Anda di halaman 1dari 9

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫علَ ْي ُك ْم ْاْل ُ َم ُم هم ْن ك هُل أُفُق َك َما‬ َ ‫شكُ أ َ ْن تَدَاعَى‬ ‫سلَ َم يُو ه‬


َ ‫علَ ْي هه َو‬
َ ُ‫ّللا‬َ ‫صلَى‬َ ‫ّللاه‬
َ ‫سو ُل‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫ّللاه أ َ هم ْن قهلَة بهنَا يَ ْو َمئهذ قَا َل أ َ ْنت ُ ْم يَ ْو َمئهذ‬ ُ ‫صعَته َها قَا َل قُ ْلنَا يَا َر‬
َ ‫سو َل‬ َ ُ‫تَدَاعَى ْاْل َ َكلَة‬
ْ َ‫علَى ق‬
‫عد هُو ُك ْم َويَ ْجعَ ُل فهي‬ ‫ع ا ْل َم َهابَةَ هم ْن قُلُو ه‬
َ ‫ب‬ ُ ‫س ْي هل يَ ْنت َ هز‬ ‫غثَاء َكغُث َ ه‬
َ ‫اء ال‬ ُ ‫ون‬ َ ُ‫َكثهير َولَ هك ْن تَكُون‬
‫ت‬‫قُلُو هب ُك ْم ا ْل َو ْه َن قَا َل قُ ْلنَا َو َما ا ْل َو ْهنُ قَا َل ُحب ا ْل َح َيا هة َوك ََرا هه َيةُ ا ْل َم ْو ه‬

Akan datang suatu zaman umat lain memperebutkan kamu sekalian seperti
memperebutkan makanan dalam hidangan. Sahabat bertanya “Apakah kami
jumlahnya sedikit pada saat itu”. Jawab Rasulullah; Bukan bahkan
sesungguhnya jumlah kamu banyak tetapi kualitas kamu ibarat buih yang
terapung di atas air dan di dalam hatimu dijadikan kelemahan jiwa. Sahabat
bertanya “apa yang dimaksud kelemahan jiwa? Rasulullah menjawab, yaitu
cinta dunia dan membeci kematian”.

Sungguh tepat isyarat yang digambarkan oleh Rasulullah dalam sabdanya di


atas bahwa pada akhir zaman nanti umat Islam akan mengalami disintergrasi,
penurunan kualitas iman, ibadah-ibadah yang dilaksankan hanya melepaskan
beban kewajiban dan kegiatan rutinitas ritual tidak di sadari sebagai sebuah
kebutuhan sehingga yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari tidak lebih
dengan orang yang tidak beriman. Sehingga mereka mudah diombang-
ambingkan oleh kegemerlapan dunia yang serba menggiurkan. Ibarat buih yang
terapung di atas air akan terhempas kemana-mana.

Dunia ini sebenarnya jika kita telususri dari segi pengertian bahasanya yang
terambil dari kata danâ, yang artinya adalah dekat, sebentar. Dari makna ini
bisa dipahami bahwa dunia ini adalah suatu tempat yang dekat lagi sebentar.
Hal ini dapat dirasakan ketika kita memakan makanan, yang merasakan lezat
dan pahitnya adalah hanya sampai pada tenggorokan saat sampai diperut, tidak
bisa dibedakan rasanya mana makanan yang lezat dan makanan yang tidak
lezat. Itulah gambaran kehidupan dunia.

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah.

Salah satu penyebab kehilapan manusia adalah karena kecintaan terhap


dunia. Orang yang sangat mencintai dunia segala pikiran dan pandangannya
selalu diukur oleh perhitungan dunia, bahkan kadang-kadang ada di antara
umat Islam melaksanakan urusan akhirat bukan sebenarnya tujuan akhirat
akan tetapi hanya sebagai pengelabuan kepada orang lain untuk mencapai cita-
cita dunia.

Bangsa kita yang nota bene umat yang terbanyak adalah umat Islam, yang
tentu saja agama kita sangat mengharapkan prilaku umatnya berjalan sesuai
dengan aturan agamanya. tetapi sebuah pertanyaan, adalah mengapa
persoalan bangsa kita belum terselesaikan atau paling tidak ada titik terang
menuju suatu perubahan prilaku. Bahkan tampaknya masih memprihatinkan
prilaku sebagian masyarakat kita, baik masyarakat maupun masyarakat
pemegang kekuasaan yang sangat diharapkan bisa menegakkan aturan tetapi
justru seakan-akan mengambil satu prinsip “mumpung”.

