KABUPATEN PURWOREJO
Disusun oleh:
NIM : 102017006
TAHUN 2019
MANAJEMEN KEBIDANAN KELUARGA
KABUPATEN PURWOREJO
Mengesahkan
AKADEMI KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah-Nya. Sehingga
penulisan presus ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar tepat pada
waktunya.
Laporan KK Intensif dengan judul “Ny S Usia 27 Tahun G2P1A0 Usia
kehamilan 28+6 Minggu dengan Resiko Tinggi Badan <145” sebagai tugas
Praktek Klinik Kebidanan Komunitas. Pada kesempatan ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnnya kepada :
1. Ibu Nurma Ika Zuliyanti, S.S.T., M.Kes selaku direktur Akbid
Bhakti Putra Bangsa Purworejo
2. Ibu Fetty Chandra Wulandari, S.SiT., M.Kes selaku pembimbing
lahan praktik kebidanan komunitas
3. Seluruh Dosen Akbid Bhakti Putra Bangsa Purworejo
4. Bapak Supandi selaku Kepala Desa Pandanrejo
5. Orang tua dan keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang
serta dukungan moril dan materi
6. Beserta teman-teman yang sudah membantu saya
menyelesaikan tugas ini baik saran maupun kritikan yang diberikan.
Penulis berharap laporan KK intensif ini dapat memberikan manfaat
bagi tenaga kesehatan khususnya di bidang kebidanan.Kami menyadari
bahwa dalam penulisan presus ini masih jauh dari sempurna, karena masih
banyak kekurangan dan kesalahan.
Dengan presus ini,kami mengharapkan semoga presus ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi kami serta pembaca pada umumnya.
HALAMAN JUDUL...............................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
DAFTAR ISI ........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A................................................................................................Latar
Belakang...................................................................................1
B................................................................................................Rumusan
Masalah....................................................................................2
C................................................................................................Tujuan
Penulisan..................................................................................2
D................................................................................................Manfaat
Penulisan..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A................................................................................................Anatomi
Air Ketuban...............................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
A................................................................................................Tinjauan
Kasus........................................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN
A................................................................................................Pembaha
san............................................................................................24
BAB V PENUTUP
A................................................................................................Simpulan
..................................................................................................27
B................................................................................................Saran 27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................29
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sangat tinggi. Untuk penyebab tingginya AKI dan AKB di
Indonesia pada ibu hamil sendiri yaitu dari kehamilan beresiko tinggi
seperti adanya komplikasi, dan yang terjadi adalah anemia dalam
kehamilan, tekanan darah tinggi/hipertensi dalam kehamilan
(preeklamsia/eklamsia), aborsi dan janin mati dalam rahim, ketuban
pecah dini serta adanya penyakit yang tidak diketahui sehingga dapat
mengangu proses kehamilan (Manuaba, 2015 :227-281).
Kehamilan resiko tinggi itu sendiri adalah keadaan buruk pada
kehamilan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin
apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan
pada kasus normal (Manuaba, 2014:43).
Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan data
Biro Pusat Statistik (BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan
persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti
seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi
kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2015).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau
dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan
kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai
bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh
masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri
pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko
kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai
untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan
tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan
Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri,
maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa ibu hamil terkait
dengan terjadinya kehamilan resiko tinggi sebagian besar tidak memahami
nutrisi/asupan pada ibu hamil dan makanan yang harus dikonsumsi, tingkat
pendidikan tergolong rendah dan jarang terpapar dengan sumber informasi
atau penyuluhan kesehatan yang harusnya dilakukan oleh petugas
kesehatan atau kader puskesmas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.K secara
langsung dan komprehensif menggunakan asuhan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengkaji masalah yang ada pada keluarga Ny. S
b. Untuk menganaliSa data yang ada pada keliuarga Ny.S
c. Untuk merumuskan masalah yang ada pada keluarga Ny.S
d. Untuk menentukan diagnosa pada keluarga Ny.S
e. Untuk merencanakan tindakan pada keluarga Ny.S
f. Untuk melaksanakan penyelesaian masalah pada keluarga Ny.S
g. Untuk mengevalusi penyelesaian masalah pada keluarga Ny.S
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mahasiswa sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberi asuhan kebidanan
2. Bagi Masyarakat
Hasil pengkajian ini diharapkan menjadi masukan dan tambahan
informasi tentang kehamilan berisiko tinggi
3. Bagi Pendidikan
Untuk menambah sumber referensi bagi mahasiswa tentang pembuatan
laporan Asuhan Kebidanan Komunitas tentang kehamilan resiko tinggi.
4. Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi petugas kesehatan
khususnya bidan salam memberi asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Management Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga :
a. Duval (1972). Duval menyatakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu
yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
b. Menurut Departemen RI (1988). Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling bergantung. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
c. Bailon dan Maglaya (1989). Mengatakan keluarga adalah dua
atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
d. Burgess dan kawan-kawan (1963). Menyebutkan bahwa (1)
keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah, dan ikatan adopsi. (2) para anggota sebuah
keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka. (3) anggota keluarga berinteraksi
dan berkomunikasi satu dengan lainnya dalam peran sosial. (4)
keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
[ CITATION Yul14 \l 1033 ]
e. Menurut Syafrudin (2015;h.41). Keluarga adalah sekumpulan
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial
tiap anggota keluarga. [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
2. Ciri-ciri keluarga
a. Suami yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum
dewasa atau belum kawin.
b. keluarga conjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan
ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dari
kerabat salah satu atau dari pihak orang tua.
c. Keluarga luas yang di tarik atas dasar garis keturunan di atas
keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara
paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Mariam dan Jhonson (2015 h.42) macam- macam fungsi
keluarga:
a. Fungsi biologis
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi memelihara dan merawat kesehatan.
b. Fungsi psikologis
Suami memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian kepada anggota keluarga terutama kepada istri.
c. Fungsi ekonomi
Mencari sumber penghasilan keluarga, mengatur penggunaan
keuangan, menabung untuk kebutuhan keluarga, kebutuhan makan
dan minuman, pakaian, tempat tinggal.
d. Fungsi perasaan
Di lihat dari bagaimana keluarga merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
e. Fungsi Agama
Di lihat dari bagaimana keluaga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota kelurga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan
kehidupan lain setelah dunia.
Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai
berikut:
Tugas perkembangan :
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
hal mengolah minat sosial & waktu santai.
3) Memulihkan hubungan antara gemerasi muda-tua.
4) Keakraban dengan pasangan.
5) Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga.
6) Persiapan masa tua atau pansiunan meningkatkan
keakraban pasangan.
Bidan dapat berfungsi melaksanakan perawatan dan
konsultasi yang terkait dengan upatya peningkatan kesehatan sejati;
kebutuhan yang cukup, aktifitas ringan sesuai kemampuan, nutrisi
dsb.[ CITATION Yul14 \l 1033 ]
Tugas perkembangan :
6. Bentuk keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana
keputusan diambil yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola
otoritas :
a. Berdasarkan lokasi
1) Adat utrolokal, yaitu adat yang memberikan kebebasan
kepada pasangan suami istri untuk memilih tempat tempat tinggal
baik itu disekitar kaum kerabat, suami ataupun disekitar
kediaman kerabat kaum istri.
2) Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa
sepasang suami istri diharuskan menetap disekitar pusat
kediaman kaum kerabat suami.
3) Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa
sepasang suami istri harus tinggal disekitar kediaman kaum
kerabat istri.
4) Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa
sepasang suami istri dapat tinggal disekitar pusat kediaman
kerabat suami pada masa tertentu dan sekitar pusat kediaman
kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian).
5) Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa
sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam
arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami
maupun istri.
6) Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan
sepasang suami istri untuk menetap disekitar tempat kediaman
saudara laki-laki ibu ( avunculus dari pihak suami).
7) Adat natalokal yaitu adat yang menentukan bahwa suami
istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari
mereka tinggal dipusat kaum kerabat sendiri.
b. Berdasarkan pola otoritas [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
1) Patriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki laki-laki
( laki-laki tertua)
2) Matriarkal, yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki oleh
perempuan ( perempuan tertua, umumnya ibu )
3) Equalitarian, suami dan istri berbagai otoritas secara
seimbang.
