Anda di halaman 1dari 69

KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA (K3)


DI
LABORATORIUM
Unit Transfusi Darah Pusat
Palang Merah Indonesia
TOPIK BAHASAN

 Pendahuluan
 Latar Belakang
 Desain Fasilitas
 APD & Cara Penggunaan
 Tata tertib di laboratorium
 Pengelolaan Limbah
 Kesimpulan
PENDAHULUAN
 Kesehatan kerja
 Spesialisasi dalam ilmu kesehatan yang
bertujuan agar tenaga kerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya
 usaha preventif dan kuratif dari penyakit
kesehatan yang disebabkan faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja

 Keselamatan kerja
Keselamatan yang berhubungan dengan
- peralatan kerja - bahan
- proses pengolahan - lingkungan
- cara melakukan pekerjaan
PENDAHULUAN

Apa yang harus ada untuk melakukan K3


1. Setiap lab. harus memiliki pedoman K3
termasuk kewaspadaan universal
2. Manajemen K3 di laboratorium
3. Pengelolaan Limbah
a) Memahami Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
b) Memahami lambang / simbol bahaya
c) Pemilahan & Pemusnahan Limbah
PENDAHULUAN
 Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 upaya menciptakan tempat kerja yang:
- aman - sehat
- bebas dari pencemaran lingkungan
 di laboratorium termasuk pelaksanaan
kewaspadaan universal, dengan:
- menggunakan Alat Pelindung Diri
- menyediakan shower dan eye wash
- ada peralatan satu set untuk mengatasi
tumpahan limbah
PENDAHULUAN

 Kewaspadaan Universal lebih dikenal dengan


Kewaspadaan Standar / Standard Precaution

 Salah satu dari upaya pengendalian infeksi di


laboratorium yg dilakukan oleh seluruh tenaga
kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran beberapa penyakit infeksi

 Penekanan kewaspadaan berupa darah, cairan


tubuh (tanpa memandang apakah
mengandung darah atau tidak) yang dianggap
infeksius
LATAR BELAKANG

 desain fasilitas dan ruangan dapat menjamin


keeamanan dan keselamatan kerja pada donor,
petugas dan proses pelayanan darah
 perlu diperhatikan:
- alur air dan ventilasi udara
- alur petugas, bahan habis pakai dan alat serta
limbah
- faktor egonomik pada fasilitas kantor/lab.
 perlu dibuat kebijakan dan SPO tentang
kesehatan dan keselamatan kerja
LATAR BELAKANG
 penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
 petugas terlatih dan kompeten untuk menjaga
K3 saat pemeriksaan rutin di lab, emergensi
dan persiapan bencana
 semua petugas bertanggung jawab penuh
untuk menjaga K3 nya pada limbah biologis,
kimia dan radiologis
 perlu penanganan limbah, dapat bekerjasama
dengan perusahaan luar khusus limbah
RISIKO TINGGI
 Ingin cepat.
 Beban kerja besar.
 Rutinitas pekerjaan.
 Mengabaikan prosedur kerja/
SPO yang benar.
 Tidak memperhatikan atau
memiliki sarana keamanan kerja
yang baik dan lengkap.
 Kurang sadar akan bahaya bagi
lingkungannya.
MENGURANGI RISIKO BAHAYA
TERMASUK DALAM PEDOMAN K3 :
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman

 Cara kerja higienis

 Tata tertib di dalam laboratorium

 Tata ruang dan sarana di laboratorium

 Manajemen Keamanan Kerja Laboratorium


LINGKUNGAN KERJA AMAN

 Bersih & rapi. Pemisahan daerah bersih –


kotor
 Dilarang menaruh barang yang tidak perlu
 Desinfeksi permukaan meja kerja
 Dilarang meletakkan spesimen selain pada
tempatnya
 sistem pemanasan,ventilasi,penggunaan AC
untuk menjaga alat dan suhu darah terjaga
 perlukah tekanan negatif atau positif atau
sistem filtrasi sesuai kebutuhan di Lab.?
Lanjutan Menciptakan lingkungan kerja

 Label khusus untuk dimasuki petugas.


Tamu hanya dapat ditemui di luar
 Dekontaminasi segera tumpahan cairan
 Dekontaminasi proses menghilangkan
mikroorganisme patogen dan kotoran dari suatu
benda agar aman untuk pengelolaan
selanjutnya
 Pintu, pegangan pintu, telepon dibersihkan
teratur dengan desinfektan
 Kecelakaan (nyaris terjadi/ terjadi) dilaporkan
sesuai prosedur
DESAIN FASILITAS
 area kerja perlu dijaga kebersihan dan bebas
dari debu: - harus dibersihkan
secara rutin sebelum
- didesinfektan
& sesudah kerja
 periksa kebersihan di atas permukaan meja/
lemari dan alat
 jalur keluar evakuasi dan jalur pemadam
kebakaran lancar/tidak terhambat
 titik berkumpul saat keadaan darurat
 ada pojok alat untuk menjaga
kebersihan jk ada tumpahan limbah
DESAIN FASILITAS
 desain ruangan dan lokasi sesuai standar
 Peletakan alat sesuai dengan fungsi alat dan
pengaruh pada pemeriksaan
 ada area pribadi seperti ruang konsultasi
pendonor dan pelabelan komponen darah
 untuk mengindari kontaminasi, harus ada ruang
bersih dan ruang kotor
 alat pemadam dan kabinet biologik safety/
laminary airflow, diletakkan di area yang tidak
ramai lalu lalang petugas
 ada lokasi eye wash dan emergency shower
TATA RUANG DAN SARANA DI LAB.

 Dinding, lantai dan meja tidak boleh bersudut


(harus melengkung) agar mudah dibersihkan
 Permukaan meja kerja : kedap air, tahan
asam, basa, goresan dan panas. Pelapis
meja dari tacon, alas lantai dari vynil  tidak
bersudut
 menangani bahan infeksius di wastafel cuci
tangan dengan air mengalir dan wastafel cuci
alat yang terpisah. Mudah dijangkau dan
dekat pintu keluar
Lanjutan Tata ruang

 desain lab. memiliki pencahayaan cukup ( 2


lampu neon sejajar dalam tempat yang cekung
ke dalam), cukup daya listrik dan pemandangan
ke luar yang nyaman
 Beri identitas pada pintu laboratorium
 Harus ada denah ruang laboratorium
 Tempat sampah yang dilengkapi dengan
kantong plastik dan bertutup
 Tidak boleh ada radio, TV, tanaman atau
hewan
CONTOH LABORATORIUM

Laboratorium standar
APD (ALAT PELINDUNG DIRI)

 digunakan untuk melindungi diri para


petugas, pendonor dan lingkungan agar
tetap aman, meliputi:
 pelindung tubuh (jas lab)
 sarung tangan laboratorium
 pelindung mata dan wajah/masker penutup
kepala (bila berambut panjang)
 sepatu pelindung
SEJARAH TINDAKAN DALAM
PENGENDALIAN INFEKSI
Tahun Tindakan pengendalian infeksi
1847 Pengamatan Dr.Ignac F.S. (Vienna) menemukan adanya sumber
infeksi pada persalinan akibat petugas yg tidak mencuci tangan
1877,1910 Pemisahan fasilitas, antisepsis dan desinfeksi, dll
1985 UNIVERSAL PRECAUTIONS/Kewaspadaan menyeluruh (pedoman
untuk melindungi pekerja kesehatan karena munculnya HIV & patogen
yang ditularkan melalui darah lainnya)
1987 BODY SUBSTANCE ISOLATION/Isolasi Subtansi Tubuh (berfokus
pada melindungi pasien dan tenaga kesehatan dari seluruh cairan
lembab tubuh bukan hanya darah : air mani , cairan vagina , drainase
luka , sputum , air liur dll)
1996 STANDARD PRECAUTIONS/Kewaspadaan Standar :Dibagi dua
tingkatan :
• Kewaspadaan standar dimana semua klien atau pasien yang
berkunjung ke fasilitas kesehatan
• Transmission-based Precautions : dimana tindakan pencegahan
berdasarkan penularan yang hanya berlaku untuk pasien rawat inap
2007 ISOLATION PRECAUTIONS/Tindakan Isolasi (Patogen baru; SARS,
Avian Influenzae H5N1, H1N1)
TUJUAN APD

