Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan zaman dalam dunia bisnis ditandai dengan teknologi,
informasi serta kebutuhan sumber daya manusia dengan kopetensi yang tinggi serta
usaha yang keras, sehingga mengakibatkan persaingan antar perusahaan satu sama
lain. Manusia merupakan penggerak utama akan kemajuan suatu perusahaan tersebut
dan terjalalannya fungsi manajemen dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaaan itu
sendiri mempunyai banyak bidang seperti makanan, industry, funiture, dan juga
kesehatan. Sehingga produktifitas dari sumber daya manusia tersebut harus berkualitas
untuk bersaing di era persaingan antar pebisnis saat ini.

Di era persaingan global yang ketat, sumber daya manusia dianggap sebagai salah satu
faktor yang paling penting memainkan peran utama dalam menjaga keberlanjutan
bisnis, kredibilitas serta penciptaan kepercayaan publik. Penekanan pada sumber daya
manusia sebagai modal berharga dalam organisasi mencerminkan pekanan lebih pada
sumber daya tak berwujud daripada yang nyata. Bahwa investasi sumber daya manusia
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis baik dalam jangka panjang
atau pendek. (Kalangi,2015)

Sehingga terbuatlah penjadwalan kerja atau shift kerja ialah pola kerja yang biasanya
melebihi dari jam kerja konvensional yaitu 8 jam sehari. Shift rotasi dimana pekerja
bekerja berotasi pagi, sore dan malam dengan jam kerja 8 jam lebih memiliki risiko
terhadap gangguan kesehatan dibanding pekerja non shift. (Irianti, dkk. 2015).
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pekerja shift memiliki risiko penyakit
metabolik seperti resistensi insulin, diabetes, dislipidemia dan sindrom metabolik..

1
Pada pekerja shift terjadi gangguan irama sirkadian yang merupakan dasar
metabolisme, fisiologis dan psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Irama
sirkadian sebagian besar terlihat pada pola tidur, makan, temperatur inti tubuh,
aktivitas gelombang otak, produksi hormon, dan aktivitas biologis lainnya. Salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap gangguan irama sirkadian berkaitan dengan kerja
shift yaitu durasi tidur. (Firmana dan Hariyono. 2011)

Wanita memiliki kecenderungan memiliki durasi tidur pendek dikarenakan wanita


mempunyai peran ganda. Selain berkarir, sebagian besar wanita juga memiliki peran
di rumah untuk mengurusi pekerjaan rumah. Sehingga waktu untuk tidur menjadi
berkurang akibatnya wanita rentan mengalami masalah kesehatan. Tidur terlalu
sebentar atau mengubah jam biologis dapat memicu obesitas. Hasil metaanalisis pada
Occupational and Environmental Medicine menyebutkan, bahwa kerja shift dengan
jadwal yang berubah-ubah mampu meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2.
Peningkatan ini mencapai 42%, sebab kinerja insulin ikut terganggu akibat jam
biologis tubuh yang diubah, sehingga mengakibatkan terjadinya resissten insulin.
(Anggraini. 2017)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah ada hubungan antara durasi tidur dengan kadar hemoglobin dan obesitas pada
pekerja shift wanita?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara durasi tidur dengan kadar hemoglobin
dan obesitas pada pekerja shift wanita.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian diharapkan dapat menambah informasi pada masyarakat tentang hubungan
durasi tidur dengan kadar hemoglobin dan obesitas pada pekerja shift wanita. Selain
itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi penelitian
selanjutnya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pekerja Shift

Pekerja shift merupakan pekerjaan yang diartikan sebagai pekerjaan pada jam tertentu
yang diupayakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan produktivitas. Shift kerja
dapat diartikan keberadaan pada lokasi kerja yang sama tapi waktu yang lain. Pekerja
shift menurut (Aini. 2019) shift kerja dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk
memenuhi jadwal 24 jam/hari. Alasan lain dari shift kerja adalah kebutuhan sosial akan
pelayanan. Di Inggris dan Eropa biasanya diterapkan dari pukul 06.00 sampai 14.00
(shift pagi), 14.00 sampai 20.00 (shift sore) dan 20.00 sampai 06.00 (shift malam) –
atau satu jam (bisa 2 jam) lebih dulu untuk tiap shift.