Pada umumnya kita menginginkan suasana damai, ceria
dalam kehidupan keluarga.Suasana demikian perlu diupayakan oleh
orang tua sebagai motivator terhadap perilaku anggota keluarga
pada anak-anak. Kebiasaan komunikasi yang tidak sehat dapat
mengakibatkan kedamaian tidak akan pernah dicapai seperti
mengeluarkan nada suara yang kasar, mata melotot dan jawaban
kasar yang tidak pantas untuk mencapai kehidupan keluarga yang
damai, ceria, maka perlu dilakukan kebiasaan- kebiasaan sebagai
berikut:
1) Setiap anggota keluarga berupaya menciptakan suasana
gembira ketika memasuki rumah / ruangan ( menyanyi dan
bersiul).
2) Setiap anggota keluarga baik tua maupun muda harus
mengucapkan salam bila memasuki rumah atau permisi bila
meninggalkan rumah.
3) Anak-anak biasakan mencium pipi ibunya bila mau
sekolah atau sepulang dari sekolah.
4) Biasakan bercerita kepada anggota keluarga tentang
pengalaman yang diperoleh disekolah, ditempat kerja.
5) Bila anak-anak menanyakan sesuatu, orang tua harus
mendengar, anak dapat melihat dari sorot amta, apakah orang
tua serius menanggapi atau tidak. Dibutuhkan kejujuran dan
kesabaran mendengar cerita anak-anak. Berikan respon
sehingga dia akan terus bercerita.
7. Manajemen / Asuhan Kebidanan pada Keluarga
Tahap manegement asuhan kebidanan pada keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu proses pendataan terhadap keluarga yang
meliputi identifikasi data demografi, sosiokultural, lingkungan rumah,
struktur keluarga, fungsi keluarga, perkembangan keluarga, strategi
yang digunakan keluarga bila stress, mekanisme koping, budaya
hidup sehat yang diaktualisasikan sehari – hari oleh keluarga.
Sumber informasi dapat dari wawancara keluarga, observasi,
pemeriksaan fisik anggota keluarga, data sekunder : hasil lab, pap
smear, dsb: [ CITATION Yul14 \l 1033 ]
1) Data Umum
a)Nama KK
b)Alamat dan telepon
c)Pekerjaan KK
d)Pendidikan KK
e)Komposisi keluarga
Table 1. Contoh Komposisi Keluarga
Hubung
L Status
Nam Umu an Pendidi Pekerj
No / Kesehat
a r dengan kan aan
P an
KK
Genogram: Gambarkan sesuai dengan hubungannya:
Keterangan hubungan:
Gambar 1. Contoh Genogram
Menikah Anak yang masih dalam
kandungan
Pisah Meninggal
Cerai Kembar
Anak angkat
Catatan:
15 th
b. Analisa Data
Tabel.2 contoh Analisa Data
c. Perumusan Diagnosa
Komponen :
1) Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak
terpenuhi kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga
atau anggota (individu) keluarga.
2) Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang
dapat menyebabkan masalah.
3) Pemeriksaan S, adalah sekumpulan data subyektif clan
obyektif yang diperoleh dari keluarga secara langsung atau
tidak yang menclukung masalah clan penyebab.
4) Minimal harus ada 2 komponen yaitu P & E dalam
diagnose.
Tipologi Diagnosa Keperawatan Keluarga
(1) Diagnosa actual
(2) Diagnosa resiko/resiko tinggi
Diagnosa Contoh
AKTUAL 1. Kurnang nutrisi pada
Adalah masalah kesehatan yang anak W berhubungan
sedang dialami keluarga dan dengan ketidaktahuan
memerlukan bantuan dengan cepat. keluarga tentang
pemberian nutrisi
pada balita.
2. Perubahan peran
menjadi ornag tua
tunggal (single parent)
pada Tn. M yang
berhubungan dengan
ketidaktahuan
keluarga mengenali
masalah peran orang
tua tunggal setelah
istrinya meninggal.
RESIKO/RESTI 1. Resiko terjadinya
Adalah masalah yang belum terjadi, kelahiran prematur,
tetapi masalah actual dapat terjadi bayi kecil, penyulit,
denganc epat apabila tidak segera persalinan/nifas pada
mendapat bantuan/ditangani. NY. A berhubungan
dengan kondisi
anemia sedang yang
dialami.
2. Resiko tinggi
gangguan
perkembangn balita
pada An. U yang b/d
ketidakmampuan
keluarga stimulasi
pada balita.