Inilah budaya yang menggerogoti kehidupan bangsa kita, mumpun ada


kesempatan, kapan lagi dimanfaatkan kedudukan itu kalau bukan sekarang.
Pada hal jabatan itu sebenarnya hanya sebagai sebuah amanat bukan sebuah
tujuan dan nantinya diakhirat akan dipertanyakan oleh Allah :

‫كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته‬


Mempertahankan kebenaran di negara kita adalah sesuatu yang sangat langkah
lagi mahal. Ada orang yang mau berjuang akan tetapi selalu diukur dengan
materi, kalau tidak menguntungkan bagi dirinya lebih baik bungkam atau diam
daripada kedudukannya digeser.

Memang dunia ini manis rasanya dan enak dipandang, maka manusia tertarik
dengannya. Betapa banyak manusia yang hanya memburu dunia setiap saat
tidak mengenal waktu, siang dan malam, panas dan dingin. Bahkan terbawa
dalam mimpi.

Pada hal apa yang diburunya itu belum tentu menjamin dirinya untuk dapat
mendapat ketenangan. Karena betapa banyak orang yang punya harta yang
melimpah, punya segala macam pasilitas dunia, punya mobil mewah, rumah
mewah, apa saja yang dia mau makan semua bisa dibelinya, tetapi justru
hidupnya tidak tenang tidak bisa dinikmati.

Mobil mewahnya ada tapi tidak bisa dipakainya karena punya penyakit tidak
bisa naik kendaraan, makanannya apa saja yang diinginkan tetapi itu semua
tidak bisa dimakannya kecuali hanya sesendok nasi yang tak berlauk.

Sidang Jum’at yang berbahagia!

Agama Islam bukan berarti melarang kita untuk mencarinya, agama kita tetap
memberikan peluang seluas-luasanya bagi umat manusia untuk mendapatkan
sebanyak-banyaknya. Tidak melarang untuk kaya. Akan tetapi cara
mendapatkannya dan memanfaatkannya sesuai dengan ajaran agama Islam
dan tidak menjadi segala-galanya. Demikian pula jangan meninggalkan dunia
karena hanya terpokus kepada ibadah kepada Allah. Agama kita mensinyalir
bahwa dunia adalah sarana untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang lebih
baik.
Dunia ini dengan segala fasilitasnya kita yang seharusnya mengendalikan
bukan dia yang mengatur kita. Harta yang kita miliki janganlah ia yang
mengatur dan memperbudak kita, karena mobil kita yang bagus setiap hari
dilap dan dicuci, sementara diri kita, hati kita tidak pernah dibersihkan melalui
dengan zikir-zikir atau beribadah kepada Allah, kalaupun dilakukan hanya
dengan sangat terpaksa atau merasa malu dengan sesamanya.

Padahal semestinya rasa malu itu jauh lebih didahulukan kepada Allah
daripada manusia. Karena seseorang yang malu kepada Allah pasti juga malu
terhadap manusia tidak sebaliknya. Jadi harta itu kita yang mengaturnya dan
memanfaatkannya bukan kita yang dimanfaatkan.

Jika umat Islam sudah menomorsatukan dunia di atas segala-galanya, enggan


menyuarakan kebenaran dan melarang kemungkaran maka Allah akan
mencabut kebesaran Islam dari permukaan bumi ini dan mencabut keberkahan
wahyu.

Ketika umat Islam sangat mencintai dunia dengan sendirinya pasti muncul
sifat kedua yaitu takut akan mati. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa
mereka takut mati? Padahal semua yang namanya makhluk pasti akan mati
sekalipun bersembunyi di balik batu besar dan benteng yang tertutup rapat-
rapat.

َ ‫أ َ ْينَ َما تَكُونُوا يُد هْر ُك ُك ُم ا ْل َم ْوتُ َولَ ْو ُك ْنت ُ ْم فهي بُ ُروج ُم‬
‫شيَدَة‬

Orang takut mati mungkin karena takut meninggalkan hartanya atau mungkin
belum ada persiapan dalam menghadapi kematian.

Takut mati termasuk salah satu di antara penyakit umat manusia dalam
perjuangannya. Sebab dalam perjuangannya selalu diliputi oleh rasa
kekhawatiran akan terkena resiko. Akibatnya mau berjuang asal tidak ada
resiko yang menimpa, asal dirinya selamat, dan untuk menyelamatkan diri
maka dalam memperjuangkan Islam kadang memutar balikkan fakta. yang hak
dinyatakan batil, yang batil dinyatakan hak.

