Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI MENGHIDUPKAN SEKOLAH YANG MATI SURI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Sekolah


Dosen Pengampu Anam Sutopo S.Pd., M.Hum
Disusun Oleh :
Nama

: Sulastri

NIM

: A510120011

Kelas

: VIA

Email : anes.moemoe@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014/2015
ABSTRAK
Penulisan makalah ini memaparkan tentang penyebab sekolah mati
suri. Tugas dan Fungsi pengawas dan kepala sekolah. Manajemen pendidikan
ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya pendidikan dan yang terkait
lainnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau
penggerakan, dan pengendalian atau pengawasan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Serta strategi
yang digunakan untuk menghidupkan sekolah mati suri dengan melakukan
manajemen

berbasis

sekolah

langkah-langkah

manajemen

meliputi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading)


dan pengawasan (controlling).
Kata kunci: Strategi menghidupkan sekolah yang mati suri

Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan

potensi

dirinya

untuk

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari
kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan
ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).
Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak
diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar
negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian
Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya
berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara
struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas
pendidikan kabupaten/kota. Sekolah dasar sebagai institusi atau lembaga
pendidikan. Sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan
bagi anak didik dan melibatkan banyak komponen. Sehingga aktivitas
maupun komponen pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajemen
yang baik dalam rangka mencapai tujuan institusional sekolah dasar.
Menurut Samino (2012:22) mengatakan bahwa manajemen pendidikan
adalah ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya pendidikan dan
yang

terkait

lainnya

melalui

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan atau penggerakan, dan pengendalian atau pengawasan untuk


mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
2

PEMBAHASAN
A. Penyebab Sekolah Mati Suri
1. Kinerja kepala sekolah yang tidak maksimal
2. Kinerja guru yang kurang porofesional di saat pembelajaran
3. Jumlah siswa yang sedikit
4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
B. Strategi Menghidupkan Sekolah Mati Suri
a. Penilaian Kinerja terhadap Kepala Sekolah
a) Pengawas Sekolah
Pengawas pendidikan (supervisi) seorang
pengawasan kepada kepala sekolah-sekolah.

yang

melakukan

1. Tugas Pengawas Sekolah


Tugas nyata seorang pengawas pada garis besarnya ada dua
macam, yaitu:
a. Melaksanakan
melaksanakan

Supervisi

akademik

pembelajaran.

terhadap

Sebelum

guru

pengawas

dalam
sekolah

melaksanakan supervisi akademik terlebih dahulu menyusun


kepengawasan akademik (RKA).
b. Melaksanakan supervisi manajerial terhadap kinerja kepala
sekolah. Sebelum pengawas sekolah melaksanakan supervisi
manajerial terlebih dahulu menyusun kepengawasan manajerial
(RKM).
2. Wewenang Pengawas Sekolah
Salah satu wewenang pengawas sekolah adalah menilai dan
menetapkan tingkat kinerja kepala sekolah, guru, dan tenaga didik

lain. Jadi di sini seorang pengawas menilai peningkatan kinerja


kepala sekolah sudah menjadi wewenang pengawas sekolah.
3. Fungsi Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah melaksanakan tugas pokok dan wewenangnya


harus menggunakan fungsinya, yaitu pengawas berfungsi mitra
guru, inovator, konselor, motivator, kolaborator, asesor, evaluator,
dan konsultan.
b) Kepala Sekolah
Kepala dapat diartikan Ketua atau Pemimpin dalam suatu organisai
atau lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi
tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian pengertian kepala
sekolah dapat didefinisikan :seorang tenaga professional guru yang diberi
tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar.
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, sebagai berikut:
a. Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu
b. Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai
c. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah
d. Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanan peningkatan mutu
e. Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah
f. Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting
sekolah
g. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intentif dari orang tua murid
h. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidian dan tenaga
kependidikan
i. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi siswa

j. Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif menegenai pelaksanaan


kurikulum
k. Meningkatkan mutu pendidikan
Jika ada sekolah yang mati suri mati enggan hidup tak mau seorang
pengawas sekolah bisa menegur atau memberi penilaian terhadap kinerja
kepala sekolah dan guru di sekolah dasar tersebut. Karena salah satu
wewenang pengawas sekolah adalah menilai dan menetapkan tingkat kinerja
kepala sekolah, guru, dan tenaga didik lain. Seharusnya kepala sekolah
bekerja sesuai apa yang menjadi tugasnya seperti yang tertera di atas.
Kemudian pengawas memberikan sebuah motivasi agar kepala sekolah
mampu meningkatkan mutu dan kualitas sekolah agar tujuan sekolah dapat
tercapai. Sehingga tercipta suasana kehidupan sebagaimana mestinya di
sekolah dasar yang maju. Dengan cara kepala sekolah melakukan manajemen
sekolah dengan baik.
b. Melakukan Manajemen Berbasis Sekolah
Setelah kepala sekolah mendapatkan teguran dari pengawas atau
penilaian kinerja tentang sekolahnya tidak ada perkembangan dan hanya terus
seperti itu saja. Kepala sekolah harus bisa memanajemen sekolah dengan baik.
Menurut Samino (2012:14) mengatakan bahwa manajemen adalah
ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya manusia dan sumberdaya
selain manusia atau sumberdaya yang terkait lainnya melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta bekerja
sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara
efektif dan efisien.
Dengan adanya manajemen sekolah yang baik maka mutu sekolah
akan meningkat. Langkah-langkah melakukan manejemen sebagai berikut:

