Anda di halaman 1dari 22

Makalah Fisika

“Getaran Selaras”

Nama Kelompok :

- Tamara Wagusdi
- Riska Padma Wijaya
- Jesseelyn Angelista
- Jonathan Christian

SMA TECHNOSA

Pondok Jagung Timur

Serpong Utara

2019
KATA PENGANTAR

Pertama - tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME karena
atas nikmat karunia-Nya, laporan yang berjudul “Getaran Harmonis Pegas” ini dapat
terselesaikan dengan sebaik – baiknya.
Tugas ini dibuat dan diusahakan agar tidak terjadi kesalahan di dalamnya. Akan tetapi,
sebagai manusia yang serba kekurangan pastilah ada berbagai kesalahan yang terjadi baik
secara sengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu, atas segala kekurangan dan kesalahan yang
terjadi, maka sebagai penyusun, kami memohon maaf serta harapan supaya para pembaca
memberikan kritikan dan sarannya agar di hari mendatang kesalahan ini tidak terulang lagi.
Lebih lanjut kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
memberikan dalam penyelesaian tugas ini.
Akhir kata, kami ucapkan sekian dan terima kasih.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
2.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
2.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
ISI ........................................................................................................................................................... 3
2.1 Gaya dan Getaran Selaras Satu Dimensi .................................................................................. 3
2.2 Pengertian Gerak Harmonik...................................................................................................... 3
2.2.1 Syarat Getaran Harmonik...................................................................................................... 4
Syarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, antara lain : ......................................................... 4
2.2.2 Periode dan Frekuensi Getaran Harmonik ....................................................................... 5
a. Periode dan Frekuensi Sistem Pegas ........................................................................................... 5
Kita telah mempelajari gerak melingkar beraturan di kelas X. Pada dasarnya, gerak
harmonik merupakan gerak melingkar beraturan pada salah satu sumbu utama. Oleh karena itu,
periode dan frekuensi pada pegas dapat dihitung dengan menyamakan antara gaya pemulih (F = -
kX) dan gaya sentripetal (F = -4π 2 mf2X). ..................................................................................... 5
b. Periode dan Frekuensi Bandul Sederhana ................................................................................... 5
2.2.4 Persamaan Getaran Harmonik ........................................................................................... 6
a. Simpangan Getaran Harmonik .................................................................................................... 6
b. Kecepatan Getaran Harmonik ..................................................................................................... 7
c. Percepatan Getaran Harmonik ..................................................................................................... 7
2.2.5 Energi Getaran Harmonik .................................................................................................. 7
a. Energi Kinetik Gerak Harmonik.................................................................................................. 7
b. Energi Potensial Gerak Harmonik ............................................................................................... 8
c. Energi Mekanik Gerak Harmonik ............................................................................................... 8
d. Kecepatan Benda yang Bergetar Harmonik ................................................................................ 9
2.3 Getaran Kosinus .......................................................................................................................... 9
2.4 Getaran Sinus ............................................................................................................................ 12
2.5 Hubungan antara Getaran Sinus dan Getaran Kosinus ....................................................... 14
2.6 Bandul Matematis ..................................................................................................................... 15
ii
BAB III ................................................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 17
3.2 Saran........................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika ada kendaraan yang melintas di jembatan anda akan merasakan adanya getaran.
Getaran yang ditimbulkan oleh jembatan akan makin besar jika kendaraan yang melintas
bermuatan besar. Namun, ketika tidak ada satu pun kendaraan yang melintas, anda tidak
akan mersakan adanya getaran. Anda dapat mengatakan bahwa kendaraan yang melintas
di jembatan merupakan gangguan atau usikan terhadap jembatan. Mengapa demikian?
Ketika tidak ada kendaraan yang melintas, jembatan tenang dan seolah-olah tidak ada
yang mengusiknya. Namun, ketika usikan itu datang (yaitu kendaraan yang melintas),
jembatan tersebut bergetar.

