Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEMBUATAN BENIH KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH : SIWANTOMI

DOSEN PEMBIMBING : SRI WAHYUNI

PROGRAM STUDY TEKNIK PENGELOLAHAN KELAPA SAWIT

POLITEKNIK KAMPAR

2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas budidaya sawit yang
berjudul proses pembuatan benih kelapa sawit saya berharap makalah ini bisa
menambahkan pengetahuan para pembaca ,namun terlepas dari itu ,saya
memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menbangun demi terciptanya makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

A. Latar belakang ......................................................................


B. Tujuan ...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................

A. Tahapan pembuatan benih sawit dikegiatan lapangan ...........


B. Tahapan pembuatan benih sawit dikegitan pabrik ................
C. Analisa tandan ........................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................

A. Simpulan .................................................................................
B. Saran .......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sektor minyak kelapa sawit Indonesia mengalami perkembangan yang berarti, hal ini terlihat
dari total luas areal perkebunan kelapa sawit yang terus bertambah yaitu menjadi 7,3 juta
hektar pada 2009 dari 7,0 juta hektar pada 2008. Sedangkan produksi minyak sawit (crude
palm oil/CPO) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dari 19,2 juta ton pada 2008
meningkat menjadi 19,4 juta ton pada 2009. Sementara total ekspornya juga meningkat, pada
2008 tercatat sebesar 18,1 juta ton kemudian menjadi 14,9 juta ton sampai dengan September
2009 (http://www.londonsumatra.com, 2010)

London Sumatra (Lonsum) adalah perusahaan perkebunan kedua terbesar yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta dan salah satu produsen minyak sawit terkemuka di Indonesia. perkebunan
pertamanya didirikan pada tahun 1906. Kegiatan usaha meliputi pembibitan, penanaman,
pemanenan dan pengolahan kelapa sawit tandan buah segar (TBS) untuk memproduksi minyak
sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Perseroan juga tumbuh, memproduksi dan
menjual jumlah yang signifikan dari karet, dan juga kakao dan teh.
(http://www.londonsumatra.com, 2010)

Pusat operasi Lonsum adalah komitmen perusahaan untuk penelitian dan pengembangan (R &
D).perkebunan adalah satu di antara perkebunan kelapa sawit menghasilkan tertinggi di
Indonesia dan dunia. Tingkat Ekstraksi CPO rata-rata dicapai oleh Lonsum pada tahun 2004
adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Saat ini, Perusahaan memiliki 38 perkebunan inti dan
perkebunan 7 kecil-pemegang lebih lanjut di Indonesia, berlokasi di Sumatra, Jawa, Kalimantan
dan Sulawesi. Secara keseluruhan, Lonsum mengelola lebih dari 100.000 hektar lahan di
Indonesia (http://www.londonsumatra.com,2010)

Strategi pemuliaan yang ‘proven’ dan berkelanjutan merupakan kunci sukses perakitan benih
unggul kelapa sawit. Pemuliaan klasik, baik berbasis seleksi individu maupun progeni, telah
memberikan kontribusi signifikan pada upaya perbaikan genetik karakter yang terkait dengan
produktivitas dan kualitas. Integrasi teknologi terkini seperti teknologi genomik maupun
rekayasa genetika diharapkan lebih dapat meningkatkan capaian kemajuan genetik per satuan
waktu (http://www.londonsumatra.com, 2010)

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan adalah untuk mengetahui peranan bioteknologi dalam perbanyakan
tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jac
BAB II PEMBAHASAN
A. TAHAP PEMBUATAN BENIH DILAPANGAN

Benih sawit unggul komersial dihasilkan dengan menyilangkan 2 tanaman induk. Dimana proses ini
sendiri cukup rumit dan memakan waktu. Itu sebabnya mengapa benih sawit unggul tidak bisa didapatkan
secara asalan, melainkan harus dari sumber benih yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Gambar di atas (Sumber PPKS Medan) menunjukkan bagaimana proses persilangan dilakukan di PPKS
Medan, salah satu sumber benih sawit di Indonesia. Dimana proses ini berlangsung disertai aktivitas
control ketat untuk menjamin kualitas benih yang dihasilkan.
1.PERSILANGAN

