normocephal
- Leher : pembesaran KGB (-/-)
- Mata : konjungtiva anemis (-/-)
Pemeriksaan Thoraks Paru
- Inspeksi : bentuk dada dan gerak napas simetris
- Palpasi : fremitus kiri =kanan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : suara napas vesikuler, rh(-/-), wh (-/-)
Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : iktus kordis teraba (+) di SIC V linea
midklavikularis sinistra
- Perkusi : kanan atas SIC II linea parasternalis dextra, kanan
bawah SIC
IV linea parasternalis dextra, kiri atas SIC II linea
4
parasternalis sinistra, kiri bawah SIC V linea
midklavikularis sinistra
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 8,3 g/dl
Trombosit : 186000/mm3
Hematokrit : 24%
5
B. Pemeriksaan EKG
5. Diagnosis
Hipertensi emergensi
Sindroma dispepsia
CKD stage 5
6. Tatalaksana
Diet ML RG II
Drip nicardipin 1 ampul dalam 50cc NaCl 0,9% titrasi mulai dengan
kecepatan 7,5cc/jam
Injeksi omeprazol 1x80mg
Sukralfat 3xC1
Parasetamol 3x500mg
Simvastatin 1x20mg
Bicnat 3x1
Rencana HD
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
mmHg atau diastolik > 120 mmHg secara mendadak disertai kerusakan target
intraserebral, kegagalan ventrikel kiri akut dengan edema paru, unstable angina,
terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berakibat
pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai sistem organ yang menjadi
organ target pada hipertensi emergensi ini adalah sistem saraf yang dapat
miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut, diseksi aorta; dan sistem
organ lainnya seperti gagal ginjal akut, retinopati, eklampsia, dan anemia
hemolitik mikroangiopatik.
7
Faktor Resiko Krisis Hipertensi
• Penderita hipertensi tidak minum obat atau tidak teratur minum obat.
• Kehamilan
• Pengguna NAPZA
2.3 Patofisiologi
pembuluh darah akan memicu siklus kerusakan endotel mulai dari aktivasi lokal
pelepasan lebih banyak vasokonstriktor. Jika proses ini tidak berhenti, siklus dari
cedera vaskular lebih lanjut, iskemia jaringan, dan disfungsi autoregulatori terjadi
kemudian2.
Presentasi klinis yang paling umum adalah hipertensi darurat infark cerebral
(24,5%), edema paru (22,5%), ensefalopati hipertensi (16,3%), dan gagal jantung
kongestif (12%). Selain itu juga meliputi pendarahan intrakranial, diseksi aorta,
dan eklampsia2.
8
Gambar 1. Patofisiologi Hipertensi Emergensi1
aktor utama dalam mengatur tekanan darah. Dengan mengeluarkan nitric oxide
dan prostacyclin yang dapat memodulasi tekanan vaskuler. Disamping itu peran
9
sistem renin – angiotensin juga sangat berpengaruh dalam terjadinya hipertensi
emergensi.
Saat tekanan darah meningkat dan menetap dalam waktu yang lama, respon
tekanan darah. Keadaan ini akan berujung pada disfungsi endotel dan peningkatan
yang terganggu, diantaranya nyeri dada dan sesak nafas pada gangguan jantung
dan diseksi aorta; mata kabur dan edema papilla mata; sakit kepala hebat,
gangguan kesadaran dan lateralisasi pada gangguan otak; gagal ginjal akut pada
gangguan ginjal; di samping sakit kepala dan nyeri tengkuk pada kenaikan
dengan cepat dan tepat sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan
anti hipertensi yang rutin diminum, kepatuhan minum obat, riwayat konsumsi
dan kejang1.
kreatinin dan urinalisa. Foto thorax, EKG dan CT- scan kepala sangat penting
10
diperiksa untuk pasien-pasien dengan sesak nafas, nyeri dada atau perubahan
status neurologis. Pada keadaan gagal jantung kiri dan hipertrofi ventrikel kiri
11
2.5.1 Anamnesis
ditanyakan3:
Tekanan darah harus dievaluasi pada kedua lengan dengan ukuran manset
yang tepat. Pemeriksaan fisik juga harus bertujuan untuk menentukan atau
perubahan status mental dan defisit neurologis fokal juga harus dilakukan.
dan S4) dan murmur patologis (seperti regurgitasi aorta). Pulsasi vena jugularis
yang meningkat dan ronki pada lapang paru menunjukkan adanya edema
pulmonal dan dekompensasi gagal jantung kongestif. Nadi distal harus dipalpasi
12
pada semua ekstremitas, dan nadi yang tidak sama seharusnya menimbulkan
1. Pemeriksaan Laboratorium
aritmia, iskemia akut atau infark. Urinalisis harus dilakukan untuk menilai
hematuria dan proteinuria. Profil basal metabolik termasuk nitrogen urea dan
serum kreatinin darah penting untuk menilai disfungsi ginjal. Biomarker jantung
2. Pemeriksaan Radiografik
Pasien yang datang dengan perubahan status mental atau defisit neurologis
menilai adanya perdarahan atau infark. X-Ray dada sering dilakukan untuk
menilai adanya edema pulmonal. Jika dicurigai adanya diseksi aorta (berdasarkan
riwayat nyeri dada, nadi yang tidak sama dan/atau pelebaran mediastinum pada X-
darah secepat dan seaman mungkin yang disesuaikan dengan keadaan klinis
13
keadaan yang merugikan atau munculnya masalah baru.