Orang kecil bersalah ditetapkan hukuman yang berat, sementara yang besar
yang bersalah dinyatakan benar atau bebas dari jeratan hukum. Hukum ibarat
pisau hanya sebelah yang bisa mengiris benda. Padahal di dalam ajaran agama
kita bahwa semua orang sama didepan hukum.

Hal ini kita dapat menyaksikan di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan


bernegara di bumi Indonesia yang kita cintai, dimana keadilan yang merupakan
suatu ajaran asasi dalam agama Islam bahkan semua agama adalah sesuatu
hal yang sangat mahal, nyaris barang yang namanya keadilan hampir
menghilang dipersada Indonesia.

Padahal kita harus sadari dan membuka mata lebar-lebar serta mengambil
ibrah beberapa peristiwa yang terjadi, baik peristiwa alam (tsunami yang terjadi
di Aceh dan sebagian daerah sumatera utara di susul lagi gempa bumi) maupun
kejadian non-alam (pengeboman, penyakit busng lapar, dsb) itu semua adalah
peringatan bagi kita semua dari Allah. Banyak lagi contoh lain yang terhampar
di depan mata kita.
Oleh karenanya, marilah kita semua mengintrospeksi diri, khususnya bagi para pemimpin
bangsa ini, mulai dari tingkat yang paling atas sampai kepada tingkat serta semua
masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menata kembali bangsa kita ini dengan baik.
Para pemimpin jalankanlah tugas kepemimpinannya yang berpihak kepada rakyat bukan
berpihak kepada kekuasaan, demikian pula rakyat mendengar dan mentaati aturan-aturan
yang ada. Kalau semua berjalan dengan baik maka janji Allah akan kita dapatinya, yaitu
berupa keberkahan dari bumi dan langit. sebagimana firman-Nya
‫اء ْ َواْلَر ِ ْ‬
‫ض ْ َولَ ِكنْْ‬ ‫َولَوْ ْأَنْ ْأَه َْل ْالقُ َرى ْ َءا َمنُوا ْ َواتقَوا ْلَفَتَحنَا ْ َ‬
‫علَي ِهمْ ْبَ َركَاتْ ْ ِم َْ‬
‫ن ْالس َم ِْ‬
‫كَذبُواْفَأ َ َخذنَا ُهمْْ ِب َماْكَانُواْ َيك ِ‬
‫سب ُ َ‬
‫ون‪ْ.‬‬

‫‪“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan‬‬
‫‪melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan‬‬
‫‪(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.‬‬

‫باركْهللاْلىْولكمْفىْالقرآنْالعظيمْونفعنىْوإياكمْبماْفيهْمنْأآليةْوالذكرْالحكيمْ‬
‫وتقبلْمنىْومنكمْإنهْهوْالسميعْالبصير‪.‬‬
‫ْ‬

‫الحمد ْهلل ْالذى ْخلق ْالموت ْوالحياة ْليبلوكم ْأيكم ْأحسن ْعمال‪ْ .‬أشهد ْأن ْال ْإله ْهللاْ‬
‫الواحدْالصمدْوأشهدْأنْسيدناْمحمداْعبدهْورسولهْسيدْالعالمين‪ْ،‬اللهمْصلْوسلمْ‬
‫علىْهذاْالنبىْالكريمْوالمرسلينْوعلىْآلهْواصحابهْأجمعين‪ْ،‬أماْبعد‪ْ:‬فياْعبادْهللاْ‬
‫أصيكم ْبنفسى ْبتقوى ْهللا ْوإياي ْفقد ْفاز ْفوزا ْعظيما‪ْ .‬إستمعوا ْبقول ْهللا ْتعالى ْفىْ‬
‫كتابهْالعزيز‪ْ:‬أعوذْباهللْمنْالشيطانْالرجيمْبسمْهللاْالرحمنْالرحيمْ‪ْ:‬ياأيهاْالذينْ‬
‫آمنواْإتقواْهللاْحقْتقاتهْوالْتموتنْإالْوأنتمْمسلمون‪ْ.‬واعلمواْانْهللاْأمركمْأمراْ‬
‫بدأ ْفيه ْبنفسه ْوثنى ْبالمالئكة ْالمسبحة ْبقدسه ْفقال ْتعالى ْمخبرا ْوآمرا ْإن ْهللاْ‬
‫ومالئكتهْيصلونْعلىْالنبىْياأيهاالذينْآمنواْصلواْعليهْوسلمواْتسليما‪ْ.‬اللهمْصلْ‬
‫وسلم ْعلى ْسيدنا ْمحمد ْوعلى ْآله ْسيدنا ْمحمد ْكما ْصليت ْوسلمت ْعلى ْإبراهيمْ‬
‫ْ‬ ‫وعلىْآلهْإبراهيمْفىْالعالمينْإنكْحميدْمجيد‪.‬‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫اللهمْاغفرْللمؤمنين ْوالمؤمنات ْوالمسلمين ْوالمسلمات ْاْلحياءْمنهم ْاْلمواتْإنكْ‬
‫ْ‬ ‫سميعْقريبْمجيبْالدعواتْوقاضيْالحجاتْبرحمتكْياأرحمْالرحمين‪.‬‬
‫ْ‬
‫ْ‬

