2018
KEBIJAKAN DALAM
SELEKSI & PENGAMBILAN DARAH
PENDONOR
Ria Syafitri
PALANG MERAH INDONESIA
Unit Transfusi Darah Pusat
PENDAHULUAN
• Pelayanan darah di Indonesia dilakukan oleh:
‒ 216 UTD PMI (1 UTD PMI Pusat dan 215 UTD PMI Propinsi,
Kab/Kota), Laporan tahun 2016 memenuhi kebutuhan darah di
Indonesia sekitar 90%
‒ 172 UTDRS/Dinkes
• Palang Merah Indonesia menerima penugasan pemerintah dalam
melaksanakan Pelayanan Darah di Indonesia berdasarkan:
‒ Peraturan Pemerintah No. 7/2011 tentang Pelayanan Darah
‒ Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 83/2014 tentang UTD, BDRS dan
Jejaring Pelayanan Darah
‒ Permenkes No. 72/2015 tentang Fraksionasi Plasma
‒ Permenkes No 91/2015 Standar Pelayanan Transfusi Darah Nasional
‒ Permenkes no 92/2015 tentang Petunjuk teknis pelaksanaan program
kerjasama anatara puskesmas UTD dan RS dalam pelayanan darah
untuk menurunkan angka kematian ibu
• PMI mengeluarkan peraturan terkait UTD dalam Peraturan Organisasi
untuk UTD pada tanggal 29 Januari 2016 sejalan dengan PP dan
Permenkes tentang pelayanan darah yaitu: PO tentang UTD PMI (SK PP
PMI No. 001/PO/PP PMI/1/2016)
2
seleksi dan pengambilan darah
KEBIJAKAN PEMERINTAH
PP No. 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
• Pasal 8: Pengerahan dan Pelestarian Donor
– Pemerintah mengatur pengerahan dan pelestarian donor
– Pengerahan dan pelestarian donor dilakukan oleh pemerintah, PMI
dan UTD
• Pasal 9: Pengambilan Darah
– Pengambilan darah dilakukan di UTD oleh tenaga kesehatan
– Pengambilan darah didahului oleh pemeriksaan kesehatan dan
disetujui oleh pendonor
– Pendonor harus diberi informasi ttg risiko pengambilan darah serta
hasil pemeriksaan darahnya
– Jika hasil pemeriksaan reaktif, dianjurkan tidak mendonorkan darah
dan dilakukan pemeriksaan konfirmasi
– Ketentuan lebih lanjut dalam Permenkes
seleksi dan pengambilan darah 3
KEBIJAKAN PEMERINTAH
PP No. 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
• Pasal 20-24, Bab IV Pelayanan Apheresis
–Pelayanan apheresis ditujukan untuk kebutuhan
penyediaan komponen darah (UTD) dan pengobatan
penyakit tertentu (Fasilitas kesehatan/RS)
–Dilakukan oleh Dokter dan petugas yang mempunyai
kompetensi
–Sesuai standar sanksi/teguran
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Permenkes No. 83/2014 tentang UTD, BDRS dan Jejaring
Pasal 28
1. Seleksi pendonor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 huruf b bertujuan untuk mendapatkan
pendonor potensial risiko rendah terhadap Infeksi
Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) demi
menjamin kesehatan dan keselamatan pendonor,
resipien, dan petugas.
2. Seleksi pendonor sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan berdasarkan riwayat kesehatan
pendonor dan pemeriksaan kesehatan.
seleksi dan pengambilan darah 5
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Pasal 29
1. Pengambilan darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf c harus
memperhatikan keselamatan pendonor darah, terutama terkait jumlah
darah yang diambil dan jangka waktu pengambilan darah.
2. Pengambilan darah pendonor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada pendonor yang telah lolos seleksi.
3. Pengambilan darah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
pada lokasi yang menetap (fixed site) atau berpindah- pindah (mobile
site).