 Sebelum penggunan APD, lakukan cuci tangan


higienis
 Penerapan kewaspadaan standar diharapkan
dapat menurunkan resiko penularan patogen
melalui darah dan cairan tubuh lain  dari
sumber yang diketahui maupun yang tidak
diketahui  ke host yang rentan
 Ketentuan Umum di Lab.:
menganggap dan memperlakukan setiap
spesimen sebagai bahan infeksius
CARA KERJA HIGIENIS
Cuci tangan Higienis

Buka kran & atur suhu air Basahi tangan

Tuangkan larutan sabun/ Mulai mencuci tangan


antiseptik
Lanjutan Cara cuci tangan

Gosok telapak terhadap Tautkan jari & gosok telapak


telapak kanan terhadap pungung tangan
kiri & sebaliknya

Tautkan jari dan gosok Gosokkan punggung jari satu


telapak terhadap telapak tangan ke tangan yang lain &
sebaliknya
Lanjutan Cara cuci tangan

Gosok ibujari dengan cara Gosokan ujung jari pada


memutar dalam genggaman telapak tangan yang lain
tangan yang lain dengan arah memutar

Area yang sering terlewati


Lanjutan Cara cuci tangan

Bilas dengan air mengalir Keringkan dengan lap

Tutup kran dengan siku / kaki


atau tangan berlapis lap yang
terpakai
This I do believe !
The single most important thing that you can do to
stop
the spread of any germs is to wash your hands
GUNAKAN JAS LABORATORIUM,
SARUNG TANGAN DAN MASKER
Penutup Kepala
Kaca Mata
Masker

Sarung Tangan

Baju Pelindung

Sepatu Pelindung
ALAT PELINDUNG FUNGSI

Sarung tangan Mencegah kontak M.O baik dari darah maupun


peralatan yang terkontaminasi
Masker Mencegah kontak droplet dari mulut & hidung
saat napas, bicara, batuk yang mengakibatkan
terganggunya suatu pengujian yang dilakukan

Kacamata pelindung Mencegah mukosa kontak dengan percikan


darah atau cairan lainnya
Tutup kepala Melindungi kepala dari paparan M.O
Jubah & apron karet Mencegah paparan dan kontak dari M.O
Sepatu Pelindung • Mengurangi terbawanya MO dari ruangan lain
• Mencegah kaki terluka oleh benda tajam yang
terkontaminasi atau terjepit benda berat dan
mencegah kontak dengan darah / cairan
lainnya
02/12/2016 28
CARA MEMAKAI JAS LAB

 Pilih jenis dan ukuran yang sesuai


 Tali pengikat yang aman harus
didesain pada bagian leher dan
pinggang
 Jika jas lab terlalu kecil, gunakan 2
jas lab:
 Jas lab 1 : Ikatan didepan

 Jas lab 2 : Ikatan dibelakang


CARA MELEPAS JAS LAB
 Lepaskan sarung tangan sebelum
melepaskan tali pengikat jas lab.

 Bila terindikasi adanya kontaminasi,


maka hindari kontak dengan bagian
yang terkontaminasi

 Bila masih digunakan, gantungkan


secara rapi dan hati-hati pada lemari
penyimpanan
CARA MEMAKAI SARUNG TANGAN
 Cuci tangan secara higienis terlebih dahulu
 Pilih jenis dan ukuran sarung tangan
 Ambil sarung tangan satu persatu dengan
memegang pada sisi bagian yang akan dipakai
 Pasang sarung tengan sampai lengan jas lab
tertutup rapat
CARA MELEPAS SARUNG TANGAN
 Tempat limbah infeksius telah disediakan
 Pegang salah satu sarung tangan pada lipatan
lalu tarik ke arah ujung jari-jari tangan sehingga
bagian dalam sarung pertama menjadi sisi luar
 Jangan dibuka sampai terlepas sama sekali,
biarkan sebagian masih berada pada tangan
sebelum melepas sarung tangan yang kedua
 Biarkan sarung tangan yang pertama sampai
disekitar jari-jari, lalu pegang sarung tangan
yang kedua pada lipatannya lalu tarik kearah
ujung jari hingga bagian dalam sarung tangan
menjadi sisi luar
Melepas sarung tangan

 lakukan secara bergantian


 Pada akhir setelah sampai ujung jari, maka
secara bersamaan dan dengan sangat hati-hati
sarung tangan tadi dilepas
 Pastikan bahwa tangan yang terbuka hanya
boleh menyentuh bagian dalam sarung tangan
CARA MEMAKAI MASKER