GAMBAR 1 . POHON IBU

GAMBAR 2 . POHON BAPAK

Proses pengadaan pohon induk dan pohon bapak bukanlah hal yang mudah. Pemilihan pohon induk dan
bapak didasarkan pada hasil pengujian di lapangan seperti produktivitas tandan buah segar tinggi
tanaman, kanopi daun, kualitas tandan buah segar, dan sifat-sifat pertumbuhannya. Bahan tanaman yang
unggul memiliki ciri produktivitas tinggi, rendemen minyak dan inti yang tinggi, serta pertumbuhan
meninggi yang lambat. Proses persilangan pohon induk terpilih dan pohon bapak terpilih meliputi
beberapa kegiatan yaitu pemeriksaan pohon induk dan pohon bapak, pembungkusan tandan bunga,
penyerbukan tandan bunga betina, pembukaan pembungkus dan pemanenan tandan benih.

Pemeriksaan pohon induk dilakukan setiap minggu atau dapat dipercepat bila terdapat banyak bunga yang
akan diserbuki, demikian pula dengan pemeriksaan pohon bapak dilakukan setiap minggu untuk
mengetahui jumlah tandan bunga jantan yang akan dibungkus dan dipanen. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tersebut, pohon induk dan bapak yang sudah siap akan segera dibungkus. Untuk pohon
induk, pembungkusan dilakukan sekitar 10–12 hari sebelum bunga mulai mekar. Untuk pohon bapak,
pembungkusan dilakukan sekurang-kurangnya 10 hari sebelum anthesis bunga mulai mekar.

Gambar . Penyerbukan Bunga Betina


Bunga betina yang akan dibungkus, dibersihkan terlebih dulu dari duri. Pelepah penyangga bunga
dipotong kemudian ditekan ke bawah sehingga tandan mudah untuk dibungkus. Setelah tanaman dilihat
sudah siap untuk di isolasi maka pohon akan ditandai dengan alat GPS yang menetukan siapa yang
menutup bunga betina, baris keberapa pohon kelapa sawiLalu, tangkai dibalut oleh kapas dan formalin
untuk mengendalikan serangan serangga pengganggu. Pembungkus yang terbuat dari terpal dan memiliki
2 jendela plastik, disarungkan ke bunga hingga ke bawah tangkai bunga dan diikat dengan karet di bagian
tengah tangkai bunga. Di bagian luar dari dasar pembungkus, dibalut lagi dengan kapas dan formalin.
Tandan bunga diamati setiap hari untuk mengetahui masa receptive. Ciri-ciri bunga telah memasuki masa
receptive adalah sebagian besar kepala putik telah terbuka lebar dan berwarna putih kekuningan serta
mengeluarkan bau yang khas, apabila kepala putik telah berwarna merah mekar maka masa penyerbukan
telah lewat apabila berhasil polinator menyerbuki hingga panen akan mendapat penghargaan seperti
mendapatkan bonus sebesar Rp 150.000/ pohon; dan apabila tidak berhasil maka maka akan dipotong
bonus dan jika sebanyak 3 kali tidak berhasil maka si polinator akan di latih kembali lagi jika sipolinator
gagal juga akan diberhentikan.

Demikian pula dengan bunga jantan. Pembungkusan dilaksanakan pada waktu yang tepat dan dilakukan
sedemikian rupa sehingga pangkal tangkai bunga tidak mengalami banyak kerusakan yang adapat
mengurangi tepung sari (pollen) yang akan dipanen. Seludang dan duri-duri pada pelepah daun dibuang
sehingga memudahkan pembungkusan. Sebelum dibungkus, gagang atau tangkai bunga dibalut dengan
kapas yang telah diberi formalin (sekitar 1 kg kapas untuk 8 bunga jantan). Pembungkus sebelah dalam
dimasukkan dengan menggunakan alat yang terbuat dari plat tumpul dan kemudian diikat dengan karet 8-
10 lilit. Panen dilakukan setelah 10-15 hari setelah pembungkusan, dengan kriteria tangkai bunga telah
mengeluarkan tepung sari (60-70%) dari bagian pangkal bunga dengan bau yang wangi.