Lalu, bagaimana keadaan jembatan suramadu yang sedemikian panjang itu jika
terkena usikan? Diawal telah disampaikan bahwa jembatan tersebut mengalami getaran
meskipun hanya berupa usikan kecil. Usikan tersebut dapat berupa angin, kendaraan yang
melintasnya, gempa, dan sebagainya. Bahkan usikan yang memenuhi syarat tertentu
meskipun berskala kecil memiliki potensi menimbulkan kerusakan parah. Oleh karena itu,
salah satu upaya meredam potensi getaran yang terjadi adalah dengan membagi jembatan
atas penggal tertentu. Pada penggal-penggal tertentu dihubungkan dengan kawat tembaga
yang dikaitkan pada suatu tiang peyangga utama. Dalam hal ini getaran dianggap
merugikan atau mengancam manusia. Akan tetapi, alam ini diciptakan dalam keselarasan
dan kesetimbangan, ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan. Orang juga dapat
menemukan fenomena getaran yang dapat dimanfaatkan. Perilaku almiah hayati semisal
suara sayap jangkrik yang bergetar memiliki frekuensi yang dapat mengusir tikus.
Fenomena getaran semacam ini memberi manfaat bagi manusia. Mahabesar Tuhan atas
segala makhluk tang telah diciptakan untuk mengisi alam dengan tiada kesia-siaan. Tuhan
Maha Pencipta atas keteraturan dan hukum alam yang terjadi di sekitar kita.

1
2.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan getaran selaras satu dimensi?


2. Ada berapa jenis getaran selaras?
3. Bagaimana hubungan antara getaran sinus dan cosinus?
4. Apakah yang dimaksud dengan bandul matematis?

2.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dari getaran selaras suatu dimensi.


2. Mengetahui jenis dari getaran selaras.
3. Mengetahui bagaimana hubungan getaran sinus dan cosinus.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dari bandul matematis.

2
BAB II

ISI
2.1 Gaya dan Getaran Selaras Satu Dimensi
Getaran adalah gerakan berulang-ulang. Di antara getaran-getaran yang ada, terdapat
jenis getaran yang dikenal sebagai getaran selaras, getaran selaras mengandung getaran sinus
dan getaran cosinus. Getaran harmonik atau getaran selaras memiliki ciri frekuensi getaran
yang tetap. Pernahkah kita mengamati apa yang terjadi ketika senar gitar dipetik lalu
dilepaskan? Kita akan melihat suatu gerak bolak-balik melewati lintasan yang sama. Gerakan
seperti ini disebut gerak periodik. Untuk memahaminya, anda tinjau sebuah pegas dengan
panjang l0 (dalam keadaan relaks) dan menaati hukum Hookie dengan konstanta pegas k.
Salah satu ujung pegas tersebut dihubungkan dengan sebuah balok yang bermassa m,
sedangkan ujung yang lain dikaitkan dengan dinding.
Andaikan gesekan antar balok dan lantai cukup kecil sehingga boleh diabaikan. Pada
saat balok ditarik ke kanan sejauh x, pegas akan teregang dan mengerjakan gaya f pada balok
yang arah nya selalu berlawanan dengan arah pergeseran balok. Gaya ini disebut sebagai gaya
pemulih. Gaya pegas ini bergantung pada simpangan x menurut persamaan
F(x) = -kx.
Jika sebagai sumbu –x anda sepakati dengan titik nol berada sejauh l0 dari dinding sebelah kiri
maka
F = F(x)i = -kxi
Contoh lain gerak periodik adalah gerakan bumi mengelilingi matahari (revolusi
bumi), gerakan bulan mengelilingi bumi, gerakan benda yang tergantung pada sebuah pegas,
dan gerakan sebuah bandul. Diantara gerak periodik ini ada gerakan yang dinamakan gerak
harmonik.

2.2 Pengertian Gerak Harmonik


Gerak harmonik merupakan gerak sebuah benda dimana grafik posisi partikel sebagai
fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam sinus atau cosinus). Gerak semacam ini
disebut gerak osilasi atau getaran harmonik. Contoh lain sistem yang melakukan getaran
harmonik, antara lain, dawai pada aalat musik, gelombang radio, arus listrik AC, dan denyut
jantung. Galileo diduga telah mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu
dalam pengamatan gerak.
3
Gerak benda pada lantai licin dan terikat pada pegas untuk posisi normal (a),
teregang (b), dan tertekan (c)

Untuk memahami getaran harmonik, kita dapat mengamati gerakan sebuah benda
yang diletakkan pada lantai licin dan diikatkan pada sebuah pegas . Anggap mula-mula benda
berada pada posisi X = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini
dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke kiri (X = –) pegas akan mendorong
benda ke kanan, menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jika benda ditarik ke kanan, pegas
akan menarik benda kembali ke arah posisi keseimbangan (X = +).

Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan benda pada posisi keseimbangan
disebut gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan sebagai
berikut.

