Anda di halaman 1dari 11

BAB 13

PENILAIAN KINERJA

A. Benang Merah
Proses pengukuran kinerja haruslah didahului dengan pengakuan terhadap obyek
kinerja, yang telah dibahas dalam empat bagian di buku ini. Pengakuan akan kinerja
manajerial telah ditelusuri dari aspek akuntansi manajemen ke detail aspek anggaran.
Sedangkan pengakuan tentang kinerja akuntansi telah dirumuskan dalam hubungan antar
standar akuntansi dan sistem akuntansi. Pengakuan akan pengolahan pendanaan telah
dikupas dalam topik investasi, pembelanjaan dan fiskal. Dan dibagian terakhir, proses
pemeriksaan terhadap kinerja manajerial, akuntansi dan pembelanjaan telah dilakukan.
B. Definisi
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebjiksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan , misi, dan visi
organisasi yang terutang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi. Menurut Larry
D Stout(1993) menyatakan bahwa “Penilaian Kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-
hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses”
1. Tujuan atau manfaat Penilaian Kinerja
Peranan pengukuraan prestasi sebagai alat manajemen untuk :
a) Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk
pencapaian prestasi
b) Memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati
c) Memonitor dan mengevaluasi kinerja
d) Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksanaan
yang telah diukur dengan sistem pengukuran prestasi yang telah disepakati
e) Menjadikan alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki prestasi organisasi
f) Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah diperbaiki
g) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
h) Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
i) Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan
j) Mengungkap permasalah yang terjadi
2. Prinsip-prinsip Pemilihan Ukuran Kinerja
a) Evaluasi kembali ukuran yang ada
b) Mengukur kegiatan yang penting, tidak hanya hasil keseluruhan
c) Pengukuran harus memotivasi tim kerja untuk pencapaian tujuan.
d) Proses pengukuran merupakan perangkat yang terintegrasi
e) Fokus pengukuran harus melibatkan akuntabilitas publik
3. Aspek yang Diukur
a) Aspek finansial
b) Kepuasan pelanggan
c) Operasi dan pasar internal
d) Kepuasan pegawai
e) Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders
f) Waktu
Mekanisme pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sbb:
1) Membuat komitmen dan menjalankan pengukuran kinerja
2) Perlakuan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang berkelanjutan
3) Menyesuaikan proses pengukuran kinerja dengan organisasi
4. Teknik dan Metode Pengukuran
a. Skala nominal
Skala nominal merupaka skala pengukuran yang paling rendah tingkatnya karena
dengan skala ini obyek pengukuran hanya dapat dikelompokan berdasarkan ciri
yang sama
b. Skala ordinal
Skala ini lebih baik daripada skala nominal. Kelebihan skala ordinal daripada
nominal yaitu golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan
tingakatannya.
c. Skala interval
Skala ini memiliki ciri yang sama dengan skala ordinal, yaitu dapat membedakan
obyek kedalam golongan yang berjenjang.
d. Skala rasio
Skala rasio merupakan skala yang tertinggi tingkatnya. Selain mempunyai kesamaan
dengan skala interval yang berarti juga mempunyai ciri yang dimiliki oleh semua
skala dibawahnya.
5. Siklus Pengukuran Kinerja
1) Perencanaan Strategik
Yang berkenaan dengan penetapan Visi, Misi, Tujuan , dan Sasaran, Kebijakan,
program operasional dan kegiatan /aktivitas
2) Penetapan indikator kinerja
Indikator kinerja dapat berupa indikator input, output,outcomes,benefit atau impacts
3) Mengembangkan sistem pengukuran kinerja
Ada tiga kegiatan dalam tahap ini. Pertama harus yakin bahwa mempunyai data atau
pencarian data yang diperlukan terus dilanjutkan sesuai siklus pengukuran kinerja.
Kedua, mengukur kinerja, harus mengumpulkan data. Terakhir, menggunakan data
pengukuran kinerja yang dihimpun, dan hal ini harus dipresentasikan dengan cara
yang dapat dimengerti.
4) Penyempurnaan Ukuran
Pada tahap ini, pemikiran atas indikator hasil dan indikator dampak menjadi lebih
panjang dibandingkan atas indikator masukan dan keluaran
5) Pengintegrasian dengan Proses Manajemen
Pada saat ukuran kinerja tersedia, tantangan selanjutnya adalah mengintegrasi
pengukuran kinerja dengan proses manajemen.
C. Teknologi Pengukuran Kinerja
Teknologi balance score card (BSC)
Ada beberapa alat dalam pengukuran kinerja, dimana salah satunya adalah
menggunakan balanve score card. Didalam BSC terdapat 4 perspektif yang dinilai.
Perspektif keuangan Memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai
oleh organisasi dalam mewujudkan visinya
Perspektif konsumen Memberikan penilaian terhadap segmen pasar yang dituju dan
tuntutan customer beserta tuntutan kebutuhan yang dilayani
oleh organisasi dalam upaya mencapai tarher keuangan
Perspektif proses Memberikan penilaian gambaran proses yang harus dibangun
bisnis/internal untuk melayani customer dan untuk menapai target keuangan
tertentu
Perspektif pembelajaran Memberikan penilaian yang merupakan pemacu untuk
dan pertumbuhan membangun kompetisi personel, prasarana system informasi,
dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk
mewujudkan target keuangan, customer dan proses bisnis
internal

