Anda di halaman 1dari 8

A.

Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nurul Hayati (dalam Rusman, 2010) Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi peserta didik dalam satu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi. Dalam pembelajaran ini akan menciptakan suatu interaksi yang
lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan rekan sebaya nya dan peserta didik dengan
guru.
Menurut Johnson (dalam Rusman, 2010) cooperative learning merupakan
teknik pengelompokkan yang di dalamnya peserta didik bekerja secara terarah
pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil. Umumnya kelompok kecil
tersebut terdiri dari 4-5 orang.peserta didik bekerja secara bersama untuk
memaksimalkan proses belajar dalam kelompok tersebut. Sehingga dalam
pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator yang berfungsi
sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi untuk
peserta didik dan guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada peserta
didik tetapi juga membangun kemampuan berpikir peserta didik. Maka peserta
didik dapat mengembangkan ide- ide dan gagasannya dalam proses
pembelajaran karena peserta didik mendapatkan pengalaman secara langsung
dalam menerapkan ide- ide yang dimilikinya.

David (dalam Rusman, 2010) mengemukakan bahwa terdapat lima unsur


esensial yang ditekankan dalam pembelajaran kooperatif diantaranya: saling
ketergantungan yang positif; adanya interaksi secara berhadapan (face-to-face);
adanya sikap tanggung jawab antar individu; adanya keterampilan sosial seperti
bersosialisasi dan terjadi evaluasi dalam proses belajar pada kelompok (group
processing).

Tom V Savage (dalam Rusman, 2010) menjelaskan bahwa cooperative


learning merupakan suatu pendekatan yang menekankan kerja sama di dalam
suatu kelompok. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif
dikembangkan berdasarkan teori belajar konstruktivisme menurut Vigotsky dan
Piaget. Menurut Vygotsky (1980) adanya hakikat sosial dari proses belajar dan
penggunaan kelompok dalam belajar dapat mengkonstruksi pengetahuan
peserta didik melalui interaksi sosial dan lingkungan sosialnya. Sedangkan
menurut pandangan Piaget belajar merupakan proses aktif dan pengetahuan
yang disusun di dalam pikiran peserta didik. Hal ini dikarenakan setiap peserta
didik memiliki pengalaman dan pemikiran terhadap objek yang dihadapinya.
Sehingga pandangan konstruktivisme menurut Vigotsky dan Piaget dapat
berjalan secara berdampingan karena dengan adanya kelompok belajar dapat
memacu peserta didik untuk berperan aktif dalam belajar dengan
mengemukakan gagasan yang berada di dalam pikirannya kepada teman
sekelompoknya dan untuk membantu melihat secara lebih jelas tentang adanya
ketidaksesuaian pandangan di kelompoknya. Hal ini tentu akan menimbulkan
sebuah diskusi di kelompok tersebut yang dapat membentuk suatu pemahaman
peserta didik.

Rusman (2010) mengemukakan langkah- langkah model pembelajaran


kooperatif, disajikan pada tabel 2 dibawah ini.

Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
Menyampaikan dicapai pada kegiatan pembelajaran dan menekankan
tujuan dan pentingnya topic yang akan dipelajari dan
memotivasi peserta memotivasi peserta didik untuk belajar.
didik.
Tahap 2 Guru menyajikan informasi atau materi kepada
Menyajikan peserta didik dengan jalan demostrasi atau melalui
informasi bahan bacaan.
Tahap 3 Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana
Mengorganisasikan caranya membentuk kelompok belajar dan
peserta didik ke membimbing setiap kelompok agar melakukan
dalam kelompok- transisi secara efektif dan efisien.
kelompok belajar
Tahap 4 Guru membimbing kelompok- kelompok belajar
Membimbing pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
kelompok bekerja
dan belajar.
Tahap 5 Guru mengevaluasi hasil belajar terantang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Memberikan Guru mencari cara- cara untuk mengharigai baik
penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Menurut Sanjaya (dalam Rusman, 2010) pembelajaraan kooperatif dapat


berjalan efektif apabila: (1) guru menekankan pentingnya bekerja sama dengan
anggota kelompok dari pada bekerja secara individu; (2) guru menghendaki
pemerataan perolehan hasil dalam belajar; (3) guru ingin menanamkan tutor
sebaya atau belajar melalui teman sendiri; (4) guru menghendaki adanya
pemerataan partisipasi aktif peserta didik; (5) guru menghendaki kemampuan
peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)


Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010) pengembangan belajar kooperatif
group investigation (GI) dalam proses pembelajarannya di sekolah menyangkut
kawasan dalam domain sosial dan intelektual, sehingga di dalam kelas terjadi
penggabungan di kedua domain tersebut. Hal ini dikarenakan adanya aspek-
aspek yang harus didukung seperti aspek sosial- afektif kelompok, pertukaran
intelektual pada peserta didik dan adanya materi yang bermakna.

Implementasi strategi belajar group Investigation (GI) dalam pembelajaran


terdiri dari enam tahapan menurut Rusman (2010) yang disajikan pada tabel 3
dibawah ini.
Tabel 3. Langkah- Langkah Strategi Belajar Kooperatif GI
Tahap Kegiatan Peserta Didik
Tahap 1 Peserta didik menelaah sumber- sumber
Mengidentifikasi topic informasi, memilih topic, dan
dan mengorganisasikan mengkategorisasikan saran- saran; peserta didik
peserta didik ke dalam bergabung ke dalam kelompok belajar dengan
kelompok pemilihan topic yang sama dan guru membantu
dan menfasilitasi peserta didik dalam
memperoleh informasi.
Tahap 2 Berdasarkan topik yang dipilih, peserta didik
Merencanakan tugas- bersama kelompoknya merencanakan : apa yang
tugas belajar. akan diselidiki; bagaimana cara melakukannya;
siapa sebagai apa- pembagian kerja; untuk tujuan
apa topik ini diinvestigasi.
Tahap 3 Peserta didik mencari informasi, menganalisis
Melaksanakan investigasi data dan membuat kesimpulan; setiap anggota
kelompok harus berkontribusi kepada usaha
kelompok; peserta didik bertukar pikiran,
mendiskusikan, mengklarifikasi dan mensintesis
ide- ide.
Tahap 4 Setiap anggota kelompok menentukan pesan-
Menyiapkan laporan pesan esensial terkait topik permasalahannya;
akhir merencanakan apa yang akan dilaporkan dan
bagaimana membuat presentasinya; membentuk
panitia acara untuk mengkoordinasi rencana
presentasi.
Tahap 5 Peserta didik melakukan presentasi yang dibuat
Mempresentasikan untuk seluruh kelas dalam berbagai macam
laporan akhir bentuk; bagian- bagian presentasi harus secara
aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok
lain); pendengar mengevaluasi kejelasan
presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan
di seluruh kelas.
Tahap 6 Peserta didik berbagi mengenai topik yang
Evaluasi dikerjakan, kerja yang telah dilakukan dan
pengalaman- pengalaman afektifnya; Guru dan
peserta didik berkolaborasi dalam mengevaluasi
pembelajaran; pembelajaran diarahkan untuk
mengevaluasi pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis peserta didik.

Dalam mengembangkan model pembelajarn bertipe group investigation


hal- hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas peserta didik dapat ditempuh


melalui pengembangan proses kreatif menuju kesadaran dan pengembangan
alat bantu secara eksplisit mendukung kreativitas.
2. Komponen emosional lebih penting dari pada intelektual, yang tak rasional
lebih penting dari pada yang rasional.
3. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu
masalah harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.

Strategi belajar kooperatif tipe GI sangat ideal diterapkan dalam pembelajaran


IPA. Hal ini dikarenakan materi IPA cukup luas dan desain- desain tugas hingga
sub- sub materi mengarahkan kepada kegiatan metode ilmiah dan diharapkan
peserta didik bersama kelompoknya dapat saling memberikan kontribusi
berdasarkan pengalaman sehari- harinya. Pada tahap pelaksanaan investigasi,
peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber dan kemudian melakukan
evaluasi serta sintesis terhadap informasi yang telah didapat dalam upaya untuk
membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.