Kerja shift dapat menimbulkan efek positif seperti meningkatkan pendapatan, memberi
lingkungan kerja yang kondusif, memberi lingkungan kerja yang sepi, dan libur yang
lebih banyak. Tapi disamping itu terdapat dampak negative dari system kerja shift
antara lain adalah rendahnya kualitas tidur, gangguan kehidupan keluarga dan social,
serta masalah kesehatan sepeti kesehatan pencernaan dan system kardiofaskular, serta
kesehatan mental. System kerja shift ini berdampak juga kepada performen dan
terjadinya kecelakaan kerja. (Rusdi dan Warsito. 2017).

Karena kerja shift dapat meningkatkan resiko gangguan kesehatan bagi pekerja, karena
pada dasarnya jam internal tubuh kita dirancang untuk aktif pada siang hari dan tidur
di malam hari.

3
2.2. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus heme
yang masing-masing mengandung sebuah atom besi. Hemoglobin adalah suatu protein
tetramerik eritrosit yang mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh serta
mengembalikan karbondioksida dan proton ke paruparu. Hemoglobin merupakan
komponen utama dari sel darah merah sehingga mempunyai masa hidup yang terbatas
sesuai dengan umur sel darah merah yaitu sekitar 120 hari.(Fadilah, dkk. 2013)

Gambar 2.2 Stuktur Hemoglobin

Hemoglobin bertanggung jawab untuk sebagian besar daya transportasi seluruh darah.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting hemoglobin adalah
transporsi O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu
hemoglobin, memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut. Sebagai
perbandingan, kadar zat tertentu yang terkandung di ludah hanya seperseratus sampai
seperseribu dari apa yang dapat ditemukan didalam darah. Sel darah merah atau disebut
juga eritrosit merupakan sel darah yang jumlahnya terbanyak dalam tubuh manusia
selain sel darah putih. (Anamisa.2015.)

4
2.2.1. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Hemoglobin merupakan salah satu bagian dari darah dan hemoglobin memiliki
peranan penting dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar hemoglobin dan sel darah merah (eritrosit) pada seseorang
adalah makanan, usia, jenis kelamin, aktivitas, merokok, dan penyakit yang
menyertainya seperti leukemia, thalasemia, dan tuberkulosi. Makanan merupakan zat-
zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan yang dimakan digunakan
untuk menyusun terbentuknya hemoglobin yaitu Fe (zat besi) dan protein. Jenis
kelamin perempuan lebih mudah mengalami penurunan dari pada laki-laki, terutama
pada saat menstruasi. (Rai, dkk. 2016)

Hematologi menpunyai dua fungsi pengakutan penting dalam tubuh manusia yaitu
pengangkutan oksigen dari respirasi ke jaringan parifer dan mengangkut
karbondioksida serta berbagai proton dari jaringan parifer ke orgna resirasi untuk
melanjutkan diekskresinya ke luar. Aktifitas fisik yaitu segala sesuaatu berasal dari
otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energy. Hemoglobin dapat berpengaruh
jika akibat paparan zat-zat tosik, salah satunya adalah jika terjadi kelelahan dan
kurangnya istirahat atau terganngunya kualitas tidur. (Kosasi, dkk. 2014) (Rizkiawati.
2012.)

Sehingga jika aktifitas tersebut terjadi berulang mengakibatkan gejala awal anemia
berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi
menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan
pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah,
selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. (Rizkiawati.
2012.)