‫اللهم ْإنا ْنسألك ْالثبات ْفى ْاْلمر ْونسألك ْالعزيمة ْفى ْالرشد ْونسألك ْشكرنعمتكْ‬
‫وحسن ْعبادتك‪ْ .‬ونعوذبك ْمن ْشر ْما ْتعلم ْونسألك ْمن ْخير ْماتعلم ْونستغفرك ْمماْ‬
‫تعلمْانكْانتْعالمْالعيوب‪ْ.‬اللهمْاناْنسألكْحبكْوحبْمنْيحبكْوالعملْالذىْيبلغناْ‬
‫حبك‪ْ.‬اللهمْاجعلْحبكْاحبْاليناْمنْنفسناْواهلنا‪ْ.‬ربناْالْتزعْقلوبناْبعدْإذْهديتناْ‬
‫وهب ْلنا ْمن ْلدنك ْرحمة ْإنك ْأنت ْالوهاب‪ْ .‬ربنا ْآتنا ْفى ْالدنيا ْحسنة ْوفى ْاآلخرةْ‬
‫ْ‬ ‫حسنةْوقناْعذابْالنار‪ْ.‬‬
‫ْ‬
‫ْ‬

‫عباد ْهللا ْإن ْهللا ْيأمركم ْبالعدل ْواإلحسان ْوإيتاء ْذى ْالقربى ْوينهى ْعن ْالفحشاءْ‬
‫ْ‬ ‫والمنكرْوالبغىْيعظكمْلعلكمْتذكرونْولذكرْهللاْأكبرْوهللاْيعلمْماْتصنعون‪.‬‬