Setelah bunga betina siap dibuahi (masa receptive) dan bunga jantan sudah dipanen maka segera
dilakukan penyerbukan. Penyerbukan yang dilakukan adalah penyerbukan bantuan (assisted pollination).
Tepung sari atau pollen yang telah dimasukkan ke dalam botol penyemprot (memiliki pipa panjang pada
bagian ujungnya), disemprotkan ke lubang jendela plastik terpal pembungkus tandan bunga betina.
Sebelum membuat lubang, pisau dan jendela plastik harus dilap dengan alkohol dan kapas. Seluruh bunga
disemprot dari berbagai arah dan tandan bunga digoncangkan agar pollen tersebar merata. Lalu lubang di
jendela ditutup dengan plaster plastik. Untuk menyerbuki 1-2 tandan bungan betina diperlukan 0,25 gr
pollen.

Setelah 15 hari penyerbukan pembungkus tandan dapat dibuka dengan tanda kepala putik telah berwarna
coklat hitam. Lalu dibuka ketika umur 21 hari karena bunga betina sudah habis masa fertil , Setelah
ditunggu selam 105 hari tandan sudah siap panen yang ditandai dengan jatuhnya brondoran sebnyak 1
buah lalu dibawa ke seed production.

Satu pohon induk kelapa sawit dapat menghasilkan 7-8 tandan buah/tahun, dan dalam satu tandan buah
kelapa sawit dapat menghasilkan kira-kira 1.000-1.300 kecambah, tetapi untuk dijadikan kecambah hanya
sekitar 75% yang akan diambil akibat proses seleksi. Pada setiap tahap label identitas harus selalu
terpasang.
Pada produksi tandan buah kawinan dan preparasi polen harus memperhatikan 4 T yaitu :
1. Tepat Sasaran, dimana pokok dura yang akan dikawinkan maupun pokok pisifera yang akan diambil
polennya semua tepat tempat dan letaknya serta benar sesuai dengan kebijakan dari Pusat Seleksi
2. Tepat Waktu, sehingga akan diperoleh pembentukan buah ataupun kecambah yang sempurna dan
mencegah terjadinya buah kawinan yang kedaluarsa
3. Tepat Cara dan Steril, sehingga tandan buah yang sedang dikawinkan terhindar atau terkontaminasi dari
polen-polen liar
4. Tepat Pengawasan, sehingga dalam setiap tahap proses produksi kecambah akan didapati hasil yang baik
dan murni.

2. PANEN
Panen dilakukan ketika tanaman sudah 105 hari setelah penyerbukan yang ditandai dengan jatuhnya 1
brondolan
B. TAHAP BENIH DIPABRIK

1. penerimaan tandan
Penerimaan tandan buah segar yang akan dijadikan benih dikirim berdasarkan lokasi
dan shift pengiriman. Penerimaan tandan merupakan kegiatan serah terima tandan benih dari
Divisi Pohon Induk ke Divisi Produksi. Petugas yang membawa tandan dari lapang yaitu
krani lapang. Tandan yang telah diterima kemudian diperiksa surat pengantar panen,
kebenaran, kelengkapan label kemudian ditimbang. Kegiatan pemeriksaan tandan meliputi
kondisi label tandan yang tertancan, identitas label, nomor penyerbukan, tanggal bungkus,
tanggal serbuk, nomor pohon unduk, nomor registrasi, dan nama inisial pollinator. Namanama
varietas yang dikeluarkan PPKS dan karakteristik dari varietas tersebut.
Tandan yang diterima dalam kondisi terbungkus tas (bagging), hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kehilangan berondolan, tercampurnya berondolan dan kerusakan
yang terjadi selama pengiriman. Penimbangan tandan dilakukan bersama dengan tas
pembungkusnya yang memiliki bobot 1 kg. Bobot tandan memiliki nilai yang bervariasi
tergantung tahun tanam dan kondisi pohon, semakin tua umur tanaman induk maka semakin
berbobot tandannya.
Tandan-tandan yang diterima merupakan tandan dengan tipe nigrescens yang
memiliki ciri-ciri berwarna oranye-ungu ketika dalam keadaan masak. Bobot tandan
memiliki varian yang beragam, dengan kisaran 25 hingga 71 kg.