Menurut Sergiovanni dalam (Bafadal, 2006: 58) menegaskan bahwa


langkah-langkah

manajemen

meliputi

perencanaan

(planning),

pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading) dan pengawasan


(controlling).
a) Manajemen Pembelajaran
1. Perencanaan

Analisis materi pelajaran (AMP).

Penyususnan kalender pendidikan.

Penyususnan program tahunan (prota) dengan


memperhatikan kalender pendidikan dan hasil
analisis materi pelajaran.

Penyususnan program caturwulan atau semester


berdasarkan program tahunan yang disusun.

Penyusunan program satuan pembelajaran (PSP).

Penyusunan rencana pembelajaran (RP).

Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan.

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas mengajar dan tugas lain.

Penyusunan jadwal pelajaran.

Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan.

Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan.

Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.

Penyusunan

jadwal

kegiatan

bimbingan

dan

penyuluhan.
3. Pengerahan

Pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun


ajaran baru.
6

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

Supervisi pelaksanaan pembelajaran.

Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

4. Pengawasan

Supervisi pelaksanaan pembelajaran.

Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran.

Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan


penyuluhan.

b) Manajemen Kesiswaan
1. Perencanaan

Sensus anak usia prasekolah.

Perencanaan daya tampung.

Perencanaan penerimaan siswa baru.

Penerimaan siswa baru.

2. Pengorganisasian

Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu.

3. Pengerahan

Pembinaan disiplin belajar.

Pencatatan kehadiran siswa.

Pengaturan perpindahan siswa.

Pengaturan kelulusan siswa.

4. Pengawasan

Pemantauan siswa.

Penilaian siswa.
7

c) Manajemen kepegawaian
1. Perencanaan

Analisis pekerjaan di sekolah.

Penyusunan formasi guru dan pegawai.

Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru.

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas guru dan pegawai.

3. Pengerahan

Pembinaan profesionalisme guru dan pegawai.

Pembinaan karier guru dan pegawai.

Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai.

Pengaturan perpindahan guru dan pegawai.

Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai.

4. Pengawasan

Pemantauan kinerja guru dan pegawai.

Penilaian kinerja guru dan pegawai.

d) Manajemen Sarana dan Prasarana


1. Perencanaan

Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah.

Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana


sekolah.

2. Pengorganisasian

Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah.

Penataan sarana dan prasarana sekolah.

3. Pengerahan

Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara


efektif dan efisien.

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah.

4. Pengawasan

Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan


sarana dan prasarana sekolah.

Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan


sarana dan prasarana sekolah.

e) Manajemen Keuangan
1. Perencanaan

Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah


(RAPBS).

2. Pengorganisasian

Pengadaan

dan

pengalokasian

anggaran

berdasarkan RAPBS.
3. Pengerahan

Pelaksanaan anggaran sekolah.

Pembukuan keuangan sekolah.

Pertanggungjawaban keuangan sekolah.

4. Pengawasan

Pemantauan keuangan sekolah.

Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah.

f) Manajemen Humas
1. Perencanaan

Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam


penyelenggaraan sekolah.
9

Penyususan program hubungan sekolah dengan


masyarakat.

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas melaksanakan program hubungan


sekolah dengan masyarakat.

3. Pengerahan

Mencipatkan hubungan sekolah dengan orang tua


siswa.

Mendorong

orang

tua

siswa

menyediakan

lingkungan belajar yang efektif.

Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat.

Mengadakan

kerja

sama

dengan

instansi

pemerintahan dan swasta.

Mengadakan kerja sama dengan organisasi sosial


dan keagamaan.

4. Pengawasan

Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Penilaian

kinerja

hubungan

sekolah

dengan

masyarakat.
g) Manajemen Layanan Khusus
1. Perencanaan

Analisis kebutuhan program layanan khusus bagi


warga sekolah.

Penyusunan program layanan khusus bagi warga


sekolah.

