No INDONESIA JERMAN
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat Secara geografis, Jerman terletak di tengah-tengah
memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan benua Eropa dengan luas daerah 356,957 km2.
data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Jerman berpenduduk 82 juta lebih dan kira-kira 8%
Pengembangan Manusia (Human Development diantaranya bukan berkabangsaan Jerman. Warga
Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian negara asing ini mulai berdatangan ke Jerman pada
pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala akhir tahun 1950-an ketika negara-negara Eropa
yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan selatan mulai merekrut buruh-buruh pekerja tangan.
manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 Jumlah yang paling banyak adalah orang Turki,
negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke- baik yang lahir di Jerman atau keturunan Turki.
102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke- Imigran lain masuk ke Jerman sebagai pengungsi
109 (1999). Menurut survei Political and Economic karena perang, karena tekanan ekonomi di
Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di negaranya masing-masing. Jenis imigran ketiga
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara adalah dari etnis Jerman sendiri (walaupun
di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. semuanya tidak berbahasa Jerman)berbeda dengan
Data yang dilaporkan The World Economic Forum jenis imigran lain, mereka dapat dengan segera
Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang meminta kewarganegaraanya sewaktu masuk ke
rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari Jerman. Oleh karena kesulitan bahasa, baik imigran
57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih yang sudah lama menetap di Jerman apalagi mereka
menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia yang baru datang, maka hal ini merupakan
hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai tantangan bagi sistem pendidikan di Jerman. Sangat
pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. sukar memberikan kesempatan yang sama
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di memberikan pendidikan kepada anak-anak imigran.
Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut Berbagai upaya dilakukan untuk mengejar anak-
bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan anak dari kelompok minoritas ini dengan
nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena menggunakan bahasa-ibu mereka sendiri. Namun
kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan demikian, bahasa Jerman merupakan bahasa yang
di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena dominan dengan berbagai variasi dialek daerah.
beberapa hal yang mendasar. Jerman bukan negara yang kaya dengan sumber
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 alam, dan juga bukan negara yang mampu
gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. memenuhi kebutuhan produksi pertanian sendiri.
Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi Oleh sebab itu Jerman banyak tergantung pada
memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak barang-barang impor dari pada barang ekspornya.
lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah- Pada umumnya perdangan Jerman sangat positif,
tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga dan investasi Jerman di luar negeri melebihi
orang bebas membandingkan kehidupan dengan investasi asing di dalam negeri. Tetapi sebagai
negara lain. akibat dari upah serta ongkos produksi yang tinggi
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya sesuai ketentuan sistem sekuriti sosial, posisis
ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik Jerman sebagai negara ekspor tangguh mendapat
pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu tantangan dalam perdagangan internasional. Ini
diperoleh setelah kita membandingkannya dengan jelas membawa dampak bagi pendidikan. Penelitian
negara lain. Pendidikan memang telah menjadi dan pengembangan serta pabrik-pabrik.[1]
penopang dalam meningkatkan sumber daya Secara historis bangsa Jerman memiliki sejarah
manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. amat panjang dan unik dengan kehidupan
Oleh karena itu, kita seharusnya dapat masyarakatnya yang unik pula. Kehidupan bangsa
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia Jerman dimulai dari yang amat primitif, kemudian
yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya berkembang menjadi bentuk negara-negara kecil di
manusia di negara-negara lain. daerah pengaruk kerajaan Romawi sampai tahun
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga 1809. Setelah itu Jerman berada dalam kekuasaan
ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari Napoleon sampai awal abad 19 dan berlanjut
146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan menjadi negara Prusia yaitu tahun 1824-1871,
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia Republik Weimar 1919-1033, Era Nazi 1933-1945,
1
dalam kategori The Primary Years Program (PYP). kemidian setelah kalah perang dunia dua, Jermn
Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya terpecah menjadi dua negara yaitu Jerman Barat
delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dan Jerman Timur (1945-1989) keduanya dapat
dalam kategori The Middle Years Program (MYP) bersatu setelah dirobohkannya tembok pembatas
dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah yang memisahkan keduanya yang dikenal dengan
saja yang mendapat pengakuan dunia dalam “Tembok Berlin”. Oleh karenanya sejak tahun 1989
kategori The Diploma Program (DP). sampai sekaranh Jerman bersatu menadi bentuk
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia negara Federal dengan nama epublik Federal
antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan Jerman.
standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih
menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada
umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam
dunia pendidikan yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik,
2. Rendahnya kualitas guru,
3. Rendahnya kesejahteraan guru,
4. Rendahnya prestasi siswa,
5. Rendahnya kesempatan pemerataan
pendidikan,
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan
kebutuhan,
7. Mahalnya biaya pendidikan.
Dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Berdasarkan sejarah, pendidikan di Jerman berasal
sistem pendidikan nasional pasal 3, “tujuan dari dua sumber, gereja dan negara. Pengumuman
pendidikan nasional adalah mengembangkan resmi mengenai wajib belajar pada beberapa daerah
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang semenjak akhir abad ke- 17 dapat dianggap sebagai
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha penenda resmi bahwa masalah pendidikan adalah
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, tanggung jawab negara. Semenjak itu pengaruh
mandiri, dan menjadi warga negara yang gereja secara umum berkurang. Maka masalah
demokratis serta bertanggung jawab". pendidikan mulai saat itu terletak terutama pada
kekuatan politik-para guru, orang tua, siswa/
mahasiswa sebagai kelompok yang langsung
terlibat untuk menentukan keadaan pendidikan,
serta perubahan-perubahan dalam sistem
pendidikan.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan Pendidikan Dasar, Menengah dan Perguruan Tinggi
awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan, Pra
sekolah anak-anak yang melandasi jenjang Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar
pendidikan menengah.Pendidikan dasar berbentuk (Grundschule) dan pendidikan lanjutan
sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) (Gymnasium, Realschule atau Berufschule).
atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah Jenjang pendidikan pra perguruan tinggi di Jerman
menengah pertama (SMP) dan madrasah memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (berbeda dengan di Indonexia, dimana pendidikan
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar
Bab IV Pasal 17). Pendidikan dasar merupakan (Grundschule) diberikan dari kelas 1-6, dan setelah
pendidikan sembilan tahun terdiri dari program itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih
pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau
2
program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan Berufscule.
pertama (PP Nomor 28 tahun 1990).Sebelum Gymnasium diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai
memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan
0-6 tahun diselenggarakan pendidikan anak usia sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini
dini, tetapi bukan merupakan prasyarat untuk ditempuh mulai dari kelas 7-13, dan setelah mereka
mengikuti pendidikan dasar. Menurut Undang- lulus diberi ijazah yang dikenal sebagai “Abitur”.
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal siswa menyelesaikan pendidikan dasar dan
28 disebutkan bahwa : Pendidikan anak usia dini menengah selama 13 tahun. Berufscule
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, diperuntukkan bagi siwa-siswa yang langsung
dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa
formal, nonformal, dan/atau informal.Pendidikan melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau
berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa
(RA), atau bentuk lain yang sederajat. meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan
Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia
kerja.
Setelah mendapatkan Abitur, siswa lagsung busa
mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda
dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus
mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon
siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian
seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan
berkas lamarannya, dan universitas akan langsung
memutuskan bedasarkan nilai Abitur. Hal tersebut
bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh
jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan
tinggi memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.
Untuk menjamin kualitas yang merat di semua
sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah
terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (bila
memilih untuk belajr di sekolah selain yang telah
ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan
permintaan khusus disertai dengan alasan-
alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun
menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan
yang merata di semua sekolah, baik di kota besar
maupun di pelosok yang jauh dari kota.[4]
Secara umum, sekolah-sekolah Jerman hanya
menyelenggarakan pendidikan 5 hari perminggu.