 Perhatikan bagian masker dengan


kawat fleksibel, harus berada di
atas
 Ada masker untuk yang berjilbab
 Pasang masker menutupi hidung,
mulut dan dagu
 Pasangkan tali pengikat di
belakang kepala dan sesuaikan
senyaman mungkin
CARA MEMAKAI KACAMATA PELINDUNG

 Pilih kacamata yang nyaman


 Pasang kacamata menutupi
keseluruhan mata
 Pasang senyaman mungkin
Penggunaan Sepatu Lab.:
 Sepatu tertutup, bawahnya karet/
tidak licin
 Nyaman dipakai di kaki
 sediakan bungkus sepatu steril sekali
pakai untuk membungkus sepatu
TATA TERTIB DI LABORATORIUM

 Dilarang:
- makan, minum dan merokok
- menggunakan kosmetik
- menggunakan sepatu sandal
- menyentuh mata, hidung, membran
mukosa/kulit tubuh saat memakai sarung tangan
 Rambut panjang harus diikat dan ditutupi
 Selalu gunakan kacamata pelindung bila bekerja
dengan bahan yang menimbulkan droplet atau
aerosol
TATA TERTIB DI LABORATORIUM
 Jas lab. hanya digunakan di ruang lab., tidak
dibawa keluar laboratorium
 Sampel dalam tabung, dikirim ke laboratorium
dengan wadah yang kuat menggunakan
Transport Box / Container
KEAMANAN KERJA di LAB.

 Melakukan pemeriksaan/ pengarahan/


pelatihan secara berkala terhadap metoda /
prosedur pelaksanaan
 Memastikan semua petugas memahami
bahaya infeksius
 Melakukan penyelidikan mengenai kecelakaan
di laboratorium
 Melakukan pengawasan
Lanjutan Keamanan

 Menyediakan kepustakaan/ rujukan


keamanan kerja
 Mengatur jadwal dan kegiatan pemeliharaan
kesehatan petugas
 Memantau petugas yang sakit/ absen
 Memastikan limbah infeksius di buang
secara aman
 Mengembangkan sistem pencatatan
 Membuat sistem panggil darurat di luar jam
kerja
CARA DEKONTAMINASI

 Persiapan
 Larutan natrium hipoklorit 0,5%

 Gelas ukur / wadah plastik

 Sarana cuci tangan

 Alat pelindung : sarung tangan, gaun

pelindung / baju kerja, kacamata / pelindung


wajah, sepatu
Lanjutan Cara dekontaminasi

 Prosedur
 Kenakan gaun pelindung, sarung tangan,

pelindung wajah bila perlu


 Tuangkan larutan klorin 0,5% di permukaan

meja dengan dan diratakan menggunakan


tissue
 Biarkan selama 10 menit (jangan berlebih,

dapat menyebabkan korosi)


 Segera bilas dengan aquadest hingga bersih

dan lanjutkan dengan pembersihan


 Buka sarung tangan dan cuci tangan hingga

bersih
PEMBUATAN LARUTAN KLORIN 0,5%
 Gunakan APD ketika melakukan
pembuatan larutan klorin
 Siapkan larutan klorin yang belum
diencerkan (bisa menggunakan
bayclin cair 5,25% tutup biru)
 Encerkan dengan menggunakan aquadest
pengenceran 10 kali (1:10) atau menjadi 0,5%
 Pastikan larutan klorin ini diganti secara berkala
selama 12 jam sekali ganti dengan pengenceran
baru
PENATALAKSANAAN LIMBAH
1) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
 mengandung bahan berbahaya/ beracun yang
sifat dan konsentrasinya,langsung maupun tidak
langsung, dapat merusak/ mencemarkan
lingkungan hidup atau membahayakan
kesehatan manusia (PP no 74/ 2001)
 Limbah beracun, meliputi limbah:
- mudah meledak
- mudah terbakar
- Reaktif - Beracun
- menyebabkan infeksi - korosif
LAMBANG BAHAYA CHEMICALLY

Penanganan limbah untuk mengurangi resiko


pemaparan limbah dari kuman yang menimbulkan
penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam
limbah tersebut.