5
2.3. Pengertian Obesitas

Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak berlebih di


dalam tubuh. Obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko munculnya berbagai
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan stroke, penyakit tersebut
merupakaan penyebab terbesar kematian penduduk dunia. terutama pada kelompok
usia lanjut. Selain penyakit tersebut, obesitas pada lansia juga dapat meningkatkan
risiko terjadinya kerusakan pada tulang dan sendi sehingga dapat meningkatkan risiko
terjadinya jatuh atau kecelakaan. (Sofa. 2018.)

Obesitas terkenal dengan penyakit degenerative yaitu terdapat lipatan lemak di bawah
kulit. Lemak viseral merupakan lemak tubuh yang terkumpul di bagian sentral tubuh
dan melingkupi organ internal. Kelebihan lemak viseral berhubungan erat dengan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, sindrom metabolik (hipertensi,
dislipidemia, dan diabetes tipe II), dan resistensi insulin. Suatu penelitian menyatakan
bahwa seseorang yang mengalami obesitas cenderung memiliki lemak viseral tubuh
yang berlebih. (Husnah. 2012.)

2.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas

Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai oleh penimbunan
jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.
Obesitas/overweight telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan
oleh World Health Organization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis terbesar.
(Dewi. 2015)

6
Pada penelitian (Noer dan Laksmi) menunjukkan peningkatan berat badan pada
pekerja shift lebih tinggi dibandingkan non shift. Potensi presentasi menunjukkan 71%
pekerja shift dan 56.3% pekerja non shift. Potensi peningkatan BB pada gangguan
irama sirkadian yang berkaitan dengan hormne ghirelin dan penurunan hormone leptin
yang dapat meningkatkan nafsu makan akan meningkatkan asupan makan sebersar
300-5000 kkal/hari. Karena pekerja shift juga berakibat pada resiko penyakit
kardiofaskular sebesar 40% yang dapat di lihat dari hipertensi serta berefek pada
psikologis seperti perilaku makan, kebiasaan merokok, kebiasaaan meminum yang
manis dan junk food karena mudah di dapat. (Noer dan Laksmi. 2014)

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan Cross sectional

3.2. Waktu
a. Pembuatan proposal : Desember- Januari 2019-2020
b. Pengambilan data : Februari 2020
c. Analisis data : Februari 2020
d. Penyusunan KTI : mei -maret 2020

3.3. Tempat Pengambilan


Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Dr. R Soedarsono Kota Pasuruhan

3.4. Populasi
a. Populasi target
Populasi target pada penelitian ini adalah pekerja shift wanita usia 19 – 45 tahun di
RSUD Dr. R Soedarsono Kota Pasuruhan
b. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua pekerja wanita shift usia 19- 45
tahun di RSUD Dr. R Soedarsono Kota Pasuruhan

3.5. Besar Sampel


Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan penelitian deskriptif
kategorik

3.6. Variabel
a. Variabel terikat (dependent) : kadar hemoglobin dan obesitas
b. Variabel bebas (Independent) : durasi tidur pada shif pekerja wanita

8
3.7. Definisi Penelitian
Pada penelitian ini memiliki definisi operasional penelitian yang terdapat durasi tidur,
kadar hemoglobin serta obesitas yang memiliki data hasil pengukuran masing-masing

Table. 3.7. Data Devinisi Operasional

Variabel Devinisi Operasional Hasil Skala


Ukur

Durasi tidur Kebiasaan lama tidur subyek dalam tiap hari. Jam Kategorik
Data diperoleh dari wawancara secara
langsung.

Kadar Kadar hemoglobin adalah jumlah protein yang gr/dL Kategorik


Hemoglobin membawa oksigen dalam 100 ml darah yang
diukur dengan menggunakan
cyanmethemoglobin oleh petugas
laboratorium.

Aktifitas Aktivitas yang dilakukan dalam sehari - Kategorik


(bekerja, tidur, menonton tv,olahraga dan
lainlain) yang diukur berdasarkan jenis dan
lama subjek melakukan aktivitas lalu dikalikan
dengan factor pengkali pada table skor aktivitas
fisik untuk dikategorikan menjadi aktivitas
sedentary, low active, aktif dan sangat aktif.