Hari senin sampai jumat parasiswa masuk sekolah,
sedangkan hari sabtu dan minggu mereka belajar di
rumah bersama orang tua atau teman sebaya dalam
rangka mengerjakan tugas-tugas sekolah dan
belajar pendalaman.[5]
Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan Masa untuk melakukan reformasi pendidikan yang
pembelajaran yang dialami Indonesia. Masalah- mendasar di Jerman Barat secara resmi berakhir
masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap tahun 1975 dengan dibubarkannya Dewan
pembelajaran dan pendidikan Indonesia. Pendidikan (Council of Education) yang mencoba
Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum mengimplementasikan sistem pendidikan yang
(menurut sudut pandang penulis) : sama sekali baru. Semenjak itu, pemerintah yang
Jika dibandingkan dengan kurikulum di negara konservatif cenderung mempertahankan struktur
maju, kurikulum yang dijalankan di Indonesia tripatrit pada pendidikan menengah, sementara
terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru kementrian yang beraliran Sosial Demokrat
dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang mencoba menerapkan Gesamtschule sebagai
materi yang harus dikuasainya. siswa harus alternatif, kalau tidak sebagai pengganti, sistem
berusaha keras untuk memahami dan mengejar tripartit.
materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan Sesungguhnya, seluruh Jerman akan terus
mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh mengalami masalah yang kelihatannya makin
materi yang diajarkan. Siswa akan lebih memilih meningkat, bukan makin terselesaikan. Masalahnya
untuk mempelajari materi dan hanya memahami terutama pada anak-anak yang sudah punya
sepintas tentang materi tersebut. Dampaknya, persoalan sebelumnya karena latar belakang sosial
pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa yang tidak menguntungkan. Integrasi anak-anak
kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa imigranyang jumlahnya semakin besar
akan berkurang. Kurikulum di Indonesia sering sesungguhnya merupakan tantangan berat bagi
sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan pendidikan Jerman, termasuk isu “pemberian
tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. kesempatan yang sama”. Mencari perimbangan
Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak antara kebutuhan untuk integrasi sosial bagi anak-
akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum anak cacat dan penyelenggaraan pengajaran yang
Indonesia. Bahkan, pengubahan nama kurikulum optimal tetap menjadi fokus pemikiran.
mampu dijadikan sebagai lahan bisnis oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab.Dengan
bergantinya nama kurikulum yang ada di Indonesia
ternyata banyak tidak memberikan manfaat pada
proses pendidikan yang ada di Indonesia karena
dengan melihat kejadian nyata dilapangan malah
menjadi masalah atau menjadi momok bagi
sekolah-sekalah dan guru dalam menjalankan
tugasnya.Meninjau mengenai sarana dan prasarana,
hal ini berkatan dengan kurangnya pemerataan yang
dilakukan Mendiknas. Selain itu, pemerataan
pendidikan juga ditinjau dari segi Satuan Tingkat
Perdidikannya. Hal ini berkaitan dengan materi
yang diajarkan di sekolah pada Tingkat Satuan
Pendidikan tertentu. Pada tingkat Sekoalah Dasar,
siswa diajarkan seluruh konsep dasar seperti
membaca, menulis, menghitung dan menggambar.
Pada tingkat ini siswa cenderung hanya diajarkan
saja, tida mengena pada pemaknaanya. Pada tingkat
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas, pelajaran yang diajukan cenderung hanya
berkonsep pada tujuan agar anak mampu
mengerjakan soal bukan konsep agar siswa mampu
memahami soal. Kurikulum merupakan sebuah
acuan yang di buat secara nasional dan menjadi
dasar pijakan setiap sekolah atau lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia dengan tujuan
agar terjadinya pemerataan terhadap pengatahuan
5
siswa yang ada di seluruh Indonesia, namun ada
yang lucu di dalam pelaksanaan kurikulum yang
ada di Indonesia yaitu menjalankan dua kurikulum
dalan satu tahun ajaran pendidikan, ini merupakan
salah satu masalah yang sangat beasar yang harus di
perhatikan oleh pemerinta dalam menjalankan roda
pendidikan yang ada di Indonesia
6
7. Nama Kelopok dan Kelas Kumpul,
1. Fajar Yuliant kelas B
2. Fidianan kelas B
3. Fima Junendri kelas B