Obat yang ideal untuk keadaan ini adalah obat yang mempunyai sifat bekerja
cepat, mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, menurunkan tekanan darah
dengan cara yang dapat diperhitungkan sebelumnya, mempunyai efek yang tidak
<25% semula dalam waktu kurang dari 1 jam dengan menggunakan agen
parenteral. Dalam 2 - 6 jam setelah stabil, turunkan tekanan darah diastolik hingga
mencapai 160/100-110 mmHg. Jika masih tetap stabil, turunkan tekanan darah
hingga sesuai target dalam 24 – 48 jam. Khusus pada diseksi aorta tanpa syok,
target tekanan darah sistolik 120 mmHg harus dicapai dalam 20 menit3
pengalaman dari dokter itu sendiri. Medikasi yang diberikan sebaiknya per
parenteral (Infus drip, bukan injeksi). Obat yang cukup sering digunakan adalah
14
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan > 180/110 > 180/110 > 220/140
darah
(mmHg)
Gejala Sakit kepala, Sakit kepala hebat, Sesak napas, nyeri dada,
kecemasan; sesak napas kacau, gangguan
sering kali tanpa kesadaran
gejala
Pemeriksaan Tidak ada Kerusakan organ Ensefalopati, edema paru,
Fisik kerusakan organ target; muncul gangguan fungsi ginjal,
target, tidak ada klinis penyakit CVA, iskemia jantung
penyakit kardiovaskuler,
kardiovaskular stabil
Terapi Awasi 1-3 jam; Awasi 3-6 jam; Pasang jalur IV, periksa
memulai/teruskan obat oral berjangka laboratorium standar,
obat oral, kerja pendek terapi obat IV
naikkan dosis
daftar obat hipertensi parenteral yang dapat dipakai dapat dilihat pada tabel.
15
Nitrogliserin 5-100 2-5 5-10 Sakit kepala, Iskemia
µg/menit menit menit muntah, Koroner
sebagai methemoglobinemi
infus IV a, toleransi dengan
penggunaan jangka
panjang
Nicardipine 5-15 mg / 5-10 15-30 Takikardi, sakit Hipertensi
Hidroklorida jam IV menit menit, kepala, phlebitis darurat
melebi lokal kecuali gagal
hi 4 jantung akut ;
jam hati-hati
dengan
iskemia
koroner
Fenoldopam 0,1 – 0,3 <5 30 Takikardi, sakit Hipertensi
Mesylate µg/kg menit menit kepala, darurat ; hati-
permenit mual,flushing hati dengan
infus IV glaukoma
1,25 – 5 15 – 30 6-12 Penurunan drastis Gagal
Enalaprilat mg setiap menit jam tekanan renin Ventrikel
6 jam IV tinggi;variable Kiri Akut;
respon Hindari pada
infark
miokard akut
Hidralazine -10-20 -10-20 -1-4 Takikardi, Sakit Eklampsia
Hidroklorida mg IV menit jam IV Kepala, Muntah
-10-40 IV -4-6
mg IM -20-30 jam IM
menit
IM
Adrenergic Inhibitor
Labelatol -20-80 5-10 3-6 jam Muntah,bronkokons Hipertensi
Hidroklorida mg IV menit triksi,pusing, mual, darurat
bolus hipotensi ortostatik, kecuali gagal
setiap 10 kulit kepala jantung akut
menit kesemutan
-0,5-2
mg/menit
sebagai
Infus IV
Esmolol 250-500 1-2 10-30 Hipotensi, mual, Diseksi aorta,
Hidroklorida µg/kg/me menit menit asma, gagal jantung preoperasi
nit bolus
IV, lalu
50-
100µg/kg
/menit
16
dengan
infus;
mungkin
mengulan
gi bolus
setelah 5
menit
atau
meningka
tkan
infuse
sampai
300µg/me
nit
Phentolamine 5-15 mg 1-2 10-30 Takikardi,Sakit Kelebihan
IV bolus menit menit Kepala Katekolamin
Obat hipertensi parenteral6
17
1. Sodium nitroprusside: sodium nitroprusside merupakan
vasodilator arteri dan vena. Obat ini mudah dititrasi dan efeknya
pada aliran darah koroner setelah fenomena coronary steal (coronary steal
sianida dalam bentuk tiosiat membutuhkan fungsi hepar dan renal yang
pengawasan hemodinamik invasif yang aktif dengan garis arterial, obat ini
emergensi.
kerja cepat yaitu dalam 2-5 menit setelah pemberian lewat IV dan berefek
18
hingga sekitar 2-4 jam. Labetalol dapat diberikan secara bolus dan injeksi
menjaga aliran darah cerebral dan koroner. Oleh karena itu, labetalol
blocker generasi kedua. Obat ini bekerja pada L-type voltage gated
Obat ini meningkatkan perfusi cerebral dan sering digunakan untuk krisis
dengan penyakit payah jantung, maka memerlukan pemilihan obat yang tepat
19
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan Darah
mungkin
labetalol
labetalol
Hemorrhage nicardipine
2.8 Prognosis
Penyebab kematian tersering adalah stroke (25%) , gagal ginjal (19%) dan
gagal jantung (13%). Prognosis menjadi lebih baik apabila penanganannya tepat
dan segera.
20
DAFTAR PUSTAKA
21