9
3.8. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive
sampling. Alat yang digunakan yaitu: pengukur kadar hemoglobin atau warna
standart dengan metode Hb sahli, Pipet Hb sahli hemoglbinometer, batang pengaduk,
tabung pengencer hemometer. Bahan yang digunakan yaitu: darah yang telah di beri
antikoagulan / EDTA, reagen : aquadest, larutan HCL 0,1 N. Tambahkan sampai
warna test sama dengan wana standart, lihat di cahaya yang terang untuk memastikan
lalu cacat hasil.

3.9. Prosedur Penelitian


Pemilihan subyek penelitian dilakukan dengan metode sosialisasi penelitian pada
populasi dan menawarkan kesediaan menjadi subyek penelitian. Populasi yang
bersedia menjadi subyek penelitian diminta untuk menandatangani informed consent.
Kemudian, dilakukan skrinning awal melalui wawancara untuk mengetahui data
umum subyek, pengukuran berat badan dan tinggi badan. Skrining lanjutan dilakukan
melalui pengambilan darah untuk mengetahui kadar hemoglobin Pengolahan data
dilakukan mengkategorikan data, baik data durasi tidur, dan kadar hemoglobin .
Durasi tidur dikelompokkan ke dalam beberapa durasi yaitu pendek ≤ 6 jam, cukup
7-8 jam dan panjang > 8 jam.

10
3.10. Alur Penelitian
Pada penelitian ini memiliki alur penelitian yang menjelelaskan bagaimana jalannya
penelitian saat melakukan pemeriksaan

Disiapkan alat dan Diisi tabung hemometer


bahan dengan larutan HCL 0,1 N
sampai tanda batas 2g%

Dipipet darah sampai


tanda 20 cmm

Dibersihkan ujung
dengan tisu

Ditambahkan lautan
HCL 0,1 N

Ditunggu sampai terbentuk 5-


10 menit terbentuk asam
hematin

Ditambah dengan aquades


Dilihat dan dicatat hasil
sampai sama dengan warna
pemeriksaaan
standart

Gambar 3.10 Alur Penelitian

11
3.11. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini memiliki kerangka konsep yang menjelelaskan bagaimana
jalannya penelitian saat melakukan pemeriksaan serta membedakan yang akan diteliti
dengan yang tidak diteliti

Umur Durasi tidur


Aktifitas Fisik

Asupan Energi
Pekerja Shif Darah Vena
Wanita

Merokok

Infeksi Parasit
Kadar
Penyakit Penyerta Hemoglobin

Menstruasi

Kehamilan
Perempuan
Normal : 12 – 16 g/dl

Tidak Normal : < 12 g/dl

Anemia

Keterangan :

: Garis putus-putus tidak diteliti

: Garis tidak putus-putus di teliti

Gambar 3.11 Kerangka Konsep

12
3.12. Analisa Statistik
Untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas yaitu durasi tidur
dengan variabel terikatnya yaitu kadar hemoglobin dan obesitas pada pekerja shif
wanita . Pemelitian ini menggunakan uji kolerasi.

Uji kolerasi Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel maka
perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut;:H0: Tidak terdapat
hubungan/korelasi hubungan kadar hemoglobin dan obesitas pada pekerja shift
wanita. H1: Terdapat hubungan/korelasi hubungan kadar hemoglobin dan obesitas
pada pekerja shift wanita. Ketentuan adalah sebagai berikut : (berdasarkan tingkat
signifikansi)
a) Jika nilai r-hitung≥ r-tabel (α=0,05), H0:ditolak ( terdapat
hubungan/korelasi )
b) Jika nilai r-hitung ≤ r-tabel (α=0,05), H0: diterima ( tidak terdapat
hubungan/korelasi )
(Suparto.2014)

13

Anda mungkin juga menyukai