Fp = -kX

Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu pada arah yang berlawanan
dengan simpangannya. Jika kita gabungkan persamaan di atas dengan hukum II Newton,
maka diperoleh persamaan berikut.

Fp = -kX = ma atau

Terlihat bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan


simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum getaran harmonik.

2.2.1 Syarat Getaran Harmonik

Syarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, antara lain :

4
1. Gerakannya periodik (bolak-balik).
2. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
3. Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan posisi/simpangan
benda.
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah ke posisi
keseimbangan.

2.2.2 Periode dan Frekuensi Getaran Harmonik

a. Periode dan Frekuensi Sistem Pegas

Kita telah mempelajari gerak melingkar beraturan di kelas X. Pada


dasarnya, gerak harmonik merupakan gerak melingkar beraturan pada salah satu
sumbu utama. Oleh karena itu, periode dan frekuensi pada pegas dapat dihitung
dengan menyamakan antara gaya pemulih (F = -kX) dan gaya sentripetal (F = -
4π 2 mf2X).
-4π 2 mf2X = -kX
4π 2 mf2 = k

Periode dan frekuensi sistem beban pegas hanya bergantung pada massa dan
konstanta gaya pegas.
b. Periode dan Frekuensi Bandul Sederhana
Sebuah bandul sederhana terdiri atas sebuah beban bermassa m yang digantung di
ujung tali ringan (massanya dapat diabaikan) yang panjangnya l. Jika beban ditarik ke
satu sisi dan dilepaskan, maka beban berayun melalui titik keseimbangan menuju ke
sisi yang lain. Jika amplitudo ayunan kecil, maka bandul melakukan getaran
harmonik. Periode dan frekuensi getaran pada bandul sederhana sama seperti pada
pegas. Artinya, periode dan frekuensinya dapat dihitung dengan menyamakan gaya
pemulih dan gaya sentripetal.

2.2.3 Gaya yang bekerja pada bandul sederhana


Persamaan gaya pemulih pada bandul sederhana adalah F = -mg sinθ . Untuk
sudut θkecil (θ dalam satuan radian), maka sin θ = θ . Oleh karena itu persamaannya

5
dapat ditulis F = -mg (x/l). Karena persamaan gaya sentripetal adalah F = -4π 2 mf2X,
maka kita peroleh persamaan sebagai berikut.
-4π 2 mf2X = -mg (x/l)
4π 2 f2 = g/l

Periode dan frekuensi bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan
simpangan bandul, tetapi hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi
setempat.

2.2.4 Persamaan Getaran Harmonik


Persamaan getaran harmonik diperoleh dengan memproyeksikan gerak melingkar
terhadap sumbu untuk titik yang bergerak beraturan.
a. Simpangan Getaran Harmonik
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi partikel
yang bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Gambar diabawah
melukiskan sebuah partikel yang bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan
sudut ω dan jari-jari A. Anggap mula-mula partikel berada di titik P.

Proyeksi gerak melingkar beraturan terhadap sumbu Y merupakan getaran


harmonik sederhana.
Perhatikan gambar diatas! Setelah selang waktu t partikel berada di titik Q dan
sudut yang ditempuh adalah θ = ωt = 2𝜋𝑡/𝑇. Proyeksi titik Q terhadap diameter
lingkaran (sumbu Y) adalah titik Qy. Jika garis Qy kita sebut y yang merupakan
simpangan gerak harmoniksederhana, maka kita peroleh persamaan sebagai berikut.
Y = A sin θ = A sin ω t = A sin 2𝜋𝑡/𝑇.
Besar sudut dalam fungsi sinus (θ ) disebut sudut fase. Jika partikel mula-mula
berada pada posisi sudut θ0, maka persamaanya dapat dituliskan sebagai berikut.
Y = A sin θ = A sin(ω t + θ0) = A sin (2𝜋𝑡/𝑇+θ0)
Sudut fase getaran harmoniknya adalah sebagai berikut.
Karena Φ disebut fase, maka fase getaran harmonik adalah sebagai berikut.

6
Apabila sebuah benda bergetar harmonik mulai dari t = t1 hingga t = t2, maka beda
fase benda tersebut adalah sebagai berikut.

Beda fase dalam getaran harmonik dinyatakan dengan nilai mulai dari nol sampai
dengan satu. Bilangan bulat dalam beda fase dapat dihilangkan, misalnya beda fase 2¼
ditulis sebagai beda fase ¼.
b. Kecepatan Getaran Harmonik
Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan simpangan.

Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum (vmaks) gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
vmaks = ω A
c. Percepatan Getaran Harmonik
Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan.
ay = ω A [-ω sin (wt + θ 0)]
ay = -ω 2A sin (ω t + θ 0)
ay = -ω 2y
Karena nilai maksimum dari simpangan adalah sama dengan amplitudonya (y =
A), maka percepatan maksimumnya (amaks) gerak harmonik sederhana adalah sebagai
berikut.
amaks = –ω 2 A

2.2.5 Energi Getaran Harmonik


Benda yang bergerak harmonik memiliki energi potensial dan energi kinetik.
Jumlah kedua energi ini disebut energi mekanik.
a. Energi Kinetik Gerak Harmonik
Cobalah kita tinjau lebih lanjut energi kinetik dan kecepatan gerak harmoniknya.
Karena Ek =½ mvy2 dan vy = A ω cos ω t, maka

7
Energi kinetik juga dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut.

Ek maks = 1/2m ω2 A2, dicapai jika cos2 ω t = 1. Artinya, ω t harus bernilai 𝜋/2, 𝜋/3,
…, dan seterusnya.
y = A cos ω t
y = A cos 𝜋/2
y = A (di titik setimbang)
Ek min = 0, dicapai bila cos2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan
seterusnya.
y = A cos ω t
y = A cos 0
y = A (di titik balik)
Jadi, energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada di titik
setimbang. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai ketika berada di titik balik.
b. Energi Potensial Gerak Harmonik
Besar gaya yang bekerja pada getaran harmonik selalu berubah yaitu berbanding
lurus dengan simpangannya (F = ky). Secara matematis energi potensial yang dimiliki
gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut.
Ep = 1/2 ky2
Ep = 1/2 m ω 2 (A sin ω t)2
Ep = 1/2 m ω 2 A2 sin2 ω t
Ep maks = 1/2 m ω 2 A2 dicapai jika sin2 ω t = 1. Artinya ω t harus bernilai 𝜋/2 , 3 𝜋/2,
… , dan seterusnya
y = A sin 𝜋/2
y = A (di titik balik)
Ep min = 0, dicapai jika sin2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan
seterusnya.
y = A sin ω t
y = A sin 0
y = 0 (di titik setimbang)
c. Energi Mekanik Gerak Harmonik
Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah jumlah energi
kinetik dan energi potensialnya.

8
Berdasarkan persamaan diatas, ternyata energi mekanik suatu benda yang bergetar
harmonik tidak tergantung waktu dan tempat. Jadi, energi mekanik sebuah benda yang
bergetar harmonik dimanapun besarnya sama.
Em = Ek maks = Ep maks
Em = 1/2 m ω 2 A2 = 1/2 k A2

Kedudukan gerak harmonik sederhana pada saat Ep dan Ek bernilai maksimum dan
minimum.
d. Kecepatan Benda yang Bergetar Harmonik
Untuk menghitung kecepatan maksimum benda atau pegas yang bergetar
harmonik dapat dilakukan dengan menyamakan persamaan kinetik dan energi total
mekaniknya dimana Ek = Em.

Sedangkan untuk menghitung kecepatan benda di titik sembarang dilakukan


dengan menggunakan persamaan kekekalan energi mekanik

2.3 Getaran Kosinus

Andaikan mula-mula balok ditarik ke kanan sehingga bergeser sejauh x0 lalu


dilepaskan, balok akan bergerak pada awalnya ke kiri. Anda akan menghitung ketergantungan
koordinat atau posisi balok, yakni x, sebagai fungsi dari waktu. Gaya-gaya yang bekerja pada
balok adalah gaya pegas, gaya berat, dan gaya normal lantai. Oleh karena itu, penerapan
hukum ke-2 Newton menghasilkan
9
F + M + mg = ma.

Karena resultan gaya-gaya pada arah vertikal lenyap (gaya berat balok di nol-kan oleh
gaya normal lantai) maka tidak ada komponen percepatan pada arah itu. Jadi, komponen
percepatan yang ada adalah pada arah horizontal. Oleh karena itu, a(t) = a(t)i dan –kx(t)i =
ma(t)i.

Atau

-kx(t) = ma(t) atau

a(t) = -k/mx(t).