4. Lokasi pengambilan darah yang menetap (fixed site) sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat dilaksanakan di gedung UTD atau
bangunan lainnya.
5. Lokasi pengambilan darah berpindah-pindah (mobile site) sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat dilaksanakan di dalam kendaraan (mobil
pendonor) atau tempat umum yang memenuhi persyaratan.
6. Pengambilan darah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
terdokumentasi dengan baik
seleksi dan pengambilan darah 6
KEBIJAKAN PMI
Draft Peraturan Organisasi Tentang Unit Transfusi Darah
• Pasal 38 (Kualitas Penyediaan Darah)
– Kualitas penyediaan darah di UTD PMI didasarkan pada Standar Kualitas Penyediaan Darah
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
• Pasal 40 (Penghargaan)
– Donor darah sukarela dapat diberikan penghargaan.
BAB VI JEJARING PELAYANAN DARAH
• Pasal 42
– Jejaring pelayanan darah untuk menjamin jejaring persediaan darah yang aman berkualitas,
sistem informasi pendonor darah dan rujukan;
– Untuk menjamin ketersediaan darah yang aman dan berkualitas maka antar UTD PMI dapat
bekerjasama dengan membentuk jejaring peyediaan darah;
– Jejaring penyediaan darah dibentuk berjenjang dari tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten/kota;
• BAB VII PELANGGARAN DAN SANKSI
• Pasal 44 (Pelanggaran)
– yang dikategorikan Pelanggaran yaitu :
• Memperjual belikan darah;
• Melakukan pelayanan penyediaan darah yang tidak memenuhi persyaratan;
seleksi dan pengambilan darah 7
KEBIJAKAN NASIONAL
Sesuai dengan aturan/dasar hukum mengenai Pelayanan
Darah yang ditetapkan oleh Pemerintah dan PMI:
1. Menekankan bahwa pelaksanaan penyelenggaraan
pelayanan darah harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan agar produksinya berkualitas
2. Harus dilakukan oleh tenaga yang kompeten
3. Diproduksi dan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan klinik (dokter pengguna komponen darah)
dengan memperhatikan parameter spesifikasinya
4. Dapat dikenakan sanksi bila melanggar
KEBIJAKAN INTERNASIONAL
WHO Aid Memoire :
• Darah merupakan aset penting manusia yang harus
dimanfaatkan secara maksimal
• Program yang berkelanjutan dari pendidikan, motivasi,
rekrutmen dan pelestarian donor darah sukarela
• Proses pengambilan darah yang aman, meliputi seleksi dan
pengunduran diri (deferral), kepedulian terhadap donor,
notifikasi, konseling dan rujukan, serta kerahasiaan
• Sistim yang efektif dalam pengelolaan stok darah yang
optimal dan pembuangan yang minimal
PELAYANAN DARAH
• Pelayanan darah merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan
modern
• Semua produk darah harus aman, efektif secara klinis dan
berkualitas
• Pelayanan Darah :
– Terorganisir dengan baik dan terkoordinasi secara national
– Darah diambil dari donor darah sukarela tanpa pamrih asal
kelompok resiko rendah
– Semua kantong darah di periksa, meliputi uji saring infeksi, golongan
darah dan uji silang serasi
– QC Komponen, pem Kontaminasi Bakteri
– Penggunaan darah tepat sesuai dengan kebutuhan pasien dan atas
indikasi medis
BLOOD ESTABLISHMENT
Memerlukan donor yang aman untuk menghasilkan produk
darah yang aman
seleksi dan pengambilan darah 11
PELAYANAN DARAH
Sumber:WHO/EMP/GSM/AP/Bloodproducts/
DraftPHI/Speakers/26/07/12
12
seleksi dan pengambilan darah 12
TANTANGAN
Tantangan pelayanan darah saat ini:
1. Pelaksanaan Manajemen Kualitas pada pelayanan darah (Blood establishment
sesuai dengan GMP/CPOB Standar Pelayanan Transfusi Darah)
2. Tuntutan kualitas dari klinisi, RS dan pengguna darah:
• NAT
• Pengambilan 450 ml
• Plasmaferesis, Apheresis
• Kantong dengan sample pouch, berfilter (inline maupun bedside)
• Kualitas produk komponen darah dan Penggunaan komponen darah yang
rasional
3. Tuntutan kualitas plasma dari fraksionator (BLOOD PRODUCT sesuai
dengan GMP/CPOB Standar Pelayanan Transfusi Darah untuk Blood Product)
TERKAIT SUMBER DONOR & PENGOLAHAN DARAH
Penilaian Akreditasi GMP oleh institusi yang ditetapkan dan ditunjuk oleh
pemerintah (Kemenkes)
PELAYANAN DARAH
BLOOD ESTABLISHMENT
BLOOD PRODUCT
(Fraksionasi
plasma)
HAL-HAL PENTING
EDUKASI PRE DONASI
• Banner, brosur atau leaflet yang berisi:
– Persyaratan donor
– Manfaat dan risiko menyumbangkan darah kepada donor dan resipien
– Jenis penyakit yang menghambat seseorang menjadi donor
– Jenis, tanda, gejala dan cara penularan IMLTD
– Pengertian uji saring
– Pemeriksaan uji saring infeksi yang akan dilakukan
– Pengertian hasil uji saring
– Informasi akan adanya surat pemberitahuan untuk konfirmasi hasil uji
saring jika ditemukan hasil reaktif pada salah satu atau lebih
parameter uji saring IMLTD
KUESIONER DONOR
PENGOLAHAN KOMPONEN
Recovered plasma
terbuang 80%
V. PENYIMPANAN DARAH
PERMINTAAN DARAH
V
X
Pemeriksaan Pre-transfusi:
Memeriksa ketidak-
cocokan ok Ab
serum pasien dg Ag SDM
donor.
Sampel pasien dan donor
disimpan selama 7 hari
SISTIM PENCATATAN/PELAPORAN
PELAYANAN DARAH
• Setiap UTD PMI membuat sistem pencatatan/dokumentasi setiap
kegiatan yang dilakukan dan membuat sistem pelaporan Kegiatan
Pelayanan Darah yang ditujukan ke UTD PMI Pusat dan pengurus
PMI secara berjenjang
• PMI Pusat membuat Laporan ke Kemkes
• Laporan meliputi:
– Kondisi gedung, ketenagaan, peralatan
– Kegiatan teknis meliputi jumlah donasi, ratio donasi, produksi
komponen, permintaan darah, distribusi darah dan
hemovigilance
• Saat ini telah dikembangkan SIM Donor Darah PMI (SIMDONDAR)
HAL-HAL PENTING
• Kompetensi SDM perlu pelatihan
• Proses Pengambilan darah:
• Harus memenuhi standar
• Berasal dari donor sukarela, pengambilan 450 ml kearah kandungan
komponen yang lebih manfaat untuk pasien dan bahan baku fraksionasi
plasma
• Proses Pengambilan konvensional (Kantong berfilter dan sample
pouch dan safetyshiekld)
• Peralatan:
• Harus memenuhi standar
• Kalibrasi dan perawatan
• darah yang diambil harus dilakukan QC Komponen:
• Sesuai standar yang ditetapkan
• Kontaminasi bakteri
HAL-HAL PENTING
• Banner, brosur atau leaflet yang berisi:
– Persyaratan donor
– Manfaat dan risiko menyumbangkan darah kepada donor dan resipien
– Jenis penyakit yang menghambat seseorang menjadi donor
– Jenis, tanda, gejala dan cara penularan IMLTD
– Pengertian uji saring
– Pemeriksaan uji saring infeksi yang akan dilakukan
– Pengertian hasil uji saring
– Informasi akan adanya surat pemberitahuan untuk konfirmasi hasil uji
saring jika ditemukan hasil reaktif pada salah satu atau lebih
parameter uji saring IMLTD
PROGRAM UTAMA
Terdapat beberapa program utama Pengurus Pusat PMI yang secara teknis harus
dilakukan oleh UTD PMI Pusat dan didukung serta dilaksanakan oleh UTD PMI
seluruh Indonesia beserta Pengurus PMI terkait, Program Utama tersebut adalah:
1. FRAKSIONASI PLASMA
2. Pabrik Kantong Darah
3. Nasionalisasi Program SIMDONDAR
4. Mapping kondisi UTD PMI di seluruh Indonesia untuk mengetahui:
• Kemampuan Unit Transfusi Darah yang sesuai dengan standar nasional
• Kemampuan SDM dan sarana prasarana
• Ketersediaan darah yang aman, terjangkau & berkualitas di semua UTD
• Pelaksanaan Sentralisasi pengolahan darah, uji saring, dan uji silang serasi
• Darah terdistribusi sesuai kebutuhan RS melalui jejaring pelayanan
penyediaan darah
FRAKSIONASI PLASMA
• Saat ini terdapat kurang lebih 93.000 liter plasma yang
terbuang/thn karena tidak digunakan, yang seharusnya dapat
diolah (dng fraksionasi plasma) menjadi berbagai produk darah:
Human Albumin, Faktor VIII, Faktor IX, IgG, dll.
• Namun plasma yang ada saat ini kualitasnya belum memenuhi
standar GMP, yang merupakan syarat yang harus dipenuhi bila
plasma akan difraksionasi oki aspek kualitas plasma HARUS
ditingkatkan dan dibenahi mulai dari penanganan donor,
pengolahan, pengamanan sampai distribusi dilakukan
bimbingan dan pembinaan peningkatan Kualitas.
• UTD PMI Pusat bekerjasama dengan BPOM melakukan penilaian
dan pembinaan terhadap UTD PMI agar pelayanan darahnya sesuai
dengan GMP/CPOB Blood product dan Blood establishment
FRAKSIONASI PLASMA
Dasar Hukum pelaksanaan Fraksionasi Plasma
• Peraturan Pemerintah RI No 7 tahun 2011, Bab V
tentang Fraksionasi Plasma, Pasal 25-27 dan Pasal 45 (4)
• Permenkes No 83 tahun 2014 tentang UTD, BDRS dan
jejaring pelayanan darah
• Permenkes No 72 tahun 2015 tentang Fraksionasi
Plasma, Pasal 2 ayat 2-3
– UTD PMI (sisa plasma/FFP yang sesuai dengan standar
untuk bahan baku fraksionasi) Recovered Plasma
– Pusat Plasma Aferesis (Bisa saja dilaksanakan oleh UTD
PMI) Source Plasma dan re-current plasma
seleksi dan pengambilan darah 41
PENUTUP
• Dengan adanya berbagai aturan terkait pelayanan darah dari
Pemerintah maupun PMI maka UTD ditantang untuk
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi pelayanan dan
produk darah
• Pengambilan darah donor merupakan salah satu kegiatan
pelayanan darah
• Pengambilan darah harus dilakukan secara profesional dan sesuai
dengan aturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
maupun PMI
• Donor darah harus berasal dari donor resiko rendah
• Perlu adanya KIE berkesinambungan thd masyarakat yang
merupakan salah satu cara menjaga ketersediaan darah
• Dibentuk jejaring persediaan darah secara nasional
REFERENSI
• PP No: 7 tahun 2011 Pelayanan Darah
• Permenkes No 83 tahun 2014: UTD, BDRS dan
Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
• PO UTD PMI No 001KEP/PP PMI/1/2016
• Aid Memoire WHO
• Permenkes No 91/2015: Standar Pelayanan Darah
• Self assessment kapasitas UTD PMI yahun 2014-2015
• Stuktur UTD PMI Pusat
• GMP CPOB dari BPOM
• Materi Pelatihan Manajemen Kualitas dari WHO
seleksi dan pengambilan darah 44