C. Model Pembelajaran Inquiry


Menurut Schmidt (dalam Widyastuti, 2018) pengertian Inkuiri merupakan suatu
proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi
dan eksperimen untuk mencapai jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan berpikir kritis dan logis.
Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang dilakukan oleh ilmuwan dan orang
dewasa untuk memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan sikap
disiplin intelektual dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang
kemampuan berpikir peserta didik. dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa
keingintahuan peserta didik.
Pada model pembelajaran inquiry peserta didik memegang peranan yang sangat
dominan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik dituntut
untuk mencari, menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga peserta didik dapat merumuskan secara
mandiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran inkuiri menurut
Prambudi (2010) yaitu :
1. Berorientasi pada pengembangan intlektual
2. Prinsip interaksi
3. Prinsip bertanya
4. Prinsis belajar untuk berpikir
5. Prinsip keterbukaan
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inquiry berorientasi pada pengembangan sikap intelektual peserta
didik sehingga dapat mendorong kemampuan berpikir peserta didik dan juga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar
yang nyata dan aktif. Peran guru di dalam proses pembelajaran inquiry ialah sebagai
fasilitator untuk peserta didik dalam membimbing proses pembelajaran di kelas.
Dalam kegiatan proses pembelajaran inkuiri, peserta didik dituntut untuk
bertanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya, maka guru harus
menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga
tidak mengganggu proses belajar siswa.
Model inkuiri menekankan pada proses penyelidikan berbasis pada upaya
menjawab pertanyaan. Inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan atau
permasalahan. Invertigasi yang dilakukan dapat berupa kegiatan laboratorium atau
aktivitas lainnya yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi. Proses
yang dilakukan mencakup pengumpulan informasi, membangun pengetahuan dan
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu yang di selidiki.
Adapun kelebihan dari model inquiry menurut Widyastuti (2018) yaitu : (1)
peserta didik belajar melalui proses penemuan; (2) pengetahuan yang diperoleh
peserta didik melalui penemuan akan sangat baik; (3) model penemuan dapat
membangkitkan semangat peserta didik dalam belajar; (4) model penemuan
memungkinkan peserta didik bergerak untuk maju sesuai dengan kemampuannya
sendiri; (5) model ini menyebabkan peserta didik mengarahkan sendiri cara
belajarnya, sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar;
dan (6) model ini berpusat pada peserta didik sedangkan guru sebagai fasilitator

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut Prambudi (2010) adalah:


1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan

Langkah- langkah pembelajaran inquiry dalam Widyastuti (2018) disajikan


dalam tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Sintak model pembelajaran inkuiry
Tahap Kegiatan
Tahap 1 Rumusan masalah diserahkan pada peserta didik yang sesuai
dengan topik yang diberikan oleh guru. Apersepsi berupa
Merumuskan pertanyaan yang diberikan guru kepada peserta didik berkaitan
masalah dengan materi yang akan dibahas, pertanyaannya dapat
mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban
sementara dari suatu permasalahan.

Tahap 2 Peserta didik terlibat secara langsung dalam pembelajaran


Observasi dengan melakukan pengamatan, praktek dan demonstrasi dengan
model inkuiri. Guru mengajukan pertanyaan yang mendorong
peserta didik mendapatkan informasi dan memberikan
kesempatan untuk berdiskusi.

Tahap 3 Peserta didik mampu menganalisis data dari hasil pengamatan,


Menganalisis praktek dan demostrasi yang telah dilakukan oleh peserta didik.
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir rasionalnya yaitu
membuktikan kebenaran jawaban.

Tahap 4 Akhir dari pembelajaran guru bersama peserta didik


Menyajikan menyimpulkan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
hasil karya pengujian hipotesis. Peserta didik mempresentasikan hasil dari
kerja sama kelompoknya.
Kesimpulan peserta didik dapat menyimpulkan kesimpulan dari masalah
yang telah dianalsis.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


inkuiri dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan dan cara bagaimana
menjawab pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut peserta didik dilatih
melakukan observasi, menentukan prediksi, dan menarik kesimpulan. Kegiatan
seperti ini dapat melatih kemampuan berpikir peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai