Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP PENGUKURAN PARAMETER

KUALITAS AIR

Dosen Pengampu: Dr. AMIR HUSIN, ST., MT.

DISUSUN OLEH :

T.MUHAMMAD UMAR AMDANI (170405103)


ARI KURNIAWAN NASUTION (170405107)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Prinsip Pengukuran Parameter Kualitas Air.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan Tugas
dari Bapak Dr. Amir Husin, ST., MT. Melalui makalah yang berjudul Parameter Kualitas
Airini yang diharapkan dapat menunjang nilai penulis didalam mata kuliah Utilitas.
Penulisan makalah ini didasarkan pada hasil dari literatur-literatur yang ada baik dari
buku maupun sumber yang lainnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Adapun kritik
dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pihak yang membacanya.

Medan, 22 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang sangat bermanfaat untuk makhluk hidup.
Manusia menggunakan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti keperluan rumah
tangga, pertanian, industri dan lain-lain. Peranan air bagi kehidupan manusia sangat penting,
sehingga diperlukan perhatian yang besar agar sumber air tetap terjaga kualitasnya.
Kualitas sumber air dari sungai-sungai penting di Indonesia umumnya tercemar amat
sangat berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah rumah tangga, industri, dan
pertanian. Selain itu diketahui penurunan kualitas air sungai tidak hanya terjadi di daerah hilir
sungai, namun telah merambah ke daerah hulu sungai (Rachmad, 2012).
Kualitas suatu perairan sangat di tentukan oleh konsentrasi bahan pencemar pada
perairan tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, disebutkan bahwa
pencemaran air adalah memasuknya atau memasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas perairan turun sampai
ketingkat tertentu yang menyenankan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, beban pencemaran adalah jumlah suatu
pencemar yang terkandung di dalam air atau air limbah yang masuk ke perairan tersebut
(Firmansyah, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana prinsip pengukuran parameter kualitas air?
1.2.2 Bagaimana alat ukur kualitas air berdasarkan parameter?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui parameter kualitas air.
1.3.2 Untuk mengetahui prinsip pengukuran alat ukur kualitas air berdasarkan parameter.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Parameter Kualitas Air
2.1.1 Parameter Fisika
Parameter fisika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah
zat padat terlarut (TDS).

A. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses-proses yang terjadi dalam badan air.
Pengamatan suhu bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi antara suhu
dengan kondisi habitat dan biota lainnya.Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa
akibat sebagai berikut:
(1) jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun
(2) kecepatan reaksi kimia meningkat
(3) kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu
(4) jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati.
Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan organisme
air, termasuk Fitoplankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan organisme akan
oksigen. Perubahan suhu dalam perairan akan mempengaruhi kelarutan berbagai jenis gas di
dalam air serta semua aktivitas biologis di dalam ekosistem akuatik (Firmansyah, 2016).

B. Salinitas
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu
jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air laut.
Salinitas Dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan topografi
suatu perairan. Salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya,
misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35%, estuari 5-35
% dan air tawar 0,5-5% (Firmansyah, 2016).

C. Kekeruhan
Kekeruhan didefenisikan sebagai intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh
bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan menggambarkan sifat optic yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
di dalam air (Rachmad, 2012). Intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan
mempengaruhi produktivitas. Hasil perubahan energi cahaya matahari menjadi energi kimia
dapat diperoleh melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Kecerahan sangat ditentukan
oleh partikel- partikel terlarut dan lumpur. Semakin banyak partikel atau bahan organik
terlarut maka kekeruhan akanmeningkat (Firmansyah, 2016).

D. Total Suspensed Solids (TSS)


Total Suspended Solid adalah bahan-bahan tersuspensi yang tidak larut dalam air,
termasuk bahan organik dan anorganik. Total Suspended Solid merupakan bahan-bahan
tersuspensi (diameter lebih dari 1µm) terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad- jasad
renik yang tertahan pada saringan milipore dengan diameter pori 0.45 µm. Penyebab yang
utama adalah erosi tanah yang terbawa ke badan air.padatan tersuspensi akan mengurangi
penetrasi cahaya matahari sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen di perairan
(Firmansyah, 2016).

E. Total Dissolved Solids (TDS)


Total Dissolved Solid (TDS) atau Total padatan terlarut merupakan bahan- bahan terlarut
dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring dengan ukuran pori 0,45 µm. Padatan ini
terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan
garam-garamnya. Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami
evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu (Firmansyah, 2016).

2.2.2 Parameter Kimia


Parameter kimia menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia organik.

A. Phospat(PO4)
Phospat masuk ke dalam air berasal dari kotoran manusia dan hewan, bebatuan yang kaya
akan fosfor, kegiatan mencuci, limbah industri dan limpasan pupuk. Tingginya konsentrasi
phospat akan mengakibatkan suatu perairan menjadi sangat subur sehingga dapat
menyebabkan euterofikasi (Rachmad, 2012). Keberadaan fosfat secara berlebihan yang
disertai keberadaan nitrat dapat menstimulir ledakan pertumbuhan alga di perairan yang dapat
menggunakan oksigen dalam jumlah besar sehingga berdampak pada penurunan kadar
oksigen terlarut (Firmansyah, 2016).
B. Nitrat (NO3)
Nitrat (NO3) adalah salah satu zat hara berbentuk nitrogen di perairan alami dan
merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan biota.Senyawa ini dihasilkan dari
proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Sehingga akan menyebabkan
kematian massal pada organisme perairan terutama ikan (Firmansyah, 2016).

C. Biological Oxygen Demand (BOD)


Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah
oksigen yang dibutuhkan organisme hidup di dalam air lingkungan untuk memecah
(mendegradasi/mengoksidasi) bahan-bahan buangan organik yang ada di dalam air
lingkungan tersebut (Rachmad, 2012).Biological Oxygen Demand (BOD) merupakan salah
satu indikator pencemaran organik pada suatu perairan. Bahan organik akan distabilkan
secara biologis engan melibatkan mikroba melalui system oksidasi (Firmansyah, 2016).

D. Chemical Oksigen Demand (COD)


Chemical Oksigen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen
yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi
kimia. Dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium bikchromat atau
K2Cr2O7 menjadi gas CO2 dan H2O serta jumlah ion crhom. Warna larutan air lingkungan
yang mengandung bahan buangan organik sebelum reaksi oksidasi adalah kuning. Setelah
reaksi oksidasi selesai maka akan berubah menjadi hijau. Makin banyak kalium bikromat
yang dipakai pada reaksi oksidasi, berarti makin banyak oksigen yang diperlukan. Ini berarti
air lingkungan makin banyak tercemar oleh bahan buangan organic (Rachmad, 2012).

E. pH
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu dari parameter kimia perairan yang dapat
dijadikan indikasi kualitas perairan.Derajat keasaman adalah gambaran jumlah atau aktivitas
ion hydrogen di dalam perairan. Derajad keasaman menunjukkan suasana air tersebut apakah
masih asam ataukah basa. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan
kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa
(Firmansyah, 2016).
F. Dissolved Oxygen(DO)
Dissolved Oxygen (DO) atau Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi
untuk pertumbuhan dan pembiakan.Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan
kadar oksigen terlarut karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang
ada banyak digunakan untuk pernapasan serta oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik.Oksigen terlarut (DO) dilaporkan sebagai miligram oksigen per liter air (mg/L)
yang bisa disebut bagian berat per juta (ppm) (Rachmad, 2012).

2.2.3 Parameter Biologi


Parameter biologis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya menggunakan mikrobiologi seperti bakteri Coliform dan
E. coli sebagai organisme petunjuk. Air yang baik idealnya tidak mengandung bakteri
Coliform dan E. coli.

A. KelimpahanFitolankton
Fitoplankton tergolong sebagai organisme autotrof, yang membangun tubuhnya dengan
mengubah unsur-unsur anorganik menjadi zat organik dengan memanfaatkan energi karbon
dari CO2 dan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis. Fitoplankton dapat berperan
sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat menggambarkan kondisi suatu perairan.
Salah satu ciri khas organisme fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di
perairan (Firmansyah, 2016).

B. Bakteri
Bakteri Fecal coli yang ditemukan dalam air sungai menunjukkan kontaminasi oleh
limbah kotoran manusia atau hewan yang dapat mengandung bakteri lain, virus, atau
organisme penyebab penyakit. Hal inilah yang menyebabkan bakteri Fecal coli dianggap
"organisme indikator". Adanya bakteri Fecal coli di dalam air merupakan peringatan adanya
organisme penyebab penyakit (Rachmad, 2012).

2.3 Alat Ukur Air Berdasarkan Parameter


Untuk mengetahui tingkat kualitas air, kita dapat mengukurnya dengan beberapa alat
ukur air berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi.
2.3.1 Alat ukur air berdasarkan parameter fisika
Untuk mengukur kualitas air berdasarkan parameter fisika, kita dapat menggunakan
beberapa alat ukur air seperti berikut ini:

A. Salinometer

Salinometer digunakan untuk mengukur salinitas air. Salinitas air sendiri memiliki
pengertian tingkat keasinan yang terlarut atau tingkat kadar garam dalam air. Air tawar
memiliki salinitas kurang dari 0,05 part-per-thousand (ppt), air payau atau saline
memiliki salinitas antara 3-5 ppt, dan brine memiliki salinitas lebih dari 5 ppt. Prinsip
kerjanya ialah mengukur tingkat elektromagnetis air dengan mengontakannya ke
elektroda yang terdapat pada alat.

B. Current Meter

Current meter digunakan untuk mengukur kecepatan arus dan debit air yang dapat
dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan
arus dan debit airnya. Pertama, current meter dengan pengukuran otomatik adalah current
meter yang dapat merekam data tentang kecepatan arus dan debit air tanpa harus
langsung dilakukan oleh orang yang menggunakannya.Kedua, current meter dengan
pengukuran non-otomatik adalah current meter yang dapat merekam data tentang
kecepatan arus dan debit air yang harus dilakukan langsung oleh orang yang
menggunakannya. Prinsip kerjanya ialah membaca RPM turbin yang digerakkan oleh
arus aliran.