Skor
No Kriteria Bobot
e
1 Sift masalah 1
Skala
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman 2
Keadaan sejahter 1
Kemungkinan masalah dapat 2
diatasi
2 Skala 2
Mudah 1
Sebagian
Rendah 0
Potensial masalah untuk 1
dicegah
3 Skala 3
Tinggi 2
Cukup
Rendah 1
Menonjolnya masalah 1
Skala
Masalah berat, harus
2
4 segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak 1
perlu segera
ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
g. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menilai diagnosis kebidanan pada
keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru.
Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat menilai pencapaian tujuan
yang diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga.Bila
tercapai sebagian atau timbul masalah kebidanan baru, kita perlu
melakukan pengkajian lebih lanjut, memodifikasikan rencana, atau
mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan
keluarga.
kriteria tujuan.
P : Adalah perencanaan selanjutnya setelah bidan melakukan
analisa.
B. Kehamilan Resiko
Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang
dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata
laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal
(Manuaba, 2014:43).
Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan
karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil (Muslihatun, 2015:132),
meliputi:
a. Ibu hamil risiko rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak
memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang
dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.
Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP
minggu ke-36.
BAB III
KABUPATEN PURWOREJO
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. P
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 34 Tahun
d. Agama : Islam
e. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
f. Pekerjaan KK : Petani
g. Pendidikan KK : SLTA
h. Status pernikahan : Usia menikah suami : 27 th, istri :
20 th
Lama pernikahan : 7 tahun
Jumlah anak :1
i. Alamat : Dusun Klepu RT 003/ RW 002
Desa
Pandanrejo, Kecamatan Kaligesing
Kabupaten Purworejo
j. Komposisi keluarga
Tabel 1.1 Komposisi keluarga
Genogram
64
Keterangan Hubungan :
Laki-laki : Menikah
Perempuan :
U S
Ket :
1. Ruang tamu
2. Kamar Tidur
3. Kamar Tidur
4. Kamar Tidur
5. Dapur
6. Kamar Mandi/ WC
7. Kandang ternak
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga memandang diri mereka sebagai keluarga cukup
yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
b. Fungsi sosial
Interaksi dalam keluarga berjalan dengan baik dan jarang
terjadi konflik antar anggota keluarga maupun tetangga,
keluarga juga selalu membina hubungan baik dengan tetangga
dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga sanggup melaksanakan pemeliharaan kesehatan,
yaitu dengan mengenal masalah kesehatan, dapat mengambil
tindakan yang tepat, jika ada anggota keluarga yang sakit
langsung diperiksakan ketenaga kesehatan di bidan maupun
puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. P dan Ny.S mempunyai anak 1 yang masih
berumur 7 tahun dan Ny S sedang dalam keadaan hamil.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga merasa cukup mampu memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, dan papan yang dapat dilihat dari kondisi
rumah serta yang dimiliki keluarga.
6. Stres dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek (<6 bulan) : Kurangnya
pengetahuan Ny. S tentang Ketidaknyamanan ibu hamil TM 2,
Tanda Bahaya Ibu hamil TM 2,dan Pengetahuan seputar Resiko
tinggi dalam kehamilan.
b. Stressor jangka panjang (>6 bulan) : Resiko terjadinya
persalinan SC.
c. Kemampuan merespon terhadap situasi stressor :
Berupa ketenangan dalam menyikapi keadaan apapun.
d. Strategi koping yang digunakan
Bermusyawarah dengan anggota keluarga.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ditemukan adanya strategi adaptasi yang negatife dalam
menghadapi stressor.
f. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan dapat melayani dengan baik.
g. Pemeriksaan fisik.
PEMERIKSAAN OBSTETRI
1) Inspeksi
2) Palpasi
e) TFU MC Donald : 20 cm
3) Auskultasi
a) DJJ : 144x/menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. HB 15 gr/dl
2. Urine Protein Negatif
3. Urine Reduksi Negatif
B. Analisis Data
Tabel 1.3 Diagnosa Kebidanan Komunitas
DIAGNOSA
RESIKO/RESTI Resiko terjadinya resiko tinggi
pada kehamilan Ny.S yang
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan Tn. S tentang
resiko tinggi pada ibu hamil
D. Prioritas Masalah
Ny.S usia 27 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 28+6 minggu dengan
kehamilan resiko tinggi yang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan Ny.S tentang resiko tinggi pada ibu hamil
1.5 Tabel Prioritas Masalah
E. Perencanaan
Memberikan informasi dan konseling tentang resiko tinggi pada ibu
hamil berdasarkan keadaan ibu, memberikan konseling mengenai
nutrisi pada ibu hamil kepada Ny. S.