2. Pelepasan dari tandan


Pelepasan dari tandan dilakukan dengan membor pangkal tandan lalu dimasukkan ketempat pelepasan
tandan
3. Memilih Biji
Setelah dilakukan pelepasan dari tandan maka dilakukan pemilihan biji kelapa sawit dari serat-serat
kelapa sawit secara manual

4. Pembersihan Biji
Setelah dilakukan pemilihan biji lalu dilakukan pembersihan untuk melepaskan lapisan mesocarp kulit
biji kelapa sawit
5.MembersihkanSecaraManual
Setelah dilakukan pembersihan biji maka dilakukan pembersihan lapisan kulit biji menggunakan pisau,
pembersihan ini berfungsi untuk menghindari biji terkena jamur karena sisa dari kulit biji

6. Seleksi Biji
Setelah dilakukan pembersihan dari kulit biji lalu dilakukan seleksi biji dil;akukan secara visual jika
warna biji berwarna putih maka biji dibuang. Dan jika berwarna coklat kehitaman maka biji ini akan
diambil dan cuci di mesin cuci dengan menggunakan clorox

7. Dikeringkan
Setelah dilakukan seleksi maka biji dikering anginkan dirak sehingga biji tidak busuk

8. Biji di Dinginkan
Setelah dilakukan pengeringan maka biji didinginkan selama 2 bulan dengan suhu 16-23oC sehingga biji
akan bertahan lama

9. Direndam
Setelah biji di dinginkan selama 2 bulan maka biji direndam selama 5 hari yang berfungsi untuk
menaikkan kadar air didalam biji karena setelah direndam dilakukan pemanasan biji
10. Dipanaskan
Setelah direndam selama 5 menit maka dilakukan pemanasan selama 2 bulan dengan suhu 40oC

11. Direndam
Setelah dipanaskan maka biji direndam selama dua hari sebelum biji ditandai dengan tulisan BLRS

12. Penandaan Biji


Setelah biji direndam dilakukan penandaan biji yang tertulis BLRS sehingga mengurangi dari penipuan
penjualan benih kelapa sawit.
13. Germination
Ruang kecambah adalah ruangan yang diatur untuk proses perkecambahan, memiliki temperatur 26-28°C
dengan alat bantu fan heater dan kipas angin. Setiap minggu kantongan diperiksa dan apabila sudah ada
benih yang berkecambah dikeluarkan dari kantongan untuk dipilih kecambah yang normal. Kecambah
normal adalah kecambah yang tumbuh sempurna dan secara jelas dapat dibedakan antara radicula dan
plumulanya, tidak patah, dan tumbuh lurus.

14. Pembungkusan
Setelah germinator maka akan tumbuh bakal akar sehingga benih akan dibungkus dengan plastik
SUMBIO yang berisi 100 benih siap tanam di Pre Nurseri dengan harga satu benih US$1,5 (2014)

15 Packing
Setelah dilakukan pembungkusan benih kelapa sawit dilakukan packing benih kelpa sawit menggunakan
kotak kayu yang berisi dengan serbuk kayu yang dibuat lembab sehingga benih tidak mati dan setelah
ditutup dengan kayu maka disegel dengan tali sebagai identitas biji sawit. Dalam rangka pengaturan
distribusi Benih Kelapa Sawit untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat, maka pemerintah
melalui Direktorat Perkebunan menetapkan aturan alokasi benih kelapa sawit untuk perkebunan rakyat.

Aturan ini didasarkan atas Surat Menteri Pertanian No. 229/SR.120/M/5/2008 tanggal 27 Mei 2008
perihal Benih Kelapa Sawit. Dimana disebutkan bahwa produsen benih memaksimalkan produksi benih
dengan tetap memperhatikan standar mutu benih yang berlaku dan 30% dari total produksi benih yang
dihasilkan tersebut dialokasikan untuk keperluan pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat.
Sedangkan yang dikategorikan petani pekebun rakyat adalah perseorangan/masyarakat, kelompok
tani/koperasi, petani peserta program revitalisasi, petani dengan sumber dana APBD Propinsi/Kabupaten
dan petani plasma perkebunan. Dan 30 % dari total produksi adalah total produksi setelah dikurangi
dengan kebutuhan benih sendiri(http://www.socfindo.com, 2010)

Adapun perubahan dalam tata cara pendistribusian benih kelapa sawit tersebut adalah sebagai berikut
Benih kelapa sawit untuk kebutuhan perseorangan/masyarakat dibawah. Sedangkan bila benih tersebut
dalam bentuk bibit dapat diberikan langsung akan tetapi terlebih dahulu harus disertifikasi oleh UPTD
yang menangani perbenihan/Balai Besar Perlindungan Perbenihan Tanaman Perkebunan (B2P2TP)/
Instalasi Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih (IP2MB) Perkebunan.Benih kelapa sawit untuk
kebutuhan Kelompoktani/koperasi; Program Pemerintah (Revitalisasi,APBD Propinsi/Kabupaten,
Plasma) dapat diberikan berdasarkan SP2B-KS yang diterbitkan. SP2B-KS yang dimaksud diterbitkan
oleh Dinas Propinsi yang membidangi perkebunan setempat. (http://www.socfindo.com, 2010)

Khusus untuk produsen benih PPKS harus memperlakukan harga yang sama sebagaimana yang
diperlakukan untuk PTPN sedangkan untuk produsen benih lainnya harga benih/kecambah sesuai dengan
harga yang berlaku. Apabila benih yang telah dialokasikan oleh produsen benih untuk kebutuhan
pengembangan perkebunan rakyat tidak diambil sampai dengan bulan September maka produsen benih
yang bersangkutan dapat menjualnya kepada pihak lain. Produsen benih wajib menyampaikan Laporan
Triwulanan tentang realisasi penyaluran benih untuk perkebunan rakyat terutama untuk petani.
Perseorangan/masyarakat kepada Direktur Jenderal Perkebunancq Direktorat Perbenihan dan Sarana
Produksi dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten yang membidangi Perkebunan. Bagi
produsen benih yang tidak menyampaikan laporan akan diberikan surat tegoran
(http://www.socfindo.com, 2010)

Syarat penjualan benih kelapa sawit harus ada yaitu


Produsen (Sebagai pembeli)
Konsumen (Sebagai penjual benih kelapa sawit)
B. Karantina (Sebagai untuk penyebaran benih dari sagar hama dan penyakit)
Pemerintah (Sebagai pengawas untuk menghindari benih palsu)
C. ANALIS TANDAN
Kondisi kematangan tandan yang dipanen antara 85-90%(frekuensi nol) dan tidak boleh ada terlihat
bmemberondolan. berat tandan yang telah dipanen bervariasi antara 30 kg hingga 70 kg. secacr umum
perbedaan variasi antar tandan benih tidak memiliki perbedaan yang mencolok,mayoritas berukuran
dan berbentuk sama
BAB III PENUTUP

A,Kesimpulan

Untuk menghasilkan kecambah yang baik tahapan pertama yang dilakukan yaitu pemuliaan yang
dilakukan di Divisi Pemuliaan, kegiatan pemuliaan yang dilakukan yaitu menganalisis persilangan
tanaman untuk dijadikan tetua produksi. Tahapan kedua yaitu produksi tandan yang dilakukan di Divisi
Pohon Induk. Kegiatan produksi tandan terdiri dari produksi tandan jantan kemudian diolah menjadi
tepung sari siap serbuk, dan kegiatan persilangan bunga jantan untuk membentuk tandan benih. Tandan
yang telah dipanen selanjutnya dikirim ke bagian pengolahan tandan menjadi benih yaitu Divisi Produksi.
Pengolahan tandan menjadi benih di Divisi Produksi terdiri dari 3 tahap yaitu persiapan benih, pematahan
dormansi dan perkecambahan. Persiapan benih merupakan kegiatan mengolah tandan benih menjadi
benih utuh. Tahapan persiapan benih yaitu pencincangan, fermentasi, pengupasan, dan pengikisan.

B.Saran

Semoga dengan adanya makalah ini kita bisa mengetahui cara mengawinkan bibit sawit dengan benar dan
mengetahui mana benih atau bibit yang bagus untuk ditanam…

Anda mungkin juga menyukai