Juliani
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: juliani050523@gmail.com
Reski Mulyana
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: rmulyana031103@gmail.com
Masitha Almukarramah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: masitapolman94@gmail.com
Nur Afika
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: nurafikaafika760@gmail.com
Zakiah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: jizakiah@gmail.com
Dr. Muslimin
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: muslimin21@gmail.com
Abstract
This research aims to find out how the education system in Germany. This
type of research is qualitative, while the data collection technique of this
research is Library research. The results of this study indicate that the education
system in Germany and Indonesia has a significant difference that we can see
from the flow of education in Germany. Elementary school students in Germany
only take 4 years, while in Indonesia for 6 years. In addition, the structure of the
education system in Germany formally includes: primary education, lower
secondary education, and higher education. And there are several 3 secondary
schools: Hauptschule, Realschule or Gymnasium.
Keywords: System, Education, Germany
Abstrak
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan penelitian kepustakaan
sehingga metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi pustaka. Ciri
khusus yang yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
pengetahuan penelitian antara lain; penelitian ini dihadapkan langsung
dengan data atau teks yang disajikan, bukan dengan data lapangan atau
melalui saksi mata berupa kejadian, peneliti hanya berhadapan langsung
dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan atau data bersifat siap
pakai, serta data-data sekunder yang digunakan (Snyder, 2019). Mendes,
Wohlin, Felizardo dan Kalinowski, (2020) menyatakan proses penelitian
kepustakaan dilakukan dengan meninjau literatur dan menganalisis topik
relevan yang digabungkan. Penelususran pustaka dapat memanfaatkan sumber
berupa jurnal, buku, kamus, dokumen, majalah dan sumber lain tanpa
melakukan riset lapangan.
PEMBAHASAN
1. Faktor Natural (alami) yakni faktor yang berasal dari warisan biologis atau
faktor yang tumbuh dari negara itu sendiri.
a. Bahasa
Bahasa Jerman merupakan bahasa yang dipergunakan dalam
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan pengecualiaan di
beberapa sekolah swasta yang menerapkan kelas bilingual.
Pengecualiaan juga ditujukan kepada kelompok minoritas Denmark di
Schleswig-Holstein yang dapat memilih sekolah swasta khusus
Erzatzschulen yang menjadikan bahasa Denmark sebagai bahasa
utama. Minoritas Sorbia yang tinggal di daerah Bradenburg dan
Sachsen juga termasuk yang mendapat pengecualian. Kurikulum di
setiap negara bagian seperti telah dijelaskan di atas, dapat
berbedabeda karena setiap negara bagian mempunyai otonomi dalam
pendidikan. Namun begitu, untuk koordinasi dan harmonisasi
antarnegara bagian diadakan sebuah forum pertemuan yaitu
Kultusminister Konferenz (KMK).
b. Pengaruh Gereja dan Negara
Sejarah pendidikan di Jerman berasal dari dua sumber utama,
yaitu gereja dan negara. Pada awalnya, pendidikan di Jerman
dipengaruhi oleh gereja dan negara, tetapi sejak akhir abad ke-17,
pendidikan resmi menjadi tanggung jawab negara, sehingga pengaruh
gereja secara umum mulai berkurang.
c. Desentralisasi
3. Faktor Sekuler
Sistem pendidikan di Jerman dipengaruhi oleh berbagai faktor sekuler
yang meliputi humanisme, sosialisme, nasionalisme, dan demokrasi.
a. Humanisme
Sistem pendidikan di Jerman mengadopsi pendekatan
humanistik, yang menekankan pengembangan pribadi dan sosial
siswa. Guru di Jerman diharapkan menerapkan pendekatan
berorientasi ke siswa dan menyiapkan mereka untuk melanjutkan
pendidikan kesekolah kejuruan, sementara Gymnasium
merefleksikan pandangan humanistik.
b. Sosialisme
Pendidikan di Jerman Timur pada masa lalu dipengaruhi oleh
ideologi sosialis, yang menekankan kesetaraan dan keadilan sosial.