Lambang E (explosive) : berarti


bahan kimia bersifat dapat meledak

Lambang F (highly flammable) :


berarti bahan kimia bersifat mudah
menyala/terbakar
Lanjutan lambang

Lambang F+ (extremely
flammable) berarti bahan kimia
bersifat sangat mudah terbakar

Lambang O (oxidant substance)


berarti bahan kimia bersifat
pengoksidasi

Lambang T (toxic) : berarti


bahan kimia bersifat racun
Lanjutan lambang

Lambang T+ (very toxic) : berarti


bahan kimia bersifat racun kuat

Lambang C (corrosive) : berarti


bahan kimia bersifat korosif,
dapat merusak jaringan hidup

Lambang Xi (irritant) : berarti bahan


kimia dapat menyebabkan iritasi
terhadap jaringan atau organ tubuh
Lanjutan lambang

Lambang Xn (harmful) : berarti


bahan kimia dapat melukai
jaringan atau organ tubuh

Lambang N (dangerous for the


environment) : berarti bahan kimia
bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan
PENATALAKSANAAN LIMBAH
2) Limbah infeksius
 berkaitan dengan pasien yang memerlukan
isolasi penyakit menular serta limbah
laboratorium berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan
ruang isolasi penyakit menular.

3) Limbah radioaktif
 bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radionucleida.
PENATALAKSANAAN LIMBAH

4) bentuk Limbah umum

a) Limbah padat: relatif kecil, berupa endapan atau


kertas saring terpakai  dapat diatasi. Limbah
padat infeksius dan non infeksius
b)Limbah gas: jumlah kecil,relatif masih aman
untuk dibuang langsung di udara, contohnya
limbah dari penggunaan generator, sterilisasi
dengan etilen oksida atau dari termometer yang
pecah (uap air raksa).
PENATALAKSANAAN LIMBAH

c) Limbah cair: sisa hasil usaha atau kegiatan


yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001).
Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar
kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah
cair yang meresap ke dalam air tanah dapat
membahayakan lingkungan sekitar.
Limbah cair terbagi atas:
 infeksius
 domestik
 kimia
PENATALAKSANAAN LIMBAH
1. Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :
a. Netralisasi
- bersifat asam dinetralkan basa: kapur tohor, CaO
atau Ca(OH)2.
- bersifat basa dinetralkan asam: H2SO4 / HCI

b. Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan


flokulasi
Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan
dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena dapat
mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.
PENATALAKSANAAN LIMBAH

c. Reduksi-Oksidasi
Terhadap zat organik toksik dapat dilakukan
reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga
terbentuk zat yang kurang/tidak toksik

d. Penukaran ion
Ion logam berat nikel (Ni) dapat diserap oleh
kation, sedangkan anion beracun dapat diserap
oleh resin anion.
PENATALAKSANAAN LIMBAH INFEKSIUS

Metoda Desinfeksi: penanganan limbah


(terutama cair) dengan menambah bahan kimia
mematikan/ membuat kuman penyakit jadi
tidak aktif (inaktivasi patogen)
Metoda Pengenceran (Dilution): mengencerkan
air limbah sampai konsentrasi cukup rendah,
baru dibuang ke badan air.
- Kerugiannya: bahan kontaminasi terhadap badan
air masih tetap ada, pengendapan dapat
menimbulkan pendangkalan terhadap badan air
seperti selokan, sungai  menimbulkan banjir.
PENATALAKSANAAN LIMBAH INFEKSIUS
Metoda Proses Biologi: menggunakan bakteri
penguraidekomposisi zat organik di limbah.
Metoda tanam/Landfill: menimbun dalam tanah.
Metoda Insinerasi (Pembakaran): limbah
dimasukkan ke insineratorsenyawa kimia
karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir
sebagai CO2 dan H2O.
- Bahan mineral, logam dan bahan organik lainnya
(kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah,
bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar,
tersisa dalam bentuk abu, berat 10-30% berat
asli (tergantung jenis limbah).
TEKNIK PENATALAKSANAAN LIMBAH