‫ْْولَوْْك َِر َهْْ‬ ‫علَىْال ِد ِ‬


‫ِّينْْ ُك ِلِّ ِه َ‬ ‫قْْ ِليُظ ِه َر ُهْْ َ‬
‫ِينْْال َح ِّ ِ‬ ‫سولَهُْْ ِبال ُهد َ‬
‫َىْود ِ‬ ‫ْْر ُ‬ ‫ْْلِلْْالذِيْأَر َ‬
‫س َل َ‬ ‫ال َحم ُد ِ ِ‬
‫ال ُمش ِرك َ‬
‫ُونْ‬
‫سولُه‬
‫ُهْور ُ‬ ‫‪.‬أَش َه ُدْْأنْْالْإلَهَْْإالْهللاُ َ‬
‫ْْوح َدهُْْالْش َِريكَْْلَهُ‪ْ،‬وأشه ُدْْأنْْ ُم َحمدًاْعبد َ‬
‫الْوأَنتُمْْ ُمس ِل ُم َ‬
‫ونْ‬ ‫يَاأَيُّ َهاْالذ َ‬
‫ِينْْآ َمنُواْاتقُواَْللاَْْ َحقْْْت ُقَاتِ ِه َ‬
‫ْْوالْت َ ُموتُنْْإِ َ‬
‫سدِيدًاْ*ْيُص ِلحْْلَكُمْْأَع َمالَكُم َ‬
‫ْْويَغ ِفرْْلَكُمْْ‬ ‫ْْوقُولُواْقَوالْ َ‬ ‫يَاأَيُّ َهاْالذ َ‬
‫ِينْْآ َمنُواْاتقُواَْللاَ َ‬
‫ازْْفَو ًزاْع َِظي ًما‬
‫سولَهُْْفَقَدْْفَ َ‬
‫ْْو َر ُ‬ ‫ذُنُوبَكُم َ‬
‫ْْو َمنْْيُ ِط ِعَْْللاَ َ‬
‫علَىْ ِإب َرا ِهي َمْْ‬
‫سلِّمتَْْ َ‬
‫صليتَْْو َ‬ ‫علَىْآ ِلْْ ُم َحمد‪َ ْ،‬ك َماْ َ‬ ‫علَىْ ُم َحمد َ‬
‫ْْو َ‬ ‫س ِلِّمْْ َ‬
‫ص ِ ِّلْْو َ‬
‫الل ُهمْْ َ‬
‫علَىْ ِإب َرا ِهي َمْْ‬ ‫علَىْآ ِلْْ ُم َحمد‪َ ْ،‬ك َماْبَ َ‬
‫اركتَْْ َ‬ ‫علَىْ ُم َحمد َ‬
‫ْْو َ‬ ‫علَىْآ ِلْْ ِإب َرا ِهي َم َ‬
‫‪ْ،‬وبَ ِاركْْ َ‬ ‫َو َ‬
‫ضْْالل ُهمْْعَنْْ ُخلَفَائِ ِهْْ‬
‫ٌ‪ْ،‬وار َ‬ ‫علَىْآ ِلْْإِب َرا ِهي َم‪ْ،‬فِيْالعَالَ ِمي َنْْإِنكَْْ َح ِمي ٌدْْ َم ِجيد َ‬
‫َو َ‬
‫سا ِئ ِرْْالص َحا َب ِةْْأَج َم ِعي َن َ‬
‫‪ْ،‬وعَنْْ‬ ‫تْْال ُمؤ ِم ِني َن َ‬
‫‪ْ،‬وعَنْْ َ‬ ‫اج ِهْْأُم َها ِ‬‫‪ْ،‬وعَنْْأَز َو ِ‬‫شدِي َن َ‬ ‫الرا ِ‬
‫‪ْ،‬وعَناْ َم َع ُهْمْْ ِب َرح َم ِتكَْْ َياْأَر َح َمْْالر ِ‬
‫اح ِمي َنْ‬ ‫تْْ ِإلَىْ َيو ِمْْال ِدِّي ِن َ‬
‫ْْوال ُمؤ ِمنَا ِ‬
‫‪.‬ال ُمؤ ِم ِني َن َ‬

‫ا‪ْ،‬والْ‬ ‫ا‪ْ،‬واجعَلْْتَفَ ُّرقَنَ ِ‬


‫اْمنْْبَع ِد ِهْْتَفَ ُّرقًاْ َمع ُ‬
‫صو ًم َ‬ ‫الل ُهمْْاجعَلْْ َجمعَنَاْ َه َذاْ َجمعًاْ َمر ُحو ًم َ‬
‫اْوالْ َمح ُرو ًما‬ ‫اْوالْ َمعَنَاْ َ‬
‫ش ِقيًّ َ‬ ‫‪.‬تَدَعْْفِينَ َ‬
‫ْْوال ِغنَى‬‫ىْوال َعفَ َ‬
‫اف َ‬ ‫‪.‬الل ُهمْْ ِإناْنَسأَلُكَْْالْ ُهد َ‬
‫َىْوالتُّقَ َ‬

‫اللهمْاعزْاإلسالمْوالمسلمينْوأذلْالشركْوالمشركين‬
‫اللهمْانصرْالمجاهدينْفىْفلسطينْاللهمْانصرْالمجاهدينْفىْكلْمكان‬
‫ق‪ْ،‬‬ ‫‪ْ،‬وأَج ِمعْْ َك ِل َمت َ ُهمْْ َ‬
‫علَىْال َح ِّ ِ‬ ‫صفُوفَ ُهم َ‬
‫‪ْ،‬و َو ِ ِّح ِدْْالل ُهمْْ ُ‬ ‫الل ُهمْْأ َ ِعز ِ‬
‫ْْاإلسالَ َم َ‬
‫ْْوال ُمس ِل ِمي َن َ‬
‫ْْواْلَم َنْْ ِل ِعبادِكَْْأَج َم ِع َ‬
‫ينْ‬ ‫بْْالسالَ َم َ‬
‫‪ْ،‬واكت ُ ِ‬
‫ين َ‬‫سرْْشَوكَةَْْالظا ِل ِم َ‬
‫‪.‬واك ِ‬
‫َ‬

