Sejarah KPD Pada tahun 1999 di Ngawi Jawa Timur, sebuah paguyuban yang beranggotakan para petani yang pernah menederita kusta di dirikan untuk rehabilitasi sosial dan ekonomi. Adapun perawatan diri, menjadi bagian dalam kegiatan paguyuban tersebut. Pada tahun 2000 konsep perawatan kelompok diri di indonesia mulai di kembangkan oleh tim P2 kusta di jawa barat, yang telah belajar dari pengalaman KPD di Ethiopia. Beberapa KPD di bentuk dan ternyata kecacatan para anggota bisa berkurang dan perawatan diri menjadi kebiasaan rutin mereka. Selanjutnya pada tahun 2003 di bentuk 2 KPD di provinsi Sulawesi selatan yaitu di kabupaten Jeneponto dan kelompok-kelompok lain di propinsi Sulawesi utara. Kelompok-kelompok ini umumnya di bimbing oleh tim P2 kusta propinsi dan wasor kabupaten. Tahun 2008, telah di bentuk 140 KPD di seluruh Indonesia. Di mana 100 di antaranya masih aktif. Data terakhir sampai agustus 2010 sudah terbentuk 182 KPD namun hanya 103 KPD yang masih aktif, yang lain tidak aktif lagi karena berbagai alasan. KPD yang ada umumnya masih di dominasi oleh petugas kesehatan yang berperan sebagai pemberi instruksi dan pertolongan. kebutuhan sesungguhnya adalah fasilitator yang mampu memberikan motivasi, membangkitkan kesadaran akan pentingnya perawatan diri para anggota, serta memberdayakan kelompok. Konsep KPD Kelompok perawatan diri atau kelompok swadaya mulai berkembang sejak tahun 1970an di negara-negara barat. Sebuah KPD atau kelompok swadaya merupakan sekelompok orang yang berkumpul bersama untuk berbagi masalah yang di hadapi bersama misalnya penyakit kronis,kecacatan,dan masalah kehidupan lain. Orang orang yang tergabung dalam kelompok ini berusaha saling mendukung dan saling membantu satu dengan yang lainnya dalam mencari jalan keluar akan masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian saling percaya dan saling berbagi atau memberi adalah prinsip dasar dalam KPD dan kelompok swadaya. Beberapa studi yang telah di lakukan menunjukkan hasil bahwa berbagai jenis KPD yang berkaitan dengan penyakit kronis menunjukkan hasil bahwa para anggota mengalami perubahan ke arah positif termasuk dalam keadaan psikososial mereka, yang selanjutnya berdampak positif pula dalam cara mereka menghadapi permasalahan mereka. Selanjutnya dengan pengetahuan yang mereka peroleh melalui KPD atau kelompok swadaya anggota kelompok akan lebih menyadari permasalahan yang mereka hadapi dan menjadi lebih mampu dalam mencari pertolongan yang mereka butuhkan. Kemampuan perorangan anggota kelompok dalam menghadapi situasi mereka di perkuat dengan kenyataan bahwa mereka berada bersama teman senasibnya. Pakar-pakar ilmu sosial berpendapat bahwa orang akan lebih mudah menyerap informasi bila di berikan oleh yang mengalami secara langsung di bandingkan dari petugas kesehatan. Dan juga dengan melihat kesuksesan teman senasib, mereka akan lebih termotivasi. 2. PENGERTIAN Sekelompok orang yang berkumpul bersama untuk berbagi masalah yang di hadapi bersama dan berusaha saling mendukung dan membantu satu dengan yang lainnya dalam mencari jalan keluar. 3. DASAR PELAKSANAAN 1) Kemenkes RI nomor 2412/MENKES/SK/XII/2011 tentang kelompok kerja operasional eliminasi kusta dan eridikasi frambusia. 2) Kemenkes RI nomor 1571/MENKES/SK/XI/2010 tentang pengurus alisiansi nasional eliminasi kusta (ANEK) tahun 2010-2012. 3) Surat edaran nomor PM/MENKES/072/II/2013 tentang pelayanan dasar terhadap penderita kusta 4. TUJUAN 1) Tujuan umum Mengurangi atau mencegah bertambahnya kecacatan para anggotanya 2) Tujuan khusus a. Memungkinkan para peserta menemukan bersama pemecahan masalah serta persoala-persoalan yang mereka hadapi (fisik,psikis,sosial atau ekonomi) yang di akibatkan oleh penyakit kusta b. Menganjurkan kepada peserta untuk menggunakan bahan-bahan yang dapat di peroleh di lokasi setempat dalam melakukan perawatan diri c. Memantau para peserta secara efektif dan efesien d. Melakukan rujukan secara dini bagi mereka yang membutuhkan perawatan khusus (misalnya pembedahan rekonstruksi,rehabilitasi) 5. KEGIATAN KPD a. Perawatan diri b. Sosialisasi / penyuluhan c. Pemberdayaan ekonomi BAB 2