Penilaian dengan 3E (Ekonomi, Efisiensi, Efektifitas)


Tolak ukur dalam anggaran belanja suatu organisasi, baik organisasi yang berorientasi
laba(swasta) maupun organisasi nonprofit (sektor publik) adalah value for money meliputi
penilaian efisiensi, efektifitas, dan ekonomi. Efisiensi dan efektifitas anggara belanja
merupakan salah satu prinsip utama dalam penyelenggaraan anggaran belanja suatu
organisasi sektor publikagar dapat memberikan pelayanan dan kesejahteraan yang
maksimal.
Indicator kinerja yang dalam suatu organisasi yang menggunakan value for money
harus menggambarkan pencapaian tingkat pelayanan pada biaya ekonomis yang
terbaik(economical cost). Ini berarti unit biaya yang rendah tidak selalu menggambarkan
value for moneyyang terbaik, karena dengan biaya yang termurah tidak selalu merupakan
yang terbaik. Untuk lebih jelas efisiensi, efektifitas dan ekonomi akan diuraikan sebagai
berikut:
 Efisiensi adalah hubungan anatar input dan output dimana barang dan jasa yang dibeli
oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu.
 Efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektifitas diukur
berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur organisasi mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
 Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan jasa dibeli pada
kualitas yang diinginkan dan pada harga terbaik yang dimungkinkan.
Siklus Pengukuran Kinerja
Terdapat 5 tahap untuk melakukan pengukuran kinerja, yaitu penskemaan startegi,
penciptaan indicator, pengembangan sistem pengukuran data, penyempurnaan ukuran
kinerja dan pengintegrasian dengan proses manajemen.
Perencanaan startegi Siklus pengukuran kinerja dimulai dengan proses penskemaan
strategik, yang berkenaan dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran,
kebijakan, program operasional dan kegiatan
Penciptaan indicator Setelah perumusan startegik, instansi pemerintah perlu menyusun
kinerja dan menetapkan ukuran kinerja. Ada beberapa aktivitas dari
beberapa jenis program yang dilaksanakan dalam proses ini untuk
mengahsilkan indikator kinerja berupa input, process, output,
outcomes, benefit atau impact. Indicator yang mudah adalah
untuk aktivitas yang dapat dihitung, misalnya jumlah klaim yang
diproses
Mengembangkan Ada tiga kegiatan dalam tahap ini: 1. Meyakinkan keberadaan
sistem pengukuran data yang diperlukan dalam siklus pengukuran kinerja. 2,
kinerja mengukur kinerja dengan data yang tersedia dan data yang
dikumpulkan. 3, penggunaan data pengukuran kinerja dihimpun,
harus dipresentasikan dalam cara-cara yang dapat dimengerti dan
bermanfaat
Penyempurnaan Pada tahap ini, pemikiran kembali atas indicator hasil dan
ukuran indicator dampak menjadi lebih penting dibandingkan pemikiran
kembali atas indicator masukan dan keluaran
Pengintegrasian Bagaimana menggunakan ukuran kinerja tersedia secara efektif
dengan proses merupakan tantangan selanjutnya. Penggunaan data organisasi
manajemen dapat dijadikan alat untuk memotivasi tindakan dalam organisasi