 Pemilahan
 Penanganan
 Penampungan sementara
 Pembuangan

 Penatalaksanaan limbah harus


dilakukan oleh tenaga yang telah dilatih
PEMILAHAN LIMBAH
 Bahan Infeksius : Kantong plastik kuning
berlambang biohazard
 Bahan Non Medis : Kantong plastik warna hitam
 Bahan beracun : kantong plastik merah
 Peralatan kaca/tajam yang terpapar dengan
bahan infeksius, perlu penanganan khusus.
PENANGANAN LIMBAH
 Tidak boleh penuh/luber, isi 3/4 kantong
 Kantong plastik dapat diikat rapat.
 Dibuang dengan plastiknya (tidak boleh dituang)
 Gunakan sarung tangan, sepatu & cuci tangan
dengan sabun.
LIMBAH LABORATORIUM

Infeksius :
 Ditampung dalam kantong
plastik kuning
 Isi Limbah 3/4 bagian.
 Ikat kantong dengan rapat.
 Bakar di Insinerator.

Non Infeksius: Sterilisasi


pean, gunting, sealer
dengan otoklaf
PENGELOLAAN ALAT BEKAS PAKAI
 Lakukan sterilisasi (pilih salah satu dibawah ini) :
- uap bertekanan atau otoklaf : 121⁰C, 106 kPa (1 atm)
selama 20-30 menit
- pemanasan kering 170⁰C selama 60 menit
- kimiawi : rendam dalam larutan desinfektan 10-24 jam
 Atau menggunakan Disinfeksi tingkat tinggi (pilih salah
satu di bawah ini) :
 kimiawi : rendam dalam larutan desinfektan selama 20
menit
 uap : tutup dalam uap air mendidih selama 20 menit
 Rebus : biarkan dalam air mendidih selama 20 menit
 Lakukan pendinginan & penyimpanan
 Peralatan siap digunakan
PENGELOLAAN ALAT/ BENDA TAJAM

 Pisau bedah, jarum suntik,


pecahan kaca
 Segera singkirkan ke dalam
wadah tahan tusukan oleh
pemakai
 Wadah limbah tajam di tempat
strategis, anti tumpah
 Dilarang menyerahkan alat
tajam secara langsung
 Jangan menutup jarum suntik
satu tangan, tutup taruh di
meja, sorong spuit hingga
tertutup
BENAR DAN SALAH : JARUM DAN
WADAH PENAMPUNG

Apa yg salah?

- tahan bocor, berpenutup


- memiliki pegangan agar bisa dijinjing
DEKONTAMINASI TUMPAHAN
DARAH/CAIRAN TUBUH
 gunakan APD ketika menyerap darah/cairan
tubuh sebanyak banyaknya dengan kertas/tissue
 buang kertas penyerap bersama sampah
infeksius dalam kantong kedap cairan
 tuang larutan klorin 0,5% di area bekas tumpahan
darah, biarkan 10 menit
 bilas dengan lap basah yang bersih sampai
seluruh klorin terangkat
 buka sarung tangan dan buang bersamaan
dengan limbah infeksius
 cuci tangan setelah melakukan dekontaminasi
PENAMPUNG LIMBAH TAJAM

Letakan dekat meja kerja Tutup dan kunci bila ¾


Tutup ketika tidak digunakan isi penuh
PENAMPUNGAN SEMENTARA
 Dilakukan sebelum limbah dibuang
 Ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau
 Harus tertutup, kedap air tidak bocor, hindari
jangkauan serangga/ tikus
 Bersifat sementara dan tidak boleh lebih dari satu
hari
PEMBUANGAN

Insinerasi limbah di
Insenerator
menggunakan
jasa perusahaan
luar
PEMBUANGAN
Safety References

www.cdc.gov/od/ohs/pdffiles/4th% www.who.int/csr/resources/pu
20BMBL.pdf blications/biosafety/WHO_CD
S_CSR_LYO_2004_11/en/
KESIMPULAN

 K 3 penting untuk menjaga kesehatan,


keselamatan dan keamanan petugas,
pengunjung, pendonor dan lingkungan kerja
serta produk pelayanan darah dari bahan
infeksius
 Pembuatan desain ruangan, tata letak alat dan
alur petugas saat operasional, emergensi dan
bencana harus jelas
 Harus ada kebijakan dan SPO tentang K3
 Penggunaan APD, tata tertib dan pengolahan
limbah yang baik harus dilakukan di UTD
68

Anda mungkin juga menyukai