Meskipun Jerman Timur telah bersatu kembali dengan Jerman Barat,
pengaruh sosialis masih dapat dilihat dalam beberapa aspek
pendidikan.
c. Nasionalisme
Pendidikan di Jerman pada masa lalu juga dipengaruhi oleh
nasionalisme, yang menekankan identitas nasional dan kebanggaan
terhadap negara. Pengaruh ini tercermin dalam kurikulum
pendidikan dan pendekatan terhadap pembentukan rasa kebangsaan.
d. Demokrasi
Sistem pendidikan di Jerman juga menekankan nilai-nilai
demokrasi, seperti partisipasi, kebebasan, dan hak asasi manusia.
Pendidikan di Jerman juga mencerminkan komitmen terhadap
pengembangan guru, pendekatan vokasional yang kuat, kurikulum
yang relevan, investasi dalam riset, dan evaluasi yang holistik.
4. Tujuan Pendidikan
Dalam pendidikan di Indonesia, siswa dididik mulai dari moral, etika dan
agama, serta peneraoannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga hal tersebut
mendapatkan pengajaran yang cukup besar.
Siswa diajarkan bagaimana cara sopan santun terhadap guru dan lain
sebagainya, agama pun demikian. Selain itu, siswa juga mendapat bimbingan
dari orangtua maupun guru.
Berbeda dengan pembelajaran di Jerman. Di sana lebih mengutamakan
kepada kemandirian. Pendidikan di sana menuntut kepada tiap individu untuk
mampu berpikir kreatif, logis dan mampu bertanggung jawab.
Itu sebabnya mengapa anak di Jerman diberikan kebebasan untuk
mengembangkan dirinya dan tidak serta merta dibimbing oleh orangtua dan
guru.
Anak-anak di jerman bisa dikatakan tidak terlalu mengutamakan
pendidikan agama, mereka punya cara masing-masing untuk hidup dan
bersosialisi.
5. Wajib Belajar
Tiap negara memiliki aturannya masing-masing menyoal waktu berapa
lama wajib belajar. Di sini, Indonesia dan Jerman sama-sama menerapkan
wajib belajar selama 9 tahun. Ketika selesai menempuh wajib belajar, siswa
indonesia kebanyakan melanjutkan ke jenjang lebi tinggi seperti SMA dan
SMK.
Hal itu tentu berbeda dengan Jerman. Setelah wajib belajar dalam usia
kurang lebih 15 tahun, kebanyakan dari mereka lebih memilih magang selama
3 tahun. Bukan hanya mendapatkan pengalaman kerja saja, siswa juga sudah
mampu mendapatkan gaji selama menjalani magang.
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas yaitu sistem
pendidikan di Jerman dan Indonesia memiliki perbedaan yang signifikan dapat
kita lihat dari pada alur pendidikan di Jerman. Siswa sekolah dasar di Jerman
hanya menempuh waktu selama 4 tahun, sedangkan di Indonesia selama 6 tahun.
Selain itu struktur sistem pendidikan di jerman secara formal meliputi :
pendidikan dasar (primary education), pendidikan menengah (lower secondary
education), dan pendidikan tinggi. Dan terdapat beberapa 3 sekolah menengah:
Hauptschule, Realschule atau Gymnasium. Tujuan daripada Hauptschule dan
Realschule lebih cenderung mempersiapkan siswa untuk kerja atau usaha
mandiri. Sedangkan Gymnasium untuk mempersiapkan siswa untuk melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan sistem pendidikan di Indonesia
secara formal: meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Selain terdapat beberapa perbedaan terdapat
juga persamaan dimana wajib belajar sekolah di negara jerman dan di Indonesia
sama-sama berlaku 9 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Muhtadi, A. (2008). Studi Komparatif Sistem Pendidikan di Jerman dan Korea
Selatan. Dinamika Pendidikan, 15(1).
Yahya AD. (2011). Mengenal Ilmu Perbandingan Pendidikan. Fakta Press Bandar
Lampung