D. Indikator Kinerja dan Pengendalian di Sektor Publik


Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan
elemen indikator yang terdiri dari :
1. Indikator masukan (Input)
Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan
dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber
daya manusia, informasi dan sebagainya.
2. Indikator keluaran (output)
Indikator keluaran adalah sesutau yang diharapkan langsung tercapai dari suatu
kegiatan yang dapata berupa fisik maupun nonfisik.
3. Indikator hasil (outcome)
Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan.
4. Indikator manfaat (benefits)
Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
kegiatan.
5. Indikator dampak (impacts).
Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada
setiap indikator yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target
tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi. Jadi pengukuran kinerja harus
berbasis pada strategi organisasi. Pemilihan indikator dan ukuran kinerja dan penetapan
target untuk setiap ukuran ini merupakan upaya konkret dalam memformulasikan tujuan
strategis organisasi sehingga lebih terwujud dan terukur. Pengukuran kinerja juga harus
didasarkan pada karakteristik operasional organisasi. Hal ini terutama diperlukan untuk
mendefinisikan indikator dan ukuran kinerja yang digunakan.
Penerapan skema indikator kinerja perlu adanya artikulasi dari tujuan, visi, misi,
sasaran dan hasil program yang dapat diukur dan jelas manfaatnya. Karena akurasi
keputusan dapat dihasilkan dengan dukungan informasi yang baik. Dengan adanya
pengukuran kinerja sektor publik memberikan manfaat yang pasti terhadap jalannya
kinerja pemerintah.
Monitoring dan review terhadap indikator kinerja harus terus dilakukan sebagai
bagian dari upaya menciptakan kultur perbaikan kinerja secara berkelanjutan. Review
secara rutin terhadap indikator kinerja bertujuan untuk menguji validitas dan keandalan
indikator yang dibuat agar dapat menyesuaikan perubahan kebutuhan layanan sehingga
dalam jangka panjang menghasilkan ukuran kinerja yang lebih baik dan efektif.
Menurut Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik
menyatakan karekteristik indikator kinerja sebagai berikut:
1. Sederhana dan mudah dipahami,
2. Dapat diukur,
3. Dapat dikualifikasikan, misalnya dalam bentuk rasio persentase dan angka,
4. Diakitkan dengan standar atau target kinerja,
5. Berfokus pada costumer service, kualitas dan efisiensi,
6. Dikaji secara teratur.
E. Praktek Penilaian di Luar Negeri
Praktek Penilaian Kinerja Di Luar Negeri – Baldrige Award Sebagai Pengukur Prestasi
(Mutu) Di Amerika
Baldrige Award ini direkayasa untuk mempromosikan :
 Kesadaran akan pentingnya mutu sebagai salah satu elemen untuk kemampuan
bersaing.
 Pengertian akan pentingnya keunggulan mutu.
 Berbagai informasi tentang strategi mutu dan manfaat dari pelaksanaan strategi yang
sukses
F. Pengukuran Kinerja di Sektor Publik
Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan
non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan alat pengendalian organisasi,
karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment systems.
Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud :
1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus
pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada ahkirnya akan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian Pelayanan publik.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban
publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, Sehingga tidak ada indikator
tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukan kinerja secara komperhensif. Berbeda
dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak
bersifat ingtangible output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja
sektor publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja non-finansial.
Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja :
a) Untuk mengkomunikasikan strategi dengan lebih baik (top down and bottom up).
b) Untuk mengukur kinerja finansial dan non – finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
c) Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan manajer
bawah serta memotivasi dan untuk mencapai goal congruence.
d) Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.
Setelah tujuan pengukuran kinerja dicapai maka perusahaan akan mendapat
manfaat langsung yaitu :
Manfaat Pengukuran Kinerja
a) Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen.
b) Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.
c) Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya
dengan target kinerja serta sserta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki
kinerja.
d) Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas
pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati.
e) Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki
kinerja organisasi.
f) Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi
g) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h) Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.”
G. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( Lakip )
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan sebuah istilah yang mempunyai banyak arti. Menurut Abdul Halim
(2002) kinerja dapat berarti suatu prestasi kerja dan proses penyelenggaraan di mana
tujuan organisasi ingin dicapai. Definisi lain dari kinerja menurut Sri Ningsih (2002)
kinerja mungkin berfokus pada input, misalnya uang, staf/karyawan, wewenang yang
legal, dukungan politik atau birokratis. Kinerja mungkin juga berfokus pada aktivitas
atau proses yang mengubah input menjadi output dan kemudian menjadi outcome,
misalnya : kesesuaian program atau aktivitas dengan hukum, peraturan, dan pedoman
yang berlaku atau standar proses yang ditetapkan. Kinerja mungkin juga berfokus pada
jumlah output suatu program atau kegiatan, misalnya jumlah produk atau jasa yang
telah diberikan atau disediakan bagi kolega, klien dan publik atau masyarakat. Kinerja
juga mungkin berfokus pada efisiensi atau produktivitas yang menghubungkan output
dengan input. Sedangkan menurut Indra Bastian (2001), kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi suatu organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Maksudnya setiap
kegiatan organisasi harus diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian
arah organisasi di masa yang akan datang dalam visi dan misi organisasi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah suatu konstruk yang
bersifat multidimensional yang pengukurannya bervariasi tergantung kompleksitas
faktor-faktor yang membentuk kinerja.
2. Indikator Kinerja
Indikator kinerja menurut Mahmudi (2002) didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif
atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang
telah ditetapkan. Definisi diatas juga dikemukakan oleh LAN (2003:13) dalam
mendefinisikan indikator kinerja, dan ditambahkan dengan memperhitungkan indicator
masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits), dan dampak
(impacts). Penetapan indikator kinerja yang baik sangatlah penting, karena indicator
kinerja dapat dijadikan suatu dasar dalam mengukur suatu kinerja. Dengan adanya
indikator kinerja kita dapat mengetahui apakah suatu aktivitas atau program telah
dilakukan secara efisien dan efektif. Oleh sebab itu, penetapan indikator kinerja
kegiatan harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan
dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus diorganisasikan.
3. Penilaian dan Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja menurut Simanjuntak (2005) adalah penentuan secara periodic
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian operasional dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan
menurut Mahmudi (2002) pengukuran kinerja didefinisikan sebagai pengukuran hasil
dan efisiensi jasa atau program berdasarkan basis reguler (tetap, teratur). Untuk
melakukan pengukuran kinerja, diperlukan informasi akuntansi terutama menentukan
indikator kinerja (performance indicator) sebagai dasar penilaian kinerja. Manajemen
akan mengalami kesulitan untuk melakukan pengukuran kinerja apabila tidak ada
indikator kinerja yang memadai. Dalam pengukuran kinerja, informasi yang digunakan
dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:
o Informasi Finansial
Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah
dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau
perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Analisis varians secara
garis besar berfokus pada:
 Varians pendapatan (revenue variance)
 Varians pengeluaran (expenditure variance)
 Varians belanja rutin (recurrent expenditure variance)
 Varians belanja investasi/modal (capital expenditure variance)
o Informasi Non-Finansial
Penilaian kinerja menurut Simanjuntak (2005) memberikan dua alasan penting,
yaitu:
 Untuk memperbaiki pelayanan publik (improved public service)
 Untuk memperbaiki akuntabilitas (improved accountability)
4. Kinerja Instansi Pemerintah
Definisi kinerja instansi pemerintah sendiri menurut Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara No : 239/IX/6/8/2003 adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi
instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai