“Getaran Selaras”
Nama Kelompok :
- Tamara Wagusdi
- Riska Padma Wijaya
- Jesseelyn Angelista
- Jonathan Christian
SMA TECHNOSA
Serpong Utara
2019
KATA PENGANTAR
Pertama - tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME karena
atas nikmat karunia-Nya, laporan yang berjudul “Getaran Harmonis Pegas” ini dapat
terselesaikan dengan sebaik – baiknya.
Tugas ini dibuat dan diusahakan agar tidak terjadi kesalahan di dalamnya. Akan tetapi,
sebagai manusia yang serba kekurangan pastilah ada berbagai kesalahan yang terjadi baik
secara sengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu, atas segala kekurangan dan kesalahan yang
terjadi, maka sebagai penyusun, kami memohon maaf serta harapan supaya para pembaca
memberikan kritikan dan sarannya agar di hari mendatang kesalahan ini tidak terulang lagi.
Lebih lanjut kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
memberikan dalam penyelesaian tugas ini.
Akhir kata, kami ucapkan sekian dan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika ada kendaraan yang melintas di jembatan anda akan merasakan adanya getaran.
Getaran yang ditimbulkan oleh jembatan akan makin besar jika kendaraan yang melintas
bermuatan besar. Namun, ketika tidak ada satu pun kendaraan yang melintas, anda tidak
akan mersakan adanya getaran. Anda dapat mengatakan bahwa kendaraan yang melintas
di jembatan merupakan gangguan atau usikan terhadap jembatan. Mengapa demikian?
Ketika tidak ada kendaraan yang melintas, jembatan tenang dan seolah-olah tidak ada
yang mengusiknya. Namun, ketika usikan itu datang (yaitu kendaraan yang melintas),
jembatan tersebut bergetar.
Lalu, bagaimana keadaan jembatan suramadu yang sedemikian panjang itu jika
terkena usikan? Diawal telah disampaikan bahwa jembatan tersebut mengalami getaran
meskipun hanya berupa usikan kecil. Usikan tersebut dapat berupa angin, kendaraan yang
melintasnya, gempa, dan sebagainya. Bahkan usikan yang memenuhi syarat tertentu
meskipun berskala kecil memiliki potensi menimbulkan kerusakan parah. Oleh karena itu,
salah satu upaya meredam potensi getaran yang terjadi adalah dengan membagi jembatan
atas penggal tertentu. Pada penggal-penggal tertentu dihubungkan dengan kawat tembaga
yang dikaitkan pada suatu tiang peyangga utama. Dalam hal ini getaran dianggap
merugikan atau mengancam manusia. Akan tetapi, alam ini diciptakan dalam keselarasan
dan kesetimbangan, ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan. Orang juga dapat
menemukan fenomena getaran yang dapat dimanfaatkan. Perilaku almiah hayati semisal
suara sayap jangkrik yang bergetar memiliki frekuensi yang dapat mengusir tikus.
Fenomena getaran semacam ini memberi manfaat bagi manusia. Mahabesar Tuhan atas
segala makhluk tang telah diciptakan untuk mengisi alam dengan tiada kesia-siaan. Tuhan
Maha Pencipta atas keteraturan dan hukum alam yang terjadi di sekitar kita.
1
2.2 Rumusan Masalah
2.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
2.1 Gaya dan Getaran Selaras Satu Dimensi
Getaran adalah gerakan berulang-ulang. Di antara getaran-getaran yang ada, terdapat
jenis getaran yang dikenal sebagai getaran selaras, getaran selaras mengandung getaran sinus
dan getaran cosinus. Getaran harmonik atau getaran selaras memiliki ciri frekuensi getaran
yang tetap. Pernahkah kita mengamati apa yang terjadi ketika senar gitar dipetik lalu
dilepaskan? Kita akan melihat suatu gerak bolak-balik melewati lintasan yang sama. Gerakan
seperti ini disebut gerak periodik. Untuk memahaminya, anda tinjau sebuah pegas dengan
panjang l0 (dalam keadaan relaks) dan menaati hukum Hookie dengan konstanta pegas k.
Salah satu ujung pegas tersebut dihubungkan dengan sebuah balok yang bermassa m,
sedangkan ujung yang lain dikaitkan dengan dinding.
Andaikan gesekan antar balok dan lantai cukup kecil sehingga boleh diabaikan. Pada
saat balok ditarik ke kanan sejauh x, pegas akan teregang dan mengerjakan gaya f pada balok
yang arah nya selalu berlawanan dengan arah pergeseran balok. Gaya ini disebut sebagai gaya
pemulih. Gaya pegas ini bergantung pada simpangan x menurut persamaan
F(x) = -kx.
Jika sebagai sumbu –x anda sepakati dengan titik nol berada sejauh l0 dari dinding sebelah kiri
maka
F = F(x)i = -kxi
Contoh lain gerak periodik adalah gerakan bumi mengelilingi matahari (revolusi
bumi), gerakan bulan mengelilingi bumi, gerakan benda yang tergantung pada sebuah pegas,
dan gerakan sebuah bandul. Diantara gerak periodik ini ada gerakan yang dinamakan gerak
harmonik.
Untuk memahami getaran harmonik, kita dapat mengamati gerakan sebuah benda
yang diletakkan pada lantai licin dan diikatkan pada sebuah pegas . Anggap mula-mula benda
berada pada posisi X = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini
dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke kiri (X = –) pegas akan mendorong
benda ke kanan, menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jika benda ditarik ke kanan, pegas
akan menarik benda kembali ke arah posisi keseimbangan (X = +).
Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan benda pada posisi keseimbangan
disebut gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan sebagai
berikut.
Fp = -kX
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu pada arah yang berlawanan
dengan simpangannya. Jika kita gabungkan persamaan di atas dengan hukum II Newton,
maka diperoleh persamaan berikut.
Fp = -kX = ma atau
4
1. Gerakannya periodik (bolak-balik).
2. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
3. Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan posisi/simpangan
benda.
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah ke posisi
keseimbangan.
Periode dan frekuensi sistem beban pegas hanya bergantung pada massa dan
konstanta gaya pegas.
b. Periode dan Frekuensi Bandul Sederhana
Sebuah bandul sederhana terdiri atas sebuah beban bermassa m yang digantung di
ujung tali ringan (massanya dapat diabaikan) yang panjangnya l. Jika beban ditarik ke
satu sisi dan dilepaskan, maka beban berayun melalui titik keseimbangan menuju ke
sisi yang lain. Jika amplitudo ayunan kecil, maka bandul melakukan getaran
harmonik. Periode dan frekuensi getaran pada bandul sederhana sama seperti pada
pegas. Artinya, periode dan frekuensinya dapat dihitung dengan menyamakan gaya
pemulih dan gaya sentripetal.
5
dapat ditulis F = -mg (x/l). Karena persamaan gaya sentripetal adalah F = -4π 2 mf2X,
maka kita peroleh persamaan sebagai berikut.
-4π 2 mf2X = -mg (x/l)
4π 2 f2 = g/l
Periode dan frekuensi bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan
simpangan bandul, tetapi hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi
setempat.
6
Apabila sebuah benda bergetar harmonik mulai dari t = t1 hingga t = t2, maka beda
fase benda tersebut adalah sebagai berikut.
Beda fase dalam getaran harmonik dinyatakan dengan nilai mulai dari nol sampai
dengan satu. Bilangan bulat dalam beda fase dapat dihilangkan, misalnya beda fase 2¼
ditulis sebagai beda fase ¼.
b. Kecepatan Getaran Harmonik
Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan simpangan.
Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum (vmaks) gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
vmaks = ω A
c. Percepatan Getaran Harmonik
Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan.
ay = ω A [-ω sin (wt + θ 0)]
ay = -ω 2A sin (ω t + θ 0)
ay = -ω 2y
Karena nilai maksimum dari simpangan adalah sama dengan amplitudonya (y =
A), maka percepatan maksimumnya (amaks) gerak harmonik sederhana adalah sebagai
berikut.
amaks = –ω 2 A
7
Energi kinetik juga dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut.
Ek maks = 1/2m ω2 A2, dicapai jika cos2 ω t = 1. Artinya, ω t harus bernilai 𝜋/2, 𝜋/3,
…, dan seterusnya.
y = A cos ω t
y = A cos 𝜋/2
y = A (di titik setimbang)
Ek min = 0, dicapai bila cos2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan
seterusnya.
y = A cos ω t
y = A cos 0
y = A (di titik balik)
Jadi, energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada di titik
setimbang. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai ketika berada di titik balik.
b. Energi Potensial Gerak Harmonik
Besar gaya yang bekerja pada getaran harmonik selalu berubah yaitu berbanding
lurus dengan simpangannya (F = ky). Secara matematis energi potensial yang dimiliki
gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut.
Ep = 1/2 ky2
Ep = 1/2 m ω 2 (A sin ω t)2
Ep = 1/2 m ω 2 A2 sin2 ω t
Ep maks = 1/2 m ω 2 A2 dicapai jika sin2 ω t = 1. Artinya ω t harus bernilai 𝜋/2 , 3 𝜋/2,
… , dan seterusnya
y = A sin 𝜋/2
y = A (di titik balik)
Ep min = 0, dicapai jika sin2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan
seterusnya.
y = A sin ω t
y = A sin 0
y = 0 (di titik setimbang)
c. Energi Mekanik Gerak Harmonik
Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah jumlah energi
kinetik dan energi potensialnya.
8
Berdasarkan persamaan diatas, ternyata energi mekanik suatu benda yang bergetar
harmonik tidak tergantung waktu dan tempat. Jadi, energi mekanik sebuah benda yang
bergetar harmonik dimanapun besarnya sama.
Em = Ek maks = Ep maks
Em = 1/2 m ω 2 A2 = 1/2 k A2
Kedudukan gerak harmonik sederhana pada saat Ep dan Ek bernilai maksimum dan
minimum.
d. Kecepatan Benda yang Bergetar Harmonik
Untuk menghitung kecepatan maksimum benda atau pegas yang bergetar
harmonik dapat dilakukan dengan menyamakan persamaan kinetik dan energi total
mekaniknya dimana Ek = Em.
Karena resultan gaya-gaya pada arah vertikal lenyap (gaya berat balok di nol-kan oleh
gaya normal lantai) maka tidak ada komponen percepatan pada arah itu. Jadi, komponen
percepatan yang ada adalah pada arah horizontal. Oleh karena itu, a(t) = a(t)i dan –kx(t)i =
ma(t)i.
Atau
a(t) = -k/mx(t).
Jadi, koordinat x(t) (sebagai fungsi waktu) yang hendak anda cari harus memenuhi
persamaan pertama. Jika v(t) kecepatan balok pada saat t, percepatan a(t) sebagai fungsi
waktu diperoleh dari
untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol) dan v(t) diperoleh dari x(t) melalui
untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol). Ada dua calon x(t) yang memenuhi syarat-syarat
tersebut di atas, yaitu
√𝑘
x(t) = A sin ( 𝑚 𝑡)
dan
√𝑘
x(t) = A cos ( 𝑚 𝑡).
dengan A suatu tetap yang harus ditentukan. Lalu, mana yang harus dipilih? Bagaimana cara
menentukan tetapan A? Ingat, pada saat t = 0 (saat awal) berada pada posisi x0. Jadi, anda
mempunyai syarat awal x(0) = x0. Dari persamaan kedua didapat
√𝑘
x(0) = A sin ( 𝑚 0). = A sin 0 = 0.
10
Hal ini tentu bertolak belakang pada dengan syarat awal bahwa x(0) = x 0. Oleh karena
itu, x(t) yang diberikan oleh persamaan kedua harus dilupakan. Bagaimana dengan pilihan
yang lain? Dari persamaan ketiga didapatkan
√𝑘
x(0) = A cos ( 𝑚 0). = A cos 0 = 0.
Hal ini tentu menyenangkan anda karena disamping tidak bertolak belakang dengan
syarat awal x(0) = x0, anda sekaligus mendapatkan bahwa A = x0. Jadi, posisi balok setiap
saat diberikan oleh
√𝑘
x(t) = x0 cos ( 𝑚 𝑡).
Ternyata, posisi balok merupakan fungsi kosinus maka posisi balok bersifat periodik,
yakni bolak-balik disetiap titik x = 0 (yaitu titik ketika pegas dalam keadaan normal). Posisi
balok paling jauh adalah pada saat
√𝑘
cos ( 𝑚 𝑡) = ±1.
Pada saat itu, x = x0. Benda yang mengalami gerak bolak-balik dan posisinya
ditentukan oleh fungsi cosinus seperti persamaan keempat disebut getaran kosinus. Hal ini
dikarenakan fungsi yang menentukan gerak bolak-balik itu adalah fungsi kosinus. Koordinat
x(t) milik balok yang memiliki getaran disebut getaran. Besarnya simpangan maksimum (x 0)
disebut amplitudo getaran, sedangkan tetapan 𝜔 didefinisikan oleh
√𝑘
𝜔= 𝑚
𝜔
disebut frekuensi sudut. Sementara besaran f = 2π disebut frekuensi. Jadi, persamaan keempat
2π
Pada saat t = ,
𝜔
2π √𝑘 2π
x( 𝜔 ) = x0 cos ( 𝑚 √𝑘
) = x0 cos (2π) = x0,
𝑚
11
2π
Jadi, pada saat t = balok akan kembali ke posisi semula untuk pertama kalinya.