1.6 Tabel Perencanaan Tindakan
Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan
1. Meningkatnya pengetahuan Ny. S 1. Berikan konseling tentang
tentang resiko tinggi pada ibu resiko tinggi pada
hamil dan nutrisi pada ibu hamil kehamilan
2. Berikan konselling tentang
Kriteria :
(aspek pengetahuan) nutrisi pada ibu hamil
1) Ny. S dapat memahami 3. Berikan konseling tentang
tentang resiko tinggi pada ibu ketidaknyamanan dan
hamil tanda bahaya ibu hamil
2) Ny. S Dapat memahami
TM 2
tentang Nutrisi pada ibu hamil 4. Berikan konselling tentang
3) Ny. S dapat memahami
ANC terpadu
tentang ketidaknyamanan dan
tanda bahaya ibu hamil TM 2
4) Ny. S dapat melakukan ANC
Terpadu
F. Pelaksanaan
1.7 Tabel Pelaksanaan
G. EVALUASI
1.8 Tabel Evaluasi
PEMBAHASAN KASUS
A. Pengkajian
Pada tahap ini melakukan pendekatan kepada kepala keluarga dimana
petugas memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan
keluarga, melakukan pengumpulan data secara langsung dan observasi.
Ada lima hal yang perlu dikaji dalam memberikan asuhan kebidanan yaitu
identifikasi keluarga, akses dan jaringan fasilitas kesehatan masyarakat,
keadaan biologis, psikologis, spiritual, lingkungan dan data penunjang
(Harnilawati, 2013).
Pengkajian yang dilakukan pada Tn.P meliputi struktur sifat keluarga,
factor sosial ekonomi, social budaya, factor rumah dan lingkungan, riwayat
kesehatan keluarga, persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah. Data-
data tersebut didapatkan dengan cara :
1. Wawancara yaitu memperoleh data meliputi aspek fisik, mental, social
budaya, social ekonomi, kebiasaan sehari-hari.
2. Pengamatan dilakukan pada hal-hal yang tidak perlu ditanyakan
karena cukup diamati.
Setelah melakukan pengkajian didapatkan data seorang Ibu hamil yang
tinggi badannya <145 cm dan kurang mengetahui tentang resiko tinggi pada ibu
hamil yang mengakibatkan tidak bisa dengan optimal menghadapi
kehamilannya
B. Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan suatu analisa oleh mahasiswa
karena ketidaktahuan Ny.S tentang kehamilan resiko tinggi, maka didapatkan
hasil bahwa Ny.S belum mengetahui tentang kehamilan berisiko tinggi
Analisa data dapat dilakukan dengan baik tanpa hambatan apa-pun. Karena
data yang diperoleh cukup lengkap dan sifat keluarga Tn.P kooperatif,
partisipatif dalam memberikan data-data yang diperlukan, juga ditambah dengan
kooperatifnya Ny.S sehingga dapat dapat menambah kemudahan dalam
melakukan konseling tentang hipertensi
Dari hasil pengkajian yang dilakukan ditemukan masalah yaitu ketidaktahuan
Ny. S mengenai Kehamilan Resiko Tinggi
C. Perumusan Masalah
Cara perumusan masalah dilaksanakan dengan melihat data dan kondisi
dirumah Ny.S kemudian masalah tersebut dikelompokkan untuk menentukan
prioritas masalah. Beberapa masalah yang ada kemudian dilakukan skoring
untuk menentukan prioritas masalah dengan melihat kemampuan keluarga
dalam mengenali masalah sebagai langkah awal melaksanakan semua
perencanaan pemecahan-perencanaan masalah disesuaikan dengan prioritas
masalah. Scoring dilakukan dengan cara skor atau nilai dibagi dengan angka
tertinggi dikalikan bobot.
D. Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah, rumusan masalah yang telah dibuat
didasarkan pada beberapa kriteria yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah
dapat diubah, potensi masalah untuk dicegah dan menonjolkanya masalah
(Yulifah,2014).