2. Pengorganisasian

10

Pembagian tugas melaksanakan program layanan


khusus bagi warga sekolah.

3. Pengerahan

Pengaturan pelaksanaan antar jemput siswa.

Pengaturan pelaksanaan asrama siswa.

Pengaturan pelaksanaan makan siang siswa.

Pengaturan pelaksanaan program koperasi sekolah.

Pengaturan pelaksanaan program layanan khusus


lainnya.

4. Pengawasan

Pemantauan program layanan khusus.

Penilaian kinerja program layanan khusus bagi


warga sekolah.

Menurut Direktorat TK dan SD (1997) ada lima komponen yang


menentukan mutu pendidikan yaitu:
1. Pembinaan Kegiatan Belajar Mengajar
Guru harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar (KBM), yakni yang mampu merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar secara
professional. Sehubungan dengan itu, pembinaan kegiatan belajar
mengajar ditekankan pada peningkatan profesionalisme guru, sehingga
menjadi guru yang professional, yaitu:
a) Menguasai

kurikulum

serta

perangkat

pedoman

pelaksanaannya
b) Menguasai materi mata pelajaran yang harus diajarkan
c) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai metode
yang bervariasi

11

d) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam


media pembelajaran
e) Terampil menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil belajar
f) Memiliki rasa tanggung jawab dan dedikasi guru terhadap
tugasnya dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya
2. Pembinaan Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan untuk sekolah dasar ditekankan pada
manajemen kelas, manajemen sekolah dan manajemen gugus.
a) Manajemen Kelas
Pembinaan manajemen kelas, terutama sekali disediakan bagi
para guru. Inti dari pelatihan ini ialah bagaimana mengatur
siswa di dalam kelas yang bervariasi untuk dapat meningkatkan
proses pembelajaran siswa secara aktif.
b) Manajemen Sekolah
Pembinaan manajemen sekolah dasar terutama ditunjukan
kepada para kepala sekolah dasar untuk dapat meningkatkan
kemampuannya mengelola sekolah yang dipimpinnya.
c) Manajemen Gugus
Pembinaan

manajemen

gugus

sekolah

disediakan

bagi

pengawas, kepala sekolah dan tutor serta guru pemandu.


3. Pembinaan Buku dan Sarana Belajar
Buku yang harus ada atau yang disediakan sekolah dasar terdiri dari
atas buku pelajaran atau buku teks, buku bacaan, dan buku
pegangan/sumber.
4. Pembinaan Fisik dan Penampilan Sekolah
Lingkungan sekolah menciptakan suasana yang dapat mendukung atau
menghambat kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. Suasana yang
sejuk dapat diciptakan apabila di halaman sekolah ditanami pohon-pohon

12

pelindung, yang memiliki rasa indah dan nyaman apabila halaman juga di
Tanami dengan bunga-bunga yang berwarna-warni.
5. Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Tanggung jawab tersebut bukan merupakan tanggung jawab
bersama melainkan tanggung jawab yang bersifat komplementer.
Tanggung jawab masyarakat tersebut antara lain dijabarkan dalam bentuk
partisispasi masyarakat.
2
Manajemen

3
Buku dan Sarana Belajar

SD BERMUTU

Kegiatan Belajar Mengajar

HASIL BERMUTU

4
Fisik Sekolah

5
Partisipasi Masyarakat

Gambar: Komponen-komponen SD yang bermutu


Dengan melakukan hal di atas sekolah yang di kategorikan mati suri
akan berkembang menjadi sekolah yang bermutu. Yaitu kepala sekolah harus
bisa memanajemen sekolah yang dipimpinya. Maka siswa akan tertarik untuk
sekolah di sekolah tersebut. Hasil output yang di keluarkan berkualitas atau
bermutu. Sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar
dengan adanya manajemen yang baik maka tercapailah tujuan institusional
sekolah dasar.
13

PENUTUP
Kesimpulan
Penyebab Sekolah Mati Suri : kinerja kepala sekolah yang tidak
maksimal. kinerja guru yang kurang porofesional di saat pembelajaran,
jumlah siswa yang sedikit, sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Manajemen pendidikan ilmu dan seni dalam memperdayakan sumberdaya
pendidikan

dan

yang

terkait

lainnya

melalui

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan atau penggerakan, dan pengendalian atau


pengawasan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara
efektif dan efisien. Serta strategi yang digunakan untuk menghidupkan
sekolah mati suri dengan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah dan
melakukan manajemen berbasis sekolah langkah-langkah manajemen meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading)
dan pengawasan (controlling).

DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Samino. 2012. Manajemen Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press
14

Samino. 2013. Kepemimpinan Pendidikan. Kartasura Solo: Fairuz Media

15

Anda mungkin juga menyukai