Jadi, koordinat x(t) (sebagai fungsi waktu) yang hendak anda cari harus memenuhi
persamaan pertama. Jika v(t) kecepatan balok pada saat t, percepatan a(t) sebagai fungsi
waktu diperoleh dari

a(t) = v(t + ∆𝑡) - v(t)/ ∆𝑡,

untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol) dan v(t) diperoleh dari x(t) melalui

v(t) = x(t + ∆𝑡) – (t)/ ∆𝑡,

untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol). Ada dua calon x(t) yang memenuhi syarat-syarat
tersebut di atas, yaitu

√𝑘
x(t) = A sin ( 𝑚 𝑡)

dan

√𝑘
x(t) = A cos ( 𝑚 𝑡).

dengan A suatu tetap yang harus ditentukan. Lalu, mana yang harus dipilih? Bagaimana cara
menentukan tetapan A? Ingat, pada saat t = 0 (saat awal) berada pada posisi x0. Jadi, anda
mempunyai syarat awal x(0) = x0. Dari persamaan kedua didapat

√𝑘
x(0) = A sin ( 𝑚 0). = A sin 0 = 0.

10
Hal ini tentu bertolak belakang pada dengan syarat awal bahwa x(0) = x 0. Oleh karena
itu, x(t) yang diberikan oleh persamaan kedua harus dilupakan. Bagaimana dengan pilihan
yang lain? Dari persamaan ketiga didapatkan

√𝑘
x(0) = A cos ( 𝑚 0). = A cos 0 = 0.

Hal ini tentu menyenangkan anda karena disamping tidak bertolak belakang dengan
syarat awal x(0) = x0, anda sekaligus mendapatkan bahwa A = x0. Jadi, posisi balok setiap
saat diberikan oleh

√𝑘
x(t) = x0 cos ( 𝑚 𝑡).

Ternyata, posisi balok merupakan fungsi kosinus maka posisi balok bersifat periodik,
yakni bolak-balik disetiap titik x = 0 (yaitu titik ketika pegas dalam keadaan normal). Posisi
balok paling jauh adalah pada saat

√𝑘
cos ( 𝑚 𝑡) = ±1.

Pada saat itu, x = x0. Benda yang mengalami gerak bolak-balik dan posisinya
ditentukan oleh fungsi cosinus seperti persamaan keempat disebut getaran kosinus. Hal ini
dikarenakan fungsi yang menentukan gerak bolak-balik itu adalah fungsi kosinus. Koordinat
x(t) milik balok yang memiliki getaran disebut getaran. Besarnya simpangan maksimum (x 0)
disebut amplitudo getaran, sedangkan tetapan 𝜔 didefinisikan oleh

√𝑘
𝜔= 𝑚

𝜔
disebut frekuensi sudut. Sementara besaran f = 2π disebut frekuensi. Jadi, persamaan keempat

dapat ditulis sebagai

x(t) = x0 cos (𝜔𝑡) = x0 cos (2π𝑓t).


Pada saat t = ,
𝜔

2π √𝑘 2π
x( 𝜔 ) = x0 cos ( 𝑚 √𝑘
) = x0 cos (2π) = x0,
𝑚

11

Jadi, pada saat t = balok akan kembali ke posisi semula untuk pertama kalinya.
𝜔

Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa balok kembali ke posisi semula untuk kedua kalinya
4π 6π
pada saat t = . Balok kembali ke posisi awal untuk ketiga kalinya pada saat t = . Untuk
𝜔 𝜔

yang keempatnya pada saat t = , dan seterusnya sehingga balok kembali ke posisi semula
𝜔
𝑛2π
untuk yang ke-n kali pada saat t = . Waktu terpendek yang diperlukan oleh balok untuk
𝜔

kembali ke posisi semula disebut periode getaran dan ditulis sebagai T. Jadi,

2π √𝑚
T= √𝑘
= 2π .
𝑘
𝑚

Satu getaran adalah gerak bolak-balik dalam satu periode. Anda dapat menunjukkan
bahwa balok mencapai koordinat –x0 pada saat

(2n– 1)π
t= , untuk n = 1, 2, 3,...
𝜔

Dari persamaan keenam, kecepatan v(t) dapat dihitung berdasarkan pada definisi kecepetan.
Hasilnya adalah

v(t) = -𝜔x0 sin (𝜔t).

Pada saat mencapai koordinat x0, balok memiliki kecepatan sebesar

𝑛2π 𝑛2π
V( ) = -𝜔x0 sin (𝜔 )
𝜔 𝜔

= -𝜔x0 sin (𝑛2π) = 0.