Penulis menyusun prioritas masalah berdasarkan hasil pengumpulan data,
kemudian didiskusikan bersama keluarga untuk mencapai kesepakatan.
Masalah Ny. S yaitu tidak mengetahui tentang kehamilan beresiko tinggi
Dengan harapan setelah diberikan informasi tentang kehamilan beresiko tinggi
menerima dengan baik.
E. Perencanaan
Perencanaan asuhan kebidanan keluarga merupakan sekumpulan tindakan
yang ditentukan oleh bidan untuk dilakukan dalam memecahkan masalah
kesehatan yang telah didefinisikan pada tahap penjajagan. Dalam
merencanakan asuhan langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan
masalah sesuai dengan prioritas masalah yang dibuat berdasarkan skor
tertinggi ke skor yang terendah.
Langkah selanjutnya penentuan rencana tujuan, akan menentukan kriteria
yang akan dicapai sesuai dengan masalah kesehatan yang ada pada diagnosa
kebidanan untuk meniai keberhasilan tindakan yang akan dilakukan. Pada
dasarnya perencanaan dan tujuan ditetapkan dengan melihat kemampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan dengan melihat masalah kesehatan
dengan memperhatikan sumber dana keluarga, tenaga dan ketersediaan waktu.
Dalam penyusunan tindakan sebagian besar sudah sesuai dengan kondisi
keluarga Ny.S
F. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan terhadap keluarga didasarkan kepada rencana
kebidanan yang telah disusun. Tindakan kebidanan dilakukan dengan cara
melakukan konseling tentang kehamilan resiko tinggi. Respon keluarga terhadap
proses pembinaan yang dilakukan oleh penulis menerima dengan baik konseling
yang diberikan dan mampu mengulang kembali informasi yang telah diberikan
oleh penulis.
Penyuluhan telah dilaksanakan yaitu dengan memberikan penyuluhan
tentang:
Evaluasi yang diperoleh dari masalah kesehatan tersebut adalah Ny.S telah
mengerti tentang kehamilan beresiko tinggi. Selama proses evaluasi ini juga
diperlukan peran serta dukungan keluarga, dan Ny.S sudah berperan serta
dalam proses evaluasi.
PENUTUP
A. Simpulan
1. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan diperoleh data
yang meliputi struktur sifat keluarga, faktor ekonomi, faktor rumah dan
lingkungan, sosial budaya, riwayat kesehatan keluarga, dan tanggapan
keluarga terhadap masalah. Pengkajian dapat dilaksanakan dengan
baik karena sifat keluarga kooperatif dan partisipatif.
2. Berdasarkan analisis data dari hasil pengkajian yang telah
dilakukan ditemukan masalah yaitu Ny. S usia 27 tahun G2P1A0 Usia
Kehamilan 28+6 Minggu dengan kehamilan resiko tinggi
3. Berdasarkan perumusan masalah yang ada sudah dilakukan
skoring untuk menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn.K dan
didapatkan masalah kehamilan beresiko tinggi pada Ny.S
4. Berdasarkan hasil scoring, prioritas utama dari keluarga Tn.K
adalah masalah Kehamilan beresiko tinggi pada Ny.S
5. Berdasarkan perencanaan tindakan telah dilakukan pemberian
konseling kehamilan beresiko tinggi.
6. Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada
hari jum’at, tanggal 19 Desember 2019 yaitu menjelaskan pada Ny.S
tentang kehamilan beresiko tinggi.
7. Berdasarkan evaluasi tindakan Ny.S sudah mengerti dan dapat
menjelaskan kembali kehamilan beresiko tinggi.
B. Saran
1. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga Ny.S mampu mengidentifikasi masalah
kehamilan beresiko tinggi.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan dan informasi lebih tentang
kehamilan beresiko tinggi. Serta berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan yang berhubungan denngan kesehatan.
3. Tenaga Kesehatan
Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada
masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik
secara kelompok maupun pendekatan kekeluargaan sangat
dibutuhkan guna menambah informasi atau mengingat kembali
kesehatan yang lebih mengenai kepada masyarakat dengan dibantu
pihak lain yang bersangkutan.
4. Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan
asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ayu Ida C.H Bagus, Ida G.F.Manuaba, Ida Bagus Manuaba.
2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.Jakarta:EGC.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Vivian. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba Medika