Anda di halaman 1dari 4

RESUME JOURNAL

EFFICACY OF ACID SUPPRESSION THERAPY IN GASTROESOPHAGEAL


REFLUX DISEASE-RELATED CHRONIC LARYNGITIS

Pendahuluan

Laringitis terkait GERD mulai menjadi gejala yang sering di THT dibuktikan dengan
proporsi pasien Laringitis yang mencapai 10% di seluruh klinik THT di Amerika. Pemberian terapi
supresi asam lambung biasa diberikan pada pasien GERD disertai tanda dan gejala dari Laringitis
Kronik.
Tetapi efikasi pemberian obat supresi asam lambung pada Laringitis Kronik terkait GERD
belum definitif sehingga peneliti melakukan meta-analisis untuk mengetahui efikasi dari terapi
supresi asam lambung (Pembedahan maupun Obat) pada pasien Laringitis kronik terkait GERD.

Metode

 Persetujuan Etis : Studi meta-analisis tidak memerlukan persetujuan etis

 Pencarian Studi : Literatur dicari di PubMed, Web of Knowledge, dan Embase dengan
publikasi sampai Maret 2016 dengan Bahasa Inggris dengan memakai kata kunci terkait
sesuai dengan guidelines dari PRISMA.

 Pengolahan Data : dibuat kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dari artikel yang layak.

 Analisa Statistik : Effect Size (ES) terdiri dari OOR (%) dan 95% CI dengan nilai signifikan
ditandai dengan 𝐼 2 > 50% dan P < 0.10

 Bias Publikasi : evalusi funnel plot menggunakan Begg linear regression dan Egger
regression test
Hasil
Pembahasan

Penelitian ini adalah studi meta-analisis pertama tentang efikasi dari terapi supresi asam
lambung pada Laringitis kronik terkait GERD.
Diketahui terapi untuk Laringitis Kronik terkait GERD adalah double-dose PPI selama 8-12
minggu, tetapi pada studi dengan placebo disimpulkan bahwa terapi PPI tidak lebih baik dari
placebo untuk mengatasi gejala Laringitis Kronik terkait GERD.
Menurut penelitian ini dikarenakan beberapa hal:
1. Diagnosis dengan pH untuk GERD.
2. Efek dari PPI
3. Gejala Laringeal

Banyak pemahaman bahwa terapi bedah itu lebih baik pada pasien dengan gejala reflux.
Pasien dengan gejala reflux dan gejala tenggorokan mempunyai hasil yang baik dengan
fundoplikasi; hasil ini mirip dengan pasien dengan gejala reflux tetapi tanpa gejala tenggorokan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Farrell et al, So et al, dan hasil penelitian yang menunjukan
bahwa terapi pembedahan lebih baik meringankan keluhan pada pasien dengan gejala reflux
dibandingkan dengan gejala atipikal tenggorokan.

Kekurangan Penelitian

1. Heterogenitas yang tinggi


2. Perbedaan hasil dikarenakan bias publikasi
3. Komparasi ORR yang sulit

Kesimpulan

Meta-analisis ini menunjukkan bahwa keseluruhan 1 tingkat terapi supresi (termasuk terapi obat
dan terapi pembedahan) pada Laringitis terkait GERD adalah 66%.
Ditemukan peningkatan efek pada hasil gabungan pada pasien dengan terapi pembedahan (ORR:
80%) relative dibandingkan pada pasien dengan terapi terapeutik (ORR: 64%); selebihnya, respon
terapi dengan supresi asam lebih baik pada terapi jangka panjang (ORR: 70% vs 57%).

Anda mungkin juga menyukai