Jadi, balok berhenti sesaat di sana. Dengan cara yang sama, anda dapat menunjukkan bahwa
balok berhenti pula sesaat ketika tiba di titik dengan koordinat –x0. Laju balok mencapai
maksimum pada saat balok tidak memiliki simpangan.

2.4 Getaran Sinus


Sekarang, andaikan balok pada Gambar 11.1 mula-mula dipukul ke kanan sehingga
memiliki kecepatan sebesar v0 ke kanan (v0 tidakn sama dengan nol). Persamaan (11.3) masih
tetap berlaku. Demikian pula dua persamaan yang menghubungkan percepatan balok,
kecepatan balok dan posisi balok, yaitu
a(t) = v(t + ∆𝑡) – v(t)/∆𝑡,

12
untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol). Kecepatan v(t) diperoleh dari x(t) melalui
v(t) = x(t + ∆𝑡) – x(t)/ ∆𝑡,
untuk ∆𝑡 yang sangat kecil (menuju nol). Telah disebutkan terdapat dua calon fungsi x(t) yang
memenuhi persamaan di atas, yaitu yang diberikan oleh persamaan kedua dan ketiga.
Andaikan hal-hal yang telah diperoleh pada bagian getaran kosinus digunakan, yakni bahwa
x(t) yang cocok dengan situasi yang dipelajari di sini adalah yang diberikan oleh persamaan
ketiga maka kecepatan balok itu sebagai fungsi waktu dapat dihitung dari persamaan
kesebelas, dengan x(t) dari persamaan ketiga. Hasilnya adalah
√𝑘 √𝑘
v(t) = - ( 𝑚 ) A sin ( 𝑚 𝑡).

Telah diasumsikan di sini bahwa pada saat t = 0, balok memiliki kecepatan sebesar v0
ke kanan. Akan tetapi, persamaan terakhir ini menghasilkan
√𝑘 √𝑘
v(0) = v0 = - ( 𝑚 ) A sin ( 𝑚 0) = 0.

Hal ini tentu saja berlawanan dengan yang telah diasumsikan, yakni pada saat t = 0,
benda memiliki kecepatan sebesar v0 ke kanan. Akibatnya, persamaan ketiga tidak cocok
dengan permasalahan yang sedang anda tangani, satu-satunya kemungkinan yang masih
tersisa adalah persamaan kedua,
√𝑘
x(t) = A sin ( 𝑚 𝑡).

Apabila x(t) pada persamaan kedua disubstitusikan ke dalam persamaan kesebelas lalu
∆𝑡 dianggap sangat kecil maka diperoleh
√𝑘 √𝑘
v(t) = ( 𝑚 ) A cos ( 𝑚 𝑡).

Untuk t = 0,
√𝑘 √𝑘 √𝑘
v(0) = ( 𝑚 ) A cos ( 𝑚 0) = 𝐴.
𝑚

Karena v(0) = v0 maka


√𝑘
( 𝑚 ) A = v0.

Persamaan keduabelas dapat ditulis sebagai


V(t) = v0 cos 𝜔𝑡,
dengan
√𝑘
𝜔= 𝑚

Seperti sebelumnya. Persamaan keempatbelas menyatakan bahwa balok memiliki kecepatan


yang berubah-ubah terhadap waktu menurut fungsi kosinus. Laju maksimum dicapai oleh

13
balok pada saat |cos 𝜔𝑡| = 1, yaitu v0. Laju minimum balok dicapai pada saat balok pada saat
|cos 𝜔𝑡| = 0.
Persamaan ketigabelas dan kelimabelas menyatakan bahwa tetapan A dapat dihitung
dari kecepatan awal v0 dan frekuensi sudut 𝜔 melalui persamaan A = 𝑣0/𝜔. Oleh karena itu,
tetapan A memiliki dimensi panjang. Tetapan A merupakan simpangan maksimum. Jadi,
sebagai kesimpulan, gerak balok digambarkan oleh persamaan
x(t) = (𝑣0/𝜔) sin 𝜔𝑡.
Terlihat bahwa 𝑣0/𝜔 merupakan simpangan maksimum. Gerak bolak-balik dengan
simpangan sebagai fungsi sinus seperti persamaan keenambelas disebut getaran sinus. Periode
getaran dan frekuensi sudut dihitung sama seperti pada getaran kosinus.

2.5 Hubungan antara Getaran Sinus dan Getaran Kosinus


Dalam trigonometri, anda mendapati sebuah identitas yang menghubungkan sinus dan
kosinus sudut, yaitu cos θ = sin (θ + 90o) dan sin θ = cos (θ - 90o). Dikatakan bahwa fungsi
sinus terlambat dari fungsi kosinus sejauh 90o. Sudut 90o disebut beda sudut fase fungsi sinus
dari fungsi kosinus.
Oleh karena itu, persamaan getaran kosinus x(t) = x0 cos (𝜔𝑡) dapat ditulis sebagai
X(t) = x0 sin (𝜔𝑡 + 90o)
dan persamaan untuk getaran sinus x(t) = 𝑣0/𝜔 sin 𝜔𝑡 dapat ditulis sebagai
x(t) = 𝑣0/𝜔 cos (𝜔𝑡 - 90o)
Jadi, getaran kosinus adalah getaran sinus dengan sudut fase awal 90 o. Di lain pihak,
getaran sinus merupakan getaran kosinus dengan sudut fase awal -90o.
Secara umum, getaran selaras atau harmonis satu dimensi adalah gerak bolak-balik
satu dimensi dengan koordinat ditentukan berdasarkan persamaan
x(t) = x0 sin (𝜔𝑡 + ϕ0),
dengan ϕ0 adalah sudut fase awal. Apabila suatu benda mengalami getaran satu dimensi
menurut persamaan kesembilanbelas maka kecepatan benda itu sebagai fungsi waktu
ditentukan dari persamaan
v(t) = 𝜔x0 cos (𝜔t + ϕ0).
Andaikan anda memilliki sebuah getaran lain yang memenuhi persamaan
x’(t) = x’0 sin (𝜔t + ϕ0).
maka x’(t) dapat ditulis sebagai
x’(t) = x’0 sin (𝜔t + ϕ0 + ϕ0’ - ϕ0)
14
= x’0 sin (𝜔t + ϕ0 + ∆ϕ0).
Suku ∆ϕ0 = ϕ0’ - ϕ0 disebut beda sudut fase antara getaran x’(t) dan x(t). Dua getaran
dikatakan sefase atau saa fasenya apabila beda sudut fase kedua getaran itu kelipatan bulat
dari 2𝜋, yaitu jika
∆ϕ0 = ..., -4𝜋, -2𝜋, 0, 2𝜋, 4𝜋, ... n2𝜋, ...
Dua getaran dikatakan berlawanan fase apabila beda sudut fase keduanya adalah
kelipatan gasal dari 𝜋, yaitu jika
∆ϕ0 = ..., -3𝜋, -𝜋, 0, 𝜋, 3𝜋, ...

2.6 Bandul Matematis


Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari pada
ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada titik A. Sedangkan
pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (). Kalau titik B adalah
kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul dari B ke A lalu ke B’ dan
kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T).

Gambar : 1

f = Komponen w menurut garis singgung pada lintasan bandul


P = Gaya tegang tali
N = Komponen normal dari W = m . g
l = Panjang tali
 = Sudut simpangan
Dengan mengambil sudut  cukup kecil sehingga BB’ = busur BAB’, maka dapat dibuktikan
bahwa :
15
𝑙
T  2√𝑔

Dengan mengetahui panjang tali dan periode, maka percepatan gravitasi bumi dapat dihitung.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak
dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu.
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak
harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang
sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodik
adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis
sederhana.

Secara umum,gerak osilasi sebenarnya terendam.energi mekanik terdisipasi


(berkurang)karena adanya gaya gesek.maka jika dibiarkan,osilasi akan berhenti,artinya GHS-
nya terendam.gaya gesekan biasanya dinyatakan sebagai arah berlawanan dan bendanya
konstanta menyatakan besarnya redaman,dimana= amplitudo dan = frekuensi angular pada
GHS redam

3.2 Saran

Terima kasih kepada teman-teman yang membantu menyelesaikan makalah ini,


sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini kami
sangat membutuhkan masukan dari guru-guru maupun teman-teman semua demi
kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://fisikazone.com/getaran-harmonik/

http://milatirsakinah.blogspot.com/2017/04/makalah-fisika-getaran-harmonis.html

Farchani, Muhammad. 2018. Kajian Konsep Fisika 1 untuk Kelas X SMA dan MA.

18

Anda mungkin juga menyukai