𝜔
Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa balok kembali ke posisi semula untuk kedua kalinya
4π 6π
pada saat t = . Balok kembali ke posisi awal untuk ketiga kalinya pada saat t = . Untuk
𝜔 𝜔
8π
yang keempatnya pada saat t = , dan seterusnya sehingga balok kembali ke posisi semula
𝜔
𝑛2π
untuk yang ke-n kali pada saat t = . Waktu terpendek yang diperlukan oleh balok untuk
𝜔
kembali ke posisi semula disebut periode getaran dan ditulis sebagai T. Jadi,
2π √𝑚
T= √𝑘
= 2π .
𝑘
𝑚
Satu getaran adalah gerak bolak-balik dalam satu periode. Anda dapat menunjukkan
bahwa balok mencapai koordinat –x0 pada saat
(2n– 1)π
t= , untuk n = 1, 2, 3,...
𝜔
Dari persamaan keenam, kecepatan v(t) dapat dihitung berdasarkan pada definisi kecepetan.
Hasilnya adalah
𝑛2π 𝑛2π
V( ) = -𝜔x0 sin (𝜔 )
𝜔 𝜔
Jadi, balok berhenti sesaat di sana. Dengan cara yang sama, anda dapat menunjukkan bahwa
balok berhenti pula sesaat ketika tiba di titik dengan koordinat –x0. Laju balok mencapai
maksimum pada saat balok tidak memiliki simpangan.
12
untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol). Kecepatan v(t) diperoleh dari x(t) melalui
v(t) = x(t + ∆𝑡) – x(t)/ ∆𝑡,
untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol). Telah disebutkan terdapat dua calon fungsi x(t) yang
memenuhi persamaan di atas, yaitu yang diberikan oleh persamaan kedua dan ketiga.
Andaikan hal-hal yang telah diperoleh pada bagian getaran kosinus digunakan, yakni bahwa
x(t) yang cocok dengan situasi yang dipelajari di sini adalah yang diberikan oleh persamaan
ketiga maka kecepatan balok itu sebagai fungsi waktu dapat dihitung dari persamaan
kesebelas, dengan x(t) dari persamaan ketiga. Hasilnya adalah
√𝑘 √𝑘
v(t) = - ( 𝑚 ) A sin ( 𝑚 𝑡).
Telah diasumsikan di sini bahwa pada saat t = 0, balok memiliki kecepatan sebesar v0
ke kanan. Akan tetapi, persamaan terakhir ini menghasilkan
√𝑘 √𝑘
v(0) = v0 = - ( 𝑚 ) A sin ( 𝑚 0) = 0.
Hal ini tentu saja berlawanan dengan yang telah diasumsikan, yakni pada saat t = 0,
benda memiliki kecepatan sebesar v0 ke kanan. Akibatnya, persamaan ketiga tidak cocok
dengan permasalahan yang sedang anda tangani, satu-satunya kemungkinan yang masih
tersisa adalah persamaan kedua,
√𝑘
x(t) = A sin ( 𝑚 𝑡).
Apabila x(t) pada persamaan kedua disubstitusikan ke dalam persamaan kesebelas lalu
∆𝑡 dianggap sangat kecil maka diperoleh
√𝑘 √𝑘
v(t) = ( 𝑚 ) A cos ( 𝑚 𝑡).
Untuk t = 0,
√𝑘 √𝑘 √𝑘
v(0) = ( 𝑚 ) A cos ( 𝑚 0) = 𝐴.
𝑚
13
balok pada saat |cos 𝜔𝑡| = 1, yaitu v0. Laju minimum balok dicapai pada saat balok pada saat
|cos 𝜔𝑡| = 0.
Persamaan ketigabelas dan kelimabelas menyatakan bahwa tetapan A dapat dihitung
dari kecepatan awal v0 dan frekuensi sudut 𝜔 melalui persamaan A = 𝑣0/𝜔. Oleh karena itu,
tetapan A memiliki dimensi panjang. Tetapan A merupakan simpangan maksimum. Jadi,
sebagai kesimpulan, gerak balok digambarkan oleh persamaan
x(t) = (𝑣0/𝜔) sin 𝜔𝑡.
Terlihat bahwa 𝑣0/𝜔 merupakan simpangan maksimum. Gerak bolak-balik dengan
simpangan sebagai fungsi sinus seperti persamaan keenambelas disebut getaran sinus. Periode
getaran dan frekuensi sudut dihitung sama seperti pada getaran kosinus.
Gambar : 1
Dengan mengetahui panjang tali dan periode, maka percepatan gravitasi bumi dapat dihitung.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak
dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu.
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak
harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang
sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodik
adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis
sederhana.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikazone.com/getaran-harmonik/
http://milatirsakinah.blogspot.com/2017/04/makalah-fisika-getaran-harmonis.html
Farchani, Muhammad. 2018. Kajian Konsep Fisika 1 untuk Kelas X SMA dan MA.
18