C. Turbidity meter

Turbidity meter digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Kekeruhan pada
air terjadi karena adanya kandungan zatorganik yang berasal dari hewan dan tanaman
yang mengalami pelapukan atau zat anorganik yang berasal dari logam dan batu-
batuan yang mengalami pelapukan. Prinsip pengkuruannya ialah dengan melewatkan
cahaya melalui cairan yang akan dianalisa.

D. Termometer Air

Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu air berdasarkan sifat termometrik,
yaitu sifat yang terjadi karena adanya perubahan suhu air. Prinsip kerjanya ialah
mengukur jumlah panas yang diterima pendeteksi logam yang terdapat pada alat.
2.3.2 Alat ukur air berdasarkan parameter kimia
Untuk mengukur kualitas air berdasarkan parameter kimia, kita dapat menggunakan
beberapa alat ukur air seperti berikut ini:
A. pH Meter

pH Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar pH (kadar basa atau
kadar keasaman) pada air. pH Meter memiliki sebuah probe atau elektroda pengukur
berbentuk batang berstruktur yang biasanya terbuat dari kaca dan ini menjadi bagian
yang sangat penting pada pH Meter. Prinsip kerjanya ialah mengukur tingkat
elektrokimia air dengan mengkontakannya ke elektroda yang terdapat pada alat.

B. Spektrofotometer

Alat ukur air yang satu ini terdiri atas 2 alat ukur, yaitu spektrometer dan fotometer.
Sebagai alat ukur air, spektrofotometer digunakan untuk mengukur kadar amonia,
fosfat, nitrat, dan nitrit. Prinsip kerjanya dengan mengukur cahay yang diserap dan
dipantulkan yang dilewatkan melalui cairan.
C. CO2 Meter

Kadar karbondioksida dalam air ini dapat kita ukur dengan menggunakan CO2
Meter. Jika kadar karbondioksidanya tinggi, kualitas air dapat dikatakan buruk dan jika
kadar karbondioksidanya rendah, kualitas air dapat dikatakan baik. Prinsip kerjanya
ialah mengukur tingkat elektromagnetis air dengan mengkontakannya ke elektroda yang
terdapat pada alat.

D. DO Meter

DO (Dissolve Oxygen) Meter digunakan untuk mengukur kadar oksigen di dalam


air atau di dalam suatu larutan dengan sistem digital. Kadar oksigen dalam air
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kandungan berbagai macam zat organik dan
suhu udara. Prinsip kerjanya ialah mengukur tingkat elektrokimia air dengan
mengontakannya ke elektroda yang terdapat pada alat.
2.3.3 Alat ukur air berdasarkan parameter biologi

Untuk mengukur kualitas air berdasarkan parameter biologi, kita dapat menggunakan
beberapa alat ukur air seperti berikut ini:

A. Bogorov Tray

Bogorov Tray adalah mikroskop binokuler dengan 40 kali pembesaran yang


digunakan untuk mengamati zoop lankton dalam air. Prinsip kerjanya menghitung
mikroorganisme persekian mililiter air.

B. Sedgwick Rafter Cell

Sedgwick Rafter Cell adalah mikroskop binokuler dengan 100 kali pembesaran
yang digunakan untuk mengamati phytoplankton dan mikrozooplanton dalam air.
Prinsp kerjanya ialah menghitung jumlah mikroorganisme persekian mililiter air.

C. Jaring Plankton

Plankton Net adalah sebuah jaring yang digunakan untuk menyaring plankton
dalam air dan biasanya terbuat dari nilon berbentuk kerucut dengan panjang 4 hingga 5
kali diameter mulutjaring. Plankton yang ada di dalam air jumlah dan ukurannya sangat
banyak. Prinsip kerjanya adalah menimbang berat plankton yang terjaring.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Parameter fisika kualitas air terdiri atas total dissolved solids (TDS), total suspensed solids
(TSS), suhu, kekeruhan, salinitas.
2. Parameter kimia kualitas air terdiri atas phospat, nitrat, biological oxygen demand (BDO),
chemical oxygen demand (COD), pH, dissolved oxygen (DO).
3. Parameter biologi kualitas air terdiri atas kelimpahan fitolanktan dan bakteri.
4. Alat ukur parameter fisika kualitas air terdiri atas current meter, salinometer, termometer air,
turbidy meter.
5. Alat ukur parameter kimia kualitas air terdiri atas DO meter, CO2 meter, Spektrofotometer,
pH meter.
6. Alat ukur parameter biologi kualitas air terdiri atas bogorov tray, plankton net, dan sedwick
rafter cell.
DAFTAR PUSTAKA

Rachmad, Silvia. 2012. Evaluasi Kualitas Air Sungai Kali Ireng Di Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Depok.

Firmansyah, Rian. 2016. Analisa Kualitas Perairan Ditinjau Dari Parameter Kimia, Fisika,
Biologi Di Sinden Kembar Desa Penari. Jember.
Air Minum Pada Air Sumur Warga Dasa Wisma Rt 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.

Anda mungkin juga menyukai