‫ْْوأَيِِّدْْبِ ِهْْال َحقْْيَ َ‬


‫اْربْْالعَالَ ِمي َنْ‬ ‫اْوأَيِِّدهُْْبِال َح ِّ ِ‬
‫ق َ‬ ‫اْوأ َ ِعزْْ ُ‬
‫سل َطانَنَ َ‬ ‫ْْربنَاْاحفَظْْأَو َطانَنَ َ‬
‫الل ُهم َ‬
‫اْم َنْْالذا ِك ِري َنْْلَكَْْفيْاللَي ِل َ‬
‫ْْوالن َه ِار‪ْ،‬‬ ‫اْمنْْفَي ِضكَْْال ِمد َر ِار َ‬
‫‪ْ،‬واجعَلنَ ِ‬ ‫ْْربنَاْاس ِقنَ ِ‬
‫الل ُهم َ‬
‫ْْواْلَس َح ِارْ‬
‫ي َ‬ ‫ال ُمستَغ ِف ِري َنْْلَكَْْ ِبال َع ِ‬
‫ش ِِّ‬
‫‪ْ،‬وبَ ِاركْْلَنَاْفيْ‬
‫ض َ‬ ‫تْْاْلَر ِ‬ ‫اءْوأَخ ِرجْْلَنَ ِ‬
‫اْمنْْ َخي َرا ِ‬ ‫تْْالس َم َ‬ ‫اْمنْْبَ َركَا ِ‬ ‫ع َلي َن ِ‬‫الل ُهمْْأَن ِزلْْ َ‬
‫اإلك َر ِامْ‬
‫ْْو ِ‬ ‫اْو ُز ُرو ِعنَاْو ُك ِ ِّلْْأ َ َ‬
‫رزاقِنَاْيَاْ َذاْال َجالَ ِل َ‬ ‫‪.‬ثِ َم ِارنَ َ‬

‫ع َذ َ‬
‫ابْْالن ِارْ‬ ‫سنَةً َ‬
‫ْْو ِقنَاْ َ‬ ‫فيْاآلخ َر ِةْْ َح َ‬
‫ِ‬ ‫سنَةً َ‬
‫ْْو‬ ‫‪.‬ربنَاْآتِنَاْفيْالدُّن َياْ َح َ‬ ‫َ‬
‫تَْْالوه ُْ‬
‫اب‬ ‫َ‬ ‫كَْْرح َمةً‪ِ ْ،‬إنكَْْأَن‬
‫اْمنْْلَدُن َ‬ ‫ا‪ْ،‬و َهبْْلَنَ ِ‬‫‪.‬ربنَاْالْت ُ ِزغْْقُلُوبَنَاْ َبع َدْْ ِإذْْ َهدَيتَنَ َ‬
‫َ‬
‫اْوتَر َحمنَاْلَنَكُونَن ِ‬
‫ْْم َنْْال َخا ِ‬
‫س ِري َنْ‬ ‫اْوإِنْْلَمْْتَغ ِفرْْلَنَ َ‬ ‫‪.‬ربنَاْ َظلَمنَاْأَنفُ َ‬
‫سنَ َ‬ ‫َ‬
‫ْْواْلَم َواتِ‪ْ،‬‬ ‫ْْوال ُمس ِل َمْاتِ‪ْ،‬اْلَحيَ ِ‬
‫ْْمن ُهم َ‬
‫اء ِ‬ ‫ْْوال ُمؤ ِمنَات َ‬
‫ِ‪ْ،‬وال ُمس ِل ِمي َن َ‬ ‫الل ُهمْْاغ ِفرْْ ِلل ُمؤ ِمنِي َن َ‬
‫َاءْ‬
‫بْْال ُّدع ِ‬ ‫س ِمي ٌعْْقَ ِري ٌ‬
‫بْْ ُم ِجي ُ‬ ‫‪ِ .‬إنكَْْ َ‬

‫ىْو َين َهىْع َِنْْالفَحش ِ‬


‫َاءْْ‬ ‫اءْْذِيْالقُر َب َ‬
‫ْْوإِيت َ ِ‬
‫ان َ‬
‫س ِ‬‫اإلح َ‬‫ْْو ِ‬ ‫ِع َبا َدْْ ِ‬
‫هللاْْ‪ِ :‬إنْْهللاَْْ َيأ ُم ُرْْ ِبال َعد ِل َ‬
‫ظكُمْْلَعَلكُمْْت َ َذك ُرو َْ‬
‫ن‬ ‫ْْوالبَغيِْْيَ ِع ُ‬ ‫َوال ُمنك َِر َ‬

Anda mungkin juga menyukai